All Chapters of Cinta Para Cassanova: Chapter 41 - Chapter 50
157 Chapters
41 : Pria 100 Juta
Ara sudah siap dengan baju perangnya, tekadnya begitu mantap ingin membumi hanguskan kemesraan yang tercipta antara Arka bersama wanita cantik di seberang mejanya. Ia tak peduli meski kakaknya yang menyeramkan berada di sana. Ia melangkah penuh percaya diri sambil menyibakkan rambutnya ke belakang. Gavin yang menangkap jelas langkah adiknya menuju ke meja mereka membuat ia dengan sigap berdiri dan melangkah menghampiri Ara. Sorot matanya tajam, ia mencengkeram lengan Ara dan menghentikan langkahnya.“Kembali ke mejamu! Jangan mempermalukanku di sini!” titah Gavin tepat di telinga Ara.“Aku hanya ingin menyapa saja kak!” alibi Ara. Gavin tak menjawab dan malah menatap tajam ke arah Ara.“Baiklah, aku akan duduk kembali,” jawab Ara lesu.Arka menatapnya dari seberang, hatinya tiba-tiba saja merasa sakit. Anastasya menyadari pandangan Arka yang tak teralihkan, ia akhirnya ikut memutar kepalanya menuju arah belakang penasar
Read more
42 : Mempertahankan Harga Diri
Dava pucat pasi begitu mendapati Mika melakukan penawaran 100 juta untuknya. Rasa malu dan runtuhnya harga diri membuat kakinya mulai terasa lemas. Apalagi setelah Mika melakukan penawaran banyak mata yang menatapnya dengan kasihan karena mendapatkan tawaran tertinggi dari gadis gendut. Gavin dan Arka sama terkejutnya ternyata gadis yang sedari tadi hanya diam duduk di samping mereka bisa menawar Dava dengan harga sefantastis itu. Mereka merasa kasihan tetapi juga bahagia melihat temannya itu kini harus berkencan dengan seorang gadis gendut.“Tiga, dua, satu! Penawaran makan malam bersama Dava ditutup dengan angka 100 juta! Fantastis sekali!” teriak Mc, “Ayo kakak berbadan subur dengan baju kuning silakan naik!” MC berusaha keras menahan tawa tapi tidak bisa. Kini ia berbalik arah dan tertawa. Tawa itu jelas terlihat oleh Dava yang berada di sebelahnya.“Shit!” maki Dava lirih.“Sorry,!”Mi
Read more
43 : Peperangan yang Tidak Bisa di Menangkan
Dava pergi dengan harga diri yang jatuh hingga ke dasar. Ia berharap besok tidak ada artikel berita yang memuat kabarnya menghadiri pertunangan dengan gadis gendut itu. Meski sangat kesal dengan Mika tetapi sisi lain hati Dava merasa kasihan pada gadis itu. Kesalahannya hanya satu, yaitu menjadi gadis yang lugu dan naif.‘Ini bukan salahku,’ batin Dava yang mulai di liputi rasa bersalah telah mempermalukan Mika di depan banyak orang, ‘Aku berharap dia tak muncul di hadapanku lagi!’ guman Dava sambil menaruh sebatang rokok di celah bibirnya. Gavin dan Arka menemukan Dava tengah terduduk sendiri di taman di temani asap rokok yang mengepul.“Beberapa hari yang lalu ada yang marah-marah ketika kedua sahabatnya menyimpan rahasia darinya, tapi ternyata dia sendiri juga menyimpan rahasia,” sindir Gavin sembari duduk di sebelah Dava.“Sudah umum jika orang lebih memilih menyimpan kejadian memalukan dirinya untuk mempertahankan h
Read more
44 : Love Is Over
Di dalam kamar mandi lagi-lagi Mika lebih memilih menyembunyikan air matanya dari balik ruang kecil. Ia menangis dalam diam, ada banyak orang yang menggunakan kamar mandi, ia tidak bisa lagi menangis tersedu dan membuat wanita lain lari ketakutan. Ia sudah cukup di permalukan hari ini dan tidak ingin diseret keluar oleh satpam karena mengganggu kenyamanan. Ia mengelap tiap tetes air matanya dengan tisu gulung, kepalanya di sandarkan pada dinding toilet. Ada beberapa kali pintu toiletnya di ketuk, tapi ia tak bergeming, “Gunakan toilet sebelah, bukankah masih banyak yang lain! Jangan antri di sini aku masih lama!” jawab Mika tiap kali pintunya di ketuk oleh pengguna toilet lain. Hari ini gadis itu hanya ingin menangis menghabiskan semua air mata yang tersisa untuk Dava, esok akan menjadi titik baliknya. Ia tidak ingin lagi menangis untuk lelaki yang telah mempermalukannya itu. Ia begitu di butakan oleh sikap baik Dava, tapi ternyata ia sama seperti kebanyakan pria lai
Read more
45 : Kisah Pahit Arka
Seorang wanita berusia 50 lebih sedang menunggu Arka di depan apartemennya. Ia sudah menunggu sejak satu jam lalu, bel yang ia bunyikan tak membuat seorang-pun keluar dari rumah itu. Perempuan ini memilih menunggu sambil duduk berjongkok. Kaki tuanya tak cukup kuat untuk menopangnya berdiri lama. Kecantikan masih terpancar jelas dari kulitnya yang selalu ia rawat. “Kamu sudah pulang Nak?” Sapanya sambil berdiri menyambut kedatangan putranya yang sudah lima tahun lebih tak ia temui. Anaknya itu tak pernah menerima kehadiran ibunya sejak kejadian lima belas tahun lalu. “Bukankah aku sudah bilang, jangan temui aku lagi! Aku sendiri yang akan menemuimu saat jantungmu tak mampu lagi menopang dirimu!” kata Arka kasar pada ibunya. Kalimat sama yang pernah ia ucapkan lima tahun lalu untuk ibunya yang sedang di rumah sakit saat berpura-pura sakit hanya agar Arka mau menemuinya. “Ayah tirimu sakit parah, setelah kematiannya ibu akan menyerahkan semuanya padamu!” kata i
Read more
46 : Dua Garis
Di pinggir jalan raya Arka memarkirkan mobilnya, menatap ke arah galeri baju pengantin milik Ara. Kebetulan gadis itu sedang menghias manik pada gaun pernikahan di depan jendela kaca lantai ke dua. Tubuh kecilnya hilir mudik mengitari gaun pengantin, sesekali ia memegang dagu lancipnya dan menatap ke arah gaun memastikan bagian mana lagi yang perlu ia sulam dengan manik. Arka tersenyum tipis melihatnya dari jauh.‘Ini hari Minggu tapi sepertinya ia sangat sibuk' guman Arka, entah kenapa tiba-tiba setir mobilnya mengarah ke galeri Ara. Setelah kedatangan ibunya di apartemen Arka merasa sesak berada di sana, ia ingin keluar dan menenangkan diri, ia terus memacu mobil tanpa tujuan dan saat tersadar dirinya malah berakhir di depan galeri Ara, mengamati gadis itu dari dalam mobilnya.Arka menarik nafas panjang, ‘Astaga apa yang aku lakukan! Kamu harus sadar Arka ini tidak boleh!’Arka segera menyalakan mobilnya kembali, ia membutuhkan pelarian sebel
Read more
47 : Luka Tiga Wanita
Arabella tidur meringkuk di ranjang hotel kelas tiga yang ia datangi tadi pagi untuk melakukan testpack.‘Tidurlah Ara, mungkin ini semua hanya mimpi. Saat bangun kenangan hari ini akan memudar seperti mimpi-mimpi lainnya.’Ara berusaha keras untuk bisa tertidur, ia lelah dan ingin memindahkan semua beban berat yang datang tiba-tiba hari ini menuju alam mimpinya. Tapi matanya belum juga memejam, tubuhnya  bergelimpang ke kanan dan kiri. Ia gelisah memikirkan nasib bayi dalam perutnya terlebih lagi Arka sudah bersama gadis lain, bahkan jika ia menikahinya, pernikahan itu hanya akan terasa hampa tanpa cinta dari Arka. Belum lagi reaksi keluarga besarnya terutama Gavin, mungkin Arka akan di hajar hingga remuk baru boleh menikahinya.‘Apa yang harus kulakukan?’Ara terus merasa gelisah, berulang kali ia ingin menekan nomor telepon Arka di nomor dua pada panggilan cepatnya. Tapi ia selalu ragu, kini ada bayi kecil di perut
Read more
48 : Dalam Bahaya
Di ruang pengap dan dingin, untuk pertama kalinya Ferdi mendapat kunjungan. Sipir penjara mengatakan ada orang penting yang ingin menemuinya. Ia berjalan menyusuri lorong menuju ruang pertemuan, di sana sudah ada sosok Keanu yang menunggunya bersama Roby. “Untuk apa seorang pangeran sampai datang ke tempat kotor seperti ini?” Ferdi merasa keheranan bahwa orang yang datang adalah Keanu. “Aku ingin berterima kasih secara langsung pada hasil kerjamu?” kata Keanu sambil tersenyum bahagia. “Apa yang kau maksud? Kenapa baru sekarang mengucapkan terima kasih setelah aku masuk bui?” “Aku harap kau sabar sebentar, orang yang memasukkanmu ke penjaralah yang akan mengeluarkanmu. Tak hanya itu kau bahkan akan menjadi bagian dari keluarga mereka. Hiduplah dengan bahagia di Leaf Corp, hisaplah kekayaan mereka seperti lintah!” “Tunggu, apa sebenarnya yang kamu bicarakan?” Ferdi semakin penasaran pada penjelasan panjang Keanu yang tak ia mengerti. “Na
Read more
49 : Pemakaman dan Sumpah Serapah yang Mengiringinya
Nayara tersenyum tipis menahan sakit, seperti sebuah anugerah ia bisa menatap wajah adiknya. Jarinya yang masih bergetar dan penuh luka, berusaha menghapus air mata yang menggenang di pipi Keanu. Sesaat kemudian Nayara memejamkan mata, tubuhnya terkulai dan tak sadarkan diri. Ibu Hani mencegat mobil secara serampangan di pinggir jalan. Tak ada yang berhenti, mereka ketakutan mobilnya akan menjadi tempat kematian wanita hamil yang tampak jelas sedang berjuang melawan malaikat maut. Ibu Hani putus asa, tak ada taksi yang lewat. Menunggu kedatangan ambulans terlalu lama untuk mereka. Sebuah mobil bak berhasil dihentikan oleh Ibu Hani. Keanu segera membopong tubuh kakaknya yang terkulai lemas menuju atas bak. Sopir pick up memacu kendaraan secepat yang ia bisa. “Bertahanlah Kak, kumohon!” pinta Keanu dengan raut putus asa. Ia memeluk erat tubuh kakaknya yang bersimbah darah. Ia juga merasakan darah yang terus keluar dari pangkal paha kakaknya. ‘Tuhan, to
Read more
50 : Badai Lainnya
Gosip mengenai Dava menghina seorang gadis gendut di sebuah pesta lelang menyebar dengan cepat dan menjadi headline media nasional. Media dengan cepat menggodoknya menjadi narasi yang terus menyudutkan Sang Artis. Apalagi ayah Mika menggelontorkan uang yang tak sedikit untuk membuat media semakin memberikan citra buruk pada Dava. Banyak acara panggung Dava yang di batalkan juga beberapa iklan yang mulai memutus kontrak secara sepihak Dava sebagai brand ambasador mereka. Ujungnya Manajemen Stone kewalahan menerima klaim penalti.Dava duduk dengan posisi tegap di ruang kerja Gavin, dua telapak tangannya di letakkan di lutut. Ia terus memantau Gavin yang sangat sibuk menyelesaikan masalah yang Dava buat. Ia sepenuhnya pasrah pada caci maki apa saja yang akan meluncur dari mulut Gavin.“Huft, lihatlah sekarang sikap cerobohmu membuat manajemen ini nyaris koleb,” keluh Gavin.“Ma-maaf!” hanya kata itu yang b
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status