Semua Bab The New World: Bab 81 - Bab 90
146 Bab
Chapter 81. Diskusi
Will terkenal sebagai pribadi yang bertolak belakang dengan Aro, Jendral Besar Divisi Petarung. Bila Aro dikatakan tegas dan bijaksana, maka Will adalah pribadi yang gampang terpengaruh dan suka seenaknya sendiri. Hampir sebagian besar Petarung Inti pasti akan berusaha menghindar dari pria berambut putih itu, diantaranya termasuk Damen.“Petarung Rosalie melakukan itu atas perintahku,” kata Will dengan satu alis terangkat naik. Hidungnya mengerut, seakan ada aroma busuk di depannya. “Jadi, mengapa kau menghentikannya, Petarung Damen?”“Karena apa yang dilakukan Petarung Rosalie sama sekali tidak masuk akal, Wakil Jendral.” jawab Damen singkat.Will menunggu Damen melanjutkan ucapannya sembari mengetuk-ngetukan jemarinya di pegangan kursi beledunya, namun mulut Damen tertutup rapat tanpa ada tanda-tanda ia akan menjelaskan lebih lanjut. Duduk di sebelah Will, Rosalie, yang sudah seperti cacing kepanasan, akhirnya tidak dapat me
Baca selengkapnya
Chapter 82. Rencana Soren
Sepeninggal Damen, suasana hening terjadi untuk beberapa saat. Rosalie tampak gelisah. “Nah, bagaimana?” tanya wanita itu.Will melirik Soren. “Bagaimana pendapatmu, Petarung Soren?” Nada suaranya terdengar sedikit melunak saat ia berbicara dengan pemuda tersebut, yang membuat Rosalie sedikit tersentak.Soren memang dikenal sebagai salah seorang jenius yang sangat langka. Apalagi dengan kenyataan bahwa ia adalah golongan Emas dengan atribut Logam, salah satu atribut langka. Paragon Rizt adalah salah satu orang yang memiliki atribut yang sama, dan Soren dalam sekejap menjadi pemuda yang menarik perhatian Paragon tersebut.“Perkataan Petarung Damen benar,” jawab Soren yang masih terus membaca. Sinar matahari menyinari wajahnya yang rupawan; Aura pemuda itu menguar tidak normal, itu adalah Aura yang keluar bahkan tanpa disadari oleh penggunanya, membuat Rosalie sukar memalingkan wajah darinya. “Memanggil Divisi Keamanan unt
Baca selengkapnya
Chapter 83. Pembicaraan Rahasia
Di dalam ruang istirahat nomor 2, para calon Petarung sedang berdiskusi dengan bersemangat.“Bom Caera di Ruangan Sentral!”“Itu ‘kan ruangan yang sering digunakan oleh Petarung Inti dan Jendral Aro? Untuk apa meletakkan Bom Caera disana?”“Aku sudah curiga ada sesuatu yang aneh tengah terjadi! Lihat, para calon Petarung yang bertugas di Divisi Keamanan pun tidak muncul.”“Yang lebih penting, untuk apa gadis dari grup Binatang Buas itu mengambil Bom tersebut?”“Hah! Siapa yang peduli? Gadis itu sinting!”“Tidakkah ada yang berpikir apa yang dilakukan Petarung Damen aneh? Untuk apa dia..”“Ssst! Pelankan suaramu, kita masih ada di ruang tunggu. Imp Pengintai masih bekerja.”Beberapa calon Petarung yang berkumpul di ruang tunggu nomor 2 tersebut serempak menoleh ke sekitar, mencari-cari Imp Pengintai – yang jelas merupakan tindakan sia
Baca selengkapnya
Chapter 84. Prejudice
Ruang pertemuan merupakan aula besar dengan lantai dan dinding marmer yang dapat memuat hampir seluruh Petarung. Itu tempat tertutup, bahkan Imp Pengawas pun tidak diperbolehkan memasukinya. Calon Petarung hanya boleh memasuki ruangan tersebut jika diundang – yang mana itu sangatlah jarang.David mengedarkan pandang saat memasuki aula besar. Seperti dugaannya, banyak Petarung Inti dan Senior tidak ada; bahkan Petarung-pun jumlahnya tidak banyak. Aula terasa sepi karena hanya ada seperempat Petarung yang hadir; mereka berdiri di sisi yang berbeda dengan para calon Petarung.[Para Petarung dan calon Petarung diharapkan untuk segera menempati kursi masing-masing.]David menoleh kesana kemari dan memaki dalam hati saat menyadari dia tidak melihat sosok Lock Easton. Tepat saat David duduk, seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh untuk mendapati sosok seorang pemuda ramping yang tampak semakin gagah setelah sekian lama waktu berlalu.“Embry.”
Baca selengkapnya
Chapter 85. Assembly
Semua Petarung sadar dengan cepat siapa pemilik Aura tersebut. Suasana hening terasa mencekam. Walaupun semua orang yang hadir di dalam ruangan terkejut dan bertanya-tanya mengapa orang tersebut menghadiri rapat tersebut, tidak ada satupun yang berani bertanya – walaupun dengan berbisik – karena mereka tahu sosok itu mungkin saja mendengar.Rizt adalah Paragon yang paling sering datang mengunjungi area latihan, sehingga tidak mengejutkan melihatnya menghadiri pertemuan. Hanya saja, situasi saat itu sudah menegangkan bahkan tanpa kehadiran sesosok Paragon, apalagi Paragon Rizt yang dikenal terkuat diantara ketiga Paragon.“Kurasa aku datang di saat yang tepat, bukan begitu, eh, Wakil Jendral Will?”Will tersadar dari keterkejutannya. Ia buru-buru berdiri lebih tegak dan membungkuk rendah kepada Rizt, yang berhenti tepat di sampingnya. Setelah menjentikkan jari, sebuah kursi besar muncul di sebelah Will. Paragon Rizt menjatuhkan dirinya den
Baca selengkapnya
Chapter 86. The Great Evidence
“Membawa benda mencurigakan..?”Nada suara Rue terdengar ngeri.Will melirik seseorang dan sedikit menganggukkan kepalanya. Seorang pemuda dari calon Petarung berjalan mendekati Rue dengan langkah tegap. David mengenalinya sebagai Tamma.Tamma memberi hormat kepada Paragon Rizt dan Will sebelum mendongakkan kepalanya dan memberikan laporan. Setelah mendengar laporan Tamma, Rue berseru keras."Itu bohong!” pekiknya marah. Tangan Rue terulur, menunjuk Tamma. “Aku tidak melakukan apapun! Aku bahkan tidak bertemu dengannya sama sekali! Bagaimana bisa ia berkata melihatku menyembunyikan Bom Caera!?”“Aku tidak bilang kau menyembunyikan Bom Caera,” kata Tamma sinis. “Aku hanya yakin melihatmu menyembunyikan sesuatu saat melihatku!”“Tapi, aku tidak…!”“Ini bukan tempat untuk kalian saling berargumen!” bentak Will, menginterupsi dengan mata berkilat. “
Baca selengkapnya
Chapter 87. Kolam Cermin
Lock tidak menyangka reaksi yang ia dapatkan akan semeriah tersebut. Bahkan Iophel-pun bersemengat.[Uwow! Lihat ke arah jam 3, Manusia! Orang itu terlihat itu seperti ikan! Kau tahu, kan, yang mulutnya terus membuka menutup itu? Oooh! Yang itu seperti banteng! Di sebelahnya seperti… kenapa ada kakek-kakek disitu?]Dari antara semua orang yang berada di dalam ruangan, reaksi Paragon Rizt adalah yang paling menarik untuk disaksikan. Kakek itu terbelalak dengan mulut terkatup rapat dan wajah merah. Ia setengah bangkit berdiri, seolah menahan diri untuk tidak segera berlari melintasi ruangan dan menendang Lock.Itu reaksi yang wajar menilik dari situasinya.Beberapa saat yang lalu, setelah Lock meninggalkan Tamma yang berbicara sembunyi-sembunyi di dalam toilet, ia pergi ke taman yang berbatasan dengan bangunan Ruang Sentral. Ruang Sentral merupakan ruangan yang paling sering digunakan oleh Jendral Besar Aro ataupun Paragon Rizt sehingga temp
Baca selengkapnya
Chapter 88. Lady
Kolam Cermin tampak tenang dan jernih seperti kaca. Ukurannya sama sekali tidak besar, tetapi Energi yang berada di dalam kolam tersebut tidak tanggung-tanggung. Bahkan saat Lock berada di tepiannya, ia merasakan getaran Energi yang membuatnya tidak nyaman.Sejujurnya, Lock tidak tahu apakah yang akan ia lakukan berguna. Jika Iophel tidak menyarankannya, mungkin Lock tidak akan berpikir untuk melakukannya sedikitpun. Tetapi, saat dipikir-pikir kembali, melempar hewan tak kasat mata ke dalam kolam itu mungkin merupakan hal yang paling tepat untuk dilakukan. Oleh karenanya, Lock tidak ragu lagi saat ia melakukan demikian.Byuuur!Ternyata benar; air Kolam Cermin itu seketika membangunkan hewan yang tidak sadar tadi. Selain itu, sosoknya kemudian terlihat dengan jelas.Meoooonnggg!!!Seekor kucing bewarna hitam yang dikenal sebagai ras kucing bombay, muncul di atas permukaan kolam. Kucing itu sangat cantik dengan mata kiri bewarna bi
Baca selengkapnya
Chapter 89. Idiot
Tetapi, ekspresi tegang itu kemudian meluntur saat Lock mulai mengayun-ngayunkan tubuh Lady naik-turun dengan cepat hingga sosoknya mengabur. Awalnya, tidak ada suara yang terdengar. Mereka yang menyaksikan masih belum dapat memahami apa yang tengah terjadi.“Apa yang kau lakukan!? Hei, Bodoh! Hentikan!” Seseorang membentak Lock.Tentu saja Lock tidak berhenti. Matanya menangkap sosok Rizt yang hanya diam tak bergerak dengan tubuh tegang dan wajah tanpa ekspresi. Di sebelahnya, Will sibuk membentak-bentak Lock; meski yang dibentak sama sekali tidak mendengarnya, hingga pria itu terlihat seperti sedang berbicara dengan pengaturan suara bisu.Bruk! Bruk! Bruk!“Apa itu!?”“Demi Ysglasia!”Meooooongg!!!Lady terbangun – tentu saja. Keluar dari mulut kucing itu adalah bermacam-macam benda; mulai dari sikat, sepatu, buku, boneka, sapu, dan segala benda yang tidak masuk akal; terma
Baca selengkapnya
Chapter 90. Perdebatan Para Paragon
“Kau sudah gila, ya, Rizt?”Alares yang biasanya terus mengantuk, kali ini membuka matanya lebar-lebar dan melontarkan komentar tajam pada Rizt yang baru saja masuk ke dalam kantor pribadi mereka di Erimel yang terletak di Distrik Satu.Rizt melempar dirinya ke atas salah satu kursi besar yang berada di dalam ruangan tersebut, tampak sekali tidak senang. “Aku tidak melakukan apapun,” sahutnya datar. “Lady yang melakukannya – dan aku tidak akan heran. Bocah keparat itu mengangkat ekor Lady seperti itu dan mengayun-ngayunkannya seperti krim kocok. Selain itu, ia menenggelamkan Lady di Kolam Cermin dan menghajarnya dengan batu. Apa itu tidak cukup untuk membuat Lady menyerang dan mencakarnya seperti itu?”Alares mendelik. “Dan kau membiarkannya!” sergah Paragon berambut panjang itu.Rizt mengedikkan bahu. Sebelum Alares sempat mengomentari perbuatan kucingnya lebih lanjut, pintu kantor terbuka kembali dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status