Semua Bab Jodohku Pak Dosen: Bab 151 - Bab 160
232 Bab
S3 Bab 10A My Love
Bab 10"Banyak orang mengatakan mencintai seseorang itu sangat menyiksa. Tapi sebenarnya yang paling menyiksa itu adalah mencintai seseorang yang tidak mencintaimu."(Imam Syafii)Hari ini, Nay berangkat pagi-pagi karena ada kuliah jam 7.30. Tak lupa membawa buku untuk bahan diskusi dan belajar bareng lanjutan kemarin bersama Andra. Mereka janjian setelah selesai kuliah. Nay masih berprasangka baik dengan Andra, mungkin yang menelponnya kemarin adalah ibunya."Nay, tumben balik lagi ke mode awal?""Apaan?""Tuh, bajumu."Nay tergelak mendengar komentar Cici tentang pakaiannya yang kembali dengan kemeja favorit."Biarin. Sengaja nunggu respon Pak Aryo."Cici mengerutkan keningnya, lantas ikut tertawa."Awas, jangan suka ngerjain orang. Kena sendiri tahu rasa.""Cuekin aja, deh. Beres.""Yakin?" Nay menatap horor Cici."Haha, sudahlah. Ayo berangkat." Mereka berjalan kaki melewati gang kecil dari kosan menuju jalan besar.Selama jam kuliah sesekali Nay melamun terbayang nama di layar
Baca selengkapnya
S3 Bab 10B My Love
Bab 10BNiat hati mau mengisi perut yang sudah lapar, ternyata di kantin Nay melihat ada kakak tingkat lagi. Terutama Cindy dan Andra juga di sana. Mereka berdua tampak tertawa dan bercanda bersama. Akhirnya Nay memilih menahan lapar dan pulang ke kos duluan. Nay berencana membeli nasi rames di Mbok Ijah warung makan langganannya dekat kos."Mbok, nasi bungkus satu ya sama wedang jeruk," ucap Nay dengan wajah lesu."Mukanya kenapa Neng, kok kucel gitu." "Ishh Mbok Ijah ini perhatian benar, tahu aja kalau aku sedang suntuk.""Habis kuliah nih, Mbok, laper banget." sambil menyengir kuda Nay menjawab sekenanya."Habis kuliah apa Nay, kok kusut gitu." Suara khas yang biasa terdengar di kampus menggema ditelinganya. Nay menelan ludah susah payah. Dia menengok ke belakang, ternyata ada Pak Aryo di belakangnya. Jantungnya mendadak berdegup kencang mendapati Pak Aryo sedemikian dekat di belakangnya. "Kenapa setiap ketemu ni orang, aku jadi salah tingkah ya. Ah, sudahlah mungkin kebetulan a
Baca selengkapnya
S3 Bab 10C My Love
Bab 10C"Ya Allah beginikah rasa sakit melihat orang yang disukai ternyata bersama orang lain. Kalau tau begini sakitnya, aku berpikir berulang kali untuk memupuk rasa cinta ini. Salahku juga kenapa berharap cinta pada manusia yang akhirnya kecewa yg kudapat."Pak Aryo menyadari gadis di depannya menundukkan kepala di meja dan bahunya mulai bergetar. Ia terkejut melihat Nay tengah menangis. Tapi menangis karena apa, tanyanya dalam hati. Apakah dia benar menyukai Andra. Pak Aryo tertegun saat melihat Nay menangis. Ingin sekali dia mendekat dan merengkuh bahunya. Namun, niat itu diurungkan karena yang ia tahu, Nayla selalu menjaga dirinya dengan lawan jenis dari kontak fisik. Agak lama posisi Nayla tidak berubah. Pak Aryo mulai khawatir lalu mencoba menepuk bahunya dengan sendok bersih yang ada di meja. "Tidak masalah bukan karena aku tidak langsung bersentuhan dengan kulitnya," pikirnya."Nay,.... Nayla, kamu nggak papa?" Lama tidak menjawab akhirnya terlihat helaan napas panjang. Sa
Baca selengkapnya
S3 Bab 11A Hentikan
Bab 11Hari ini Nayla ke kampus memenuhi janji bertemu dengan Cindy, menitipkan helm Andra. Ada perasaan tidak nyaman ketemu, karena ia tahu kalau Cindy sudah jadian dengan orang yang disukainya. "Nay, yakin nggak apa sendirian ketemu Cindy?" Cici berusaha meyakinkan sahabatnya. Semalam Nay tak berhenti merutuki diri sendiri yang terlanjur memanjakan perasaannya terhadap Andra. Alhasil, saat terungkap laki-laki yang disukai justru bersama perempuan lain hatinya terluka.Nay mengangguk. Berusaha menampilkan senyum seperti biasa, ia tidak ingin terpuruk dengan keadaan. Berulang kali Nay menarik nafasnya kemudian menghembuskan supaya ia bisa menetralisir perasaannya. Ia berharap bisa bersikap baik-baik saja di depan Cindy. Nayla sudah duduk di lorong kampus, dari jarak kejauhan Cindy berjalan menuju tempatnya. Perempuan cantik dengan penampilan berkelas, berbeda jauh dengan dirinya. Rambut panjangnya tergerai seperti habis dari perawatan salon. Dandanannya pun tak kalah menawan. Nay
Baca selengkapnya
S3 Bab 11B Hentikan
Bab 11B"Pak Aryo! Gimana, sih!" ucap Nay sekenanya seraya membersihkan badannya yang tidak kotor."Maaf, saya tidak sengaja." Pak Aryo terlihat mengaku bersalah. Sejatinya bukan dirinya yang bersalah, melainkan Nayla yang berjalan tanpa melihat depan.Nay menjauhkan badannya sambil membetulkan posisinya. Nay jadi malu karena ceroboh saat berjalan hingga bertabrakan dengan dosennya itu. Namun, ia tidak mau mengakui kesalahannya justru menyalahkan Pak Aryo."Lain kali hati-hati kalau jalan, Nay." Pak Aryo mengulas senyum penuh arti. Di belakang Nay, Cici tidak bisa menahan diri untuk tertawa melihat tingkah Nay terkesan seenak jidat."Ckk, Pak Aryo jalan nggak lihat-lihat sih!" Nay masih bertahan dengan egonya."Masih nggak mau mengaku kalau bersalah? Mau mengulang hal yang sama untuk kedua kalinya?" Ucapan Pak Aryo membuat kening Nay berkerut. "Kedua kalinya? Maksudnya?""Kamu ingat kuliah pertama dengan saya?" Ingat nggak!" Nay menarik bola matanya ke atas mencoba memutar ulang mem
Baca selengkapnya
S3 Bab 12A ke Mall
Bab 12A"Hentikan Nay!" Pak Aryo sedikit berteriak mencoba menghalau tangan Nay yang menyentuhnya. Nay tercengang saat tatapan keduanya saling terkunci. Keduanya tenggelam dalam kesunyian dengan pikiran masing-masing.Siapa yang tahan kalau tubuhnya disentuh meskipun kemejanya yang dibersihkan. Jarak yang dekat dengan Nayla membuat jantung laki-laki dewasa itu makin berdetak kencang. Ia lalu membuka kancing kemejanya."Pak, Pak Aryo mau apa?!" Yang ditanya justru menyeringai."Eh...hmm, Bapak mau apa?" Kalimat berulang meluncur dari mulut Nay. Melangkah mundur karena kaget dengan reaksi laki-laki di depannya, Nay tak bisa berpikir panjang."Kamu pikir, saya mau ngapain? Saya masih waras tahu nggak?" ucapnya sambil menyodorkan kemeja ke Nayla. Namun, Nay belum menerimanya."Oh...hehe, maaf kirain..." Nayla malu dan mengelus dadanya dengan lega. Pikirannya sudah yang iya-iya mau ngapain laki-laki itu membuka kemeja di depannya. Dasar Nay tidak bisa berpikiran jernih dalam kondisi begini
Baca selengkapnya
S3 Bab 12B Ke Mall
Bab 12 B"Eh, Andra benar jadian sama Cindy, Nay?" tanya Mika."Nggak tahu. Bukan urusanku juga.""Yakin, bukan urusanmu, Nay?" Riyan mulai memancing kesalnya lagi membuat Nay siap-siap melempar tas selempangnya. Riyan berlari menjauh supaya tidak kena sasaran Nay.Satu jam berlalu, Nay tergesa memenuhi permintaan Bu Maya. Ia minta ditemani Cici ke sebuah mall besar di Bandung. Bu Maya meminta bantuan Nay untuk mengambil baju batik di butik ternama di dalam mall itu."Mi, nggak bisa ya antar kami dulu?" Nay mencoba merayu Mika. Jelas hanya Mika dan Riyan yang sudah menyambangi mall itu, sementara dirinya dan Cici belum pernah sekalipun. Nay yang berasal dari Solo saja belum pernah ke mall terbesar di Solo, meskipun sering naik dan turun dari Stasiun Balapan. Kalau ke pasar klewer justru Nay sering, karena membantu ibunya mengantar hasil jahitan ke juragan yang memasarkan di Pasar Klewer. Pasar tekstil terbesar di kotanya menjadi tujuan pencari tekstil dari daerah sekitar maupun luar
Baca selengkapnya
S3 Bab 13A Mendebarkan
Bab 13"Sebentar, Ci. Kepalaku pusing sekali."Nay menundukkan kepalanya di pembatas. Dengan posisinya yang menunduk justru membuat air matanya lolos tanpa permisi. Punggungnya bergetar membuat Cici panik seketika."Nay, Nayla! Jangan membuatku takut!""Ada apa?! Kenapa kalian ada di sini?""Hah. Itu, Pak. Hmm, Nay, ada Pak Aryo."Posisi Nay yang memunggungi segera berbalik membuat kedua orang di depannya tercengang."Nay, kamu pucat sekali!" seru Pak Aryo.Cici segera membantu memapah Nay yang sedikit sempoyongan mengikuti langkah dosennya."Duduk di sini dulu!"Pak Aryo memesan minuman hangat di salah satu restoran yang ada di lantai yang sama, tak jauh dari mereka berdiri. Selain minuman, pesanan makanan juga datang. "Minum dulu!" Nay mengangguk patuh segera menyeruput teh panas yang diambilkan Cici. "Kamu kenapa sih, Nay? Bikin aku jantungan aja," ungkap Cici masih dengan wajah khawatir."Nggak tahu juga, Ci. Perutku tiba-tiba melilit, kepala pusing, dan keringat dingin di telap
Baca selengkapnya
S3 Bab 13B Mendebarkan
Bab 13B"Kamu aslinya orang mana, Nay?""Solo, Pak.""Hah?! Yang bener?""Ishh, mesti Bapak nggak percaya.""Jelas. Biasa putri Solo kalem." Pak Aryo tergelak dengan ucapannya sendiri."Saya memang aslinya kalem, Pak." Nay berusaha membela diri."Nggak. Kalem apanya." "Terserah Pak Aryo!"Ada kesenangan tersendiri saat bisa membuat Nay kesal. Laki-laki berstatus masih single di usianya yang semakin dewasa itu merasakan ada sesuatu yang berbeda, ketika berdekatan dengan mahasiswinya yang spesial itu."Kamu dari tadi gusar gitu, Nay?""Hmm, Cici kenapa lama sih. Saya cuma nggak enak aja berada di sini sama Bapak. Takut ada yang melihat bisa-bisa tersebar gosip nggak jelas," jawab Nay."Kalau gosipnya beneran kamu mau?" Ucapan Pak Aryo membuat Nay tercengang."Hah, apa, Pak?! Maksudnya gimana?" Nay ingij memperjelas perkataan Pak Aryo."Sudahlah, kalau ga paham. Memangnya siapa yang mau melihat. Mereka pada ke mall untuk jalan-jalan atau membeli sesuatu, bukan menguntit orang, Nay." "T
Baca selengkapnya
S3 Bab 13C Mendebarkan
Bab 13C"Bukannya Pak Aryo ada keperluan?" Nay masih berusaha menolak dengan halus tawaran dosennya."Nggak jadi. Oya, batik di Narita itu bagus-bagus lho. Seperti baju yang kamu pakai kemarin Nay, beli disana juga, Kan?""Eh, iya. Itu yang belikan tante saya kok, Pak.""Oya? Tante kamu ada yang tinggal di Bandung?""Tante saudara jauh, iya kan, Ci?" Cici hanya mengangguk mengikuti skenario konyol sahabatnya. Nay merasa repot sendiri, sekali menutupi kejujuran, ia harus berusaha menutupi yang lainnya. Ia spontan menepuk jidatnya.Sepanjang perjalanan naik mobil Pak Aryo, Nay menahan kesal karena Cici memaksanya duduk di kursi samping kemudi, menyebalkan. Jelas Pak Aryo tidak mau seperti sopir taksi kalau kedua mahasiswinya duduk di belakang. Akhirnya, Cici duduk di belakang sendiri sambil menahan senyum penuh arti.Setengah jam membelah jalanan yang macet, akhirnya mobil memasuki kompleks perumahan milik Bu Maya."Pak, kami turun di sini saja! Itu rumah tante saya di depan." Nay turun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
24
DMCA.com Protection Status