Semua Bab WARUNG TENGAH MALAM: Bab 161 - Bab 170
271 Bab
161-MENCEKIK
Keilmuan, sebuah ilmu yang tidak bisa dipelajari oleh semua manusia di dunia ini, ilmu yang tidak dipelajari di Sekolahan hingga Universitas. Namun banyak orang-orang pintar dan bergelar, rela berbondong-bondong datang kepada seseorang yang memiliki keilmuan itu. Karena, mereka bisa memecahkan masalah yang tidak bisa mereka pecahkan hanya dengan jabatan, kepintaran dan uang yang mereka miliki. Tak jarang keilmuan ini di pakai untuk orang-orang yang bertanggung jawab, untuk melancarkan semua usahanya. Bahkan dipakai untuk menyingkirkan lawan mainnya. Keilmuan ini tidaklah jahat. Namun, manusialah yang mengkategorikan itu dengan keilmuan putih dan hitam. Mencelakai manusia yang tidak mengerti keilmuan ini, ataupun mereka hanya membantu dengan ikhlas kepada para manusia yang datang kep
Baca selengkapnya
162-KESENANGAN
GRRRRRRRRRRRR ROAR Sima seketika tampak marah, tuannya yang dia jaga tiba-tiba di cekik oleh makhluk suruhan dari Ki Ba’a yang tak lain adalah pamannya sendiri. seketika keluar asap tipis berwarna putih yang muncul dari tubuhnya, dengan tatapan tajam yang tertuju ke arah rumah. Namun, Duag “Cicing maneh Sima, edek jigah kumaha oge, ieu lain urusan maneh! (Diam kamu Sima, mau seperti apapun juga, ini bukan urusanmu! )” Sebuah tangan besar terlihat memegang Sima dan mengangkatnya ke atas. Dia mencoba menahan Sima yang sedang emosi itu, untuk tetap diam. Karena apa yang Ki Ba’a lakukan, tidak ada hubunganya sama sekali dengan Sima.
Baca selengkapnya
163-TURUN
Suara gaduh dari warung tampaknya tidak mempengaruhi kesunyian dari Gunung Sepuh ketika malam tiba, para mahluk gunung mungkin tidak memperdulikan aku yang sedang susah payah melawan para mahluk yang dikeluarkan oleh Ki Ba’a pada malam itu.Namun mereka lebih tertarik kepada dua orang manusia yang kini sedang berlari ketakutan. karena mereka baru mengetahui, bahwa Gunung Sepuh ketika malam. berbeda dengan gunung-gunung yang sering mereka daki pada umumnya.Hah hah hah“Gunung apaan ini Cha, kita dari tadi berputar-putar terus. Gimana caranya kita bisa keluar dari gunung ini? " Kata Budi yang tampaknya masih terengah-engah sambil menyender ke sebuah pohon besar“Tenda sudah kita tinggalkan, bersama tas kita. Baru kali ini bertemu
Baca selengkapnya
164-TERTIDUR
“VITO?” Budi dan Icha serentak berteriak, ketika melihat Vito yang kini berada di dekatnya. “Ko, ko lu disini Vit? ” Kata Icha yang masih shock karena tiba-tiba melihat Vito yang mendekati mereka, setelah semalaman di hantui oleh para makhluk yang menampakan dirinya di depan mereka berdua. Vito tampak bingung atas apa yang Icha bicarakan. Apalagi Icha dan Budi kini kondisinya sedang tidak karuan, jaket yang dipakai seadanya. Tidak membawa tas, rambut acak-acakan. Bahkan, sepatunya sendiri tidak di tali secara benar. “Perasaan gue dari tadi nungguin elu di sekitaran sini deh Cha.” “Noh, lu bisa lihat di pohon itu. Itu ada tali rafia yang gue iket sewaktu tadi pagi naik sendirian kesini. ” “Nah gue tadi udah nyoba ke atas,
Baca selengkapnya
165-KONTROL
Malam semakin larut, namun kali ini tidak ada rasa sepi yang menyelimuti Kampung Sepuh. Yang ada hanyalah suara-suara gaduh yang terdengar hingga seisi kampung. Namun entah mengapa, seperti tidak ada yang berani keluar rumah untuk melihat kegaduhan yang terjadi di dekat warung, padahal baru beberapa waktu tadi, terdengar banyak teriakan-teriakan yang terdengar hingga ke seluruh kampung.  Hah, hah, hah, Aku berdiri di depan warung, dengan nafas yang terengah-engah. Badanku kini penuh luka lebam, namun tubuh ini seperti tidak memperdulikan kondisiku yang pada saat itu sangat kesakitan, karena beberapa kali aku mendekati Ki Ba’a namun beberapa kali pula aku terpental kebelakang. Aki Ba’a hanya terdiam sambil beberapa kali bertepuk tangan, seperti mengejekku dan men
Baca selengkapnya
166-TERLAMBAT
Waktu kini sudah melewati tengah malam, namun kegaduhan di depan warung masih belum mereda. Udara dingin yang muncul dari Gunung Sepuh tampaknya tidak terasa lagi olehku, Karena tertutup oleh perasaan marah dan emosi yang masih saja meluap-luap dalam tubuhku ini. Urat-urat di sekitar tangan terlihat, kepalan tangan yang terkepal dari tadi masih belum bisa aku kontrol sepenuhnya. Tinggal satu tangan lagi yang masih mengepal dan bergerak sesuka hatinya, sedangkan seluruh tubuh dan kakiku sudah bisa aku kontrol sepenuhnya, karena kelelahan yang sangat terasa yang membebani tubuhku pada malam itu. Tengkorak-tengkorak yang menahan kakiku kini telah menjauh dariku, setelah aku tendang dengan sekuat tenaga hingga seluruh badannya tercerai berai kemana
Baca selengkapnya
167-PISAU
Entah sudah jam berapa sekarang, namun gelapnya malam masih terasa di hutan Gunung Sepuh yang menyeramkan ini. Sinar bulan purnama terlihat lebih redup dari sebelumnya, sehingga tidak bisa menyinari hutan di Gunung Sepuh yang gelap gulita ini. Biasanya, ketika malam tiba, Gunung Sepuh ramai dengan suara-suara hewan malam yang saling bersahutan untuk saling berkomunikasi ataupun sedang berburu untuk mencari makanan di sekitar hutan. Namun kali ini, tampaknya terjadi sesuatu yang mengerikan di Gunung Sepuh, yang mengakibatkan seluruh hewan-hewan di Gunung Sepuh tampak berhenti mengeluarkan suara khas nya pada malam itu. Mereka lebih memilih untuk berdiam diri di dalam sarang mereka, seperti sedang menyelamatkan diri  dan bersembunyi dari sesuatu.
Baca selengkapnya
168-MENJAUH
U u u u a a a a a a a Kesunyian yang ada di Gunung Sepuh mendadak menjadi sangat gaduh. Karena ada satu manusia yang dengan santainya menghilangkan nyawa orang lain di depan mereka, yaitu Vito yang sedang menumbalkan jiwa untuk para makhluk Gunung Sepuh. Mereka semua tertawa, bahkan sampai bertepuk tangan dengan meriah. Meskipun yang muncul di depan Vito hanyalah sesosok makhluk berbentuk monyet besar berwarna putih dengan mulutnya yang bertaring dan matanya yang melotot. Namun di belakangnya ternyata banyak makhluk yang diam-diam memperhatikan atas apa yang dilakukan Vito pada malam itu. Salah satu hal yang membuatnya menjadi lebih kejam daripada makhluk yang tinggal di Gunung Sepuh dengan seg
Baca selengkapnya
169-PENCARI MADU
Di antara semua warga Kampung Sepuh yang tinggal pada saat itu, ada beberapa orang yang suka sekali menjelajahi Gunung Sepuh dan gunung-gunung di sekitarnya untuk mencari madu untuk menghidupi keluarganya yang tinggal di Kampung Sepuh. Madu-madu hutan yang bisa mereka ambil dari pepohonan yang tinggi atau tebing-tebing di sekitaran gunung, untuk mereka olah sedemikian rupa sehingga dikemas menjadi botol-botol kecil, dan mereka jual ke Kota dengan harga yang tinggi.Madu-madu yang berada di Jawa Barat bagian selatan memang sudah terkenal, seperti layaknya madu-madu yang dijual di wilayahi Banten. Karena memprosesnya sama, bukan madu dari hasil peternakan, namun secara alami di hasilkan oleh hutan.Mang Dadang dan Mang Uha, dua orang warga dari Kampung Sepuh yang sering kali mencari madu di hutan. Kedua orang ya
Baca selengkapnya
170-PERSIAPKAN DIRIMU
Matahari pagi yang berwarna kemerah-merahan yang menandakan bahwa hari sudah berganti, secara perlahan-lahan muncul dibalik Gunung Sepuh yang secara perlahan mengusir gelapnya malam, dengan cahaya merahnya yang perlahan menyinari langit di sekitaran Kampung Sepuh.Cahaya yang datang dan pergi setiap harinya. Dan tidak memperdulikan atas apa yang terjadi di Gunung Sepuh dan Kampung Sepuh akan kegaduhan yang terjadi pada malam sebelumnya. Cahaya matahari itu datang dan mengingatkan bahwa malam telah berakhir, dan semua kegaduhan yang terjadi pada saat malam hari dari dua tempat yang berbeda itu secara perlahan-lahan menghilang secara bersamaan.Aku tampaknya masih terbaring di depan warung, namun aku bukan tidak sadar lagi kali ini. namun seperti tertidur karena kelelahan yang sangat parah karena apa yang terjadi kepadaku dan Ki Ba’a pada malam hari di depa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
28
DMCA.com Protection Status