Semua Bab Pernikahan Yang Tak Sempurna : Bab 31 - Bab 40
113 Bab
Mau Pulang
Ceklek!Pak Yuda membuka pintu ruang perawatan Viona. Pak Yuda masuk diikuti oleh Mama Laras.Deg! Jantung Mama Laras berdetak dengan sangat kencang. Tiba-tiba ia merasa tubuhnya panas dan berkeringat, padahal ruang perawatan Viona cukup dingin."Damar! Adel," gumam Mama Laras.Yang berada di dalam ruangan juga kaget melihat kedatangan orang tua Damar dan Adel. Pak Yuda mengamati semua ekspresi orang-orang yang ada di ruangan ini. Mama Laras tampak sangat pucat. Ia takut kalau Adel dan Damar keceplosan."Mama?" sapa Damar dan Adel."Siapa yang sakit?" tanya Mama Laras."Viona, Ma." Damar menjawab pertanyaan Mama Laras."Mama, kok Mama ada disini? Bukankah Mama tadi pergi bersama Marcia?" tanya Adel. Adel sengaja mengatakan itu, biar mamanya sadar supaya tidak mengacaukan rumah tangga Damar dan Viona.Mama Laras sangat kaget dengan kata-kata Adel. Ia sangat kesal, karena Adel mengatakan itu."Mama? Benarkah?" tanya Pak Yuda yang pura-pura terkejut mendengar ucapan istrinya.Damar malah
Baca selengkapnya
Niat Jahat Tidak Mulus
"Mas, aku mau pulang ke rumah Bapak," kata Viona dengan pelan sambil meneteskan air mata. Hatinya sangat kecewa."Iya, nanti kalau sudah sehat, aku antar kamu ke rumah Bapak. Kita disana selama seminggu." Damar menjawab permintaan Viona untuk menenangkannya. Ia takut jika Viona akan menceritakan kehidupan rumah tangganya kepada orang tua Viona."Aku mau pulang sendiri dan nggak akan kembali lagi kesini."Damar terkejut, kemudian menoleh ke arah Viona."Kenapa? Jangan main-main Sayang. Rumah kita disini, kalau kamu disana sendirian dalam waktu yang lama, apa kata Bapak dan Ibu?" "Aku lelah, Mas. Aku menikah untuk bahagia, bukannya menderita. Yang aku alami selama ini banyaklah menderita daripada bahagia. Tenang saja, aku tidak akan menghalangimu menemui anak kita nanti."Damar semakin terkejut mendengar kata-kata Viona. Hatinya ikut teriris, sedih."Aku sudah mendengar semua yang kalian bicarakan. Aku tadi sudah terbangun waktu Papa dan Mama datang. Kamu tahu Mas, aku sangat kecewa. K
Baca selengkapnya
Tidak Punya Harga Diri
Pak Yuda kaget mendengar ucapan Viona. "Ada masalah apa Vio? Apa Damar melakukan kesalahan besar?" tanya Pak Yuda dengan perlahan."Pa, maafkan saya yang belum bisa menjadi istri yang baik untuk Mas Damar. Saya sudah lelah berjuang sendirian mempertahankan rumah tangga. Saya membebaskan Mas Damar mencari kebahagiaannya sendiri." Sambil berderai air mata, Viona mengungkapkan isi hatinya. Bisa dibayangkan betapa sakitnya hati Viona ketika mengatakan semua itu. Damar pun merasa sangat sedih, matanya berkaca-kaca, begitu juga dengan Pak Yuda. Viona menundukkan kepala."Apakah permasalahan ini tidak bisa dirundingkan lagi? Bicarakan baik-baik, cari solusinya. Kalau sudah mentok, ajak kami untuk berbicara. Siapa tahu bisa menyelesaikannya." Pak Yuda berkata dengan bijaksana, ia berusaha supaya rumah tangga anaknya tetap utuh. Karena ini akan berpengaruh terhadap hubungan baiknya dengan Baskoro, bapaknya Viona."Viona, jangan pernah berbicara seperti itu. Kebahagiaanku bersamamu. Bersama
Baca selengkapnya
Tamu Tak Diundang
"Marcia itu sudah kayak perempuan murahan. Sudah punya suami tapi masih mengharapkan suami orang." Adel berkata dengan sangat meledak-ledak."Mbak, ingat kandungan Mbak, jangan marah-marah kayak gitu." Danish menimpali kakaknya yang tampak emosi."Aku tuh kesal dengan Mama. Pantas saja kalau Papa marah, karena kelakuan Mama yang tidak bisa ditolerir lagi. Berdosa Ma, kalau sampai membuat sebuah rumah tangga hancur berantakan. Apalagi itu rumah tangga anak sendiri. Apa sih yang dijanjikan Marcia sama Mama?" tanya Adel."Kalau Mama masih saja seperti ini, aku nggak akan segan-segan ikut campur urusan ini. Aku akan maju paling depan melindungi pernikahan Viona dan Damar." Adel berkata dengan tegas."Apa Mama bisa tertawa bahagia, disaat anak Mama bersedih karena rumah tangganya hancur berantakan? Apa Mama bisa tidur nyenyak, ketika anak Mama meratapi kelakuan mamanya yang dengan tega memporak-porandakan kebahagiaan mereka? Mama pernah berpikir sampai sejauh ini nggak?" tanya Adel.Mama L
Baca selengkapnya
Cinta Mati?
Perempuan yang sedang duduk di kursi ruang tamu itu juga terkejut melihat kemunculan Viona. "Ada perlu apa ya Mbak? Mas Damar sedang pergi, nanti saya sampaikan," kata Viona pada Marcia.Tamu itu ternyata adalah Marcia, mantan pacar Damar yang sampai sekarang masih berusaha untuk mendapatkan Damar."Saya mau menunggu Damar saja! Soalnya ini penting, harus saya sendiri yang menyampaikannya." Marcia berkata dengan angkuhnya."Dasar tamu nggak sopan," rutuk Viona dalam hati.Tak lama kemudian muncul Paramitha dengan membawa segelas teh dan kue di dalam toples."Silahkan diminum," tawar Paramitha. Marcia hanya diam saja, ia tetap asyik dengan ponselnya. Paramitha tampak kesal dengan kelakuan tamu itu, yang menurutnya tidak punya sopan santun sama sekali. Ia pun langsung masuk ke dalam lagi."Kenapa cemberut, Bu?" tanya Pak Baskoro."Tamunya Viona itu nggak punya sopan santun sama sekali. Setidaknya menyahut, ini diam saja," gerutu Paramitha."Mungkin orang kota memang seperti itu, Bu,"
Baca selengkapnya
Tidak Mau Ikut Campur
Viona segera beranjak dari duduknya, semua mata memandang ke arahnya. Viona pun langsung masuk ke kamar mandi dan menghidupkan keran air, kemudian memuntahkan semua yang ia makan tadi. Ia pun menjadi lega. Kemudian keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat pasi."Kenapa, Vio? Keluar semua ya?" tanya Paramitha. Viona mengangguk."Nggak apa-apa, nanti kamu makan lagi. Jangan sampai tidak makan." Paramitha menasehati Viona."Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Damar."Lapar," kata Viona sambil tersipu malu."Nggak apa-apa lapar, bisa makan lagi. Mama bawa asinan sayur tuh. Ayo makan, isi lagi perutnya." Mama Laras segera mengambil bungkusan yang ada di meja dapur. Kemudian membukanya dan menyiapkan makanan untuk menantunya itu.Viona tampak lahap makan asinan sayur itu, Damar tampak bahagia melihat Viona makan. Ia berharap badai di dalam rumah tangganya segera berlalu.Selesai makan, Viona berpamitan masuk ke kamar. Ia ingin merebahkan tubuhnya di tempat tidur. "Istirahatlah, j
Baca selengkapnya
Seleraku Itu Viona
Viona melihat sosok laki-laki yang pernah mengisi hari-harinya, pernah membuatnya bahagia dan tentu saja membuatnya terluka. Laki-laki itu adalah David, yang mengkhianati cinta Viona. David sedang berjalan bersama dengan Talitha yang perutnya sudah mulai membesar. Ternyata David yang tadi memanggil Viona. David pun mendekati Viona dan ibunya. Kemudian mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan ibunya Viona."Ibu apa kabar?" tanya David."Alhamdulillah, kabar baik. Talitha sudah berapa bulan kandungannya?" tanya Paramitha dengan basa-basi."Delapan bulan, Tante," sahut Talitha."Oh, sudah hampir melahirkan ya?"Talitha mengangguk. David sibuk mengajak ibunya Viona berbicara, sedangkan Talitha hanya diam saja. Tampak kecanggungan antara Talitha dan Viona. Padahal dulu mereka berdua sangat akrab.Dari kejauhan, Damar yang melihat sosok David menjadi cemburu. Ada rasa tidak rela dihatinya melihat David tampak akrab dengan Paramitha. Damar dan Pak Baskoro pun mendekat."Mas, kenalin, ini T
Baca selengkapnya
Benar-benar Nekat
"Apa? Pak Hadi nyari aku? Jangan bohong kamu!" kata Mila dengan kagetnya."Untuk apa aku bohong? Apa untungnya bagiku?" sahut Sabrina.Ceklek! Pintu dibuka lagi, semua mata tertuju ke pintu."Ealah, kok malah Bu Sabrina ngerumpi disini. Bu Sabrina tadi kan disuruh Bapak manggil Bu Mila," kata Nessa yang muncul di ruangan itu."Mila nggak percaya kalau Pak Hadi nyariin dia," sahut Sabrina."Buruan Bu Mila, Bapak sudah menunggu dari tadi. Ternyata malah ngapelin Pak Damar," kata Nessa sambil berjalan pergi keluar dari ruangan Damar dan Irfan."Ngapain Pak Hadi manggil aku?" tanya Mila pada Sabrina.Sabrina hanya mengangkat bahunya saja, tanda kalau ia memang tidak tahu. Mila segera keluar dari ruangan Damar."Ada apa Sabrina? Kok Mila sampai dipanggil Pak Hadi?" tanya Irfan dengan penasaran."Kayaknya ada hubungannya dengan Damar. Karena kelakuan Mila dan Damar sudah meresahkan," sahut Sabrina sambil berjalan keluar di ruangan ini."Mungkin benar kata-kata Sabrina tadi, pasti ada hubung
Baca selengkapnya
Rebutan Suami Orang
"Dengar Viona," kata David."Aku bukan Viona, aku Talitha, perempuan yang sedang mengandung anakmu. Lihatlah, padahal dari tadi aku ada di depanmu, di kepalamu hanya ada nama Viona. Apalagi yang bisa aku harapkan darimu." Talitha pun menangis, ia sangat kecewa.David tidak sadar kalau ia menyebut nama Viona, ia kaget ketika Talitha menangis. Ia pun menyadari kesalahannya, tapi karena kondisi masih emosi, ia tidak meminta maaf."Dengar Talitha, tidak semudah itu menghilangkan nama Viona dipikiranku. Selama ini aku memang berusaha untuk melupakan Viona dan berusaha untuk mencintaimu. Tapi seperti kataku tadi, kamu malah selalu memojokkanku, seolah-olah aku adalah orang yang paling bersalah. Bantu aku melupakan Viona, bukan malah menyalahkanku. Buat aku yakin, kalau kamu memang pantas untuk aku cintai." David berusaha menjelaskan pada Talitha. Tapi karena Talitha itu keras kepala, tentu saja semua yang dikatakan David tidak membuatnya menyadari kesalahannya."Aku mau bercerai," teriak T
Baca selengkapnya
Tamu Tak Diundang
"Perkenalkan, saya Alvin suaminya Marcia."Jantung Damar terasa berhenti berdetak, ia sangat kaget. Tidak menyangka jika suaminya Marcia akan menemuinya di kantor. Irfan yang matanya fokus ke layar laptop pun langsung mengalihkan pandangan matanya ke arah Damar. Sama seperti Damar, ia sangat kaget dengan kedatangan suami Marcia."Oh, ada yang bisa saya bantu?" tanya Damar dengan suara bergetar, menutupi kekagetannya. Kaget karena kedatangan tamu yang tak diundang."Ada yang mau saya bicarakan," kata Alvin.Alvin pun melirik ke arah Irfan, Irfan langsung paham maksud Alvin. Tapi ia khawatir kalau akan terjadi keributan. Damar paham akan kekhawatiran Irfan."Irfan, tolong tinggalkan kami berdua ya?" pinta Damar. Irfan pun segera keluar dari ruangannya.Alvin menatap Damar, membuat Damar menjadi salah tingkah dan tentu saja gemetaran."Maaf, katanya ada yang mau dibicarakan dengan saya?" Damar membuka obrolan."Oke! Saya yakin kamu pasti tahu kenapa saya kesini.""Maaf, saya benar-benar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status