All Chapters of The Devil In Love: Chapter 41 - Chapter 50
58 Chapters
Ajakan Raka
"Luna, aku malam ini akan pulang. Tadi Tuan Vino sudah menghubungiku dan Tuan Abimana mengijinkan aku untuk mengambil libur beberapa hari," Maya berkata dengan wajah berseri."Baguslah, aku senang mendengarnya," Luna."Terima kasih Luna," Maya."Sudah, jangan berlebihan. Sampaikan salamku untuk ibumu ya Maya," Luna.Maya memeluk Luna dengan erat."Iya, nanti aku sampaikan," Maya mengurai pelukan mereka.Setelah selesai makan malam, Maya bersiap pergi menuju rumahnya."Luna, jangan bukakan pintu pada orang tidak dikenal ya. Kabari aku setiap saat ya!" Pesan Maya."Iya Maya, sudah tenang saja. Jangan mengkhawatirkan aku, aku sudah biasa sendiri.""Pokoknya kabari aku setiap saat ya?" Maya masih berpesan sebelum ia menutup pintu unit apartemennya.Luna menghela
Read more
Pesta Makan Malam yang Menyakitkan
Kini mereka sudah duduk berhadapan disalah satu meja. Mereka makan dalam diam. Luna tidak berniat untuk membicarakan perihal ia mengenal Bram kepada Raka.Raka makan dengan tetap memandang Luna. Ia penasaran, kenapa Luna bisa mengenal Abimana? Dan bahkan, Bram mengatakan bahwa Luna adalah kekasih Abimana.Raka tidak mengenal Abimana secara personal. Ia hanya tahu, kalau Abimana Rajendra adalah seorang pengusaha sukses dan terkenal dingin.Raka juga baru mengetahui bahwa Bram ternyata berteman dekat dengan Abimana."Apa benar tadi yang dikatakan Bram?" Raka akhirnya memilih bertanya lebih dulu, setelah ia menyelesaikan makan malamnya."Aku mengenal Abimana, tapi belum menjadi kekasihnya," Luna menjawab setelah ia menenggak air mineralnya."Jadi, sebenarnya bagaimana hubungan kalian?" Raka."Malam ini rencananya aku akan menemu
Read more
Di Kota Baru
Malam ini sangat sepi, tidak seperti biasanya. Abimana sedang berdiri di pinggiran kolam renangnya seraya menghisap rokoknya. Kepulan asap yang keluar dari mulutnya, ia main-mainkan.Seraya menghela napas panjang, ia teringat kejadian tadi di pesta penyambutan Bram sebagai CEO di perusahaan ayahnya.Ia datang bersama Syam dan sangat tidak terduga bisa bertemu Luna di pesta itu. Awalnya ia merasa sangat senang dan antusias ingin menghampiri Luna. Namun, saat melihat Luna duduk bersama dengan Raka apalagi mereka saling menggenggam tangan, seketika hatinya bergejolak.Hatinya berdebar, tapi bukan bahagia. Namun, rasa menyakitkan lebih mendominasi. Terlebih lagi saat ia mengatakan hal kasar dan merendahkan Luna. Ia semakin merasa terluka.Lalu saat netra cokelat teduh milik Luna berkaca-kaca, lebih terasa menyakitkan. Namun Abimana tak bisa menampik bahwa ia sangat kesal dengan yang dilakuka
Read more
Hari Pertama Melanjutka Hidup Dimulai!
"Masih ada sisa 3 kamar lagi Mbak. Silakan mau dilihat dulu?" Jelas ibu penjaga kost.Saat ini Luna sudah berada ditempat kost yang direkomendasikan oleh Ibu pemilik warung makan tadi. Rumahnya tidak mewah, namun asri dan nyaman. Disini ada dua lantai. Lantai bawah, khusus kost pria.Sedangkan dilantai 2, khusus kost wanita.Setelah melihat kamar 1 dan 2, Luna lebih memilih kamar 3. Karena harganya lebih murah dibanding 2 kamar tadi. Walau ukurannya lebih sempit dari 2 kamar tadi. Dan berada tepat dipojok. Tapi, lumayanlah ada kamar mandi di dalam juga.Luna beruntung, di kostan ini sudah tersedia ranjang, lemari plastik kecil dan kipas angin.Ya, yang kamar ini tidak memiliki pendingin ruangan."Jika ada butuh bantuan, Mbak Luna bisa panggil saya," jelas Ibu penjaga kost."Baik Bu, terima kasih bantuannya," balas Luna.Selepas Ib
Read more
Semakin Jelas
Abimana membaca dengan teliti kertas yang ada ditangannya. Bukti cetak transaksi dari sebuah Bank."Kau sudah tanya Devi?" Tanya Abimana seraya melepas kacamatanya dan meletakkan kertas tadi di meja."Sudah Tuan, tapi Nona Devi hanya menjawab tidak tahu dan katanya hilang kontak dengan Nona Luna," jelas Vino."Sehari setelah makan malam itu, ia menarik semua uang di ATM nya. Saat terakhir ia menarik uang itu masih disekitaran tempat kostnya Devi," Abimana menautkan kedua jemarinya untuk menopang dagunya.Abimana nampak sedang berpikir."Maya, apa ia sudah pulang ke apartemen?" Lanjutnya."Belum Tuan, Ibunya sepertinya masih sakit," jawab Vino."Aku akan ke apartemen. Apa hari ini ada rapat penting?" Abimana."Ada pertemuan dengan Tuan Adi, beliau akan membahas__" ucapan Vino terpotong dengan tangan
Read more
Guilty
"Lunaaaaa," teriak sebuah suara."Iya iya, ini aku baru saja selesai memotongnya," Luna dengan cepat menghampiri seniornya yang berteriak terus memanggil namanya.Setiap hari, didapur semua kekacauan terjadi. Tentu saja ini bukan sebuah tontonan untuk ditampilkan kepada pelanggan didepan sana.Puncak kekacauan selalu terjadi di jam makan siang dan tentu saja saat malam minggu. Pelanggan dengan elegannya menunggu kedatangan menu dari dapur restoran ini.Mereka tidak tahu saja, kekacauan macam apa saja yang terjadi didapur. Teriakan tidak asing lagi disini, setiap jam sibuk pasti ada saja sebuah nama yang akan diteriaki.Hilir mudik para koki dan para asisten koki yang sibuk mengatur dan membuat menu pesanan pelanggan.Tapi, disini Luna merasa nyaman. Teriakan tersebut bukan suatu hal karena kebencian. Setelah jam sibuk selesai, mereka akan tertawa
Read more
Three Words
[Luna, Abimana datang menemuiku dan ia bertanya tentang keberadaanmu.]Itu adalah pesan yang masuk ke ponsel Luna dari Devi.[Tolong bertahan, jangan katakan aku ada disini.] Begitulah balasan pesannya kepada Devi.Luna sangat berharap, Abimana tidak melakukan hal-hal yang dapat melukai Devi. Semoga saja!"Kenapa?" Tanya sebuah suara yang sangat Luna kenali."Enggak ada apa-apa, teman di Jakarta menanyakan kabarku," jawab Luna -- berbohong."Pria atau wanita?" Lanjutnya bertanya.Luna mengerjap berusaha memahami pertanyaan lanjutan itu."Teman kamu. Pria atau wanita?" Sepertinya Rendra paham akan raut bingung yang jelas tercetak di wajah Luna."Oh, wanita. Namanya Devi, sahabat baikku," jelas Luna.Rendra hanya manggut-manggut mendengar jawaban Luna.
Read more
Sedikit Titik Terang
Sudah sebulan lebih Luna menetap di kota ini, kini ia sudah memiliki banyak teman dan kenalan baru. Orang-orang disini ramah.Hari ini ia berencana akan pergi ke tempat wisata didaerah sini. Tentunya bersama rekan-rekan kerjanya.Mereka yang mendapatkan libur hari ini, memang sudah berencana akan pergi ke tempat wisata sejak beberapa hari lalu.Luna sudah siap dan menunggu bersama rekan-rekannya di belakang restoran tempat ia bekerja. Kini hanya menunggu Tian datang, karena dialah yang memiliki mobil. Dan mereka akan pergi menumpang mobil Tian.Sekitar 20 menit mereka menunggu, akhirnya datanglah sebuah mobil SUV hitam mengkilat.Mobil itu berhenti tepat didepan mereka berdiri."Loh? Tian kemana?" Tanya rekan pria yang lain."Kami bertukar hari libur, dia akan libur besok menggantikan aku," jelas Rendra.Ya, ternyata Ren
Read more
A Longing So Deep
Abimana memutuskan berlibur selama 3 hari di Bali. Ia butuh melepaskan segala kepenatan. Selama 3 hari ini pula, ia belum juga mendapatkan kabar baik mengenai pencarian Luna.Siang ini, ia memutuskan untuk ke hotel yang menyajikan pantai secara langsung. Ia ingin menikmati angin pantai dan melihat pemandangan indah lainnya.Abimana duduk sambil rebahan dengan kacamata hitamnya menikmati cuaca panas khas pantai."Panas sekali!" Terdengar suara wanita disebelahnya.Abimana menoleh, wanita seksi dengan bikini seksi pula. Sedang tengkurap menikmati pemandangan pantai yang tersaji didepannya. Ia pun menggunakan kacamata hitam dan topi lebar dengan warna biru langit disertai pita sebagai pemanisnya."Ini pantai, pasti panas," tiba-tiba saja Abimana membalas gerutu si wanita tersebut.Wanita seksi itu menoleh dan tersenyum."Y
Read more
Found You
Sudah di bulan kedua tahap pencarian Luna, namun belum juga menemukan tanda-tanda akan menemukan Luna.Abimana akhirnya pergi menuju tempat kerja Devi, ia seharian duduk didalam mobilnya, mengawasi gerak-gerik Devi.Saat jam pulang kerja, ia juga mengikuti Devi dari belakang. Wanita itu langsung menuju ketempat kostnya. Selanjutnya sampai malam hari, tak ada pergerakan mencurigakan yang dilakukan Devi.Abimana jenuh dan lelah. Sampai malam, belum juga  menunjukkan tanda-tanda Devi akan memberikan clue dimana Luna.Saat ia sedang menghidupkan mobilnya untuk pergi dari sana, ia melihat Devi keluar dari pagar kostnya memakai jaket. Akhirnya Abimana urungkan niat untuk pergi, ia kembali membuntuti Devi dari belakang dengan berjalan kaki.Sepanjang gang tempat Devi berjalan, memang tampak sepi. Karena ini memang sudah malam. Abim
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status