All Chapters of Istri Yang Tak Dirindukan: Chapter 91 - Chapter 100
102 Chapters
Bab 91 Pelakor Tidak Tahu Malu
Banyak orang di dunia ini mendapatkan kekayaan dengan jalan pintas. Termasuk salah satunya merusak rumah tangga orang lain. Bahkan, pelacur sekali pun akan menjauh bila sudah dibayar. Tapi pelakor tidak akan pernah mau pergi. Selamanya akan menjadi benalu dalam rumah tangga.Begitu juga dengan kehidupan yang terjadi denganku. Antara aku, Ustaz Rahman dan juga Nurul. Dia ibarat duri yang sudah mendarah daging. Selamanya akan tetap begitu. Prahara datang melanda kehidupan kami. Setelah dia masuk menjadi orang ketiga.Kini, aku harus menyaksikan sendiri. Seorang wanita terluka karena ulahnya. Sama halnya yang kemarin dulu kurasakan. Hanya bedanya, Nurul tidak mempunyai anak saat menikah dengan Ustaz Rahman. "Berhenti menjadi pelakor, Nurul. Berapa banyak lagi rumah tangga yang akan kau rusak.""Jangan ikut campur urusanku, Mbak. Lebih baik kamu urus diri sendiri saja.""Belum cukupkah kamu merusak rumah tanggaku? Kamu datang sebagai orang ketiga. Kemudian merusak kebahagian kami sekelua
Read more
Bab 92 Dua Hati yang Bersaing
Dua pria di hadapanku saling memandang. Ustaz Rahman dan Ustaz Faruq berdiri berhadapan. Keduanya menatap tajam satu sama lain. Entah mengapa aku bisa berdiri di antara kedua laki-laki ini."Maaf, Ustaz Faruq, Ustaz Rahman, saya duluan mau ada urusan mendadak.""Tunggu, Ay! Aku akan mengantarmu pulang," ujar Ustaz Faruq. Ustaz Rahman menatap saudara sepupunya jengah. Seperti tidak suka karena menawarkan jasanya. Selesai jam pelajaran aku tidak ada lagi mengajar anak-anak. Kuputuskan saja untuk beristirahat di rumah. Ada Humairah yang sedang sakit. Belakangan dia jarang keluar rumah karena kondisi sedang hamil. Humairah mengalami masa ngidam hingga usia kandungan tujuh bulan. Dia juga sudah mengajukan cuti selama enam bulan ke depan. Syawal melarangnya untuk mengajar. Takut kondisi kesehatan Humaira terganggu."Maaf, Ustaz. Saya bisa jalan sendiri. Kebetulan bawa motor."Ustaz Faruq dan Ustaz Rahman hanya saling pandang. Keduanya mengernyitkan kening. "Baiklah, kalau begitu. Aku pa
Read more
Bab 93 Cintanya Bukan Untukku
Apa yang lebih sakit dirasakan, ketika seseorang yang dicintai telah berselingkuh. Cintanya ternyata hanya untuk orang lain. Ya, membina suatu hubungan itu mudah. Namun, mempertahankan sangat sulit. Hari ini, aku bertemu dengan Ustaz Rahman. Aku melihat dia sedang bersama Azmi. Lelaki selalu tak berubah. Meski dia seorang ahli agama sekalipun. Tetap saja butuh sentuhan dan belaian seorang wanita. Mustahil di usia yang masih muda tak membutuhkan kehadiran perempuan. Sumpah hanyalah untuk menutupi hati yang gundah gulana. Bahkan, tak tanggung-tanggung, seseorang dengan mudah mengucapkan kalimat sumpah bukan lagi atas nama dirinya. Melainkan dengan menyebut nama Allah seperti demi Allah. Bagaimana sebenarnya menggunakan kalimat sumpah atas nama Allah? Dalam Alquran terdapat beberapa ayat yang menekankan sakralnya sumpah. Salah satunya yakni terdapat pada surat Al Maidah ayat 89.لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَٰكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُمُ الْأَيْم
Read more
Bab 94 Malaikat Penolong
"Astagfirullah!" Aku menjerit ketika sebuah mobil sedan menyerempet dari samping. Motorku langsung jatuh dan menabrak trotoar. Darah segar langsung mengalir dari kaki. Seorang pria dan wanita langsung turun menghampiri. Tapi yang membuatku terkejut adalah perempuan yang ada di sampingnya. Tak lain adalah Nurul. Dia dengan sombongnya melangkah mendekat, dan mencecar dengan kata-kata kasar."Hei kalau jalan pakai mata! Sudah tahu ini tempat umum, masih jalan pakai melamun." Cibirnya dengan nada tinggi."Maaf, ya? Aku sudah jalan di pinggir. Tapi mobil yang kalian kemudikan telah menyalip jalanku.""Tuh kalau orang miskin pasti cari-cari alasan untuk memeras orang kaya.""Ma, sudahlah. Jangan bertengkar di jalan. Ini tempat umum. Malu dilihat orang.""Perempuan miskin seperti dia memang harus diberi pelajaran, Pa. Biar gak kurang ajar minta biaya pengobatan dan biaya kecelakaan.""Aku rasa di sini aku yang jadi korbannya. Tapi kamu bukannya meminta maaf malah mencela.""Ha!" Nurul menc
Read more
Bab 95 Perjalanan
"Bunda jadi berangkat ke Aceh?""Jadi, Nak. Ini kan kegiatan sekolah untuk study tour. Semua ustaz dan para guru akan menemani santri. Hanya murid kelas sembilan saja yang berangkat. Semuanya berjumlah enam puluh orang." Aku menjawab sambil menyusun pakaian ke tas ransel. Habib hanya terdengar menarik napas panjang ketika dia melihatku. Seolah sedang ada pikiran yang mengganggu jiwanya. "Aku tidak setuju sebenarnya melihat Bunda pergi ke sana." "Loh kenapa? Bunda kan pergi karena tugas. Bukan karena ingin jalan-jalan. Ini adalah kegiatan perpisahan murid-murid kelas sembilan. Tidak tiap bulan kita pergi.""Perasaan Habib kali ini tidak enak, Bun.""Sepertinya kamu harus banyak- banyak istigfar, Nak. Bunda tidak ingin kamu berburuk sangka dengan yang di atas."Habib hanya diam tak ingin melanjutkan debat lagi denganku. Alasan apa pun tidak akan bisa mencegahku untuk berangkat. Bagaimana mungkin aku mengabaikan anak-anak. Mereka sudah menyelesaikan pendidikan tiga tahun di pondok pes
Read more
Bab 96 Seandainya
Bab 96 Seandainya Hujan turun dengan deras di atas permukaan air laut. Prediksi mengatakan hari ini cerah. Namun entah kenapa tiba-tiba air laut menjadi pasang. Ombak bergulung-gulung setinggi empat meter menyapu sampan kecil yang kami tumpangi. Hingga pecah dan menenggelamkan penumpangnya. Kayu untuk mengayuh sampan ini tidak kuasa melawan arus. Meski dua tenaga orang dewasa sudah dikerahkan. Ustaz Rahman dan nelayan akhirnya harus menyerah. Membiarkan sampan terbawa arus dan pecah. Kami semua panik, terutama aku yang baru pertama kali menyeberang di lautan luas. Terbiasa hidup di darat membuatku tidak nyaman dalam situasi ini.Aku ingat Tuhan pada Sang Pencipta. Aku juga ingat pada masa laluku yang suram. Ketika hidupku bersama Anan. Aku berdoa di dalam hati, mudah-mudahan akan dikabulkan hingga doaku bisa menembus langit ketujuh. Sebelum ajal menjemputku, aku ingin melihat anak dan cucu. "Jangan panik, Ay. Aku akan menolongmu." Ustaz Rahman menggapai tanganku. Dia menggenggam y
Read more
Bab 97 Kami Selamat
Bab 97 Kami SelamatAngin laut melambai mempermainkan hijabku ke sana ke sini. Udara di bibir pantai terasa menusuk tulang. Aku merasakan tubuhku menggigil kedinginan. Bibirku gemetar merasakan sakit yang luar biasa. Mungkin inilah saatnya ajalku tiba. Namun kenapa harus mati di sini? Bagaimana nanti jika jasadku tidak bisa dikuburkan dengan layak. Aku masih berharap akan ada keajaiban yang akan menyelamatkan kami dari pulau kecil ini.Sudah beberapa hari kami bertahan di tempat ini. Namun tidak ada tanda-tanda kapal penyelamat akan datang. Ustaz Rahman sudah baikan dan sembuh dari luka-lukanya karena terhempas kapal. Kini, giliranku yang harus sekarat di tempat ini. Entah untuk berapa lama aku bisa bertahan. "Ayi, bertahanlah. Aku akan berusaha mencari bantuan di sekitar sini," ucap Ustaz Rahman berbisik. Samar aku mendengar suaranya penuh kekhawatiran. Beberapa saat aku terdiam, dan hanya bersandar pada pohon kelapa yang hampir rubuh. Lama menanti, tetapi dia tak kunjung kembali.
Read more
Bab 98 Bajak Laut
Bab 97 Bajak LautKapal nelayan yang membawa kita langsung menuju ke tengah laut. Beberapa dari anak buah kapal memperhatikan kami dengan tatapan aneh. Namun Ustaz Rahman segera mencairkan suasana untuk meredakan ketegangan.Angin laut bertiup kencang, ombak setinggi dua meter menghantam kapal yang sedang kami tumpangi. Kapten yang memimpin anak buahnya segera melihat apa yang terjadi. Dari kejauhan, terlihat bendera putih dari negara lain. Di sebelahnya jelas, bendera milik negara Thailand. Sedikit terkejut dengan bendera yang berkibar di tengah lautan. Mengapa ada penyusup dari negara Thailand masuk ke perairan Utara. Aku melihat mereka seperti penyusup. Tapi siapakah yang sudah memberi peluang negara Gajah Putih. "Tuan Sadam, sepertinya itu kapal dari Thailand. Mereka sedang mendekat ke arah kita sekarang," ucap Ustaz Rahman. Mata Tuan Sadam langsung tertuju kepada dua kapal nelayan yang saling berjajar bersebelahan. "Ustaz Rahman, kau benar. Mereka adalah penyusup yang sering m
Read more
Bab 99 Tuan Jirayu
Bab 99 Tuan JirayuJantungku berdetak dengan kencang. Ketika Tuan Saga membawaku ke sebuah bar. Di sana ada pria Thailand yang wajah mirip dengan artis Prin Supirat. Usianya sekitar empat puluh tahunan. Kulitnya putih, hidungnya juga mancung. Matanya sipit mirip penduduk Korea. "Tuan Jirayu, saya bawakan wanita cantik untuk Anda. Silahkan sepuasnya untuk mengobrol dengannya."Pria bernama Jirayu tersenyum. Dia berbicara dengan Tuan Saga menggunakan bahasa Thailand. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan apa. Namun dari tatapan Jirayu, jelas dia punya niat tidak baik. Tatapan matanya liar penuh dengan nafsu. Dia memperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Hei, kau. Tuan Jirayu menyukaimu. Beruntung sekali dirimu malam ini. Layani dia dengan baik. Kau akan menjadi ratu yang dimanjakan.""Tuan Saga, sepertinya kau memilih orang yang salah. Aku tidak sudi melayani pria mesum seperti Tuan Jirayu.""Kau pasti akan menyesal telah menolak tawaran Tuan Jirayu, Nyonya Ayi.""Mengapa
Read more
Bab 100 Pernikahan
Bab 100 Pernikahan Aku masih melihat tatapan Tuan Jirayu dengan penuh nafsu. Meski dia bukan pria yang berumur tua, namun membuatku merasa jijik. Tuan Jirayu berasal dari negeri Thailand, tetapi dia pemeluk agama islam. Dia membawaku ke negaranya. Berbagai pemandangan telah kulihat selama berada di negeri Gajah Putih. Dia memperlakukanku seperti seorang ratu di sini. Bukan berarti aku suka dengan sikapnya. Tuan Jirayu telah mempunyai istri enam. Dia bermaksud ingin menjadikanku istri yang ke tujuh. Saat itu, pesta iringan pengantin diadakan di aula untuk menyambut pengantin wanita."Ratu Panraya, Anda akan harus memakai mahkota ini untuk acara adat." Pelayan membawakan mahkota emas dan juga gelang berkepala ular. Melihat bentuknya yang unik, aku seperti berada di dalam dunia legenda masa silam. Gelang ular emas itu dari dinasti sebelumnya. Menurut pelayan akan diberikan kepada ratu ketujuh bila raja mereka berhasil menikah untuk yang ketujuh kalinya. Sialnya, aku adalah ratu terak
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status