All Chapters of The Devil In Love: Chapter 11 - Chapter 20
58 Chapters
Makan Malam di Rumah Stevan
Sekarang pukul 19.00 malam.Sejak pukul 5 sore tadi mansion sibuk. Maksudnya, para pekerja di mansion ini sedang sibuk. Abimana memesan seorang make up artist yang terkenal untuk mendandani Luna malam ini. Pria itu akan mengajak serta Luna untuk ikut makan malam dirumah keluarga Stevan. Malam ini ulang tahunnya Tante Lily, mamanya Stevan.Para pegawai butik sudah berbondong-bondong datang dengan membawa banyak gaun malam yang indah. Bahkan pemilik butik ini pun ikut datang."Selamat sore Tuan Abimana, saya senang atas undangan anda. Kami akan melakukan yang terbaik untuk anda," ucap si pemilik butik yang diketahui bernama Steffy Tan."Ya, lakukan yang terbaik," Abimana. Mereka, para make up artist dan pegawai butik sekarang berada dikamar utama. Luna sudah dari siang melakukan perawatan tubuh dari ujung rambut hingga ujung kepala. Saa
Read more
(Ter) sakit(i) Lagi
"Bisa aku berdansa dengannya sekarang Stevan?" Tanya Abimana selembut mungkin namun wajahnya sangat datar."Oh, baiklah Luna. Lain kali kita lanjutkan obrolan kita," Stevan langsung melepas pegangan pada pinggul Luna. Stevan tersenyum melewati Abimana.Abimana segera menautkan tangannya di pinggul Luna yang ramping. Sebenarnya kecil digenggaman tangan besar Abimana. Luna pun segera mengalungkan kedua tangannya dileher Abimana."Kau senang Stevan menyentuh tubuhmu ini?" Desis Abimana dengan mengencangkan pegangannya pada pinggul Luna. Luna meringis merasakan sakit akibat cengkraman yang kencang."Dia yang mengajakku, kenapa kau selalu menyalahkanku?" Luna kesal."Tapi kau menikmatinya kan? Huh?!" Abimana semakin kencang mencengkram pinggul mungil itu.Mata Luna sudah berkaca-kaca."Kenapa?! Kau cembu
Read more
Ijin Untuk Kembali Bekerja
Pagi ini Luna bangun dengan tubuh segar. Ia merasa lebih baik, mungkin semalam karena sehabis mandi. Oh tidak, tepatnya ia dimandikan oleh Abimana. Luna menoleh kesampingnya. Si iblis itu masih terlelap. Lengan kekarnya masih setia memeluk perut rata Luna. Luna memandangi wajah Abimana dengan lekat.Rahang yang tegas, dengan jambang yang rapi, hidung yang mancung, mata yang menjorok kedalam. Semakin menambah tampannya si iblis ini. Jika sedang terlelap begini, si iblis berubah menjadi malaikat. Tapi saat sadar, ia menjelma menjadi iblis. Abimana tidur tidak memakai baju, ia hanya mengenakan celana panjang training berwarna abu. Luna bisa merasakan hembusan napas hangat lembut darinya. Tangan Luna terangkat ke udara, ia usap wajah Abimana dengan lembut. "Jangan menggodaku Luna," Abimana berkata namun matanya masih terpejam. Suaranya masih terdengar serak khas orang bangun tidur.
Read more
Bertemu Kembali
"Kita akan kemana Nona?" Dimas menoleh lewat spion depan."Ke cafe 'Sehati', di jalan XY," jelas Luna.Dimas mengangguk."Anda terlihat senang hari ini Nona," Dimas memecah kesunyian selama diperjalanan."Iya Dimas, aku senang hari ini. Aku akan bertemu teman-temanku lagi," jelasnya, nampak sebuah senyum manis penuh bahagia tergambar jelas diwajahnya yang imut."Baguslah kalau begitu, jadi anda tidak akan kesepian lagi," tanggapan Dimas."Ya, kamu benar. Disini terasa asing bagiku. Mereka memperlakukanku seolah aku Nona penting di mansion tersebut. Itu sungguh membuat jarak antara aku dan pelayan disana semakin jauh. Mereka tidak ada yang mau mengobrol denganku. Semuanya menunduk didepanku," jelas Luna panjang lebar."Bukankah semua orang akan senang dilayani seperti itu Nona?" Dimas tak habis pikir dengan Luna. Dimana semua
Read more
Seuntai Doa
"Apa saja yang kamu lakukan tadi siang?" Tanya Abimana seraya menyendokkan suapan nasi kedalam mulutnya. "Aku datang ke cafe, bertemu dan mengobrol dengan teman-teman lamaku. Hanya itu saja," Luna masih mengunyah makan malamnya. 'Buat apa bertanya lagi, kan aku sudah telpon dia dari tadi siang,' batin Luna. Setelah pukul 18.00 tadi Abimana pulang dari kantor, kini mereka sedang makan malam berdua di ruang makan mansion. "Rendang ini buatanmu?" Tanya Abimana. "Iya. Apa tidak enak?" Luna.
Read more
Merajuk
Sepagi ini Luna sudah bangun, ia sudah menyetel alarm di ponselnya. Ia tidak mau dihari pertamanya kerja datang terlambat. Luna sangat antusias menyambut hari ini. Dia bahagia, bisa bertemu dan bercengkrama kembali dengan orang-orang yang ia sayangi.Luna sudah selesai membereskan kasurnya, juga sudah mandi. Saat ia bangun tadi, Abimana tidak ada diranjangnya. Kemungkinan devil itu tidak pulang semalam. Luna tidak menghiraukan tentang Abimana kemana dan sedang apa.Biarkan saja pria itu pergi dan kalau bisa ia tidak pernah kembali lagi kesini. Walaupun itu rasanya tidak mungkin, kenyataannya adalah, mansion ini adalah milik pria devil itu.Luna sudah merias wajahnya dengan tampilan secukupnya namun terlihat segar. Ia mengambil sling bagnya dan memakai sneakers pink nya.Luna segera turun menuju dapur."Nona kecil! Anda mau kemana sepagi ini?" Tiba-tiba Maya muncul da
Read more
Jangan Bersikap Seolah Kau Suamiku!
Setelah selesai mandi, Luna berjalan menuju walk in closet. Ia mengambil pakaian santainya. Tanpa curiga, ia melepas handuknya dan menampakkan tubuhnya yang polos.Ia ambil dalamannya, namun sebelum ia sempat memakai ke tubuhnya, tiba-tiba saja Abimana memeluk tubuh polos Luna dari belakang.Luna tersentak, ia diam mematung saat kedua tangan kekar pria itu memeluk erat perut ratanya. Hembusan udara hangat menerpa kulit bagian belakang telinganya. Ia meremang merasakannya."Harum," Abimana menghirup aroma wangi yang menguar dari tubuh Luna."Sudah kubilang, pakai pakaianmu didepanku. Apa kau lupa, huh?" Abimana masih nyaman di ceruk leher Luna. Tangannya mengelus lembut perut ratanya dan bergerak pelan ke payudaranya.Abimana memutar balik tubuhnya sehingga sekarang Luna berhadapan dengan Abimana. Obsidian gelap pria itu menatap sendu kedalam netra c
Read more
Di Club
"Ganti pakaianmu, ambil paper bag itu!" Setelah sampai di lobby sebuah hotel, Abimana keluar dari mobilnya dan menyerahkan kunci mobilnya pada petugas valley. Pintu bagian Luna sudah dibukakan oleh petugas hotel lainnya.Luna mengikuti Abimana berjalan dibelakangnya. Setelah Abimana memesan sebuah kamar di hotel itu, ia berjalan kembali menuju kamarnya. Luna masih tetap mengikutinya dari belakang.Setelah keluar dari lift, mereka sudah sampai dilantai tempat Abimana memesan kamarnya. Dilantai ini hanya ada beberapa kamar. Ini lantai khusus kamar president suit. Kamar mewah, luas dan tentunya harga per malamnya tidak sedikit.Setelah memasuki kamarnya, Abimana menyuruh Luna agar segera membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan yang sudah ia siapkan. Abimana berjalan menuju mini bar di kamar itu, ia menuangkan wine ke gelas kristalnya.Setelah be
Read more
Di Club (2)
Luna masih menikmati alunan musik yang menghentak. Pencahayaan remang, alkohol dan musik yang menghentak sungguh perpaduan yang sempurna untuk menaikkan hasrat.Luna semakin menempel pada tubuh Abimana didepannya, ia bergoyang mengikuti musik. Tanpa disadari, Luna sangat menggoda malam ini. Ini tidak seperti Luna yang biasanya. Bukan seperti gadis polos yang terkadang bisa membangkang. Malam ini Luna berubah menjadi sosok penggoda yang liar.Luna membuka kancing jas Abimana lalu membuka ketiga kancing kemeja bagian atasnya, sehingga memperlihatkan dada bidangnya yang menggoda. Luna mengusap dada tersebut dengan gerakan sensual. Abimana mengerang, ia meremas pinggul Luna. Sungguh ia sudah tak tahan, ingin rasanya mengungkung tubuh Luna dibawahnya."Shit! Luna, hentikan tanganmu itu!" Abimana mengerang lirih seraya obsidian gelapnya menatap tajam pada Luna. Ada sepercik gairah disana.
Read more
Pergi ke Taman Hiburan
"Kau tidak ke kantor hari ini?" Tanya Luna setelah mereka selesai membersihkan diri. Abimana hanya menggeleng seraya sibuk dengan ponselnya."Bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan?" Luna.Abimana menoleh, ia melihat ada sedikit binar harapan dikedua netra cokelat itu."Mau kemana?" Abimana."Ke taman hiburan." "Ck! Seperti anak kecil saja! Kenapa tidak jalan saja ke Mall? Kita belanja saja?" "Aku mau ke taman hiburan, boleh ya?" Tanya Luna penuh harap.Abimana tidak langsung menjawabnya, ia menelpon seseorang."Dimas, kau tidak perlu kesini. Aku akan pergi, nanti kau dan pengawal lainnya menyusul saja. Aku akan berikan lokasinya," Abimana segera menutup ponselnya."Ayo, kita berangkat sekarang!" Abimana mengambil jasnya.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status