All Chapters of PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS : Chapter 41 - Chapter 50
199 Chapters
Chapter. 41
Samantha duduk di samping Catrina, lalu tersenyum dan berbicara lagi pada Catrina, "kamu ditolak yah sama tuh ganteng?" tanya Samantha tanpa basa basi hingga teman yang hadir sontak kompak memandang ke arah Catrina."sial! dasar pria tidak berperasaan, jika menolak ya menolak saja, tidak perlu mempermalukanku di hadapan Samantha" gerutu Catrina dalam hati, dia sangat kesal."woy, diem aja, atau kalian sudah pacaran tapi diam-diam ya?" tanya Ririn membuyarkan lamunan Catrina."gak mungkin, sudahlah Cat nyerah aja, aku mau maju sekarang, aku gak mau ketinggalan pria seperti itu" sahut Samantha."oh rupanya Sam belum tahu aku ditolak, kok aku jadi paranoid sih? orang ngomong gitu aku takut bange
Read more
Chapter. 42
Dokter Lina dan dokter Dewi yang melihat pemandangan itu tergiur ingin juga mencari pasangan semalam untuk bersenang-senang, berhubung mereka tidak memiliki pacar jadi mereka masih bebas berhubungan seperti itu. Riuh gemuruh DJ yang memainkan musiknya dengan piawai membuat Bar tersebut semakin malam semakin ramai.Aditya tampak tidak mempedulikan Catrina yang ikut bergabung menari bersama teman-temannya, bahkan Catrina dengan sengaja membuka kemeja dan hanya mengenakan tanktop sexy, dia fokus menikmati minuman yang dibuat oleh Dion dan Dion tidak berani mengganggunya atau menyinggung nama Catrina di hadapan Aditya yang terlihat sangat dingin dan berkharisma itu.Sedangkan Catrina setelah bergabung menari ria dengan teman-temannya tampak tidak fokus karena dia sibuk mencuri-curi pandangan pada Adity
Read more
Chapter. 43
Catrina tidak mengetahui jika Aditya benar-benar mengkhawatirkannya, ada perasaan cemburu saat pria berwajah oriental itu berjoget ria jedak jeduk bersama Catria, ada perasaan marah saat pria oriental itu berani memegang kulit mulus pada pinggang Catrina dan ada perasaan puas saat Catrina berani menampar si pria berwajah oriental itu. Aditya juga sengaja menunggu Catrina pulang sampai tempat tujuannya tetapi dia semakin khawatir saat teman-teman Catrina pergi satu persatu dengan pasangan mereka yang baru mereka temui beberapa menit di Bar itu. Saat Catrina pamit pergi pada Dion, Aditya juga pamit pulang, dia secepatnya menaiki motornya lalu mengikuti mobil Catrina dari belakang, saat dia santai mengikuti mengikuti mobil Catrina, tiba-tiba ada beberapa motor menyalipnya dari belakang, terlihat tiga motor itu mengikuti
Read more
Chapter. 44
Lalu Jonathan melihat ke arah belakang, dua teman lainnya juga terlihat babak belur, Jonathan bertanya-tanya siapa pria berhelm hitam ini karena setelah dia bersuara, dia langsung menutup kaca helmnya hingga menutupi bagian mata, hidung juga bibirnya, benar-benar tidak terdeteksi wajah dibalik helm itu.Jonathan berjalan mendekati Aditya, tetapi baru beberapa langkah saja terlihat Aditya mengangkat tubuh pria yang dia gusur tak berdaya tadi, lalu serta merta melemparkannya ke arah Jonathan dan teman satunya lagi.BRUK …Jonathan dan temannya terpental bersamaan ke arah depan mobil Catrina, karena dihantam tubuh temannya yang sudah tak berdaya tadi."Aw sial" des
Read more
Chapter. 45
Di Rumah Sakit,Pria berjas rapi memarkirkan kendaraannya di depan pintu gerbang gawat darurat, tampak Tuan Yosef dengan cemas berdiri di depan pintu menunggu kendaraan tersebut yang ternyata adalah bawahannya yang bertugas mengikuti Aditya kemanapun, tetapi tampaknya kejadian ini tidak bisa diprediksi sehingga mereka kehilangan jejak Tuan Mudanya."ayo dok mereka datang, tolong selamatkan Tuan muda kami" perintah Tuan Yosef."baik Tuan, saya dokter Samantha yang bertugas di ruang UGD malam ini anda tenangkan dulu diri anda, saya akan menolongnya sebisa saya" ucap dokter tersebut yang ternyata adalah dokter Samantha, perempuan yang tadi sore berbincang dengan Aditya.
Read more
Chapter. 46
Paman Yosef terlihat menggelengkan kepalanya dengan sedih. "maafkan kami Nona, dua pendonor yang kami siapkan sedang pergi ke luar kota karena ada urusan, Tuan besar juga anda tahu sendiri masih lemah" jawab Paman Yosef. Catrina hanya mengangguk, lalu berjalan ke arah telepon kantornya dan menekan beberapa nomor. "halo, UGD saya dokter Catrina Buana, urgent, butuh dua labu darah B plus, … oh kosong? coba minta ke bank darah, cepat ya saya tunggu di telepon … oh kosong juga, baiklah tolong hubungi PMI cepat ya, saya tunggu … oke kosong juga, baiklah terima kasih, tolong kamu usahakan ya, satu labu pun tidak apa-apa ya, bawa ke ruangan saya secepatnya, terima kasih ya" Catrina terlihat sibuk berbicara di telepon, sesekali menunggu tanpa menutupnya, dia
Read more
Chapter. 47
"untuk apa meminta maaf? kamu tidak salah apa-apa" tanya Aditya dengan suara yang masih lemah. "gara-gara nolongin aku, kamu jadi kecelakaan gini" jawab Catrina dengan air mata yang mulai bercucuran. "jangan menangis, ini bukan kesalahanmu, akunya saja yang tidak waspada, tadi aja lihat darah sama ngejahit lukaku kamu gak nangis, kenapa sekarang nangis hum?" tanya Aditya lagi. "aku kan dokter, masa aku nangis di depan Paman Yosef sambil jahit luka kamu? bisa-bisa aku dipecat jadi dokter kalau cengeng kaya gitu" jawab Catrina sambil berusaha menyapu air mata yang bercucuran di pipinya. "ya udah, sekarang juga jangan nangis ya, punggungku perih denger kamu nangis nih, kasian sekali
Read more
Chapter. 48
"oke, Catrina menjahitnya dengan sangat cantik, luka tuan muda akan sembuh secepatnya, percayalah Catrina adalah muridku yang paling pintar dan dapat diandalkan" puji Professor Rahman, "oke sebaiknya kita tinggalkan mereka berdua, mereka tampak sangat kelelahan" ajaknya pada nyonya Aletta dan Paman Yosef. "oh iya Prof tolong berilah cuti untuk dokter Catrina, saya dengar dia bahkan hanya memakai handuk saat datang kesini, ternyata benar saja, duh kasihan sekali" pinta Nyonya Aletta, dia terlihat haru saat memandang ke arah Catrina yang sedang terlelap tidur dengan masih mengenakan handuk di kepalanya. "Tenang saja Nyonya saya tahu itu, untuk itu saya akan tunjuk dokter lain untuk menggantikannya dan membantunya kedepan" jawab professor Rahman, lalu mereka bertiga keluar dari ruangan, sebelumnya nyonya Aletta m
Read more
Chapter. 49
Aditya menoleh ke arah Catrina lalu tersenyum nyengir sambil membuka mulutnya kembali, Catrina segera memasukan makanan ke dalam mulut pria yang sedang manja dan kadang susah ditebak itu. Paman Yosef hanya menggelengkan kepala saat Tuan Mudanya itu bersikap seperti anak kecil. "Baiklah jika demikian saya suruh supir bersiap, tolong sepuluh menit lagi anda berdua segera keluar dari ruangan ini ya, nanti dibantu dua pengawal di luar" ucap Paman Yosef lalu pergi dari ruangan itu. "gak keberatan kan nemenin, rawat aku di rumah?" tanya Aditya pada Catrina. "Tentu saja tidak" jawab Catrina, "aku tidak akan membahas tentang Aletta dan siapa itu Aletta, yang penting aku bisa bersamamu Adit, m
Read more
Chapter. 50
"bisa saja kamu, jika kamu mau bersabar dengan keadaanku, aku memiliki misi yang belum terselesaikan hingga Ayahku bangun dari koma dan sehat seperti sedia kala" jawab Aditya."jadi bukan karena Aletta?" tanya Catrina lalu membuka kedua matanya."apa? siapa? aw … " tanya Aditya, dia terlalu bersemangat hingga punggungnya terasa sangat sakit."oh, aku suruh pelan-pelan lho Dit" desah Catrina lalu mengusap lembut punggung polos Aditya yang setengah menindih tubuhnya itu."Memang apa yang kamu pikirkan tentang Aletta?" tanya Aditya setengah berbisik."Aku pikir dia calon istri kamu, dia b
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status