Semua Bab WAJAH ASLI ISTRI BARUKU : Bab 101 - Bab 110
135 Bab
ANGKARA
Aku tersentak dari lamunan masa lalu saat pintu kamar diketuk. Lembaran aibku cepat ditutup agar tak terus menertawakan kesialan saat ini, tepatnya balasan kedurhakaanku pada Afgan. Lelaki yang kutukar dengan bajingan. Bahkan, itu sampai mengorbankan darah daging sendiri. Sesal itu memang di belakang. Kebejatan Jim telah membuka mata buta ini. Nyatanya segala kebaikan Jim hanyalah topeng atas kebusukannya. Kini, wajah aslinya terpampang nyata. Dia hanyalah seorang pemuja syahwat sama seperti Kevin, sepupunya. Sekarang setelah semua terkuak, Afgan telah bahagia dengan istri barunya, sementara aku sedang menuju sebuah kehancuran. Jim mengatakan orang tuanya memanggil. Katanya mereka ingin bermusyawarah untuk menyelesaikan persoalan skandal anaknya. Meski enggan, aku tidak bisa menolak undangan tersebut. Bagaimanapun juga mereka masih mertuaku. Mau tak mau aku datang juga ke kediaman ayah dan ibu mertua. Sesampainya di sana aku disambut dengan hangat seperti biasa oleh mama mertua.
Baca selengkapnya
GUGAT CERAI
Nyatanya keluarga itu memang telah menistakan putrinya. Melegalisasi kebejatan Jim dan Ela. Bahkan, akan memaksaku berbagi posisi dengan wanita pezina terkutuk itu. “Perceraianmu akan papi urus hari ini. Namun, pembatalan kerjasama prosesnya bisa memakan waktu paling pendek tiga bulan. Dan itu pasti papi lakukan. Bukan hanya itu, papi akan menyiapkan serangkaian serangan mematikan!” Aku menghambur ke arah papi. Pria ini sangat menyayangiku. Tak mungkin dia membiarkan putri keduanya dihina orang lain. “Mungkin ini balasan atas pengkhianatanku pada Afgan. Sekarang aku baru sadar dialah pria terbaik sesungguhnya. Aku jahat, Pih sudah meninggalkannya dan menjadi jalan tak langsung meninggalnya anak kami!” Dalam pelukan papi kuluapkan sesal yang bergulung-gulung di hati. Kata demi kata terucap seiring airmata yang mulai mengalir. “Andai, andai aku tak sebodoh itu, membuang Afgan demi Jim, mungkin kami bahagia sekarang. Aku menyesal, Pi, menyesal!” Papi mengelus rambut dan punggungku.
Baca selengkapnya
MAAFKAN
“Cin, kasih aku kesempatan. Kita mulai dari awal. Aku janji akan selalu membahagiakan kamu!” Aku memutar bola mata ke atas dan ke bawah. Lalu menyedekapkan tangan di dada. Lepas itu menghampirinya. “Cara membahagiakanku adalah tendang wanita binalmu ke jalanan, itu saja! Sanggup?” Dahi Jim mengerut, tanganya kemudian berusaha meraihku. Namun, refleks kutepis. “Jangan bicara mau membahagiakanku kalau belum bisa memasukkan pelakor ke tempat sampah! Oke aku tak ada waktu mendengar ocehanmu lagi. Aku harus ke salon biar makin glowing. Kalau sudah jadi janda aku berencana cari pasangan yang lebih segalanya darimu!” Setelah berkata begitu, aku membalikkan badan. Lalu, cepat-cepat melangkah menuju mobil. Berikutnya kendaraan melesat meninggalkan lelaki bajingan itu. Di dalam mobil, pikiranku kembali melayang. Apa yang kuucapkan pada Jim sesungguhnya berbalik dengan hati sendiri. Tak terpikirkan sama sekali setelah jadi janda untuk langsung cari pasangan. Kalimat itu hanya untuk melece
Baca selengkapnya
ITU URUSANNYA
RIDA Aku turut bahagia atas pernikahan mas Adnan dengan Lestari. Meski baru pertama melihat, aku tahu wanita barunya itu baik. Dan, tentu nanti akan berpengaruh baik juga pada anak-anak jika sedang bersama mereka. Azka dan Azkia pun sepertinya senang pada Lestari. Aku menyadari ada tautan hati di antara mereka sama seperti tautan hati pada mas Afgan. Kudoakan pengantin dari lubuk hati terdalam. Hati ini sudah bersih dari sakit hati dan dendam masa lalu pada mantan. Toh, diapun sudah menyadari kesalahannya, dan aku pun sudah bahagia dengan pasangan baru. Mas Afgan tak pernah melepasku saat kami ada di pesta ini. Ia seolah ingin memamerkan kemesraan di depan publik. Aku malu sebenarnya, tapi tak bisa protes nanti malah digoda habis-habisan. Pria ini tak pernah lupa mengenalkanku pada relasinya. Ia dengan bangga akan mengatakan ini istri tercinta saya. Betapa tersanjung diriku yang selau merasa tak percaya diri. Mas Afgan selalu mendukungku untuk lebih yakin pada diri sendiri. Ia t
Baca selengkapnya
PRASANGKA
Meskipun pemimpin, Alan sepertinya sangat bergantung dengan mas Afgan dalam memutuskan sesuatu. Ia seolah tak percaya pada kemampuannya sendiri. Padahal menurut suamiku, adiknya itu memlilki kemampuan besar, hanya saja suka inscure jika berhadapan dengannya.Selama mas Afgan ngobrol dengan adiknya, aku pergi ke dapur. Rencananya ingin membuat sesuatu untuk mas Afgan. Meski nanti para pelayan dengan segala cara melarang, aku tetap kukuh ingin masak. Jadilah mereka ikut serta.“Katakan saja, Nyonya mau dibuatkan apa?”.“Ayo kita masak bersama. Tolong siapkan bahannya, ya!”Akhirnya mau tak mau mereka melakukan tugas yang kuperintahkan. Aku hanya memasak kalau mas Afgan sedang libur dan ada di rumah. Dan itu jarang juga. Tak masalahlah sesekali masak sendiri untuk suami.Sampai beres masak, mas Afgan belum selesai juga ngobrol dengan Alan.. Begitulah mereka kalau sudah membahas persoalan bisnis jadi lupa semuanya.Aku minta pelayan menyiapkan makanan di gajebo taman belakang. Kami akan m
Baca selengkapnya
AKU HAMIL
“Tutup mata!” pintanya.Hmm aku tahu apa bayaran maafnya. Dia pasti minta kami tak keluar setelah shalat subuh ini.Baiklah, Sayangku! Aku akan tebus prasangka itu dengan pelayanan yang akan membuatmu melayang ke angkasa.Mas Afgan menahanku turun dari ranjang setelah kami melalui permainan panas selepas sholat subuh. Katanya ia ingin memelukku lebih lama. Mungkin sampai siang.Mumpung hari libur katanya jadi manfaatkan untuk berduaan. Terlebih tak ada anak-anak jadi makin banyak saja peluang bermesraan.Dia sudah bilang pada Alan untuk tak menganggunya. Ponsel pun dimatikan agar tak ada gangguan sama sekali. Mas. Afgan bilang sehari saja ia ingin lepas dari kesibukan.Kami ngobrol banyak hal, hingga sampai pada rencana punya adik untuk Azkia. Kalau hamil sekarang, putri kecilku akan punya adik di usia empat tahun. Sudah cukuplah untuk jadi kakak.“Sayang, aku senang kalau kita banyak anak. Hidup pasti ramai, tapi aku juga menyerahkan padamu, pastinya melahirkan itu sakit, mengurus ju
Baca selengkapnya
TAK AKAN DIAM
Sebagai orang tua sudah seharusnya memahami sisi fsikologis anak yang akan memliki adik. Jangan hanya menuntut mereka untuk baik pada saudara barunya, tapi tak dipahami sisi jiwanya.*“Papa, aku mau punya adik baru!” kata Azka pada mas Adnan saat datang ke rumah untuk menjemput anaknya..“Alhamdulilah, barokallahu. Kakak harus baik sama adik baru, ya. Nanti ditemani!” sambut mas Adnan.Azkia pun mengikuti langkah kakaknya. Dengan kalimat yang sudah lancar, ia mengungkapkan kegembiraan ada bayi di perut mama. “Selamat, ya atas kehamilannya. Semoga dimudahkan kelahirannya!” sambut mas Adnan. Aku merasa itu adalah ucapan tulus dari lubuk hati terdalam.“Selamat, ya Mba. Semoga saya juga menyusul!” ucap Lestari. Terlihat sekali ia memang ingin punya anak lagi. Mungkin untuk menguatkan hubungan dengan mas Adnan juga.Kuaminkan permohonannya untuk segera hamii. Sangat berar sekali harapan pada pasangan yang baru menikah dua bulan lalu.*Hari ini mas Afgan bilang pekan depan ada undangan
Baca selengkapnya
NAIK PITAM
ELA Andai ini bukan di tempat umum, akan kumaki wanita kampungan ini. Enak saja aku harus hormat padanya. Jangan Mentang-mentang istri Afgan lantas bisa semudah itu menundukkan Ela. Tidak semudah itu, bodoh! Gaya Rida selangit. Huh, mungkin efek jadi orang kaya baru. Lihat saja siapa yang akan bertahan jadi wanita paling dihormati. Mungkin sekarang aku sedang dipandang buruk sebagai pelakor, penghancur rumah tangga Jim dan Cindy. Namun, seiring waktu para pembully itu juga akan cape sendiri. Baiknya sekarang aku tak cari masalah dulu pada Rida. Kata Jim, keberadaan Afgan sebagai rekan kerja harus dipertahankan. Itu sangat berguna untuk menahan laju serangan keluarga Romanov yang makin berjaya saatnya ini. Meski aku tak mau bermanis muka pada Rida, baiknya memang menuruti perintah Jim kali ini. Kalau perusahaan dia hancur, aku juga akan rugi. Daripada jadi masalah baiknya kutinggalkan saja wanita kampungan itu. Lebih baik cari pakaian untuk menambah koleksi fashionku. “Baiklah,
Baca selengkapnya
KEJUTAN
Telpon sialan kenapa tak berhenti menjerit. Kevin benar-benar membuatku naik darah. Ia tak menghentikan panggilan hingga terpaksa kuangkat. “Kenapa lama sekali, Sayang! Aku sedih kau benar-benar ingin melupakanku. Bukankah kita pernah saling cinta. Ayolah Ela aku masih tergila-gila padamu!” Cih! Dasar buaya burik! Kamu pikir aku bodoh dapat percaya ucapan gombalmu itu. Dasar cowok gila. Cukuplah kau meninggalkanku saat skandal yang membuatku sempat sekarat mencuat. Di saat Adnan marah besar, kau malah kabur. Saat itu aku seperti sedang di ujung kematian. Eh, dia malah pergi menyelamatkan diri. Dasar pengecut. “Aku akan menikah dengan Jim. Kau berhentilah menganggu. Salahmu sendiri mengapa kabur saat aku di ujung kematian. Sialan, kau!” Kevin tergelak di ujung telpon. Kemudian, pria itu menyampaikan ribuan alasan mengapa dulu harus pergi. Dan, aku tak peduli dengan argumen bodoh itu. Karena kesal kututup saja saluran telponnya. Setelah itu kami memblokir nomor kontak Kevin. Keli
Baca selengkapnya
PERNIKAHAN LAGI
JIM Akhirnya keluarga mengizinkanku menikahi Ela. Janin dalam kandungannya adalah alasan terkuat untuk menerimanya sebagai bagian dari keluarga Pratama. Inilah yang menjadi mimpi keluarga sekian lama, yaitu munculnya keturunan. Sebagai anak tunggal, tentu saja hanya padaku mereka berharap. Jika tak ada penerus, bingung juga mewariskan harta kelak. Dengan dua istriku sebelumnya, aku tidak memiliki keturunan. Bukan karena salah satu kami mandul, tapi memang tidak ada rezeki dari Tuhan. Buktinya mantan istri pertamaku sekarang sudah melahirkan anak kembar dari suami barunya. Cindy pun pernah punya anak dari Afgan. Sementara Ela tengah mengandung benihku saat ini. Ela sangat bahagia ketika kusampaikan berita ini. Dia pun menangis dalam pelukanku saking terharu. Setiap wanita ingin memiliki status jelas dalam sebuah hubungan. Meski diberi kekayaan berlimpah kalau masih menjadi simpanan tetaplah tak berguna. Jujur aku berat melepas Cindy. Perasaanku padanya bukanlah main-main. Itu seba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status