Semua Bab Legenda Galuh Tapa: Bab 51 - Bab 60
244 Bab
51. Hidup Dan Mati
'' Jika kalian ingin berdoa, berdoalah hari ini, sebab besok kita akan mengambil negeri kalian kembali, akan merebut apa yang telah mereka ambil dari kalian, nyawa keluarga dan harta, balaskan dendam pada perang besok malam, dan jika kita mati, maka matilah dengan bangga, karena mengambil kembali negeri yang kita sayangi, ''ucap Jagat Satria sembari memberi semangat.Sehingga orang yang mendengar bergetar seluruh jiwanya, hingga orang yang sedikit takut menjadi berani berjuang, tentu saja yang dismpaikan Jagat Satria semuanya benar.'' Kalian dengar, '' Lanang Hitam berteriak, berikan nyawa kita, panah dan pedang kita untuk pertempuran besok, jika kita mati, matilah dengan rasa bangga.Lalu Jagat Satria memandang pasukan yang hanya berjumlah lima ratus berjalan dengan pelan meninggalkan lembah teratai putih, menuju kelabang Iblis mereka tidak berjalan lewat jalur hitam , karena jalan itu sudah tertup.Namun sebagai gantinya mereka menuruni dua utas tali besar yang telah dibuat o
Baca selengkapnya
52. Memegang Erat
Sekarang Jagat Satria sudah berada pada pusisinya, yang hanya berjarak seratus meter saat ini dari reruntuhan.Mereka sudah bersiap-siap untuk menyerang pasukan lawan.Selasih sesekali menelan ludahnya, Cagar Alam mencoba menenangkan gadis itu meski usahanya tidak berhasil.Setelah senja mulai remang-remang dengan warna berat, yang berganti suara nyaring dari jangkrik, hutan saling sahut-menyahut.Semua rencana dan strategi telah disusun dengan rapi. Jika gagal maka banyak nyawa yang akan dipertaruhkan disiniJadi Jagat Satria yang dibantu Ayu Andira mengomandoi untuk melakukan penyerangan.''Kau harus melakukan apa yang aku suruh! ''ucap Jagat Satria.''Baiklah aku akan tunggu perintah darimu kakang,''jawap Ayu Andira sembari menunggu komando.Jagat Satria meminta Ayu Andira mengeluarkan satu bubuk hitam untuk menembak kannya diatas langit kelompok Kelabang Iblis.Hingga membuat ledakan yang pertama terdengar keras, hal itu pertanda untuk bersiap dan juga ciri bahwa Jagat Satria s
Baca selengkapnya
53. Tidak Peduli
Malam yang dingin sekarang auranya menjadi panas dan gera, kini malam yang gelap menjadi terang karena banyak api yang merah yang membubung tinggi kelangit seakan menjilat bintang dilangit.Sulastri memcengkram cawan arak karena kesal dengan Sudarmanik, seharusnya wakil komandan itu terlbih dahulu tahu.Jika ada yang akan menyerang mereka, dengan itu ada persiapan untuk bertahan dari penyerangan lawan.'' jika ilmu indra penglihatanmu tidak dapat digunakan, dan tidak berguna, sebaiknya tingggalkan saja dari kepalamu,'' lalu tanpa tanya Sulastri menampar Sudarmanik dengan keras, saat ini aku tidak tahu dengan cara apapun hentikan mereka...! ''sekarang''.Sehingga lima wakil komandan bergerak, dengan ratusan para pendekar pilih tanding, dibelakangnya dan Sudarmanik masih meringis kesakitan, akibat tamparan keras Sulastri dipenuhi energi hitam membuat kelima jari itu mengukir wajahnya.Salah satu anak buah melaporkan dengan wajah yang pucat kepada wakil komandan lainnya, yang berju
Baca selengkapnya
54. Racun Yang Menyebar
'' Mayat hidup, bodoh, '' salah satu dari tiga orang itu tertawa kecil, '' kami adalah manusia dan kami sekarang akan membunuh kalian, lalu menjadikan mayat hidup.Dengan kedatangan mereka bertiga, kekuatan lawan akan bertambah, ilmu yang dimiliki juga cukup hebat.Namun hal itu bukan masalah bagi aliran putih, dan tidak akan membuat mereka gentar, tidak sama sekali.Tiga orang itu yang diberi julukan serangga api.Sebenarnya ada banyak pendekar pilih tanding yang lebih hebat dari mereka, dibawah wakil komandan Kelabang Iblis, tapi tiga teknik celurit gabungan tiga orang itu sangat berbahaya.'' Kami tidak akan kalah dengan kalian bertiga, '' Selasih mengayunkan Kapak besarnya, membuat tanah bergetar dan terbelah.''Mengerikan, wanita yang benar-benar menakutkan, '' pria yang dijuluki serangga api tertawa kecil, sayang sekali jika wanita sepertimu akan menjadi mayat hidup''Serangga api dengan sipat sombongnya.Hingga tiga jarum melayang dengan cepat dibalik api dan asap membubung t
Baca selengkapnya
55. Pukulan Keras
Sehinga pria itu, dari mulutnya keluar buih putih dan bau busuk, dan beberapa saat kemudian dia menghembuskan napas terakhirnya dengan mata melotot.Kini salah salah satu dari mereka sudah mampu dilenyapkan dan bahkan kematiannya sangat tragis.Melihat itu serangga hitam mulai ketakutan saat ini, melihat temannya mati dengan cara menggenaskan, dan satu lagi dalam keadaan kritis karena banyak mengeluarkan darah.Kini tinggal dia sendiri, serannga hitam tidak menyangka sama sekali pria itu memiliki kemampuan yang mengerikan.Hingga salah satu pilihannya melarikan diri dengan secepatnya untuk meninggalkan tempat itu, dan ini bukan pilihan buruk bagi pengecut.Dia berbalik badan, belum sempat dia melangkah tiba-tiba selasih datang mengayunkan kapak besarnya tepat dipundak pria malang itu.Dengan seketika pundak serangga hitam terbelah, darah mengalir membasahi tanah, membuat darah anyir seakan menggelitik bulu hidung.'' Sekarang kita lanjutkan menuju kedepan, '' ucap Cagar Alam, ''Jagat
Baca selengkapnya
56. Tangan Yang Terpotong
Melihat hal itu Galuh Tapa dan Bagas Sanjaya, segera mendekati yang mulia Jagat Satria, dan senopati merangkul tubuh raja dalam dekapannya.'' Apakah kamu tidak apa-apa yang mulia?, ucap Aji Bakas dengan khwatir, ''jangan cemaskan aku!, nampaknya aku terkena pukulan tenaga dalam orang itu, tapi tidak akan membuat nyawaku melayang, ''jawab Jagat Satria dengan suara serak.Sebenarnya pukulan itu, membuat tubuhnya tidak bisa bertarung lagi dan serangan tadi membuat tulang pemuda ini mengalami keratakan, tapi mungkin dia tidak ingin senopati terlalu khwatir akan keadaannya sekarang, didepan mereka berdua dia berusaha tetap tegar.Sehinga Galuh Tapa murka terhadap mereka, pemuda ini memancarkan aura kebencian yang begitu besar terhadap musuhnya, apalagi pria yang telah melukai sang raja.Meski wakil komandan itu, pendekar tanpa tanding sama dengan Galuh Tapa, tapi mereka berada ditingkat paling rendah.Sedangkan pendekar pemilik pedang pusaka Lintang Kuning adalah pilih tanding dengan
Baca selengkapnya
57. Kekuatan Terbesar
Setelah terlalu banyak mengeluarkan energi, kini napas Darga tidak beraturan, disebabkan serangan yang dilakukannya terlalu menguras tenaga. Dia beberapa kali mendesah sambil menahan lengan yang telah putus, darah tidak berhenti keluar dari tangannya.'' Bagaimana rasanya, '' ucap Darga, '' sekarang kau tidak bisa berbicara sedikitpun, matilah kau''.Dengan seketika perkataan Darga terhenti, setelah pedang pusaka Galuh Tapa menebas lehernya, entah sejak kapan, tapi pemuda tadi sudah ada dibelakangnya tanpa disadari semua orang disana, termasuk Kinanti.'' tentu saja aku masih bicara'', Galuh Tapa tersenyum sinis, '' tapi kau tidak bisa mendengarnya lagi''.Seketika Kinanti wajahnya yang cemas menjadi cerah kembali, '' kau membuat aku khwatir!''.Disisi lain Macan Kumbang tidak bisa berbuat apapun, nyalinya sekarang telah pudar.Satu-satunya cara agar tetap hidup adalah melarikan diri dari sini, jadi dia tidak menunggu waktu lama, pria itu menggunakan kekuatan terbesarnya dengan
Baca selengkapnya
58. Tidak Akan Kehabisan Senjata
Tiran Putih memandangi stok bubuk hitam yang semakin menipis, jika senjata ini benar-benar habis, maka tidak ada cara selain langsung menyerang mereka dalam jarak dekat.Lalu Tiran Putih menyapu pandangannya melihat sisi lain dari reruntuhan yang masih terlihat tenang, '' jika dipikirkan lagi, disana masih ada Gempar bumi dan Satu jagad yang sedang bertarung, apa mereka baik -baik saja''.'' Berapa lagi sekarang sisa bubuk hitam yang kita miliki, '' tanya Tiran Putih kepada bawahannya.'' Aku rasa cukup untuk sekali serang, ''jawab pria itu yang sedang menghitung.'' Sekitar seratus lima puluh bungkus bubuk hitam, '' hentikan penyerangan '' perintah Tiran Putih, ''sekarang gunakan busur panah dan bergerak keselatan, disana memang ada Satu Jagad, tapi kita harus memastikan bangunan itu tidak terbakar''.Sehingga semua orang menghentikan serangan, sekitar dua ratus orang bergerak keselatan, tapi sebelum mereka meninggalkan posko, Tiba-tiba mereka di terobus seribu pasukan yang datang
Baca selengkapnya
59. Merasa Lega
lanang Hitam tidak menyukai belati yang digunakan Sudarmanik, yang bisa kembali padanya, jarumnya akan banyak berkurang jika terlalu banyak digunakan, padahal jarum yang digunakan mengunakan bahan dari gading plus, sebagai bahan pembuatnya, lalu direndam pada botol racun yang dibuat pada bahan-bahan khusus.Jika dia teliti, menggunakan jarum yang dimiliki, maka senjata digunakan akan cepat habis, jadi dia harus berhati-hati dalam menggunakannya.Kemampuan jarum itu tentu sangat efektip dalam menyerang dalam situasi sekareang.Namun untuk jarum yang berukuran lebih kecil dibuat dengan menggunakan bahan yang lain, yaitu taring ular tedung mura yang berusia puluhan tahun.Sangat sulit untuk menemukan ular itu, dan lagi pula taring itu hanya sebesar duri mawar.Hingga pada saat situasi yang mulai genting , tiba- tiba tanah disekitar mereka terbelah, menenggelamkan belasan kelompok Kelabang Iblis.Sebuah teriakan yang dipimpin oleh Lanang Hitam menjadi semangat, itu adalah Selasih dan
Baca selengkapnya
60. Memberanikan Diri
Setelah itu, Lanang Hitam mulai kesulitan menghindari serangan, dia terlalu banyak mengeluarkan energi hingga menguras tenaga dalamnya, karena mengimbangi kecepatan belati Sudarmanik.''Aku harus melakukan sesuatu, jika terus begini akan membuat energi yang ada akan cepat habis.''ucap Lanang Hitam lirih.Sehingga Lanang Hitam mulai memutar otaknya, agar salah satu jarumnya bisa mengenai tubuh Sudarmanik.Dia terus mencari celah untuk melesatkan serangan dengan cepat, cukup satu saja pada titik vital dan pertarungan akan segera selsai.Namun sejauh ini mereka menggunakan teknik yang sama yaitu serangan jarak jauh, Lanang Hitam tidak memiliki kemampuan bertarung dalam jarak dekat.Padahal pada saat ini, menurutnya lebih efektif menggunakan serangan jarak dekat, apalagi musuh dalam keadaan lengah.'' jika saja, Gempar Bumi disini, pria sombong itu pasti sudah lama mati, '' gumam Lanang Hitam dalam benahnya, diselah-selah jarum yang dia lepaskan, '' tidak, aku harus sedikit memberanika
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
25
DMCA.com Protection Status