All Chapters of Dihina Suami Setelah Aku Melahirkan: Chapter 81 - Chapter 90
104 Chapters
Bersama Keluarga Radit
"Ngapain kamu ke sini? Apa belum jelas apa yang Ibu bilang tempo hari?" seru Bu Nur emosi kepada Bagas.Pak Rahmat dan Santi-adik Bagas-hanya terdiam menyaksikan kemarahan Bu Nur."Bu, aku cuma—," ucap Bagas terputus."Cuma apa? Bukannya kamu sendiri yang bilang untuk tidak mencampuri hidupmu. Jadi mulai sekarang urus sendiri keperluanmu," sela Bu Nur sebelum Bagas menyelesaikan ucapannya.Pak Rahmat menghampiri istrinya dan memintanya untuk bersabar."Sabar to, Bu. Mungkin Bagas cuma ingin sarapan, kan biasanya jam segini dia memang ke sini untuk sarapan terus berangkat kerja," ucap Pak Rahmat menenangkan istrinya.Bu Nur mendengkus kesal mendengar ucapan suaminya."Biar dia makan di luar saja, Pak. Sesekali kita harus memberinya pelajaran, agar dia tidak selalu semena-mena pada istrinya dan bisa berpikir lebih dewasa lagi." ucap Bu Nur tegas.Pak Rahmat akhirnya hanya bisa terdiam dan tak membantah lagi ucapan istrinya.Bagas menunduk lesu, setelah itu dia memilih pergi karena meman
Read more
Bertemu Radit
Saat Kinan melakukan perawatan, Bu Niken dan Alya menjaga Caca secara bergantian. Di sana ada ruang tunggu yang disediakan untuk arena permainan khusus bagi anak-anak agar tidak merasa jenuh.Alya juga melakukan perawatan wajah, namun tidak menghabiskan waktu lama seperti Kinan karena Kinan memang melakukan perawatan seluruh tubuh.Setelah selesai melakukan perawatan, Kinan keluar dengan tubuh yang lebih segar dan wajah yang lebih bersih bersinar.Bu Niken dan Alya merasa puas dengan perubahan pada diri Kinan. Selanjutnya Bu Niken mengajak mereka untuk makan."Kalian pasti sudah lapar, 'kan?" Kita cari makan di sekitar sini ya," ucap Bu Niken."Iya, Ma. Aku lapar banget, aku yakin Kinan dan Caca juga sama tuh," sahut Alya seraya melirik Kinan dari kaca spion."Iya, Mbak. Saya juga lapar," sahut Kinan dengan tersenyum malu.Mereka memilih restoran yang menyediakan menu masakan khas jawa. Untuk Caca, mereka memesankan soto yang memang aman untuk anak kecil.Sedangkan Kinan dan Alya mas
Read more
Bagas Berubah?
"Akhirnya kita bisa berdua saja, Sayang," ucap Radit menatap kekasihnya lembut."Terus Caca dianggap apa, dong?" tanya Kinan seraya menunjuk Caca yang tertidur di pangkuannya."Eh, iya. Maksudku ... Ehm ... kita bisa ngobrol lebih leluasa berdua saja tanpa merasa malu pada yang lain," Radit menjelaskan.Kinan mengangguk dengan senyum yang terpatri di wajahnya. Sejujurnya dia selalu merasa nyaman bersama pria yang ada di hadapannya itu."Kinan, saat ini aku cuma ingin berbicara tentang kita, tentang masa depan kita nanti," ucap Radit memandang lekat wajah kekasihnya.Kinan mencoba menghindari tatapan Radit. Dia tak pernah bisa berhadapan dengan pria itu, entah apa alasannya. "Sayang, sekali ini saja tatap mataku. Apa sulit bagimu untuk memandangku? Jika tidak menunduk, maka kamu akan melihat ke arah lain," ucap Radit seraya menelisik wajah di depannya.Kinan mendongak, menatap Radit yang memohon kepadanya. Bisa dihitung jari berapa kali Kinan menatap ke dalam bola mata Radit setelah
Read more
Ranti Dilema
Ranti menceritakan perihal Bagas yang menghampirinya di tempat kerja. Bu Rina dan Kinan mendengarkan ceritanya dengan seksama."Apa menurut kalian Mas Bagas benar-benar sudah berubah dan menyesali kesalahannya selama ini?" tanya Ranti meminta pendapat.Bu Rina dan Kinan nampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Ranti."Sebenarnya sulit dipercaya, sih kalau Mas Bagas bisa berubah secepat itu secara kita sendiri tahu bagaimana tabiatnya selama ini. Bahkan orangtuanya sendiri pun sudah seringkali menasehatinya tapi dia tetap abai." Kinan mengutarakan uneg-unegnya."Iya, entah kenapa Ibu juga masih belum percaya kalau belum ada bukti. Ibu sudah terlanjur kecewa padanya," sahut Bu Rina."Lalu bagaimana, Bu? Aku butuh pendapat kalian. Mas Bagas sudah menyerahkan ATM-nya padaku dan saat aku cek tadi sepulangnya kerja, memang semua gajinya masih utuh," tanya Ranti ragu."Mbak, lebih baik kamu tanyakan sama hati kamu sendiri. Apa kamu merasa yakin sama dia soalnya jujur aku sangat tr
Read more
Kecurigaan Rangga
Saat Kinan pulang dari warung, dia melewati rumah Risa. Dia melihat Dion yang baru saja keluar dari rumah Risa. Dia mengamati lelaki itu yang sepertinya pernah dilihatnya. Dion lalu berjalan ke seberang jalan dan pandangannya bertemu dengan Kinan.Kinan menghampirinya dan menelisik wajah itu."Kamu lelaki yang pernah mencoba menculikku, 'kan?" tanya Kinan menginterogasi."Kamu salah lihat," jawab Dion berusaha menghindar."Tidak, aku tidak salah lagi. Benar kamu orangnya. Ngapain kamu di sini? Atau jangan-jangan kamu merencanakan sesuatu yang buruk di lagi?" tanya Kinan waspada."Hei, jangan GR deh kamu, kamu pikir aku mau nyulik kamu lagi gitu?" cerocos Dion terpancing emosi."Kenyataannya itu yang pernah kamu lakuin!" seru Kinan masih tak terima."Hei, Mbak. Aku gak ada urusan sama kamu ya, aku cuma ada perlu sama Risa jadi jangan ikut campur masalahku jika tidak—," Dion berusaha mengancam Kinan."Jika tidak apa? Kamu mau apa, kamu pikir aku takut, saat ini juga aku bisa berteriak d
Read more
Risa Mencoba Mempengaruhi Radit
Radit selalu saja mencari alasan agar bisa berkunjung ke rumah Kinan. Meskipun Bu Niken sudah melarangnya karena hari pernikahan mereka sudah semakin dekat. Pamali kata orang tua dan adat itu masih dipercayai oleh banyak orang termasuk keluarga Radit."Ma, Mama masak apa sih? Harum banget sampai bikin perut lapar," tanya Radit saat menghampiri sang mama yang sedang berkutat di dapur."Mama lagi masak gulai ikan, Dit. Papa kamu kan suka," sahut Bu Niken.Radit nampak berpikir dan muncul ide baru di kepalanya."Wow ... gulai ikan, sedap banget pastinya, Ma. Sayangnya Kinan gak ikut makan bareng kita ya, Ma. Dia suka banget loh sama gulai ikan," tutur Radit beralasan. Sesekali dia melirik mamanya untuk melihat reaksinya."Jadi Kinan suka sama gulai ikan, Dit?" tanya Bu Niken dengan mata berbinar."Iya, Ma. Suka banget dia," sahut Radit dengan wajah sumringah."Ya udah nanti kamu bawa sebagian buat dia ya, bentar Mama siapin rantang dulu," sahut Bu Niken dengan senyum mengembang."Iyesss,
Read more
Bukti Yang Tertinggal
Radit memainkan alisnya bertanya pada Kinan dan meminta pendapatnya. Sedangkan Kinan mengedikkan bahunya, merasa bingung. "Begini saja, Bu. Berikan kami waktu untuk berpikir karena membeli rumah itu bukan hal yang bisa diputuskan dalam sekejap," ucap Radit."Baiklah, Pak Dokter. Saya tunggu kabar baik secepatnya ya. Tolong banget ya, Pak, mohon dipertimbangkan biar kami bisa cepat menyelesaikan urusan kami. Kalau Pak Dokter jadi beli, berarti Pak Dokter sudah membantu kami," kata Bu Nilam penuh harap."Iya, Bu. Kami akan mempertimbangkannya," sahut Radit dengan tersenyum ramah.Setelah itu Bu Nilam pamit undur diri kepada semua yang ada di sana."Bagaimana menurutmu, Kinan?" tanya Radit meminta pendapat Kinan.Kinan tampak berpikir. Dia merasa tak punya hak, dan sungkan jika terlalu ikut campur soal rumah yang akan dibeli oleh Radit dengan uangnya sendiri. Tapi dia juga tak mau jika keputusan yang akan diambil Radit akan membawa dampak buruk ke depannya."Kinan, Radit sedang menunggu
Read more
Penyesalan Bagas
"Apa tukang AC tadi sempat rebahan di sini? Kenapa bau parfumnya nempel di spray ini?" tanya Rangga sambil bangkit dan mengambil bantal beserta selimutnya di lemari lalu dia memilih untuk tidur di sofa."Mas ... Mas Rangga apa maksudmu bicara seperti itu?" Risa bertanya seraya membuntuti Rangga yang keluar dari kamar."Tak ada, tidurlah aku ingin sendiri," ucap Rangga dingin.Rangga merasa ada yang janggal dengan istrinya. Namun, dia hanya dapat diam sebelum punya bukti dan melihatnya dengan mata kepala sendiri.Risa merasa cemas, dia tahu jika suaminya menyimpan kecurigaan pada dirinya. Dia paham betul bagaimana jika Rangga marah, dia akan memilih menghindar dan mendiamkannya.****Pagi-pagi sekali Bagas datang ke rumah Bu Rina untuk menemui Ranti. Saat itu Ranti sedang di dapur, menemani Kinan masak, dia merasa perlu belajar dari adiknya yang memang lebih lihai dalam hal perdapuran.Bu Rina menatap tak suka kepada menantunya itu, tapi ada yang mengganjal di hatinya. Bagas terlihat p
Read more
Kekecewaan Rangga
"Saya Kinan, Mbak. Ada perlu apa ya?" tanya Kinan dengan menautkan kedua alisnya.Salah seorang wanita itu tersenyum dan mengatakam tujuan mereka."Mbak Kinan lupa sama saya ya? Saya Siska, therapist salon yang tempo hari membantu Mbak Kinan," ucap Siska dengan tersenyum ramah.Kinan mengernyitkan dahinya, mencoba mengingat wanita di depannya. Senyum simpul terbit di wajah ayunya kala dia berhasil mengingatnya."Oh iya, saya ingat, Mbak. Kalau boleh tahu ada perlu apa ya, Mbak?" tanya Kinan kemudian."Saya dan teman saya ke sini untuk melakukan perawatan pranikah terhadap Mbak Kinan," jelas Siska."Tapi saya gak merasa melakukan pemesanan, Mbak?" tanya Kinan heran.Siska dan temannya saling pandang dan tersenyum ramah kepada Kinan."Mbak beruntung jadi calon menantu Bu Niken. Dia sangat sayang pada calon menantunya dan dia yang sudah memesankan perawatan pranikah untuk Mbak Kinan," ucap Siska menjelaskan.Kinan tersenyum haru, lagi-lagi ibu mertuanya menunjukkan perhatiannya. Kinan ke
Read more
Rencana Membeli Rumah
PIL KB MERUSAK KECANTIKANKUPART 71 (90)"Ris, aku mau berangkat kerja," pamit Rangga pada istrinya yang masih tertidur lelap.Risa mengerjapkan matanya, perlahan dia membuka matanya yang masih terasa berat."Jam berapa ini, Mas?" tanya Risa masih setengah sadar."Sudah jam 8 lebih," jawab Rangga datar."Apa!? Kenapa kamu gak bangunin aku dari tadi, Mas? Aku ada janji dengan seorang teman," seru Risa, spontan dia duduk dan menyingkap selimutnya.Rangga memicingkan matanya, merasa heran dengan sikap istrinya."Apa begitu penting janji dengan temanmu itu sampai baru bangun tidur pun dia yang kamu ingat? Apa kamu tidak ingin tanya, apa Andika sudah sarapan atau belum saat berangkat sekolah tadi?" tanya Rangga menyindir."Kan sudah ada kamu, Mas. Aku ini lagi hamil, jadi jangan terlalu banyak menuntutku. Kamu sendiri apa pernah perhatian dan peduli padaku?" tanya Risa balik.Rangga tak menjawab, dia memilih pergi dan meninggalkan istrinya yang menatapnya dengan pandangan tajam."Selalu sa
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status