Semua Bab Pewaris Tahta Kerajaan : Bab 111 - Bab 120
133 Bab
111. Pasukan Kerajaan Sanggabuana Berhasil Menumpas Kelompok Pengacau Keamanan
Karena itulah, maka pasukan kerajaan Sanggabuana kembali melakukan serangkaian serangan terhadap para pendekar dari kelompok bukit Tandingan yang masih bertahan di tempat itu.Pasukan kerajaan Sanggabuana telah dibenturkan dalam arena yang tidak terbatas dan sangat menguntungkan bagi mereka. Dengan demikian, pasukan tersebut akan dapat lebih banyak menarik perhatian dan dapat membuat lawannya menjadi bingung.Namun, orang-orang dari kelompok bukit Tandingan itu masih bertahan dan mereka masih mampu melakukan perlawanan. "Tangkap mereka! Jika tidak bisa maka binasakan mereka!" seru Sami Aji."Baik, Raden." Seorang punggawa senior dari barisan terdepan pasukan kerajaan Sanggabuana langsung meloncat tinggi dan mendarat di hadapan kelompok bukit Tandingan.Orang-orang dari kelompok tersebut, sepertinya ragu-ragu dalam menghadapi perwira senior Sanggabuana yang menyanggul dua pedang yang kala itu sudah berada di hadapan mereka. Selin itu, tampak juga para prajurit kerajaan Sanggabuana sud
Baca selengkapnya
112. Keberhasilan Pasukan Kerajaan Sanggabuana
Demikianlah, ia pun langsung memerintahkan para prajuritnya agar segera menggiring puluhan orang dari kelompok bukit Tandingan yang sudah menyerahkan diri itu. "Kalian tidak perlu mengikat kami. Percayalah, kami tidak akan mungkin kabur!" tegas salah seorang dari anggota kelompok bukit Tandingan. "Jangan dengarkan dia! Ikat saja!" perintah Darasoma kepada para prajuritnya. "Jangan, Panglima!" timpal Saketi. "Biarkan saja mereka berjalan tanpa harus diikat, aku percaya bahwa mereka sudah benar-benar menyerahkan diri," sambung Saketi tampak percaya sekali terhadap para pendekar itu. "Baik, Gusti Pangeran," sahut Darasoma merangkapkan kedua telapak tangannya penuh hormat. Setelah itu, ia pun meminta kepada para prajurit agar mengusungkan niat mereka yang hendak mengikat tangan para pendekar itu.***Beberapa hari kemudian .... Ratusan prajurit yang dipimpin oleh Senapati Lintang langsung kembali ke istana. Karena saat itu, mereka sudah selesai melaksanakan tugas menumpas para penga
Baca selengkapnya
113. Susunan Baru Pemerintah Kerajaan Sanggabuana
Sore harinya ....Para menteri dan para petinggi kerajaan Sanggabuana sudah berkumpul di ruangan utama istana kerajaan tersebut. Mereka sedang menunggu kehadiran sang raja dan sang mahapatih untuk melakukan sidang terbatas mengenai perubahan susunan para menteri dan dua pemimpin kepatihan.Junada, Sami Aji, dan Abdullah sudah ada di ruangan utama yang akan menjadi tempat dilaksanakannya sidang terbatas itu. Sudah dipastikan, Junada dan Abdullah akan masuk dalam jajaran petinggi kerajaan. Karena prestasi yang mereka tunjukkan sangatlah baik. Akan tetapi masih belum diketahui posisi apakah yang akan diberikan oleh sang raja untuk Junada dan Abdullah.Beberapa saat kemudian, Prabu Erlangga dan Mahapatih Randu Aji sudah memasuki ruangan tersebut. Tampak juga Saketi mengikuti dari belakang. Di wajahnya yang tampan terukir sebuah senyuman yang terlontar ke arah para petinggi kerajaan yang sudah memenuhi ruangan itu. Semua pejabat dan para petinggi kerajaan langsung bangkit dan menjura kepa
Baca selengkapnya
114. Niat Jahat Prabu Wihesa
Keesokan harinya ....Di sebuah desa, tepatnya di bawah lereng bukit Jurang yang ada di wilayah kerajaan Kuta Waluya. Ada ribuan prajurit kerajaan Kuta Waluya tengah melakukan latihan di halaman barak yang semenjak satu tahun terakhir ini menjadi basis pertahanan mereka di wilayah tersebut.Dalam waktu dekat ini mereka sudah melakukan persiapan hendak menyerang kerajaan Randakala yang sudah menjadi musuh bebuyutan kerajaan Kuta Waluya semenjak lama. Karena pihak kerajaan Randakala bersekutu dengan pihak kerajaan Sanggabuana yang selama ini menjadi rival abadi kerajaan Kuta Waluya.Kebencian dalam diri Prabu Wihesa tak akan pernah pudar sedikit pun terhadap pihak-pihak kerajaan yang berkaitan erat atau bersekutu dengan pihak kerajaan Sanggabuana."Sekarang ini, kita sudah memiliki kekuatan baru dan memiliki armada yang sangat cukup untuk melakukan agresi terhadap pihak kerajaan Randakala," ujar salah seorang perwira senior yang berkedudukan sebagai lurah para prajurit yang ada di barak
Baca selengkapnya
115. Pasukan Kerajaan Kuta Waluya Sudah Tiba di Perbatasan
Demikianlah, maka para penduduk pun tampak bahagia, mereka sangat antusias dalam menanggapi pengumuman tersebut. Kemudian, salah seorang pemuda maju beberapa langkah ke depan, lantas penduduk itu pun berkata, "Maaf, Panglima. Bolehkah aku bertanya." "Silakan! Apa yang hendak kau tanyakan?" jawab Panglima Sombala meluruskan pandangannya ke arah pemuda yang berdiri di hadapannya. Dengan demikian, pemuda itu pun segera mengajukan pertanyaan kepada sang panglima dengan sikap penuh hormat. "Selain upah, apakah ada keuntungan lain jika menjadi seorang prajurit kerajaan?" tanya pemuda itu. Mendengar pertanyaan seperti itu, Panglima Sombala tersenyum lebar, lalu menjawab, "Selain mendapatkan upah yang besar, kau juga akan mendapatkan pelatihan khusus. Kau akan dilatih ketangkasan dalam berperang dan tentunya akan mendapatkan jabatan yang baik jika prestasimu bagus selama bertugas menjaga keamanan kerajaan ini. Kau akan naik jabatan jika mempunyai prestasi dan itu akan dinilai langsung oleh
Baca selengkapnya
116. Pertempuran Pasukan Kerajaan Kuta Waluya dengan Pasukan Kerajaan Randakala
Kemudian langsung mengatur para prajuritnya, pasukan tersebut dibagi menjadi dua kelompok.Kelompok pertama segera bergerak ke selatan dan kelompok kedua lagi bergerak ke utara. Rencananya mereka akan melakukan pengepungan terhadap para prajurit musuh yang ada di barak itu, dengan formasi melingkar dari dua arah posisi barak prajurit kerajaan Randakala.Tanpa diketahui, ternyata kedatangan para prajurit kerajaan Kuta Waluya telah diketahui oleh para prajurit kerajaan Randakala. Meskipun demikian, mereka sengaja berdiam diri di dalam barak masing-masing. Seolah-olah, mereka tidak mengetahuinya.Akan tetapi, mereka sudah bersiap penuh dan menunggu pergerakan dari pihak musuh yang hendak menyerang mereka. Sementara itu, ada sekitar sepuluh prajurit kerajaan Randakala tengah berjaga di luar barak. Mereka tampak biasa-biasa saja, karena hal tersebut sengaja dilakukan untuk memancing para prajurit kerajaan Kuta Waluya agar mendekat."Kita segera bersiap-siap. Jika mereka sudah dekat, maka k
Baca selengkapnya
117. Kemenangan Pasukan Kerajaan Randakala
Dengan demikian para prajurit itu mulai mundur, dan mereka tetap bersiaga sembari menyaksikan serangan secara tiba-tiba yang dilakukan Panglima Jowara terhadap Senapati Komaladi."Hari ini, aku akan membinasakan, Senapati!" kata Panglima Jowara sembari mengangkat pedangnya yang sudah berlumuran darah."Kurang ajar! Apakah kau mampu menandingi kekuatan yang ada padaku?" tanya Senapati Komaladi penuh amarah."Kita buktikan saja! Aku atau kau yang akan bertahan hidup?"Setelah berkata demikian, Panglima Jowara langsung menyabetkan pedangnya ke arah Senapati Komaladi. Beruntung, pria paruh baya itu dapa menghindari serangan tersebut dengan sangat sempurna. Kemudian, ia pun langsung membalas serangan tersebut dengan senjata andalannya.Namun ternyata bahwa Senapati Komaladi mendapatkan lawan yang sangat gesit, sungguh tidak dikehendaki jika dirinya harus terdesak oleh serangan Panglima Jowara."Kurang ajar!" geram Senapati Komaladi.Orang yang ia hadapi ternyata seorang perwira tangguh dan
Baca selengkapnya
118. Dendam Prabu Wihesa
Setibanya di kaputren permaisuri, tempat keberadaan Saketi. Senapati Lintang langsung menghampiri Saketi yang saat itu tengah berbincang dengan adik angkatnya—Rangkuti."Sampurasun," ucap Senapati Lintang setelah berada di hadapan Saketi dan Rangkuti."Rampes," jawab Saketi dan Rangkuti serentak, mereka bangkit dan menjura kepada sang senapati.Mereka menyambut hangat kedatangan sang senapati dan segera mempersilakan Senapati Lintang untuk duduk."Silakan duduk, Paman!" ucap Saketi ramah."Terima kasih, Pangeran."Demikianlah, maka Senapati Lintang langsung duduk di hadapan Saketi dan Rangkuti. Kemudian berkata, "Gusti Prabu meminta Pangeran agar segera menghadap ke ruang utama."Mendengar perkataan dari sang senapati, Seketi mengerutkan kening. Lalu bertanya, "Ada hal apa, ayahanda memanggilku, Paman?""Entahlah, Paman juga tidak tahu," jawab Senapati Lintang bersikap hormat terhadap Saketi, meskipun Saketi adalah calon menantunya.Karena walau bagaimanapun, Saketi merupakan putra ma
Baca selengkapnya
119. Tugas Untuk Memburu Sukara
Sore itu .... Di pendapa istana kerajaan Sanggabuana, Prabu Erlangga tengah berbincang dengan Senapati Lintang dan juga Junada, ada banyak hal yang sedang mereka bicarakan pada sore itu. Terkait tewasnya Senapati Komaladi dan juga Panglima Sombala. Selain itu, mereka pun tengah membicarakan terkait keberhasilan pasukan kerajaan Randakala yang sudah berhasil mematahkan serangan dari pihak kerajaan Kuta Waluya. Kedua hal itu, menjadi topik utama perbincangan Prabu Erlanggadengan kedua orang kepercayaannya itu. "Siapa di antara kalian yang mau menjalankan tugas dariku?" tanya Prabu Erlangga di sela perbincangannya dengan kedua orang kepercayaannya itu. "Hamba saja, Gusti Prabu," sahut Senapati Lintang dengan penuh hormat. "Baiklah, jika Senapati bersedia, Senapati bersama Saketi dan Sami Aji akan berang menjelajah ke wilayah kerajaan Kuta Waluya, untuk memburu Sukara yang sudah berkhianat terhadap kita," kata Prabu Erlangga meluruskan dua bola matanya ke wajah Senapati Lintang. Di a
Baca selengkapnya
120. Bermalam di Tengah Hutan Waluya
Selesai makan, mereka kembali berbincang. Mereka duduk-duduk santai di hadapan api unggun."Aku sangat suka dengan suasana seperti ini, teringat masa-masa ketika aku berkelana dengan Sami Aji. Hingga bisa mengenal Paman Junada," desis Saketi.Senapati Lintang tersenyum lebar mendengar perkataan Saketi. Lalu berkata, "Paman harap kalian suka dengan tugas ini, anggap saja ini adalah waktu liburan kalian!"Saketi, Sami Aji, dan dua prajurit yang ikut dalam menjalankan tugas tersebut, hanya tersenyum sembari menganggukkan kepala.Lantas, Senapati Langkuta bertanya, "Apakah kalian suka mendapatkan tugas seperti ini?""Kami sangat menyukai tugas ini, Gusti Senapati," jawab salah seorang prajurit.Kemudian, Sami Aji pun angkat bicara,"Aku belum pernah melakukan perjalanan ke kerajaan Kuta Waluya. Ini adalah pengalaman yang luar biasa, pertama kali dalam hidupku menginjakkan kaki di kerajaan Kuta Waluya." Sami Aji berkata sambil menerawang jauh menembus kegelapan malam."Ini masih wilayah ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status