Semua Bab Pernikahan Yang Tak Sempurna : Bab 51 - Bab 60
113 Bab
Melahirkan
"Siapa ya mengirimiku foto Mas Damar di rumah sakit itu ya? Kok nomornya tidak aku kenal? Bagaimana ia tahu nomorku?" Viona bertanya-tanya sendiri. Ia sedang mengaktifkan nomor ponsel lamanya. Beberapa bulan ini ia menggunakan nomor yang baru. Nomor baru itu hanya beberapa orang saja yang tahu, termasuk Hana. Viona sudah mengundurkan diri dari tempat ia bekerja. Ia ingin fokus pada bayi dalam kandungannya. Viona mulai bekerja secara online menjadi data analis dan beberapa job online part time. Waktunya sangat fleksibel, penghasilannya juga lumayan. Tanpa bekerja pun orang tuanya mampu membiayai hidupnya. Ia juga menjadi afiliator produk di medsos. Karena itu ia aktif di berbagai medsos menggunakan akun baru.Ia membuka lagi foto-foto itu, hatinya terasa nyeri mengingat kembali luka yang hampir mengering. "Mas, apakah aku benar-benar tidak pernah ada dihatimu? Jadi waktu kamu pernah bilang cinta dan sayang padaku itu hanya bohong saja?""Seharusnya kita bisa menjadi keluarga yang ba
Baca selengkapnya
Pegang Janjiku
"Waalaikumsalam." Pak Baskoro menjawab salam dari seseorang. Ia pun segera membuka pintu depan. Ceklek!"Apa kabar Baskoro?" sapa Pak Yuda yang sudah ada di depan pintu. Pak Baskoro benar-benar terkejut melihat Pak Yuda ada di depan rumahnya."Apa aku nggak dipersilahkan masuk?" tanya Pak Yuda."Oh, ya, mari masuk." Pak Baskoro mempersilahkan Pak Yuda dan Danish masuk ke dalam rumah.Pak Baskoro tampak sangat gugup. Ia sedang ada di rumah sendirian. Dua hari yang lalu ia baru pulang karena ada yang mau dikerjakan. Viona dan istrinya tetap tinggal di suatu tempat yang sengaja dirahasiakan oleh Pak Baskoro."Kenapa kamu kok kaget seperti itu?" tanya Pak Yuda sambil duduk di sofa yang ada."Nggak apa-apa, Yud. Aku hanya kaget saja melihatmu ada disini.""Kok sepi?" "Iya. Sebentar ya, aku buatkan minum dulu." Pak Baskoro segera beranjak da duduknya, ia berjalan menuju ke dapur dan meminta Rudi untuk membuatkan minuman.Tak lama Pak Baskoro masuk lagi ke ruang tamu."Sebentar ya, minumny
Baca selengkapnya
Tanda Kasih Sayang
"Halo Sayang, apa kabar cucu Akung yang ganteng?" sapa Pak Baskoro pada Arka yang sedang digendong oleh Bu Paramita."Bapak, baru nyampe kok langsung deketin Arka. Cuci tangan dan cuci muka dulu, biar bersih, kan dari perjalanan jauh," sahut Bu Paramita. Pak Baskoro hanya senyum-senyum saja."Iya, Bu. Akung kangen sama Arka."Pak Baskoro memang baru saja datang dari rumahnya. Perjalanan ditempuh dalam waktu empat jam. Beda kabupaten antara rumah dengan tempat tinggal Viona sekarang.Viona memilih tinggal di daerah sini karena tempatnya yang cukup nyaman. Sebuah kabupaten yang terletak di dataran tinggi, jadi suhu udara cukup sejuk dan dingin pada malam hari. Untuk sampai disini, akan melewati jalan yang berkelok-kelok yang sering menyebabkan orang mengalami mabuk perjalanan. Di daerah ini ada saudara angkat Pak Baskoro, yaitu Rusman yang memiliki hubungan baik dengannya. Yang mencarikan rumah ini juga Rusman. Rumah pedesaan yang sederhana dengan tiga kamar dan halaman yang cukup luas
Baca selengkapnya
Ada Ikatan Batin
Viona memiliki hobi baru, memasak membuat konten MPASI dan makanan sederhana lainnya. Konten-konten itu ia upload di kanal YouTube dan TikTok. Tentu saja ia tidak pernah menampakkan wajahnya. Banyak komentar dari followersnya, ada komentar membangun ada juga komentar yang mengkritiknya. Semua itu ia tanggapi dengan santai dan tidak membuatnya patah semangat. Tujuannya hanya untuk berbagi.Viona tidak tahu, bahwa dari sekian banyak followersnya ada Adel dan Mama Laras yang selalu mengikuti kontennya. Hari ini Viona dan Rekha sedang pergi kepasar untuk berbelanja. Ada beberapa bahan yang akan dibeli untuk kebutuhan dapur dan tentu saja untuk membuat konten memasak. Rekha adalah anak dari Rusman yang masih SMA kelas sepuluh. Rekha cukup akrab dengan Viona. "Mampir ke toko Delima ya, mau beli jajanan," kata Viona pada Rekha. "Oke, Mbak." Rekha pun membelokkan motor ke toko yang dimaksud.Sebuah toko pusat oleh-oleh yang selalu ramai. Kebetulan hari ini ada banyak mobil yang parkir di
Baca selengkapnya
Bibit, Bebet dan Bobot
"Kamu tuh seharusnya berbicara dulu dengan kami, jangan langsung membawa perempuan itu," kata Mama Laras dengan emosi. Tadi Damar mengantar Jihan pulang, setelah itu ia datang lagi ke rumah orang tuanya. Untuk menjelaskan segala rencananya."Dasar kamu nggak punya otak. Kamu laki-laki tidak bertanggung jawab. Apa kamu tidak pernah memikirkan anak dan istrimu? Kamu itu masih berstatus suami orang, jangan seenaknya saja kamu bertindak." Mama Laras masih mengomel, "Apa kamu tidak ingin bertemu dengan anakmu? Jangan sampai kamu menyesal nantinya." "Damar, apa salahnya kamu temui orang tua Viona. Bicara baik-baik kalau memang kamu mau menceraikannya. Apa kamu memang nggak punya nyali bertemu dengan orang tua Viona?" Pak Yuda ikut bersuara."Jarak usia kalian tujuh tahun, dan sepertinya perempuan itu masih ingusan dan manja. Apa kamu sanggup memenuhi segala keinginannya yang masih remaja? Apa yang membuatmu memutuskan untuk menikahinya? Apa kamu sudah menodainya? Apa kamu nggak bisa cari
Baca selengkapnya
Sudah Saatnya
"Sepertinya Damar menggugat cerai, karena surat itu merupakan surat panggilan menghadiri sidang. Nanti sidang pertama ini berupa mediasi. Mendamaikan kedua belah pihak." Pak Baskoro menjelaskan.Viona masih termangu, ia memang sudah siap untuk berpisah dari Damar. Tapi surat panggilan ini membuatnya sedikit bersedih. Ia tidak menyangka kalau ia akan segera menyandang status janda. Viona pun berusaha untuk menetralkan suasana hatinya. "Kalau kamu nggak mau datang ya nggak apa-apa. Nanti akan ada panggilan lagi, biasanya sampai tiga kali panggilan. Tanpa kehadiranmu, sidang akan semakin cepat menghasilkan keputusan." "Viona akan datang, Pak." Viona berkata dengan pelan."Kamu nggak apa-apa datang kesana?" tanya Bu Paramita. Ia agak mengkhawatirkan kondisi mental anaknya."Apa perlu Ibu temani?" lanjut Bu Paramita."Nggak usah, Bu. Biar Viona dan Arka yang datang ke sana. Sudah saatnya Arka bertemu dengan Opa dan omanya." Viona berkata dengan tegas."Kamu siap lahir batin?" tanya Pak B
Baca selengkapnya
Tamu Penting
"Ma, Mbak Viona diajak masuk, dong. Masa berdiri di depan pintu," kata Danish pada mamanya. Mama Laras sedang berpelukan dengan Viona sambil menangis haru, sedih dan bahagia."Eh, iya. Ayo masuk." Mama Laras melepas pelukannya dan menarik tangan Viona untuk masuk ke dalam rumah. Danish membantu Rudi dan Iwan menurunkan barang yang dibawa oleh Viona. "Ayo, masuk," ajak Pak Yuda pada Rudi dan Iwan."Terima kasih, Pak. Kami mau langsung pulang," sahut Iwan."Apa kalian nggak capek?" "Enggak, Pak. Kamu sudah biasa, lagipula kami bergantian menyetir.""O, iya. Terima kasih ya sudah mengantarkan cucu saya kesini. Sampaikan salam untuk Baskoro dan Paramita.""Baik, Pak."Rudi dan Iwan berpamitan pada Viona dan mereka pun segera masuk ke mobil. Mobil pun melaju dan pergi meninggalkan rumah Pak Yuda. Pak Yuda masih menggendong Arka, Arka tampak nyaman digendong sang opa. Padahal mereka baru pertama kali bertemu.Pak Yuda masuk ke dalam rumah, menemui Viona. Viona sedang ngobrol dengan Mama
Baca selengkapnya
Mediasi
Viona ingin menyapa Damar, tapi ia urungkan, malu kalau nanti Damar tidak meresponnya. Akhirnya Viona tetap pura-pura sibuk dengan ponselnya. Cukup lama Viona menunggu panggilan, biasalah, jamnya ngaret alias molor. Ia merasa bosan, ia menjadi gelisah memikirkan Arka yang ia tinggal tadi."Mama pasti sudah sangat ahli menangani bayi, kalau aku gelisah takutnya Arka ikut gelisah," kata Viona dalam hati, ia berusaha menenangkan diri sendiri.Terdengar suara panggilan untuk Damar dan Viona. Viona beranjak dari duduknya, melewati Damar. Ia menoleh ke arah Damar."Mas Damar, sudah dipanggil tuh," kata Viona menyapa Damar. Damar dari tadi tidak menyadari keberadaan Viona, begitu melihat Viona ia tampak kaget. Viona sudah banyak berubah."I-iya," sahut damar dengan gugup, ia pun beranjak dari duduknya dan mengikuti langkah kaki Viona menuju ke ruang mediasi."Apa kabar, Mas?" tanya Viona ketika Damar duduk di sebelahnya."Kabar baik." Damar menjawab singkat sapaan Viona."Syukurlah, semoga M
Baca selengkapnya
Berebut Hak Asuh
Sidang perceraian pertama ini tampak agak alot, karena Damar mengajukan hak asuh anak. Ia didampingi oleh kuasa hukumnya, sedangkan Viona hanya sendirian."Pak Hakim, ada upaya Bu Viona ingin memutuskan hubungan darah antara Pak Damar dengan anaknya. Karena sampai sekarang, Pak Damar belum pernah dipertemukan dengan anaknya. Jadi kami mohon nanti hak asuh anak jatuh ke tangan Pak Damar," kata kuasa hukum Damar.Viona sangat terkejut mendengar kata-kata pengacara itu. Hakim kemudian mempersilahkan Viona untuk mengungkapkan pendapatnya. "Selama ini saya sendirian mengurus anak saya. Ayahnya sendiri tidak pernah mau tahu mencari keberadaan saya." Viona membela diri."Kamu menghilang tanpa kabar, bagaimana aku bisa mencarimu?" protes Damar."Kamu memang sengaja tidak mau berusaha. Buktinya Papa dan Danish bisa tahu kondisiku."Mereka berdua tampak berdebat, tidak mencapai titik temu. Akhirnya hakim menutup sidang dan akan melanjutkan lagi Minggu depan. Viona sangat kesal, ia keluar dulu
Baca selengkapnya
Merasa Nyaman
"Itu akun Viona, Ma." Viona menjawab dengan pelan."Hah? Yang benar? Kenapa kok sudah lama nggak upload video masak? Kemarin ada upload video quote gitu!" Mama Laras langsung mencecarnya dengan banyak pertanyaan."Lagi nggak punya ide, Ma.""Followers kamu sudah banyak, juga sering dapat endorse. Sudah menghasilkan uang ya?""Alhamdulillah sudah, Ma. Lumayan untuk beli Pampers Arka.""Lakukan apa yang menurutmu baik, bisa menghasilkan uang dan tentu saja waktunya fleksibel." Mama Laras menyemangati Viona."Iya, Ma. Terima kasih untuk supportnya.""Kok kamu tahu, Danish? Terus kamu nggak ngasih tahu Mama sih?" tanya Mama Laras dengan kesal."Mbak Viona pernah cerita kok. Mama kan nggak pernah nanya, biar Mama tahu sendiri, jadi heboh, kan?" Danish tertawa."Adel harus tahu ini," kata Mama Laras sambil membuka ponselnya untuk menghubungi Adel."Tuh lihat, Oma heboh sendiri ya?" celetuk Pak Yuda sambil menciumi Arka.***"Kamu nggak usah datang di sidang hari ini. Semua sudah diwakilkan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status