Semua Bab Pernikahan Yang Tak Sempurna : Bab 11 - Bab 20
113 Bab
Berhak Hidup Bahagia
Viona sedang memasak untuk makan malam. Ia menyiapkannya dengan senang hati dan penuh cinta. Ia merasakan sudah menjadi istri seutuhnya. Selesai memasak ia pun mandi. Menjelang magrib, Damar belum juga pulang. Ia mulai gelisah menantikan kedatangan Damar. Azan magrib berkumandang, Viona melaksanakan salat magrib. Tak lupa mendoakan suaminya semoga baik-baik saja.Berkali-kali Viona menatap jam di dinding dan di ponselnya. Perasaannya menjadi tak menentu. Penantian Viona sepertinya sia-sia. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Akhirnya ia menyerah dengan penantiannya. Makanan yang sudah siap di meja makan, ia tutup dengan tudung saji. Ia pun melangkah menuju ke kamarnya.Hatinya sangat kecewa. Ia sudah bersemangat memasak untuk Damar, tapi Damar tidak memberi kabar sama sekali. Beberapa pesan Viona hanya centang satu. Tak terasa air matanya menetes di pipi. "Aku memang bodoh, mengharapkan orang yang tidak peduli denganku," kata Viona dalam hati.Jam sepuluh malam, D
Baca selengkapnya
Bukan Pernikahan Impian
Minggu pagi, setelah beberes dan menyiapkan makanan untuk suaminya, Viona pun bersiap diri untuk pergi bersama Hana. Ia memang sudah berjanji dengan Hana, mau pergi ke salon. Ia ingin melakukan make over. "Mas, makanan sudah aku siapkan. Aku mau pergi," kata Viona. "Tapi ini hari Minggu, kamu nggak mau di rumah bersamaku?" tanya Damar. "Nggak usah lebay, Mas. Biasanya juga Mas nggak pernah di rumah kalau hari Minggu. Kalaupun di rumah juga nggak peduli denganku. Sebentar lagi Mas juga akan pergi kan?" Viona berkata sambil tersenyum. Kemudian berjalan keluar rumah dan menuju di depan komplek. Hana menjemput Viona di depan komplek perumahan. Hana memang belum tahu kalau Viona sudah menikah. Waktu Viona menikah dilaksanakan di desa asal Viona. Jadi memang tidak mengundang teman-teman Viona. Hana sudah muncul dengan mobil merahnya. Viona pun masuk ke dalam mobil. Hanya sekitar tiga puluh menit perjalanan, sampailah mereka di sebuah salon khusus perempuan. "Halo Mbak Hana," sapa seor
Baca selengkapnya
Kuat Menghadapi Kenyataan
Viona masih berkutat di dapur, menyiapkan sarapan untuk ia dan suaminya. Setelah selesai, Viona pun mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Ternyata Damar belum juga tampak di meja makan. Dengan memberanikan diri, akhirnya Viona mengetuk pintu kamar Damar. Tidak ada jawaban dari dalam. Viona pun mencoba untuk membuka pintu kamar.Ceklek!Viona melihat Damar masih tertidur. Kemudian Viona mendekati Damar dan berusaha membangunkannya. "Mas, bangun. Mau kerja nggak?" kata Viona.Belum ada respon dari Damar. "Mas, bangun Mas." Vio memanggil dan mencoba menyentuh badan Damar, ternyata terasa panas di tangan Viona.Vio segera keluar dari kamar Damar dan mengambil obat demam."Mas, bangun dulu. Minum obat ya?" kata Viona.Damar pun menggeliat dan membuka matanya. "Kok kamu ada di kamarku?" tanya Damar."Mas, kamu demam. Minum obat dulu, ya?" kata Viona.Damar pun berusaha duduk. Viona memberikan obat dan air putih pada Damar. Kemudian Damar berbaring lagi. Viona menyelimuti Damar. "Isti
Baca selengkapnya
Belah Duren
Sore hari Viona sudah bersiap-siap mau pergi ke rumah mertuanya bersama dengan Damar. Ia sedang menunggu Damar. Tapi Damar tak kunjung keluar dari kamarnya. Viona bingung, ia mondar-mandir di depan pintu kamar Damar.Tok…Tok…Tidak ada jawaban.Tok…Tok…Ceklek! Pintu pun dibuka tampak Damar baru selesai mandi, hanya mengenakan handuk saja."Ada apa? Kamu mau kemana kok sudah rapi seperti ini?" tanya Damar di pintu kamarnya."Jangan bilang kalau Mas lupa dengan rencana kita.""Rencana apa?""Kita mau ke rumah Papa, membicarakan semua tentang kita.""Itu rencanamu bukan rencana kita."Drtt…drtt…ponsel Damar berdering.Viona berdecak kesal. Ia pun berbalik badan dan kembali masuk ke kamarnya. Ia sangat kesal, sudah berdandan rapi tapi nggak jadi pergi. Akhirnya Viona berganti pakaian.Ceklek! Terdengar suara pintu kamar dibuka."Aww," teriak Viona dengan kaget. Tampak Damar masih mengenakan handuk dan bertelanjang dada. Damar terpaku melihat Viona yang hanya memakai pakaian dalam saja.
Baca selengkapnya
Nyiapin Tenaga
Viona terbangun dari tidurnya, ia melihat ada yang memeluknya dari belakang. Ia pun mengingat kejadian tadi malam. Setelah belah duren yang mereka lakukan kemarin sore, ternyata berlanjut sampai tadi malam. Viona tersenyum, membayangkan kenikmatan demi kenikmatan yang ia rasakan.Viona ingin beranjak dari tempat tidur, tapi tangan Damar malah semakin erat memeluknya."Mau kemana?" tanya Damar."Bangun, aku sangat haus," ucap Viona."Kamu disini saja, biar aku yang mengambil minum." Damar segera beranjak dari tempat tidur dan memakai celana pendek. Kemudian keluar dari kamar. Viona menutupi tubuhnya dengan menggunakan bed cover.Tak lama kemudian, Damar sudah membawa minum menggunakan gelas Tumbler dan satu botol minuman lagi."Banyak sekali minum yang Mas bawa," ucap Viona ketika melihat kedua tangan Damar membawa minuman."Kamu kan haus karena habis kerja berat. Nanti kamu akan kerja berat lagi, makanya aku bawa minum banyak," sahut Damar dengan senyum simpul. Viona sudah paham apa y
Baca selengkapnya
Pengantin Sudah Basi
Sepanjang perjalanan pulang, Damar hanya terdiam. Tidak mau menanggapi Viona yang mengoceh. Viona menjadi kesal sendiri dengan kelaku Damar. Padahal tadi Damar tampak mesra.Sampai di rumah, Damar pun masih diam membisu. Ia langsung masuk ke kamarnya. Viona paling tidak suka kalau dicuekin seperti ini. Ia pun berjalan menuju ke kamar Damar.Ceklek! Viona membuka pintu kamar Damar, tampak Damar yang berbaring di tempat tidur, tidak memakai kaos. Ia hanya memakai celana pendek saja. Viona pun berbaring di sebelah Damar. "Kenapa, Mas?" tanya Viona."Nggak apa-apa," jawab Damar."Nggak apa-apa kok dari tadi diam saja. Kalau aku melakukan kesalahan, aku minta maaf. Tapi aku nggak tahu, salahku itu apa," kata Viona. Damar memiringkan tubuhnya dan membelakangi Viona. Viona sangat kesal, ia pun memeluk Damar dari belakang. Kemudian menciumi tengkuk Damar. Damar hanya terdiam saja. Viona semakin intens mencium Damar. Tidak ada respon dari Damar, Viona segera membalikkan badan Damar, sehingg
Baca selengkapnya
Awal Masalah Baru
"Kamu harus hati-hati dengan Mila. Dia itu orangnya nekat, bisa saja ia menjebakmu," kata Irfan mengingatkan Damar."Jangan menakut-nakutiku, aku sudah mulai nyaman bersama Viona. Aku ingin membina rumah tanggaku dengannya." Damar berkata dengan serius."Makanya itu, kamu jangan pernah meladeni Mila lagi. Abaikan dia," kata Irfan.Damar pun mengangguk, dan mereka melanjutkan pekerjaan masing-masing. Sesekali tampak Damar menguap karena mengantuk. Irfan yang melihat temannya itu hanya bisa tersenyum, karena ia dulu pun pernah merasakan hal yang sama.Ceklek! Pintu ruangan terbuka, tampak Sabrina masuk dengan wajah yang sangat serius."Damar, apa yang kamu lakukan pada Mila?" tanya Sabrina tanpa basa-basi.Damar dan Irfan yang sedang asyik dengan kesibukan masing-masing langsung menoleh ke arah Sabrina."Memangnya kenapa?" tanya Damar penasaran."Mila nangis di ruangannya.""Memangnya kenapa dia nangis?" tanya Irfan."Makanya itu aku nanya sama kalian. Soalnya tadi Mila kan dari sini."
Baca selengkapnya
Hidup Terus Berjalan
Viona ke dapur membuatkan minum untuk Damar dan tamunya. Hanya teh saja, karena kebetulan tidak ada roti-roti. Biasanya toples-toples berisi makanan, sekarang semuanya sedang kosong tak berisi. Sementara itu, di ruang tamu terdengar perbincangan Damar dan tamunya."Kok kamu tahu rumahku?" tanya Damar."Kamu nggak perlu tahu. Ternyata kamu memang sudah menikah. Aku pikir kamu masih bertahan sendiri." Perempuan itu berkata seperti mengejek Damar."Hidup terus berjalan, aku masih punya masa depan. Dan ternyata masa depanku itu indah sekali. Kamu pikir aku terpuruk?" "Maaf kalau aku membuatmu kecewa. Hingga membuatmu menerima perjodohan dan terpaksa menikah dengan istrimu itu.""Terpaksa? Haha...Enggak tuh. Alhamdulillah, aku mencintai istriku.""Secepat itu? Jangan bohong kamu." Marcia menatap tajam pada Damar."Yang namanya cinta itu tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Alhamdulillah, aku bisa cepat menemukannya. Karena memang aku membuka hati untuk orang lain ""Kamu sudah berubah!
Baca selengkapnya
Dia Itu Masa Lalu
Damar berusaha memejamkan mata dan melupakan semua kejadian hari ini. Tapi tetap tidak bisa. Mata terpejam, tapi pikiran berkelana di tiga nama perempuan, Viona, Mila dan Marcia. Damar benar-benar takut kehilangan Viona, karena ia sudah merasa nyaman dan mencintai Viona. Ia takut kalau Mila dan Marcia akan menghancurkan rumah tangganya. Viona tahu kalau Damar sedang gelisah, karena dari tadi hanya membolak-balikkan badan saja. Ingin ia bertanya, tapi tidak punya nyali. Akhirnya ia pun bertanya pada Damar."Mas, belum tidur? Mikirin apa sih? Kok dari tadi kayak orang gelisah," tanya Viona. Damar diam, ia pura-pura tidur, karena ia tidak tahu harus menjawab apa. Viona penasaran, kenapa Damar diam saja. Ia pun duduk di tempat tidur, kemudian mengamati suaminya yang tertidur, walaupun sebenarnya pura-pura tidur."Oh, ternyata sudah tidur," gumam Viona.Viona memeluk Damar dari belakang."Aku tahu kalau Mas sedang memikirkan sesuatu. Pasti berhubungan dengan Marcia. Memang dia itu cantik
Baca selengkapnya
Ceraikan Saja Istrimu
Damar beranjak dari tidurnya, duduk di tempat tidur dan menatap Viona"Siapa?" tanya Damar."Nggak tahu." Viona pun kembali merebahkan diri di tempat tidur. Hatinya masih saja kesal. "Dasar perempuan nggak punya malu. Malam-malam menghubungi suami orang," kata Viona dalam hati. Damar kembali merebahkan tubuhnya di sebelah Viona. Ia memeluk Viona dari belakang. Perlahan ia mencium tengkuk Viona, membuat hati Viona berdesir. Merasa tidak ada penolakan dari Viona, Damar melanjutkan aktivitasnya.Viona memang masih kesal, tapi ia tidak mampu menahan godaan Damar. Ia menggeliat kegelian diikuti dengan desahan. Akhirnya ia pun mengikuti irama permainan Damar. Benar kata orang, ketika suami istri bertengkar, mereka akan berdamai di tempat tidur. Ketika ketegangan telah mereda dan pasangan suami istri melakukan hubungan s*ks, maka mereka akan kembali mengalami yang namanya jatuh cinta serta akan merasa seperti saat baru pertama kali melakukan hubungan s*ks, dan merasakan sebuah sensasi yan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status