All Chapters of WARUNG TENGAH MALAM: Chapter 141 - Chapter 150
271 Chapters
141-PUPUH
Aku melihat Pak Asep yang kini sedang duduk dan menyenderkan badannya di tebing dekat mulut gua, badannya tampak kelelahan dan kedinginan. Karena air sungai di pegunungan pada malam hari sangat menusuk kulit. Badan Pak Asep bergetar hebat, tubuh dan jiwanya kini terguncang atas kejadian yang tadi menimpanya. Baru kali ini dia merasakan dipermainkan oleh makhluk yang bukan dari kalangan manusia, bahkan beberapa dari mereka, berani untuk menarik Pak Asep ke dalam sungai Leuwi Jurig yang dalam ini. “Pak, lebih baik Pak Asep menunggu di sini. Biar aku ke dalam mencari Oha.” Kataku sambil membuka bajuku dan memberikannya ke Pak Asep untuk sekedar menghangatkan badannya yang menggigil kedinginan. Baju dan celanaku masih terasa kering, karena
Read more
142-EMPAT MAHLUK
“OHAAAAAA, BANGUN OHAAAAAA!!” Aku berteriak-teriak mencoba membangunkan Oha yang sedang tertidur lelap di atas tumpukan jerami dengan beberapa anak lainnya. Namun nampaknya, Oha tidak mendengar apapun yang aku teriakan. dia masih saja tidur dengan nyaman di tumpukan jerami itu dan tidak menghiraukan suara berisik di sekitarnya. Meskipun Kalong Wewe yang mengaku dirinya Dini itu berteriak juga kepadaku dengan nada yang marah, tapi sama sekali tidak aku gubris. Karena aku melihat Oha yang dicari oleh Bapaknya selama ini sekarang ada tepat di depan mataku. Kalong Wewe itu tampak semakin marah, dia kemudian berdiri dan melangkah ke arahku. Dengan tatapan yang tajam dan mengancam, supaya aku bis
Read more
143-ATAP RUNTUH
EuggghhhAku merasakan sakit di dahi, rasa sakit dan pusing secara tiba-tiba terasa olehku. Belum lagi luka-luka gigitan dari kelelawar yang memenuhi tubuhku saat ini, seketika sekujur tubuhku berdarah. Hingga kaus dalam yang berwarna putih kini terlihat banyak sekali noda berwarna merah yang muncul di beberapa bagian.Di depanku terlihat empat sosok anak kecil berwarna hitam pekat yang berdiri tepat di depanku, mereka tiba-tiba datang dan menundukan kepala padaku saat itu juga, empat sosok anak kecil berwarna hitam legam di sekujur tubuhnya. Meskipun mereka semua hampir sama, namun mereka mempunyai ciri masing-masing, yaitu luka goresan kecil yang letaknya berbeda beda. Ada luka goresan di kepala, kaki, badan, dan tangan.
Read more
144-PENAWARAN KEMBALI
Debu-debu itu perlahan menghilang, dan menyisakan beberapa bongkahan batu besar dan beberapa stalaktit gua yang berceceran dimana-mana. Aku yang masih duduk untuk menahan rasa sakit yang semakin lama semakin tak tek tertahankan hanya bisa melihat sosok yang muncul secara tiba-tiba dihadapanku yang sedang kesakitan ini. Kala, dengan santainya datang dari atas, dengan sengaja merobohkan langit-langit ruangan itu dan berdiri di antara reruntuhan yang dia hancurkan. Dia hanya menepuk-nepuk pundaknya, mencoba menghilangkan debu-debu tipis yang menempel pada tubuhnya, Seperti tidak ada rasa sakit yang dia rasakan ketika dia memaksa masuk ke dalam ruangan ini, dengan menghancurkan langit-langit ruangan untuk memaksakan masuk ke dalam. Dia hany
Read more
145-DI ATAS TEBING
“Kau ambil anak yang kamu cari-cari selama ini, namun sisanya kamu berikan kepadaku sebagai tumbal. ”“Dan gantinya, aku akan membuka tubuhmu untuk menampung lebih banyak para makhluk yang siap sedia membantumu ketika kamu kesulitan. ”“Hingga nantinya kamu akan menjadi Jawara, dan tidak akan ada yang berani menentangmu apabila kamu pergi dari Kampung Sepuh. ”Kala kemudian berdiri, lalu tanganya direntangan. dia seperti sedang menyombongkan dirinya sendiri di depanku.“Kamu akan tidak terkalahkan jang, tidak akan ada yang berani untuk menyentuhmu. manusia ataupun mahluk yang sama sepertiku. Apabila kamu di sakiti, kamu bisa mengirim para mahluk yang ada dalam tubuhmu untuk menyerang manusia itu.”
Read more
146-BU ASEP
Sinar cahaya bulan yang menerangi Leuwi Jurig pada malam itu terlihat lebih terang menyinari ku dan Pak Asep, serta anak-anak yang masih terbaring di tanah di dekat gua. Pak Asep langsung berlari ke arahku, dan langsung memangku Oha oleh kedua tanganya, air matanya pecah. Anak yang selama ini dia cari-cari kini dia temukan, meskipun harus membutuhkan usaha yang berlebih. Rasanya seperti mimpi, mimpi yang menjadi kenyataan. Meskipun awalnya ragu akan hal itu Namun Pak Asep yakin, hingga dia memutuskan keluar pada malam hari dan menemuiku yang sedang berada di warung. “Ohaaaaa, syukurkan kamu baik-baik saja Oha! Bapak takut kamu kenapa-kenapa, bapak takut tidak bisa bertemu kamu lagi nak! Hiks hiks,
Read more
147-PENDAKI
“Coba bantu sebrangkan anak-anak dulu, didampingi aja sambil berenang melewati sungai dengan berpegangan ke tali tambang yang sudah ada, ” Kata Aki Karma berteriak kepada ku dan Pak Asep yang sedang ada di sana. Beberapa dari warga malah sudah mendatangiku dengan membawa baju, handuk, termos kecil yang isinya teh manis hangat dan makanan yang ditutup oleh plastik dan diikatkan ke tali tambang supaya tidak tenggelam. Mereka berenang sambil membawa barang-barang tersebut agar aku dan Pak Asep tidak kedinginan lagi, dan anak-anak yang kini baru sadar dan tidak mengetahui apa yang terjadi ditenangkan oleh Pak Asep yang ada di sana. Mereka seketika menangis tersedu-sedu, karena tidak mengetahui apa yang terjadi. Mereka hanya tahu ketika diba
Read more
148-PERGI
Kampung Sepuh siang ini terlihat ramai, banyak warga yang berkumpul di rumahku karena satu sebab, Anak-anak yang kemarin hilang kini sudah ditemukan. Dan ketika anak-anak itu diselamatkan dan dibawa ke warung oleh para warga kampung.Aki Karma memerintahkan Mang Darman untuk memberitahukan Pak Caca akan hal ini ke Kampung Parigi, sehingga para orang tua yang merasa kehilangan anaknya kini datang untuk menjemput mereka.“Jangg, hatur nuhun pisan, atos mendakan putra abi! (Jang, terima kasih banyak, sudah menemukan anak ku!)”Seorang Ibu-ibu dari Kampung Parigi menangis histeris dan berterima kasih kepadaku ketika menemukan anaknya yang selamat, mereka memeluk anak-anak mereka masing-masing. Bahkan ada Bapak dari anak-anak itu se
Read more
149-DUA HARI LAGI
Gunung Sepuh, Gunung yang menjulang tinggi. Menutupi cahaya matahari pagi yang muncul ketika pagi hari muncul di Kampung Sepuh, gunung yang berjajar dengan rapi, bersanding dengan gunung-gunung lainnya hingga ke ujung Selatan Jawa. Namun ada yang spesial dari Gunung Sepuh ini, tidak seperti gunung-gunung yang sering di daki seperti Gunung Cikuray, Papandayan, bahkan gunung Patuha. Gunung Sepuh sama sekali tidak memperbolehkan pengunjung untuk datang dan mendaki hingga ke puncak. Karena tidak ada fasilitas yang memadai hingga ke atas sana, tidak ada pos penjagaan di bawah gunung. Yang dijadikan tempat untuk kita daftar sebagai pendaki. Bahkan, selama mendaki ke puncak Gunung Sepuh, tidak ada pos-pos di setiap jalur pendakian, yang menjadi tempat berhenti dan beristirahat. Layaknya gunung-gunung yang lain di Jawa Barat.
Read more
150-TANDA X
Sebuah jalan setapak kecil yang masuk ke dalam hutan. Dengan pohon-pohon yang rindang dan lebat di kedua sisinya. Jalanan yang nampaknya sudah lama sekali digunakan oleh manusia untuk masuk ke dalam Gunung Sepuh yang lebat ini. Sehingga, terlihat banyaknya daun-daun kering yang menutupi jalan itu, yang saling bertumpuk satu sama lain hingga menutupi jalan. Pohon-pohon yang menutupi cahaya dari matahari yang masuk ke dalam gunung itu terlihat menjulang tinggi ke atas. Jalan ini adalah jalan yang sama, ketika dilewati oleh Adriaan dan pengawalnya ketika membabat hutan untuk menjadikannya kebun teh beberapa puluh tahun yang lalu. Dan kini, jalanan ini tertutup, dengan tulisan papan 'DILARANG MASUK! ' berwarna merah yang kini sudah memudar. Entah siapa yang membuat tulis
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
28
DMCA.com Protection Status