Semua Bab Sang pemilik Hati: Bab 61 - Bab 70
73 Bab
Bab 60
Bella merasa badannya semakin ringan. Ia semakin kurus hari-ke hari. Pengobatan yang dilakukan belum ada kemajuan, sedangkan dirinya bersikeras untuk tidak melakukan operasi.Jika di operasi, ia tidak hanya kehilangan bentuk indah dari payudaranya, tapi ia juga akan hidup dalam rasa ketidak percayaan diri. Dan dirinya tidak akan pernah sanggup.“Apa hari ini aku akan kembali melakukan pemeriksaan?” Bella bertanya dengan lemah.“Iya, kenapa?” Ingin rasanya ia mengatakan lelah untuk melakukan semua ini, hari-hari berlalu tanpa hasil yang pasti. Bella tahu semakin hari umurnya akan semakin berkurang, tapi ini lebih melelahkan.“Apa semua ini tidak bisa dihentikan saja? Aku lelah,”“Tidak!” Ferdi menarik nafas panjang, “apa kamu tidak bisa berjuang sedikit saja. Kenapa begitu mudah menyerah.”Ferdi mengusap wajahnya frustasi. Sekarang ia tidak tahu lagi harus melakukan apa, wanita ini begitu keras kepala, dan selalu saja memikirkan dirinya sendiri tanpa merasakan perasaan orang lain.“Se
Baca selengkapnya
Bab 61
“Mas Ferdi gak marah?” Bella bertanya dengan polosnya.Ferdi ikut terdiam mendengar perkataan Bella. Benar, kenapa ia tak marah? Bukankah ia paling tak suka jika ada seseorang menguntitnya. Tapi pengakuan cinta Bella membuat ia lupa dengan semuanya, bukannya marah ia malah tersenyum bahagia.“Aku juga mencintaimu. Terima kasih sudah mencintai ku begitu gila,” ucap Ferdi serak. Bella menatap Ferdi tak percaya, tidak marah? Sangat luar biasa. Bella menggigit bibirnya malu, ia sudah berteriak dengan keras mengatakan ia gila karena mencintai Ferdi. Dan balasan dari Ferdi membuat dirinya semakin menjadi malu.“Apa kamu benar-benar mencintai ku, mas? Atau ini hanya rasa kasihan saja? Karena melihat ku sekarat seperti sekarang.” Akhirnya pertanyaan yang selalu mengganggu pikirannya selama ini ia sampaikan.Inilah titik terakhirnya. Jika Ferdi benar-benar menginginkan keberadaannya, ia akan berjuang. Tapi jika tidak, ia akan menyerah, karena baginya tak ada guna lagi hidup jika harus menahan
Baca selengkapnya
Bab 62
Intan menatap lembaran kertas putih dengan tak bersemangat. Hasil pemeriksaan yang menunjukkan tak ada kemajuan membuat semangat ia bersurut mundur. Akankah sesulit ini?Hari ini benar-benar banyak yang membuat mood nya ambruk. Setelah kunjungan Najwa, dirinya benar-benar merasa tak puas hati. “Jangan berkecil hati, aku yakin Allah akan memberikan kebaikan untuk kita. Dan tentang anak, mas gak buru-buru. Jika Allah tidak menghendaki, mas akan ikhlas.”Intan sudah berusaha menahan air matanya, tapi mendengar perkataan suaminya yang begitu berlapang dada membuat ia terharu. Air mata tak bisa ia tahan, ia terisak dalam pelukan suaminya.“Aku gak sempurna, mas. Maaf,”“Kamu bukannya tak sempurna, sayang. Tapi akulah yang membuat mu menjadi tak sempurna. Akulah yang pantas meminta maaf padamu,”Tak ingin melihat istrinya larut dalam kesedihan, Zaki berusaha menghibur. Tapi sebenarnya ia tak menyadari bahwa hal yang membuat istrinya sedih adalah karena orang lain, dan ia tidak berani untuk
Baca selengkapnya
Bab 63
“Jadi kamu tidak benar-benar mencintai ku?” Intan yang sedang meletakkan kopernya di sebelah lemari, menoleh dengan bingung. Suaminya kenapa? “Maksud mas Zaki apa?” “Tadi kamu bilang di meja makan tidak akan cinta mati padaku, apa kamu ada niat untuk berpisah?” Zaki bertanya dengan marah, meskipun kemarahan itu tetap ia sembunyikan, tapi dalam ucapannya jelas tersirat ketidak puaskan. Intan yang mendengar itu menjadi tertawa lepas, “salah sendiri, kenapa mencoba memprovokasi aku pada bunda. Biar dimarahi gitu?” “Aku berkata yang sebenarnya. Akhir-akhir ini kamu memang sangat sulit untuk makan.” Zaki berubah semakin garang, Intan hanya bisa mengerucut bibirnya. “Aku tidak makan karena tak berselera,” Intan malas untuk membahas hal ini, “apa kamu barah aku berkata seperti itu tadi?” Zaki berdeham, itu tandanya ia memang sedang marah. Intan melihat hal itu mengambil inisiatif untuk memeluk tubuh suaminya dari belakang. “Maaf, tadi aku hanya bercanda.” “Tapi setelah melihat kamu p
Baca selengkapnya
Bab 64
Satu Minggu setelah kedatangan Najwa. Gadis itu tak lagi datang menemui Intan. Mungkin dia sudah tau jika sekarang intan tak lagi bisa ia gapai. Intan cukup senang, semakin gadis itu tak ada berkeliaran di sekitarnya akan lebih baik hidupnya. Meskipun intan sedikit kecewa melihat Zaki bersikap begitu cuek setelah tahu Najwa pulang. Apa tidak ada inisiatif pria itu untuk memberi gadis itu sedikit pelajaran, atau setidaknya memaksa meminta maaf pada dirinya ini.“Mas, besok aku mau ke Rumah sakit. Kamu temani ya?” Zaki menoleh saat Intan mengajaknya mengobrol.“Sendiri aja, ya. Mas besok ada meeting penting,” “Gak bisa ditunda gitu? Kan aku sudah dua Minggu gak cek kesehatan ku. Temani ya?” Zaki mengeluh pelan, “benar gak bisa, dek. Atau kita undur aja, lusa saja periksa, bagaimana?”Intan cemberut, ia pikir tadi suaminya tak akan menolak. Tapi sekarang ia kecewa, padahal Minggu kemarin ia juga tak pergi karena Zaki tak bisa menemaninya.“Baiklah, aku akan pergi sendiri.” Intan ingi
Baca selengkapnya
Bab 65
“Kak Ferdi?” Intan sedikit tercengang, “aku habis Check up. Kak Ferdi kenapa ada disini?” ucap Intan basa-basi. Sejujurnya ia agak segan jika dalam situasi canggung begini.Ferdi menghampirinya, lalu tanpa permisi ia langsung duduk di bangku sebelah Intan. Sedikit agak jauh, karena memang bangku-bangku kayu itu cukup panjang.“Lagi nunggu Bella.” Jawab Ferdi. “kamu kenapa sampai begitu sering Check up? Apa sakitnya serius?”“Gak kok, Cuma periksa biasa aja.” Intan berbohong, ia tak ingin orang lain tahu kekurangannya. “Oh, ya. Bella bagaimana? Apa dia lebih baik?”Terlihat Ferdi sedikit menarik bibirnya ke atas, sepertinya pria itu sedang bahagia jikala mendengar nama Wanitanya itu. Terlihat seperti pria yang baru merasakan cinta. Apa mereka sudah bisa saling menerima?“Sudah lebih baik,”“Baguslah,” Intan memandang wajah Ferdi yang terlihat masih saja tampan di matanya. Dia tidak bohong, mantannya ini memang bisa dibilang sangat tampan, tapi sayang dia bukan miliknya. “Kenapa?” Ferd
Baca selengkapnya
Cemburu
Mereka terdiam sepanjang perjalanan menuju rumah. Tak ada seorang pun yang mau terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan, apalagi Intan. Melihat wajah marah suaminya saja ia sudah merinding. Ya, seseram itu wajah suaminya sekarang di mata Intan.Saat sampai di depan rumah, Zaki keluar dengan membanting pintu dengan keras. Intan yang masih berada di dalam mobil tak bisa lagi menahan air matanya mengalir. Apa salahnya kali ini?Selalu saja seperti ini. Marah tanpa sebab, lalu ada akhirnya hanya meminta maaf. Tapi bodohnya dia selalu saja melunak jika suaminya telah meminta maaf dengan lembut.Dan setelah merasa ia bisa menyadari dirinya, intan segera menyusul sang suami. Ia tidak ingin terlihat menyediakan di depan mertuanya, jika tidak mungkin mereka sampai tahu kecil seperti ini. Melihat rumah yang masih sepi, napas lega, segera menuju kamar dirinya dan Zaki berada. Intan membuka pintu kamar belahan, saat ia masuk saat mereka bertemu. Intan mengontrol degup jantungnya yang menggila,
Baca selengkapnya
Kecelakaan
Intan mengungkapkan kepergian suaminya ke kantor ini disertai sedikit pengalaman. Sekali lagi pria itu tak ingin mengantarnya untuk memeriksa di rumah sakit, meskipun begitu berharap untuk ditemani suaminya. Sudah dua minggu berlalu, tapi Zaki masih bersiap-siap dingin pada Intan. Seperti pria itu sangat marah sekarang. Dan lagi, Intan tahu jika suaminya telah mendengar setiap kutipannya pada Ferdi kemarin itu. Pantas saja suaminya sangat marah. “Kak,” Intan terkejut melihat sang adik ipar yang sudah masuk ke dalam kamarnya, dengan cepat menguapkan sisa air matanya. “iya… Kenapa Nai?” “Kakak habis nangis ya?” “Gak kok… Oh ya, kenapa cari kakak?”Naila terlihat bingung untuk mengatakannya, “itu ... Kakak Intan mau ke rumah sakit ya? Hari ini jadwal kakak periksakan?” “Iya”, Intan masih membukanya dengan Zaki, jadi ia tak pernah mendengar inspirasi dari Naila. “Aku aja ya kak, nemenin ke rumah sakit?” Intan tersenyum, lalu mengangguk lemah. “Gak usah Nai, kakak bisa sendiri kok.
Baca selengkapnya
Kecelakaan 2
Suara tabrakan membuat semua orang yang melihatnya terkejut. Intan menyentuh lutut dan kepalanya yang terasa sakit karena terbentur di jalan aspal. Saat ia mencoba bangkit dan menoleh ke belakang, ia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat. Wajah wanita itu berubah menjadi pucat pasi melihat Naila terbaring di tengah aspal sana dengan berlumuran darah.“Naila!” Ia berteriak keras. Intan segera berdiri dan berlari ke tubuh Naila yang sudah mengeluarkan darah cukup banyak. “Ya Tuhan ... Kenapa jadi begini,” Intan menangis sambil memangku tubuh Naila. Melihat orang-orang yang hanya sibuk menonton dan tak ada niat untuk membantu, Intan berteriak keras meminta pertolongan.“Pak, tolong adik saya. Tolong bawa ke rumah sakit.” Intan memohon pada orang-orang yang melihat kecelakaan itu. Mereka segera menghubungi ambulance, dan setelah itu ia tak ingat apapun karena ia hanya sibuk memperhatikan adik iparnya itu.Setelah ambulance datang tubuh Naila segera di angkat masuk, Intan ikut menema
Baca selengkapnya
Pembalasan untuk Najwa
Lima belas menit berlalu, Zaki menunggu seseorang dengan tak sabaran. Tak lama Najwa muncul dari balik pintu depan tangan terikat dan dijaga oleh dua orang bodyguard berbadan kekar. Bukanya merasa bersalah, Najwa malah tersenyum senang melihat Zaki yang ada didepannya.Zaki memerintahkan anak buahnya untuk segera melepaskan ikatan tangan gadis itu agar bisa berbicara leluasa.“Masih berani tersenyum?” Zaki mengaku takjub dengan keberanian gadis ini. Entah berani atau sudah gila, Zaki sendiri tak tau apa yang dialami sepupunya ini.“Tentu saja. Sepertinya aku berhasil membuat mu tertarik untuk menemui ku,” ucap Najwa penuh percaya diri.Zaki tak percaya apa yang didengarnya. Kenapa gadis masih begitu tenang? Tapi ia yakin dibalik keterangan yang dia sembunyikan ada rasa cemas yang menghantui.“Baiklah. Setelah ini dipastikan kamu tidak akan berani untuk tertawa, bahkan bibir mu tak aku biarkan sedikit pun tersenyum! Bagaimana?!”Kali ini Najwa langsung kehilangan senyumnya. Ia menatap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status