Semua Bab TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU: Bab 101 - Bab 110
123 Bab
101. Tanggung Jawab
"K-kenapa?" Arkasa tergelak akan perkataan istrinya. Dia menatap Alana dengan tatapan tak percaya. Apakah sangat mudah mengatakan kalimat itu? Astaga, apakah sebesar itu kekecewaan Alana padanya? Arkasa kalut dan kini semakin mengeratkan pegangannya pada Alana. "Aku gak bisa melepaskan kamu begitu saja! Maaf karena telah meninggalkanmu beberapa hari ini, tapi kemarahanku itu adalah karena aku khawatir. Aku gak mau kamu berada dalam situasi yang berbahaya karena terlibat dalam urusan orang- orang jahat diluar sana. Aku gak bisa lepasin kamu gitu aja, Al!" Tangis Alana semakin kencang sehingga dia bahkan kesulitan untuk mengucapkan kalimatnya dengan jelas. "Iya aku maafin. Aku juga minta maaf karena membuat kamu kecewa," ujarnya. "Lalu kenapa kamu minta pisah? Katakan apa yang harus aku lakukan untuk menebus semua kesalahanku!" Arkasa tak bisa menahan tangisnya. Baru kali ini juga Alana melihat suaminya menangis begitu. Dengan cepat Alana menghempaskan kedua tangan Arkasa. "
Baca selengkapnya
102. Membaca Niat
Meskipun tidak tidur bersama Alana, Arkasa setidaknya bisa merasa lebih lega. Kini dia kembali tinggal bersama istrinya, bangun pagi dan sarapan bersama, serta berbincang banyak hal- hal acak. Senyuman pagi Alana selalu membuat harinya sejuta kali lipat lebih baik. Arkasa tidak bisa menahan diri untuk menciumi Alana meskipun wanita itu terkadang masih menolak untuk dekat- dekat dengannya. "Aku gak tahu kenapa, tapi semoga saja ini gak bertahan lama, mas!" ucap Alana ketika Arkasa menanyakan kapan masa pembatasan mereka akan berakhir. Tadi pagi Rosaline datang menjemput Alana karena wanita itu masih tidak mau satu mobil dengannya. Jadi Arkasa pada akhirnya memilih untuk membuntuti mobil Rosaline sampai istrinya tiba di kantor dengan selamat. Baru setelah itu Arkasa menuju kantornya. Arkasa tidak bisa memudarkan senyumnya barang sedetik pun. Moodnya hari ini jelas dalam kondisi yang luar biasa bagus. Dia bahkan mentraktir makan siang pekerja satu gedung hari ini. Arta yang mulai men
Baca selengkapnya
103. Sidak Pertama
"Kamu jahat banget, Mas!" Alana menggelengkan kepalanya sembari meletakkan makanan yang dia bawa di meja tamu. Wanita itu sibuk menata makanan yang dia bawa untuk dinikmati sang suami. "Sekali-sekali memang harus dikasih paham!" Ujar Arkasa yang berjalan mendekati sang istri. Dia duduk di sofa, menunggu Alana selesai menyiapkan semuanya. "Memangnya dia sering begitu?" tanya Alana masih tidak memandangnya. "Yah gitu," balas Arkasa yang memberi kode lewat lirikan mata pada Arta agar tidak banyak bicara. Lelaki itu menahan cibirannya sembari menyusun berkas Arkasa yang hendak dia bagikan keluar. "Pak, Bu, saya pamit keluar dulu," ujar Arta undur diri. Alana mendongak, "ikut makan aja sini!" ajaknya. Arta menggeleng pelan, sudah siap dengan kumpulan dokumen milik Arkasa yang hendak dia teruskan pada Kepala Divisi. "Terimakasih tawarannya bu, tapi saya sudah makan. Pak Arkasa mentraktir makan siang seluruh pegawai hari ini," ujarnya memuji Arkasa. Alana melirik kearah suamin
Baca selengkapnya
104. Sisi Gelap
"Aku sudah bilang kan? Kamu harusnya berhati- hati dengan Alana, dia bukan lawan yang mudah!" Tawa terbahak itu menggema memenuhi ruangan ketika wanita berambut panjang lurus baru saja memasuki flat kumuh. Diatas ranjang, lelaki yang tubuhnya mulai kurus itu akhirnya bangkit sembari menatap lucu wajah cemberut yang mendekat kearahnya. Wanita itu mendengus kasar lalu merebut puntungan rokok yang tadinya masih hinggap di bibir si lelaki. Ia melepaskan blouse pastel miliknya lalu seperti biasa memilih duduk di tepi jendela. Pikirannya kembali menerawang kearah gedung- gedung tua nan kumuh yang mengelilingi kediamannya. "Dia cukup teliti untuk bisa menemukan alat mahal yang kamu beli itu. Padahal itu berada di sisi yang tak akan dengan mudah dilihat siapapun. Untuk keberuntungannya kali ini aku mengakuinya," balas sang wanita. Lelaki kurus yang bertelanjang dada itu mendekat kearahnya sembari tersenyum licik. "Kemungkinan besar juga dia sudah tahu itu perbuatanmu. Aku pikir kamu sel
Baca selengkapnya
105. Papa Gula
"Sudah dapat hasilnya?" Rosaline melangkah masuk ke dalam ruangan Alana dengan percaya diri. Dia membawa beberapa dokumen penting yang merupakan rangkuman hasil penyelidikannya selama beberapa hari belakangan. Berkat tugas tambahan yang bos cantiknya itu berikan, wanita dua puluh lima tahun itu sampai harus merelakan jam tidurnya. Meskipun begitu, dia tidak terlalu keberatan. Pasal komisi, Rosaline tak pernah kapok bekerja untuk tugas tambahan yang Alana berikan. Wanita itu terlalu dermawan dengan memberikan komisi ekstra yang jumlahnya mungkin cukup untuk membeli satu ponsel terbaru senilai dua digit. Selain itu, Rosaline juga merasa memiliki wadah yang tepat untuk menyalurkan bakat terpendamnya. Bukan hanya mampu mengorganisir dokumen dan jadwal dengan baik, gadis itu juga punya kemampuan merangkum gosip dan mengumpulkan bukti- bukti otentik. Hasilnya hampir seperti detektif- detektif yang dimunculkan dalam drama. Mungkin pengaruh drama yang banyak ditonton olehnya juga. Hari in
Baca selengkapnya
106. Kabur
Apa yang disebut dengan 'papa gula' sebenarnya? Laki- laki beristri nan berumur yang mampu memberikan jutaan bahkan milyaran pada seorang gadis muda untuk jasa yang dia inginkan? Saddam Giovandra? Masih terlalu muda untuk disebut berumur. Menikahi janda konglomerat kaya juga tidak serta merta membuat hidupnya bergelimang harta. Pada kenyataannya, semua fasilitas mewah yang dia gunakan tak satupun atas nama dirinya. Jadi darimana dia bisa mendapatkan uang untuk secara kurang ajar berperan sebagai sugar daddy? Apalagi untuk anak tiri istrinya sendiri? Sepertinya dunia ini sudah benar- benar gila.Itu bulan pertama pernikahan saat ia akhirnya menyadari bahwa Veronica Wijaya tidak semudah kelihatannya. Wanita parubaya itu punya lebih banyak misteri dari yang dia duga sebelumnya. Jika dia berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya yang berusaha mengambil keuntungan dari Veronica, dia salah besar! Pada kenyataannya, justru Saddam-lah yang diperalat oleh istrinya itu.Kalau Saddam mau, dia
Baca selengkapnya
107. Suami Siaga
"Mas! Bangun!" Arkasa membuka mata melirik jam dinding, saat ini pukul tiga dini hari. "Kenapa Al?" "Laper!" Arkasa menarik nafas, oke baiklah! Ini adalah bentuk ujian kesabaran sekaligus ladang pahala untuknya! Selimut yang baru digunakan sebentar dia singkap pelan sembari menghela nafas pelan dan duduk di tepi ranjang. Laki- laki itu mencoba tetap tersenyum semanis mungkin walaupun matanya mungkin menjerit—ngantuk berat! Dengan kesadaran yang baru terkumpul setengah, Arkasa berbalik badan mendapati istrinya yang menatapnya manyun. "Maaf, Mas! Kamu tidur lagi aja! Aku turun makan sendiri!" Tak lama wanita itu turun dari ranjang dan bersiap keluar dari kamar. Arkasa yang memperhatikan itu menghela nafas pelan lagi. Mood Alana benar-benar naik turun secara drastis. Dia bahkan cukup sensitif hingga sepertinya akan segera ngambek. "Bareng aku aja turunnya! Kamu mau makan apa?" Arkasa jelas mempertahankan senyuman dan nada suaranya agar tetap tenang. Dia tidak mau membuat Alana j
Baca selengkapnya
108. Berita Kabur
"Saddam kabur?""Polisi sudah mencarinya sejak kemarin, tapi dia benar- benar menghilang tanpa jejak."Alana menonaktifkan laptop empat belas inch yang sempat menyita perhatiannya sejak tadi. Kabar terbaru dari Rosaline benar- benar mengambil alih fokusnya sekarang. Bagaimana tiba- tiba Saddam masuk dalam daftar pengejaran polisi? "Bagaimana dengan Evanny?" Tanya Alana penasaran.Rosaline menggeleng, "gadis itu masih berada di kota, dia bahkan tetap berangkat bekerja seperti biasa. Lagipula sepertinya tidak ada yang tahu bahwa dia ada hubungannya dengan Saddam. Mungkin karena itu tidak ada yang menyorotinya," jelas Rosaline.Alana membuka kacamata anti radiasi yang dia kenakan. Pandangannya lurus pada pemberitaan yang sedang hangat ditayangkan di televisi. Berita tentang pengejaran terhadap Saddam yang dilaporkan menghilang setelah dicurigai terlibat dalam pembunuhan Veronica. Setelah beberapa hari, polisi akhirnya baru menyampaikan babak baru dalam kasus yang belum mereda ini."Apa
Baca selengkapnya
109. Tendangan Pertama
Alana Point Of ViewAku merasa hari- hariku terlewati dengan begitu cepat. Usia kandunganku memasuki bulan keempat, perutku sudah mulai membesar meskipun masih bisa ditutupi dengan pilihan outfit yang tepat. Aku dan Mas Arkasa juga sudah memberitahu ayah ibu kami dua bulan lalu. Ayah dan bundaku jelas kaget namun senang sekali karena akhirnya ada info tentang calon cucu mereka. Ayah mertuaku juga kelihatan senang sekali, beliau bahkan jadi lebih sering menelponku dan Mas Arkasa sekarang, padahal dulunya cukup cuek bebek.Berbeda dengan ketiganya, mama mertuaku justru sudah tahu lebih dulu. Dia punya mata- mata di rumah sakit yang sepertinya membocorkan hasil tesku. Jelas, itu adalah salah satu rumah sakit yayasan yang dikelola langsung oleh mama. Aku harusnya sadar bahwa hari dimana dia datang ke rumah saat itu adalah karena ingin mendengar berita ini dari mulutku sendiri. Namun saat itu aku masih belum mau bicara karena hubunganku dengan Mas Arkasa yang sempat renggang. "Mama penge
Baca selengkapnya
110. Cemburu
"Kenapa wajahnya ditekuk begitu, pak?" Arta mengamati dari kursi panjang, pria yang baru saja keluar dari ruangan periksa itu nampak cemberut dengan nafas berat. Wajahnya juga merah padam menahan amarah sepertinya. Sebenarnya Arta pun tahu penyebab si bos bersikap begini, namun dia memilih untuk menahan tawanya. Kalau sampai bablas tertawa, Arta tak tahu apa yang akan bosnya itu lakukan padanya. Arkasa mendengus kasar, dia duduk disebelah Arta dengan gusar juga. Matanya tak berhenti menoleh kedalam pintu putih yang baru saja dia tutup. "Kamu lihat sendiri kan? Dia genit pada istri saya!" Ujar Arkasa. Arta sontak mati-matian berusaha menahan tawanya yang hendak meledak. Dugaannya benar, Arkasa masih kesal akan kejadian yang baru saja mereka lihat. Bosnya itu berusia tiga puluh satu tahun, tapi jika menyangkut tentang istri kesayangannya itu, dia bisa bersikap seolah remaja yang baru masuk puber. Belasan tahun mengenal Arkasa, hanya Alana yang seolah punya kunci sakti untuk membol
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status