All Chapters of Jungkir Balik Nikah Kontrak: Chapter 21 - Chapter 30
42 Chapters
21 | Mainnya Sama Kamu, Dek!
"Aku capek pura-pura senyum terus," keluhku pada Tresna saat dua tamu yang baru menyalami kami berlalu, aku menggerakan leherku yang kaku. "Gigiku langsung kering."Tresna merotasikan kedua netranya mendengar keluhanku. "Tahan, satu jam lagi juga selesai.""Bohong banget, selesai apanya. Walaupun nanti di rumah, kalau ada tamu aku harus pasang fake  smile lagi. Capek."Beneran, aku ingin menanyai kenapa orang-orang mau menghabiskan uang hingga puluhan dan ratusan juta hanya untuk jadi pajangan selama satu hari. Harus terus tersenyum dan terlihat bahagia, berdiri di pelaminan seperti ini. Ini sudah persis orang-orangan di sawah, berdiri terus sampai kaki jadi talas bogor. Bisa sih duduk, tapi cuma sebentar karena ada tamu undangan yang datang. Harus begini sekali ya untuk dianggap ada oleh masyarakat, hah!Jujur saja, setelah lamaran itu aku tidak ingin pernikahanku dirayakan secara m
Read more
22 | Tresna VS The Laki-Laki
"Alan gak nyangka Kakak Mei dulu yang nikah, kaget banget kayak dihantam bom, booom!" celetuk Alan tiba-tiba. Nadanya seperti bukan kaget, ia justru terdengar seperti kehilangan semangat hidup. Tidak ada sensasi nada bicara menanjak seperti orang kaget pada umumnya. Atau ekspresi terkena serangan bom. Kata 'boom' saja tidak ada nadanya. Datar kayak dada artis Korea.Justru yang kelihatan kaget itu adalah aku dan Marvin, selaku kakaknya. Pasalnya adikku ini jarang memulai pembicaraan duluan. Hanya menjawab iya atau tidak kecuali membahas anime, game, atau topik-topik teknologi dan sains.Jika aku dan Marvin lebih tertarik dengan berita Rafathar ribut dengan Baim Wong, Alan lebih tertarik dengan berita bahwa bakteri yang tertidur sejak jutaan lalu kembali terbangun akibat es yang mencair karena pemanasan global dan sistem imun manusia akan berperang dengan bakteri-bakteri ini.Jika aku dan Marvin lebih suka
Read more
23 | Your Sexy Bra
Akhirnya, aku resmi menjadi istri seorang Tresna Kartadinata.Seminggu setelah pesta pernikahan tidak ada yang berubah dalam hidupku selain status di KTP dan Kartu Keluarga. Urusan resepsi dan printilannya usah selesai. Mama mendapat banyak amplop dan berencana membelikannya perhiasan—katanya untuk investasi.Aku kembali ke rutinitas awalku sebagai Copywriter. Banyak orderan dari berbagai klien yang ingin dibuatkan artikel dan caption untuk media sosial mereka. Ada yang bertujuan untuk meningkat engagement ada juga yang bertujuan untuk berinteraksi dengan pengikutnya. Dan seperti hari-hari sebelum menikah aku masih tertidur menjelang pagi dan terbangun pukul tujuh. Kembali ke kehidupan cosplay sebagai zombie.Tresna sudah kembali ke Surabaya dua hari setelah resepsi itu. Ia bilang ada urusan dengan Dekan. Orang tuaku tidak curiga karen Tresna bilang
Read more
24 | Terlalu Tiba-Tiba
Aku melengos saat Tresna blak-blakan mengatakan hal itu. Suara rendahnya yang mengakui jika ia ingin tidur bersamaku itu membuat kepalaku pusing. "Kamu aja yang gampang sange, gak usah nyalahin orang. Kamu aja kebanyakan nonton bokep!" ketusku.Tresna kembali berdiri tegap dan ia menyentil dahiku, "Bahasane arek iki ngawur!" [¹]"Hah?" Sesaat aku cengo. "Kamu kalo ngomong jangan pake bahasa Jawa dong. Kamu kira aku lagi nonton drama Korea dan anime yang ada subtittle-nya? Kamu ngatain aku kan? Ayo, ngaku!" cecarku. Mentang-mentang aku tidak bisa bahasa Jawa ia selalu mengataiku dengan bahasa ibunya itu. Sialan banget kan! Awas saja jika aku bisa Bahasa para Larva aku akan mengatainya dengan bahasa itu hingga dia hanya bisa hah-heh-hah-heh seperti meniup keong. Dasar nyebelin!"Kan saya sudah bilang kamu bisa mulai belajar sedikit-sedikit. Tapi gak harus belajar juga sih, orang Surabaya keban
Read more
25 | Gengsi Bilang Cinta
"Sang Pewaris Kemari. Kita harus terlihat seperti sepasang pengantin baru," ujar Tresna. Aku sangat jelas mendengar ucapannya meskipun sedang kecewa karena dijatuhkan ekspetasi sendiri."Sang Pewaris?" responku."Maksud saya salah satu pewaris," ralat Tresna dengan tatapan aneh tapi aku memilih tidak peduli mengapa ia seperti itu. Perasaanku masih kacau. "Dia adikku. Orang kedua yang waras di Keluarga Kayu Manis," sambungnya.Aku mengangguk, masih diliputi kecewa yang coba kusembunyikan."Saya yakin, kamu akan menyukai Citra. Dia tidak seperti keluarga Kayu Manis yang lain," tambahnya.Suara dua orang berceloteh terdengar. Jarak Citra dan kami kian dekat. Aku segera menengok ke samping. Dari koridor tampak seorang gadis yang sudah pasti adalah Citra Kartadinata. Ia duduk di atas kursi roda dan memangku sebuah laptop. Seorang pelayan berseragam mendorongnya dari belakang. Gadis itu hanya me
Read more
26 | Tentang Adik Ipar
Setelah olokan Citra, Tresna melipir. Meninggalkanku berdua dengan Citra dan berkeliling kamarnya yang super besar dan lebar. Kamarnya saja sudah seluas aula SMP-ku dulu. Beberapa sudutnya dipenuhi berbagai lukisan dan sketsa-sketsa karikatur lucu. Bisa dibilang bahwa ini adalah galeri lukisan dan bukan kamar."Ini semua kamu yang gambar?" tanyaku saat melihat lukisan lautan dan awan yang mirip dengan gambar aesthetic film yang digarap Studio Ghibli.Citra mengangguk, ia mendongak menatapku, "Semua gambar yang di dinding ini terinspirasi pas aku lagi fanatik banget sama film Ghibli," tukasnya lantas menunjuk dinding yang dipenuhi sekitar lima belas lukisan. "Lukisan yang itu aku buat pas habis nonton 'Ocean Waves'. Bagus banget alur ceritanya. Karakternya benar-benar remaja banget. Pendewasaan tiap tokohnya juga dapet."Aku mengangguk seraya mengamati lukisan yang ia maksud. Aku tidak terlalu tahu dengan
Read more
27 | Cerita Citra
"Mbak gak tahu kan kalau lewat kata-kata yang Mbak tulis ada satu orang yang merasa hidupnya terselamatkan."Aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Aku saja tidak terlalu yakin jika ada yang membaca tulisanku. Aku tentu sadar diri, review receh yang kutulis terkadang tidak objective dan isinya sangat nirfaidah. Tulisan yang menyelamatkan orang lain nampaknya terlalu berlebihan. Hah, mimpi kali!Aku bahkan sudah setahun ini berhenti menulis review musik di blog pribadiku sendiri dan memilih mengambil pekerjaan dari orang lain, me-review produk klien demi meraih sepeser rupiah demi rupiah yang rencana akan aku gunakan untuk menambah living cost selama kuliah S2 nanti.Jujur saja aku suka menulis tentang musik dan lagu tapi aku harus mengakui bahwa dari bidang ini aku tak mendapat sepeserpun uang. Aku sudah dewasa dan tentunya harus realistis dengan keadaan yang ada. Maka aku mengorbanka
Read more
23 | Pindah Ribut Ke Singapur
Aku benar-benar penasaran dengan keluarga Kartadinata yang ternyata memiliki banyak intrik dan persaingan memperebutkan harta.Manusia memang tidak pernah bisa puas. Lihat saja keluarga Kartadinata ini, masing-masing dari mereka sudah memiliki bisnis dan jabatan penting yang didapat dari usaha sendiri tapi masih berebut warisan.Sekarang aku jadi memikirkan apa saja yang sudah dilalui Tresna saat menjadi anggota keluarga gila ini. Apakah ia juga pernah merasa kehilangan seperti Citra yang kehilangan kaki?Aku ingin tahu, tapi memaksa orang lain bercerita saat enggan tentu sangat tidak etis. Maka dari itu aku menunggu Tresna bercerita, mungkin suatu saat sebelum kami bercerai. Mungkin.Aku menghela napas dan lanjut mengetik artikel yang dipesan oleh klienku. Kali ini dari sbeuah brand kosmetik yang menyasar remaja. Aku pun membuat beberapa tips make up pemula dan menyodorkan brand klienku sebagai rekomendas
Read more
29 | Makan Malam Mahal
Kamu suka bikin saya pusing kalo dandan cantik-cantik gini! Kamu sengaja goda saya ya? Hah? Maksudnya apa ya, Pak? Aku sama sekali tidak berpikir menggoda Tresna. Pakaian saja yang memilihkan dia, kok bisa aku yang jadi penggoda di sini.Kalimat Tresna tadi membuatku benar-benar overthinking bahkan saat kami sekarang sedang mendiamkan satu sama lain saat diam-diam menunggu untuk naik Singapore Flyer sekaligus diner.Tresna benar-benar totalitas dalam segala hal yang berhubungan dengan buang-buang uang. Entah berapa ribu dollar yang ia habiskan untuk membayar makam malam di dalam kapsul kinvir yang menjadi ikon wisata di Singapura.Singapore Flyer ini sering dianggap kincir atau bianglala terbesar di dunia dengan ketinggian mencapai 165 meter di
Read more
30 | Mabuk Mantan
"Kamu harus tanggung jawab kalau saya mabok beneran, Meilavia."Aku terkekeh. Hasratku untuk mengolok Tresna semakin menggebu-gebu. Tebakanku benar. Tresna itu payah soal minum, masa hanya karena segelas dia sudah teler. "Bener kan kamu itu gampang mabok, beneran cupu! Marvin aja kuat sampe tiga gelas."Tresna mendengkus. Ia nampak tak terima dan mengkode pelayan untuk meminta minuman berakohol tambahan yang entah namanya apa. Pelayan pun menyajikan dua gelas lagi kepada Tresna."Udah, gak usah maksa minum lagi. Kalo mabok beneran aku repot," tukasku saat Tresna mulai meminum gelas kedua."Kalau saya gak minum, kamu akan ngejek saya terus," ketusnya seraya meletakkan gelas itu di atas meja secara kasar.Aku membuat ekspresi terkejut yang menyebalkan. Terlihat dibuat-buat dan Tresna menatapku dongkol. "Tentu saja! Kekurangan ada itu untuk diejek dan diolok-olok. Kapan lagi ada kesempatan un
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status