All Chapters of Istriku Bar-Bar: Chapter 61 - Chapter 70
116 Chapters
Riska Hamil
Riska masuk ke ruangan Dokter di temani salah satu pegawai kantornya dengan berjalan sedikit sempoyongan. Mungkin bukan hanya di depan ruangan ini saja, tapi di sepanjang jalan, bahkan di dalam mobilpun Riska terus menggerutu karena paksaan dari sang papa yang memintanya untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit.Tadi pagi, setelah rapat besar di perusahaannya selesai, Riska yang tak sengaja berjalan paling belakang tiba-tiba saja hampir jatuh dan tubuhnya sedikit terhuyung membentur tembok. Untung saja sang papa memergokinya, sehingga dengan sigap mendekat dan memegang kedua bahu putrinya agar tidak sampai terjatuh."Sayang, kau tak apa-apa?" Tuan Bara terlihat cemas menatap wajah putri kesayangannya yang sedikit pucat."Aku baik-baik saja, Pa." Perempuan itu menggeleng pelan. Riska tidak ingin membuat papanya khawatir, apalagi sampai menyuruhnya pulang. Untuk itu ia berusaha sekuat mungkin agar bisa tetap menopang tubuhnya sendiri."Kau terlihat pucat. Apa kau sakit?" Tuan Bara
Read more
Melihatnya
Semenjak Roy kecelakaan dan masuk rumah sakit, Alex jarang sekali pulang ke rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu di kantor dan juga rumah sakit. Airin bisa memahaminya, apalagi Roy adalah kakak dari suaminya, meski hanya sekedar kakak tiri. Tapi, ia yakin mereka saling menyayangi. Terbukti dari perhatian Alex pada lelaki itu yang rela bolak-balik setiap hari untuk melihat keadaannya. Sampai-sampai sebagi istrinya Alex, ia merasa terlupakan begitu saja.Seperti pagi ini, wanita itu terbangun dan lagi-lagi mendapati ranjang di sebelahnya yang terlihat kosong. Apa iya setiap malam Alex menginap di rumah sakit? Atau, memang ada kerjaan penting di kantor yang harus di selesaikan? Entahlah. Suaminya itu bilang jika ia akan sering tidak pulang karena ingin menunggu kakaknya yang tengah terbaring di rumah sakit. Selain itu, pekerjaan kantor yang akhir-akhir ini menumpuk harus segera ia selesaikan.Airin mendesah pelan. Kenapa di saat ia mencoba membuka hati, keadaan seperti tidak berpih
Read more
Menahan Diri
"Kenapa Papi berbicara seperti itu?" Mami Sintia melayangkan protes pada suaminya. Saat ini mereka berdua sudah sampai di depan pintu rumah, dan bersiap untuk melangkah masuk."Berbicara apa?" Ternyata sang suami belum memahaminya. Pria paruh baya itu masih melenggang santai berjalan beriringan dengan sang istri."Tentang Alex yang harus menikahi Elisa. Kenapa Papi berbicara seperti itu? Apa Papi memang mengharapkan Roy mati?" Perempuan paruh baya itu sudah sangat kesal. Bisa-bisanya suaminya itu punya pikiran yang buruk pada Roy.Sebenarnya Nyonya Sintia sudah menahan diri, sejak kemarin mereka menemani putrinya di rumah sakit. Ia ingin bertanya langsung apa maksud dari ucapannya itu. Tapi, sebagai seorang ibu ia hanya ingin menjaga perasaan Elisa dan memilih tidak membahasnya di depan wanita itu."Mih ...!" Tuan Andreas terpaksa menghentikan langkah. Pria paruh baya itu menarik napas pelan dan menghembuskannya lagi. "Aku hanya ingin yang terbaik untuk Elisa." Ungkapan pria itu jelas
Read more
Hamil ...
Sudah beberapa hari belakangan ini Alex merasakan sikap Airin yang sedikit berubah. Istrinya itu sekarang lebih pendiam dan bertanya seperlunya saja, meski begitu ia sangat bersyukur karena Airin masih memperlakukannya dengan baik. Bahkan saat ia benar-benar tidak bisa menyempatkan diri pulang ke rumah karena harus gantian menunggui Roy, wanita itupun tak pernah protes atau mempermasalahkannya.Tapi malam ini Alex sengaja pulang lebih cepat, jika biasanya ia akan sampai di rumah pukul sepuluh malam. Kali ini ia sudah sampai di halaman depan saat jam tangan yang melingkar di tangannya menunjuk pukul delapan malam.Lelaki itu melangkah cepat, melewati pintu utama rumahnya, lalu menganyun langkahnya lagi menaiki tangga. Tepat di depan kamar, sejenak Alex menghentikan langkah ketika mendengar suara Airin yang seperti tengah bercakap dengan seseorang di seberang sana. Entah apa yang istrinya itu bicarakan, namun ia hanya mendengar kalimat di penghujung percakapan itu,[Airin ragu, Alex bel
Read more
Aneh
Ungkapan terakhir Riska ternyata mampu membuat Airin diam seketika. Wanita itu memilih menguci mulutnya rapat, namun hatinya tentu tidak dapat mengelak dari apa yang baru saja Riska katakan."Hei, kenapa kau diam? Apa sekarang kau baru menyadrinya? Ck!" Riska seakan sengaja menggunakan diamnya Airin untuk terus memprovokasinya. "Harusnya kau tidak mempercayai begitu saja," sambung perempuan itu lagi.Pelayan yang bersama Airin terus mengawasi wajah majikannya yang seketika berubah. Perempuan paruh baya itu juga yang kemarin menemaninya waktu di rumah sakit. Jadi, ia sedikit tahu apa maksud ucapan dari perempuan cantik yang ada di depannya ini."Ayo, Bi, kita pulang." Airin bangkit dan mengajak pelayan tadi segera meninggalkan tempat itu. Bahkan ia sampai meninggalkan beberapa cup es krim yang belum sempat tersentuh sama sekali."Berusahalah, jika kau tidak ingin kehilangan suamimu." Ungkapan terakhir Riska masih terdengar dari kejauhan. Padahal di tempat itu ramai sekali pengujung, t
Read more
Amarah Airin
"Jadi, ini yang kamu bilang urusan pekerjaan!" ucap Airin ketus dan penuh emosi. Wanita itu tiba-tiba saja masuk dan membuka pintu ruangan itu dengan sangat kasar.Saat itu di dalam hanya ada Elisa dan Alex yang tengah berbincang, kedua langsung mengalihkan perhatian ke arah Airin yang baru saja tiba dan marah-marah."Rin ...!" Alex mendekat dan mencoba menenangkan istrinya. Namun, belum sempat ia meraih pundak wanita itu, Airin lagi-lagi berteriak seperti orang yang kehilangan kewarasannya."Apa! Kamu ingin membela wanita ini!" tunjuk Airin tepat di depan wajah Elisa."Apa yang kau lakukan? Kumohon ... kendalikan dirimu?" Sejujurnya ia merasa tidak enak dengan Elisa. Beruntung wanita itu memilih diam dan tidak terpancing dengan tuduhan Airin."Rin, aku bisa jelaskan. Ak–u ....?" Elisa juga berusaha berbicara. Tadinya Alex juga tengah menjelaskan pertengkarannya dengan Airin tadi pagi, saat itu juga Elisa berjanji akan menjelaskan nanti jika bertemu dengan sahabatnya itu.Nyatanya bel
Read more
Airin Pingsan
Elisa masih terduduk lesu dengan air mata yang terus membanjiri wajah cantiknya Perasaan marah sekaligus hancur karena ucapan Airin masih tergambar jelas di depan matanya. Bagaimana wanita itu memakinya tadi. Namun, ia sekuat mungkin bertahan untuk tidak terpancing. Hingga akhirnya pertahanannya runtuh ketika Airin menyinggung soal Roy yang langsung membuatnya tidak terima.Tak lama, terdengar pintu terbuka dari luar, kedua orang tuanya masuk, dan saat itu pula mereka di buat heran dengan penampilan wajah Elisa yang terlihat sembab. Meski wanita hamil itu berusaha bersikap biasa saja, namun Nyonya Sintia tetap saja merasakan kesedihan yang tengah putrinya rasakan."El, kau tak apa-apa kan? Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Roy?" tanya Nyonya Sintia seraya membantu putrinya untuk bangkit. Elisa hanya menurut dan mengikuti sang mami yang membimbingnya untuk duduk lagi di sebelah ranjang yang Roy tempati."Aku tidak apa-apa, Mi. Tadi hanya– ...?" Sejenak ia bingung harus menjelaskan ba
Read more
Penjelasan Alex
Riska bersorak senang setelah berhasil mengirimkan video itu ke nomor Airin. Di tambah lagi laporan dari orang suruhannya yang mengatakan jika sudah terjadi pertengkaran hebat antara Alex, Airin, dan Elisa di rumah sakit. Ia tidak bisa membayangkan seheboh apa tadi di ruangan itu. Sampai-sampai gelak tawanya memenuhi langit-langit ruangan. Sesaat perempuan itu lupa jika saat ini ia masih berada di kantor. Riska terlalu senang, hingga baru menyadari pintu ruangannya terbuka dengan sangat keras. Brakkk! Papa Bara masuk dengan wajah memerah dan gigi yang gemeletuk menakutkan. Pria paruh baya itu langsung berdiri tegap, lantas melemparkan sebuah kertas putih tepat di hadapan putrinya. "Jelaskan, apa ini!" Riska yang belum mengetahui apa-apa hanya menatap bingung pada kertas putih di depannya. "Ini apa, Pa?" tanya Riska kembali. Di raihnya lipatan kertas yang bertuliskan nama salah satu rumah sakit, selanjutnya ia baru tersadar saat mengingatnya. Jantung Riska berdetak lebih cepat, m
Read more
Bayangan Hitam
"Kau yakin akan meneruskan misi ini secepatnya?" tanya Arya sekali lagi. Saat ini keduanya berada di ruangan Alex. Dua lelaki itu sudah berunding sejak tadi mengenai rencana yang sempat tertunda karena kecelakaan Roy. Dan Alex memutuskan untuk tetap meneruskannya, meski ia sendiri belum yakin apa sanggup menjalankannya tanpa bantuan lelaki itu. "Baiklah. Tapi, sebaiknya kita lebih hati-hati lagi, Lex. Aku tidak ingin kejadian yang menimpa Roy, menimpa kita juga." Arya terus berusaha mengingatkan. Selain itu ia juga sudah menugaskan beberapa orang untuk berjaga dan mengawasi ruangan Roy dari jarak jauh. "Apa ada laporan yang mencurigakan dari orang suruhan kita?" Sesaat Alex mengehentikan tangannya yang sejak tadi bermain-main di papan ketik itu. Pandangannya serius menatap ke arah lelaki yang ada di sebelahnya. "Belum ada, Tuan. Tapi ....?" Sejenak Alex mencoba mengingatnya lagi. Malam itu ia baru saja tiba di rumah sakit setelah menyelesaikan semua pekerjaannya di kantor. Alex yang
Read more
Mencuri Dengar
"Jadi, maksudmu ...? Ya Tuhan .... kenapa tega sekali tidak memberitahuku dari awal!" Airin sampai geram sendiri mengetahui Alex menyembunyikan hal sepenting itu darinya. "Maaf, aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir." Bukannya tersanjung oleh ungkapan suaminya baru saja, Airin malah meleotot dan terlihat sangat marah. "Jadi, kamu mengkhawatirkanku, begitu? Lantas, bagaimana dengan Elisa?" ucapnya dengan wajah yang berapi-api. "Elisa, maksudmu?" Alex masih tidak mengerti jalan pikiran wanita itu. Kenapa mendadak menyinggung nama Elisa? Apa mungkin ia cemburu dengan wanita itu lagi? "Maksudku, kamu sengaja mengorbankan Elisa!" tanya Airin dengan wajah yang sudah di liputi emosi. Sungguh ia tidak akan terima jika Elisa di perlakukan seperti itu. "Bukan begitu maksudku." Alex lebih mendekat lagi. Mensejajari istrinya yang tengah duduk di atas ranjang, "Roy memang membatuku, tapi atas permintaan dari Tuan Arya." Airin merasa sedikit lega mendengarnya. Namun saat ia mengingat kesala
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status