All Chapters of Bersuami Anak "Mama": Chapter 141 - Chapter 150
174 Chapters
Bab 141. Menjelaskan Pada Mosa
"Maafkan saya, Bu. Kalau bukan karena saya mungkin ini tidak akan terjadi,'' sesal Andre lalu menangis tersedu di hadapan Mina."Ya Tuhan. Cobaan terus ada di kehidupan kalian. Belum juga tadi Mawar, sekarang Mosa kehilangan janinnya. Apa dia sudah tahu hal ini?" tanya Mina."Belum, Bu. Sejak tadi dia Belum sadarkan diri. Sampai sekarang, mungkin dia sedang diberi obat bius," jawab Andre terisak."Kamu yang sabar, ya! Mungkin ini cobaan untuk kalian. Semoga setelah ini Mosa bisa segera pulih dan meminta kembali pada Tuhan agar segera diberikan pengganti,'' tutur Mina.Sesungguhnya Mina juga sedih dan hatinya tidak karuan. Mendengar putrinya baru saja kehilangan janinnya. Anak yang sudah ditunggu kehadirannya di dunia, tetapi justru sudah memilih untuk meninggalkan dunia terlebih dahulu.Perih yang dirasakan oleh Mina. Karena tahu nantinya Mosa juga pasti akan sangat terpukul. Cobaan bertubi-tubi menyerang anak dan menantunya. Saat ini masih menunggu dokter untuk selesai proses kureta
Read more
Bab 142. Penuh Penyesalan 
Mina mengusap tangan Mosa yang tidak percaya dengan keadaan yang sedang menimpanya. Sedangkan Andre masih di samping Mosa tanpa mengatakan sepatah kata pun."Semua benar terjadi, Mosa. Kamu sudah di kuret. Dan sudah tidak ada janin di dalam perutmu. Itu terjadi karena kamu terlalu stres. Dan kamu juga belum makan. Sehingga janinmu jadi lemah. Dan akhirnya gugur," jelas Mosa menoleh ke arah Andre di ada di sampingnya. "Ini semua gara-gara kamu, Dre. Coba saja kamu dengarkan perkataan ku untuk tidak minum pemberian Mawar. Pasti ini tidak akan terjadi. Dan aku masih bersama anakku. Ini semua gara-gara kamu. Aaaaahhhh." Mosa berteriak.Sampai seorang perawat datang menghampiri mereka. "Ada apa, Bu?" "Sabar, Mosa! Ini semua sudah kehendak yang kuasa. Kamu tahu kan hidup dan mati itu sudah ada yang mengatur. Jadi kamu tidak boleh seperti itu. Apalagi menyalahkan suami mu. Dia juga sangat kehilangan. Sama seperti kamu,'' Mina memberikan nasihat."Tapi, Bu. Kalau saja Andre tidak minum pe
Read more
Bab 143. Roni Sadar 
Satu bulan kemudian.Roni sudah mulai sadar sejak kemarin. Tetapi kondisinya masih cukup lemah, karena luka di dalam yang masih cukup parah. Meskipun begitu Roni dalam penjagaan polisi. Karno dan Sarni pun juga masih menunggu di sana. Cukup lelah sudah mereka menunggu Roni. Kekhawatiran mereka juga karena sebentar lagi jika Roni sudah boleh pulang tidak bisa pulang ke rumah melainkan ke kantor polisi lagi.Dokter pun sudah menyampaikan jika Roni sudah bisa diajak berkomunikasi. Meskipun masih sepatah atau dua patah kata. Namun dokter juga menekankan agar tidak terlalu menekan Roni untuk menjawab pertanyaan yang sekiranya bisa membuat drop Roni.Sehingga polisi pun juga menunggu waktu yang tepat untuk mencerca banyak pertanyaan kepada Roni.Saat itu Karno diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Roni dengan tanpa polisi. Karno dan Roni berbicara empat mata.Roni nampak kurus dan terlihat lemah. Beberapa alat masih terpasang di tubuh Roni itu.''Ron, syukurlah kamu sudah sadar. Bagaim
Read more
Bab 144. Roni Menghilang
Roni terdiam sejenak. "Memang ada yang menyuruh saya. Tetapi saya takut mengatakannya. Karena hanya saya yang tahu. Saya keluarga saya akan menjadi korban selanjutnya. Karena dia terlalu kejam dan memiliki ide yang sangat tidak masuk akal," jawabnya."Katakan saja, Pak! Kami akan melindungi keluarga Pak Roni. Setiap pengakuan pasti akan dilindungi. Kalau Pak Roni merahasiakan bagaimana dia akan bebas di luar sana? Pasti akan banyak korban lagi. Katakan saja! Nanti pihak kami akan memproses," sahut polisi.Roni masih merasa ragu dengan jawaban polisi. Waktu itu saja Hendra dengan mudah membebaskan dirinya. Lalu dengan bebas juga membuat kesimpulan jika Roni tidak bersalah. Apakah nanti Hendra benar bisa ditangkap oleh polisi? Bagaimana kalau tidak? Pasti keluarganya yang akan menjadi korban."Saya masih belum bisa mengatakan, Pak. Saya takut keluarga saya yang jadi korban kalau saya sampai mengatakan,'' ucap Roni."Pihak kami akan menjamin keselamatan keluarga Pak Roni. Jadi tolong jaw
Read more
Bab 145. Ceramah Ustad
Luki sebelumnya sudah menyampaikan permasalahan Mosa kepada sang ustad. Sehingga ustad tersebut pun sudah menyiapkan pencerahan kepada Mosa.Ustad tersebut awalnya melihat secara sekilas mata Mosa. Dia melihat jika kesedihan mendalam yang dialami Mosa.Kemudian sang ustad mulai untuk mematikan ceramah. Bersamaan dengan itu juga ada Andre, Mina dan juga Bi Imah. "Bu Mosa. Apa yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan. Kita bisa hidup, kita juga bisa mati. Tetapi kapannya itu yang dirahasiakan oleh Tuhan. Kita sebagai manusia hanya bisa pasrah atas takdir Tuhan tersebut. Mungkin saat ini anak yang sudah berpulang terlebih dahulu. Atau kita sendiri besoknya yang berpulang. Tidak baik rasanya kita terlalu bersedih. Bukankah Tuhan juga tidak menyukai sesuatu yang berlebihan? Seperti api, kalau sedikit bisa bermanfaat untuk memasak, tetapi kalau banyak dan besar bisa menghanguskan segalanya," tutur ustad.Mosa mulai memahami perkataan ustad. Seperti rumahnya yang terbakar waktu itu."Ada ju
Read more
Bab 146. Makan Sate
Setelah pesanan datang. Mosa mencium aroma sate yang masih mengepul. Perlahan Mosa mulai menikmati sate yang ada di hadapannya. "Bagaimana, enak?" tanya Andre."Enak banget," jawab Mosa.Andre membiarkan istrinya menikmati sate itu. Seharian tadi belum makan apapun. Baru kali ini setelah satu bulan Andre melihat istrinya begitu menikmati makanan dengan antusias. Andre seperti melihat Mosa yang lama kembali muncul. Andre tidak ingin bertanya apapun. Yang jelas melihat Mosa sudah kembali rasanya sudah bahagia. "Enak sekali makan di sini. Rasanya sudah sangat lama aku nggak makan di pinggir jalan begini," ucap Mosa setelah selesai makan satenya."Kalau kamu mau nanti satu minggu sekali kita bisa makan di sini atau menikmati udara malam begini," sahut Andre."Iya. Aku mau. Aku sudah mengikhlaskan anak kita. Rasanya mendengarkan ceramah Ustadz tadi begitu lebih parah dari aku. Tetapi dia bisa tegar dan jauh lebih baik. Aku ingin aku ikhlas dan mendoakan yang terbaik untuk anak kita. Sem
Read more
Bab 147. Ke Rumah Hendra 
Sore hari ketika jatah makan Roni tiba. Seorang anak buah Hendra pun mengantarkan itu."Makan ini! Agar kamu tidak mati konyol," ucap seorang laki-laki bertubuh kekar."Kenapa tidak bebaskan aku saja? Aku ini sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, tubuhnya sakit semuanya," tanya Roni lirih sembari menahan sakit di bagian dada dan kemaluannya. "Kamu masih punya mulut untuk bicara. Kalau kamu mau. Kamu bisa saja mengancam keselamatan bos kami. Sehingga kamu perlu diamankan agar tidak sampai mulut kamu bocor," jawab anak buah Hendra."Aku berjanji tidak akan mengatakannya. Jadi tolong lepaskan aku! Kasihan orang tuaku yang saat ini pasti sedang mencari ku. Tolong!" pinta Roni memelas."Tidak. Kamu makan saja apa yang ada. Yang kelas aku tidak akan melepaskanmu. Mengerti kamu?""Tolong bilang sama Hendra lepaskan aku! Aku sangat kesakitan saat ini," pinta Roni kembali."Itu salah kamu sendiri. Kamu kan sudah diminta bos untuk hanya bergerak sesuai perintahnya. Tetapi kamu malah bermain p
Read more
Bab 148. Nasib Roni
"Terima kasih, Om. Tetapi kemarin waktu saya bertemu Hendra katanya Om dan Hendra ke makam ayah karena tidak sempat ke rumah,"sahut Andre.Ayah Hendra mengernyitkan keningnya. "Tidak. Om juga tidak ke makam ayahmu. Dimana makam ayahmu, Om juga tidak tahu,'' balas ayah Hendra."Berarti Hendra sudah berbohong. Tetapi kenapa Hendra meninggalkan rumah, Om? Kemarin Hendra juga terlihat menggunakan motor," tanya Andre penasaran."Entah bagaimana Hendra sekarang. Sebenarnya kan Om memang tidak setuju kalau Hendra turun jadi pengacara. Maunya Om, dia itu ke perusahaan Om saja. Agar nantinya dia yang akan meneruskan perusahaan. Paling tidak saat ini belajar dulu. Tetapi dia menolak, dan ingin jadi pengacara. Om bilang saja kalau perusahaan dan semua aset nantinya akan turun ke kamu. Terus dia marah dan pergi dari rumah," jelas Ayah Hendra.Andre jadi berpikir, kalau kemarin Hendra ragu saat mengatakan boleh berkunjung ke rumahnya. Ternyata hal itu yang sedang terjadi. "Tapi apa Om serius aka
Read more
Bab 149. Kondisi Roni Memprihatinkan 
Petugas tadi pun tidak berani memegang yang diduga mayat tersebut. Mereka kemudian menghubungi kepolisian untuk bisa membawanya dari sana.Beberapa saat kemudian polisi pun datang bersama dengan ambulan. Di tempat pembuangan sampah tersebut sudah dikerumuni oleh banyak orang. Seorang petugas rumah sakit tersebut kemudian memastikan keadaan yang diduga mayat. "Pak, dia masih hidup," ucap petugas rumah sakit.Ucapan tersebut lantas membuat orang-orang yang ada di sana terkejut. Orang yang sudah berbau busuk itu masih hidup. Petugas rumah sakit memastikan masih hidup dari denyut nadi di pergelangan tangan serta nafas yang masih berhembus meskipun begitu lemah.Polisi memerintahkan untuk segera membawa Roni ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit Roni langsung ditangani oleh tenaga medis. Serta polisi berkoordinasi dengan anggota yang lain untuk menghubungi keluarganya.Beberapa jam kemudian polisi berhasil mendapatkan informasi Roni. Roni memang sedang dicari oleh polisi. Namun, Roni
Read more
Bab 150. Bersyukur 
Mata sayu Roni mengisyaratkan jika dia sedang mendengar Roni."Ron. Aku sedang mencari siapa yang sebenarnya menyuruh kamu untuk membuat aku kehilangan ayahku. Dan juga yang membuat kamu seperti ini. Apakah itu Hendra?" tanya Andre.Pandangan Roni masih sama."Ron, kalau memang iya Hendra tolong kamu kedipkan matamu dua kali! Kalau tidak kamu jangan mengedipkan mata! Coba lihat foto ini? Apakah Hendra ini?" titah Andre. Lalu dia memperhatikan mata Roni.Roni kemudian mengedipkan matanya dua kali."Jadi benar, Hendra adalah dalang dari semua ini?" tanya Andre kembali.Roni mengedipkan matanya dua kali."Oke, cukup. Kamu pulihkan dulu keadaan kamu, Ron! Aku akan mencari keberadaan Hendra. Sudah banyak kejahatan yang Hendra lakukan," tutur Andre.Benar dugaan Andre sebelumnya jika perbuatan yang Hendra lakukan adalah karena salah paham. Namun Hendra cukup temperamental, hingga tidak memikirkan kembali apa akibatnya. Andre berniat segera menemukan Hendra agar bisa menyelesaikan masalah d
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status