All Chapters of Legenda Galuh Tapa: Chapter 61 - Chapter 70
244 Chapters
61. Kecerobohan menjadi petaka
Hal itu membuat Cagar Alam merasa pemuda yang akan dilawannya telah berhasil mencapai puncak pilih tanding, atau mungkin sudah berada pada pendekar tanpa tanding .Dia benar-benar tidak menduga akan bertemu musuh yang dihadapi nampaknya pendekar yang berilmu cukup tinggi.Sehingga waktu dia memikirkan hal itu, rupanya pergerakkan lawan mulai menyerang.Pada saat yang tak terduga, tiga belati kecil melesat dengan cepat menuju Lanang Hitam.Pria itu tidak berusaha menghindar dengan kondisinya saat ini, jadi dia mengeluarkan jarum untuk menangkis serangan Sudarmanik.Hingga terlihat kilatan api kecil yang menyala dikegelapan malam ketika senjata mereka beradu, membuat suasana yang semakin menantang.Lanang Hitam melepas tiga jarum lalu kemudian empat jarum secara acak, serangan nya kali ini tidak terlalu kuat, jadi Sudarmanik dengan mudah mampu menghindari serangan itu.'' Serangan macam apa ini!, Bahkan lebih kuat dari ketapet anak kecil, ''ejek Sudarmanik, kemudian tertawa kecil
Read more
62. Menjerit Kesakitan
Sudarmanik menjerit kesakitan, suaranya melengking tinggi hingga angkasa gelap berpadu dengan jerit rintih kematian bawahannya.Serangan itu, benar-benar membuat dirinya meraskan rasa sakit yang terus menjalar keseluruh organ tubuh.'' Sial!, serangan ini membuat diriku menderita, ''ucap Sudarmanik, sembari batuk-batuk keras akibat epek racun.ini adalah racun yang lebih kuat, hingga baru beberapa menit saja dia mulai kehilangan pendengarannya, bahkan sekarang pria itu sudah kesulitan berbicara,Sehingga Pemudah yang sedang bertarung dengan Cagar Alam bergerak dengan cepat menuju wakil komandannya, dia beberapa kali memanggil nama Sudarmanik tapi tidak ada jawaban dari pria itu.Sekarang pemudah itu menyadari bahwa Sudarmanik tidak akan bertahan hidup lebih lamah dan dugaannya benar, dalam seketika wakil komandan Kelabang Iblis itu meregang nyawa dengan kehancuran organ tubuh akibat racun yang menjalar.Setelah melihat hal itu, dia memandang Lanang Hitam dengan amarah kebencian.Pemu
Read more
63. Berusaha Menggerakkan Jari
Tidak ada yang mengetahui Dewi Angin berada dilembah teratai putih, tapi Kelabang Iblis mengetahui tentang itu dan merencanakan mengambil kekuatan itu sejak tiga tahun yang lalu.ini baru dugaan saja, tapi melihat Waneba selamat dan berada dikelompok Kelabang Iblis, sepertinya dugaan mahaguru surya dulu benar.Keputusan untuk membunuh keluarga Waneba telah tepat, tapi siapa yang tahu pemuda yang baru berumur dua pulu tahun itu selamat.Lanang Hitam yakin dialah orang yang membocorkan informasi tentang Dewi Angin, bisa diartkan, pemuda itulah cikal bakal kehancuran lembah tertai putih saat ini.'' Apa yang kau katakan benar, Lanang Hitam, '' ucap Waneba dengan sinis tersungging dibibirnya, '' tapi sekarang cerita itu tidak terlalu penting bagiku, aku akan membunuhmu disini untuk membalaskan dendam keluargaku''.'' Tidak akan ada yang mati ditanganmu disini, bocah! '' guru Ratika Berkata geram mendengarnya setelah mengetahui kebenarannya, karena kau berhenti bergerak cepat, sekarang ta
Read more
64. Ratusan Orang
Galuh Tapa menebaskan pedang pusaka Lintang Kuning lebih lambat dari biasanya, itu karena dia menemukan para musuh pendikar pilih tanding yang dalam jumlah besar mungkin sekitar dua ratus orang, semuanya adalah manusia.Ini kelompok manusia terakhir yang berada disana, Galuh Tapa yakin beberapa yang lainnya telah tewas ditangani teman-temannya, guru lembah teratai putih setidaknya telah membunuh dua puluh atau lebih dari mereka.Galuh Tapa menarik kembali pedangnya, sebab sekarang kelompok Kelabang Iblis yang ditemui disisi lebih kuat dari sebelumnya, mereka bisa menghindari serangan jarak jauh pemuda itu.'' Sudah kuduga mereka bisa menghindari dan menjauhi ledakan bubuk hitam, '' ucap Galuh Tapa sembari menoleh Kinanti yang ada dibelakangnya, '' dua ratus orang pendekar pilih tanding sama dengan lima belas orang pendikar tanpa tanding, tapi kau tidak perlu khwatir aku bisa menghadapi mereka semua''.Dari ratusan orang itu terdapat pada puncak pendekar pilih tanding, bahkan sepu
Read more
65. Tidak Memiliki Satu Alasan
Sekarang jumlah musuh mungkin tinggal seratus orang lagi, dan tiap menit selalu berkurang, Galuh Tapa hampir selalu tidak memiliki jeda dalam menyerang.Tempo grakannya sangat sulit untuk di ikuti, bahkan mustahil untuk diikuti, dalam beberapa menit telah membunuh ratusan orang ditangan pemuda itu, ini lebih menakutkan dari pada ketika seorang aliran hitam membunuh lawannya.Pemuda ini tidak memiliki satu alasanpun untuk mengampuni para kelompok ini, tidak satupun, jika bisa mengurangi kekuatan Kelabang Iblis secara kecil, maka inilah kesempatannya.Sehingga lawan kini tinggal tiga puluh orang lagi, Galuh Tapa menghentikan serangannya, puluhan orang itu yang paling kuat diantara seratus tujuh puluh pendekar yang telah dibunuhnya, yang kini menjadi abu seluruhnya.'' Jangan bergerak, lepaskan pedangmu'', seseorang berteriak dari sisi belakang Galuh Tapa, '' aku bilang lepaskan pedangmu!, apa kau tuli?, kau tidak mendengar perintahku !''Hingga Galuh Tapa menoleh dari sumber sua
Read more
66. Susuk Yang Telah Tertanam
Hal itu membuat Galuh Tapa mengira bahwa itu adalah perbuatan Kinanti, tapi gadis itu tidak melakukan apapun sekarang, jadi itu jelas dilakukan orang lain, yang memiliki kemampuaan cukup hebat.Galuh Tapa mulai menyapu pemandangan, tetapi tiba-tiba dia merasakan energi kegelapan menyelimuti seluruh reruntuhan lembah teratai putih, pada saat yang sama setiap kelompok Kelabang Iblis yang berniat melarikan diri mereka melayang dan terhempas kepermukaan tanah sampai mati.Jika tidak mati, maka akan kembali melayang dan dihempaskan lagi ketanah, begitu seterusnya hingga orang itu tewas.Disisi lain sebelah selatan reruntuhan, Satu Jagat dan Gempar Bumi, telah kelelahan hampir seribu orang lebih yang mereka hadapi hari ini, dan untungnya tidak ada yang cukup hebat yang mereka lawan, jadi serangan yang dikeluarkan terkadang serangan fisik belaka.Selama mereka belum menemukan Sutantri, mereka tidak akan menguras tenaga dalam lebih banyak.Namun nampaknya pertarungan yang sesungguhnya
Read more
67. Ini Bukan Hal Yang Baik
Nampaknya jurai memang tidak bisa menggunakan tongkat pelebur gunung dalam pertarungannya, jelas saja tongkat itu tidak berguna meski memiliki kemampuaan yang dahsyat.Hingga menurutnya tidak ada gunanya, tidak sama sekali, karena senjata itu bukan hal penting.Tapi tidak dengan Satu Jagat, tongkat itu adalah pusaka yang terbaik yang dia miliki, seseorang yang berhasil mengambil harta berharga dari tangannya, adalah sebuah penghinaan.'' Sekarang aku ingin melihat bagaimana kau bertarung tanpa menggunakan tongkat''. Sehingga Jurai mendaratkan satu serangan kedepan, dan dalam seketika mengeluarkan sebuah energi berbentuk bola api.Kekuatan yang dikeluarkan pria ini,bisa saja menghanguskan lawannya bahkan tempat itu.Setiap bola api itu menyentuh bangunan, maka bangunan akan hancur, hingga serangan itu melayang-layang diudara, energi itu berhasil memorak-purandakan barisan yang dipimpin Tiran Putih.''Sungguh kekuatan itu sangat kuat, ini bisa menghabisi pasukanku, jika dibiarkan ini
Read more
68. Mengambil Kembali Tongkat
Dua mayat hidup yang tertindih di dinding beton, '' kurang ajar! Jurai mengepal kedua telapak tangannya, ''dimana pria itu bersembunyi.Satu Jagat kembali merangkak, dan dia akhirnya bisa melihat tongkat pelebur gunung yang tertancap dibelakang jurai, pantas saja dia tidak bisa melihatnya dari arah depan.''Aku harus mengambil kembali senjata itu, ''ucap Satu Jagat lirih.Kini Satu Jagat mulai berpikir, dia harus melakukan sesuatu agar tongkat itu kembali pada dirinya.Hingga pada akhirnya pria itu menemukan beberapa taktik, tidak terlalu bagus tapi dia harus mengambil resiko yang besar, untuk mengambil kembali tongkat itu.Hingga pria ini menyadari Jurai tidak pernah bergerak semenjak dia mengeluarkan jurus aneh itu, semakin besar energi bola api semakin pria itu tidak banyak bergerak.'' dia menggunakan energi hitam aneh yang menyeramkan itu, '' Satu Jagat sedang berpikir, '' dan juga semakin besar energi itu, aku yakin semakin sulit dikendalikan, bisa saja seperti bom waktu dan
Read more
69. Menahan pergerakkan Lawan
Jika saja Satu Jagat memiliki banyak tenaga dalam, tentu dia sudah berhasil membunuh pria itu.Jurai berdiri dengan keadaan yang tidak sempurna, dia memegang tulang rusuk sebelah kirinya, rasanya pasti sangat sakit, Satu Jagat juga merasakan hal yang sama energi bola api telah banyak mengupas kulitnya hingga mengalami luka parah.Satu Jagat menopang tubuhnya dengan tongkat yang dipegangnya, jika tidak, mungkin dia akan kehilangan keseimbangan.Kemudian mereka berdua melanjutkan pertarungan, saling baku hantam serta beberapa kali saling hempas.Sekarang kedunya mulai merasakan hampir kehabisan energi, pertarungan itu membuat napas mereka tersengkal-sengkal. Namun pada saat yang bersamaan mereka berdua berhasil mendaratkan tinju kearah wajah, hingga membuat keduanya jatuh ketanah.Satu Jagat berdiri terlebih dahulu, dia memandangi jurai dengan sayup, lalu dia mengangkat tongkat dengan tinggi, tapi tentu saja serangan yang standar mampu dihindari Jurai.Wakil pemimpin itu berguling-gul
Read more
70. Terkejut Dengan Kekuatan Lawan
Melihat itu, Galuh Tapa mencabut pedang pusaka Lintang Kuning, pedang itu terbang dengan cepat berniat menikam tubuh Sugani, nyaris saja, wakil pemimpin mati tertancap kena serangan jika dia tindak menghindarinya tepat waktu.Hingga pedang pusaka Lintang kuning tertancap ketanah, tapi tidak waktu lama tercabut dan kambali ketangan Galuh Tapa.Tapi melihat hal itu Sugani sangat terkejut, karena pedang pusaka yang mampu bergerak kembali menuju kempemiliknya."Pedang yang benar-benar hebat, aku belum pernah melihat teknik pedang yang seperti itu!, "ucap batin Sugani.Sehingga Galuh Tapa, tidak mau menunggu lama dia langsung menyerang kembali disaat Sugani sedang lengah, serangan ini berhasil mengenai tipis wajah pria itu.Sekarang Sugani terlihat manis dengan beberapa tetes darah yang menghiasi wajahnya, pria itu menahan rasa sakit akibat terkena pedang yang dimiliki Galuh Tapa, dan bahkan berusaha menyapu darah yang menetis.'' itu jurus teknik pedang penjuru, '' ucap Sugani dengan ti
Read more
PREV
1
...
56789
...
25
DMCA.com Protection Status