Semua Bab Dunia Baru Sagara: Bab 41 - Bab 50
124 Bab
41. Dunia Paralel
Sekitar satu hari satu malam Sagara dirawat di rumah sakit, ia meminta dipulangkan walaupun dokter melarang. Melihat kondisi fisik Sagara yang sudah kembali normal, Euis dan Wira pun ikut membujuk dokter untuk mengizinkan putra mereka kembali ke rumah. Akhirnya permintaan itu disetujui. Bukan tanpa alasan Sagara ingin segera pulang, dia ingin membahas masalah Sagara Wirantama yang katanya terjebak di Ambarwangi. Cerita Braga kala itu belum lengkap, ia juga tidak bisa langsung bertemu Braga karena hewan dilarang masuk ke rumah sakit.“Meong,” sambut Braga yang berwujud kucing saat Sagara dan kedua orang tuanya tiba.“Lihatlah, Saga, dia sepertinya sangat merindukanmu. Sejak kamu hilang kucing ini terus uring-uringan karena tak kunjung menemukan tuannya,” ucap Wira.Sagara tersenyum, segera memangku Braga ke dalam gendongannya.“Aku ingin istirahat dulu, Pak, Bu, bolehkah?”“Tentu saja, silakan kamu istirahat
Baca selengkapnya
42. Detak yang Berbeda
Ini hari pertama Sagara akan masuk sekolah setelah ingatannya kembali. Ah, dia sudah tidak sabar untuk kembali bermain dengan penduduk Tribakti. Rasa percaya dirinya sudah terisi penuh. Tujuannya berada di sekolah itu sudah jelas dan dia juga mengingat semua masa lalunya. Sagara tidak akan hidup seperti orang bingung lagi sepanjang hari.  Usai menghabiskan sarapan, ia mencium tangan Euis dan Wira lalu pamit dengan penuh semangat. Kedua orang tuanya saling pandang, heran. “Anak kita kenapa lagi, Pak? Kok jadi hiperaktif begitu?” kaget Euis yang baru melihat bahwa putranya memiliki sisi ceria yang kadarnya terkesan berlebihan. “Bapak juga tidak tahu, Bu. Mungkin dia gembira karena bisa masuk sekolah lagi.” “Sikapnya semakin hari semakin berbeda dari Sagara yang kita kenal dulu, Pak. Apa dia benar-benar sehat atau justru ada kelainan yang terjadi pada otaknya tanpa kita sadari?” “Dokter sudah menjelaskan kalau dia baik-baik saja, Bu. Mungkin Saga se
Baca selengkapnya
43. Para Penggemar Sagara
Mata Sagara melotot, ia memundurkan langkah usai mendapati banyak gadis menatapnya penuh minat. Mereka berlari menghampiri Sagara lalu menyerahkan aneka barang yang entah apa isinya. Rata-rata barang itu terbungkus rapi oleh kertas warna-warni, mulai dari merah muda sampai biru langit, lengkap—semua ada. Dahi Sagara berkerut, ia masih belum bisa berpikir jernih untuk menghadapi kondisi ini. Ruang kelasnya bahkan masih jauh dari sini, sekarang dia agak kewalahan untuk menghindari para gadis itu.“Sagara, aku seneng banget akhirnya kamu balik lagi ke sekolah.”“Saga udah sehat, kan? Kamu butuh sesuatu enggak? Kalau ada yang kamu inginkan jangan sungkan bilang aja sama aku. Nanti aku carikan buat kamu.”“Keterlaluan emang si Yandi sama Marchel, mereka jebak kamu sampai bikin kamu tersesat di hutan. Untung aja kamu hebat bisa bertahan di hutan menyeramkan itu.”“Pokoknya sekarang kami janji bakal selalu lindungi
Baca selengkapnya
44. Tunggu Tanggal Mainnya
Seluruh anggota OSIS berkumpul di ruangan rapat mereka, Damian memimpin perkumpulan ini dan memberi instruksi penting terkait kegiatan penting yang akan mereka laksanakan hari ini.“Mohon perhatian semuanya, berkenaan dengan acara sosialisasi yang akan digelar oleh Kapolda di sekolah ini, maka pihak lembaga sudah memutuskan bahwa kegiatan belajar mengajar untuk hari ini akan ditiadakan,” papar Damian yang duduk di kursi tengah menghadap seluruh anggotanya.Mereka yang mendengar kabar baik ini ikut bergembira baik yang diekspresikan dalam hati atau pun yang terang-terangan menunjukkannya. Hari Senin merupakan sumber dari segala kepenatan para siswa, selain harus melaksanakan upacara bendera, mata pelajaran yang diajarkan pun cukup untuk membuat otak mereka mengepul. Misalnya saja untuk jurusan IPA, hari ini mereka akan menghadapi matematika di jam pertama, lanjut Fisika dua jam pelajaran, kemudian Kimia, dan terakhir bahasa Inggris.Jurusan IPS pun ti
Baca selengkapnya
45. Bekas Cakaran Aneh
Pengumuman untuk berkumpul di lapangan sudah dikumandangkan. Seluruh siswa dari berbagai kelas dan gedung berhambur keluar di bawah pantauan anggota OSIS. Ini tugas pertama bagi Sagara dengan menyandang gelar anggota organisasi paling berpengaruh di Tribakti. Bagi lelaki itu tidak ada yang spesial selain perlakuan penduduk Tribakti yang berbeda dari sebelumnya.  Mereka jadi lebih ramah,  sangat menghargai Sagara, bahkan cenderung mengidolakan.Kita tidak sedang membahas para penggemar Sagara yang tadi pagi mengerubungi lelaki itu layaknya semut. Melainkan sebagian besar penduduk Tribakti kini benar-benar mengakui keberadaan Sagara. Untuk alasan itu Gara mengklaim bahwa dirinya telah berhasil mengubah kehidupan Sagara Wirantama, dari dulunya terbuang kini menjadi tersayang. Anak remaja itu harus berterima kasih pada Gara jika kelak mereka dipertemukan. Andai saja momen itu segera terjadi.“Tyana, kamu salah arah,” ujar Sagara mengingatkan karena ga
Baca selengkapnya
46. Kembalinya Badar
Seperti yang diduga, di saat semua penduduk XI IPS 3 sudah berangkat ke lapangan, Badar dan ketiga temannya malah asyik main gaple di kelas. Di sana juga ada Wati, yang duduk di samping lelaki itu sambil merangkul mesra leher Badar. Mereka tertawa bising, tak memedulikan kedatangan Sagara dan Omen sama sekali.“Kalian tidak akan ke lapangan?” tanya Sagara normal, ia bersikap sopan sebagaimana yang diajarkan ketua OSIS.Seperti angin lalu, ucapan Sagara bahkan tak dianggap ada oleh Badar. Kalau tidak mengingat bahwa sekarang Gara sedang berperan sebagai Sagara Wirantama, mungkin Badar dan kawan-kawannya ini sudah habis Sagara patahkan lehernya. Mereka masih remaja tapi sengaknya luar biasa.“Bokir, lo gimana, sih. Giliran gue ini, lihat ya ini akan menjadi hari keberuntungan gue. Pokoknya lo semua wajib traktir gue sama Wati sepuasnya,” seru Badar sambil bersiap menurunkan kartunya ke meja.Sagara memainkan lidahnya dalam mulut, ia
Baca selengkapnya
47. Tak Ingin Jauh
“Gue kembali untuk bersenang-senang di tempat ini dan lo mengacaukannya begitu saja. Lo mau mati di tangan gue?”“Silakan bunuh aku kalau kau bisa. Itu pun jika kau tidak mati lebih dulu di tanganku,” balas Sagara.Detik itu juga Badar melayangkan tinju yang ditangkis cepat oleh Sagara. Keadaan berbalik cepat, Sagara meninju pipi Badar hingga tubuh siswa tambun itu tersungkur ke belakang. Mengenai meja dan kursi yang sebelumnya ia tempati. Bahkan kartu gaple di atasnya pun sudah berserakan di lantai.“Anjing!” decih Badar langsung berdiri, dia bersiap menyerang Sagara lagi namun langkahnya terjegal setelah Tyana berdiri melindungi Sagara.“Minggir!” titah Badar.“Lo yang minggir!” balas Tyana mendorong dada Badar.“Eh, cewek gatel jangan pegang-pegang cowok gue!” marah Wati ikut emosi. Dia tidak bisa tinggal diam kalau Tyana sudah ikut campur.“Bacot!”
Baca selengkapnya
48. Razia
“Hayo, tadi kamu ngapain sama Tyana di atas atap?” bisik Omen sambil menyenggol bahu Sagara. Mereka sedang dalam perjalanan menuju lapangan. Tyana juga ada di samping kanan Sagara sedangkan Omen berdiri di samping kirinya.Sagara tidak menjawab, dia malas menimbulkan masalah baru lagi. Masalahnya dengan Tyana baru selesai, tidak boleh ada bibit masalah baru hanya karena obrolan yang tak jelas.“Kalian bisik-bisik apa, sih?” tanya Tyana penasaran.“Jangan  kepo, Tya, ini urusan laki-laki.”“Idih, sok banget kamu, Men.”“Enggak usah didenger, Tya, ayo buruan jalannya,” kata Saga sambil merangkul kawan baiknya itu. Tyana tersenyum senang, perlakuan Sagara semakin hangat setelah obrolan di atap tadi.Omen menyipitkan matanya, menatap penuh selidik pada dua orang yang berjalan semakin jauh darinya.“Hei, tunggu aku!”Kinerja OSIS SMA Tribakti memang selalu
Baca selengkapnya
49. Ketahuan
Setelah dilihat, ternyata di dalam ponsel siswa itu pun banyak ditemukan gambar-gambar tidak senonoh bahkan ada juga video porno.“Tyana, catat nama dan kelas anak ini. dia harus mendapat bimbingan khusus dari guru BK nantinya,” kata sang Polwan itu lagi.“Baik, Bu,” jawab Tyana  lanjut mengikuti Polwan memeriksa siswa lain.Wati dan Badar mulai diperiksa oleh Polwan dan Tyana, dua teman Badar di belakang tampak semakin ketar-ketir. Sebentar lagi giliran mereka akan tiba, akankah keduanya aman dari razia ini atau justru tertangkap basah? Mereka akan benar-benar mati kalau sampai ketahuan.“Buka tasmu!” ujar Sagara pada satu teman Badar yang baris paling belakang.Siswa itu memberikan tasnya pada Sagara untuk diperiksa. Bagian tengah, depan, belakang, sampai ke saku-saku paling kecil tak luput dari pemindaian Saga. Omen tidak berani menyentuh teman-teman Badar. Ia masih sayang nyawanya, kalau Omen nekat&mdash
Baca selengkapnya
50. Keraguan Sagara
Tertangkapnya Badar dan kawan-kawan sungguh menjadi berita mencengangkan yang pernah terjadi di SMA Tribakti. Ini menjadi berita baru yang tak disangka bisa datang dari sekolah sekelas Tribakti. Berbagai media memuat berita ini dan respons masyarakat pun beragam. Ada yang mengatakan bahwa hal itu tidak terlalu mengejutkan karena mustahil ada sekolah yang benar-benar bersih dari kasus kenakalan remaja.Tidak sedikit juga yang mensyukuri terbongkarnya kasus ini, dengan begitu pandangan orang-orang terhadap SMA Tribakti bisa sedikit terbuka. Terutama dari mereka yang pernah mengalami neraka di Tribakti tapi tak berani buka suara sampai sekarang. Mencuatnya pemberitaan negatif ini seolah mewakilkan perasaan yang selama ini ingin mereka sampaikan. Mereka berharap hujatan terhadap Tribakti terus mengalir deras dan ke depannya semua kebusukan sekolah itu bisa terbongkar.Badar dan teman-temannya dibawa ke pihak yang berwajib. Dari pihak Tribakti sudah memberitahu kabar itu ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status