All Chapters of Dihina Suami Setelah Aku Melahirkan: Chapter 51 - Chapter 60
104 Chapters
Emosi
"Iya, Mbak. Kasih tahu kami siapa orangnya. Nanti kalau dia macem-macem kita bejek-bejek aja biar tahu rasa!!Gendis tersenyum sinis, provokasinya berhasil membuat ibu-ibu terpancing."Ada, Bu. Mungkin karena itu juga dia minta pisah dari suaminya. Secara yang diincar emang berduit," ucap Gendis lagi."Makanya cepetan kasih tahu kita siapa orangnya, jangan main tebak-tebakan gitu dong, Mbak Gendis," ucap Bu Sis.Gendis melirik ke arah Kinan dengan sinis. Kinan yang tadinya memilih-milih sayuran akhirnya menatap Gendis yang terus meliriknya."Kasihan banget Bapaknya kena karma gara-gara ulah anaknya," ucap Gendis seraya tersenyum miris.Kinan mulai terpancing emosinya karena Gendis terus menyindirnya apalagi sudah menyangkut pautkan Bapaknya yang telah tiada."Maksudmu siapa, Mbak? Dari tadi ngomong muter-muter kayak gasing. Tunjuk siapa pelakor yang kamu maksud itu," ucap Kinan dengan pandangan menantang."Eh kenapa emosi, merasa ya? Emang bener kan kamu udah membuat rumah tangga oran
Read more
Lelah
"Awas saja kamu, Kinan!!" gumam Gendis geram.Mobil Rangga melaju menuju Pengadilan Agama. Sepanjang perjalanan Kinan hanya diam, hatinya berdetak lebih cepat. Keringat dingin membasahi wajahnya padahal mobil itu ber-AC."Kinan, kamu sakit? Kenapa wajahmu pucat begitu?" tanya Rangga khawatir."Enggak, Mas. Mungkin aku hanya gugup saja menjalani persidangan ini." jawab Kinan tanpa memandang Rangga."Atau kamu grogi dekat denganku?" tanya Rangga seraya melirik Kinan.Kinan salah tingkah ditatap sedemikian rupa oleh Rangga. Dia sendiri tak tahu kenapa bisa segelisah ini."Aku senang banget, setelah sekian lama kamu kembali bersikap manis padaku," ucap Rangga."Jangan salah paham, Mas Rangga. A-aku cuma ...." ucap Kinan terbata."Jangan bilang kalau kamu cemburu dengan Gendis atau kamu cuma ingin memanasi dia?" tanya Rangga menyelidik."Sudahlah, Mas. Jangan bahas itu lagi, diantara kita tidak mungkin ada sesuatu." Kinan mencoba menghindar.Rangga yang sedikit frustasi dengan ucapan Kinan
Read more
Kecemburuan Rangga
"Mas, tolong aku!" seru Kinan pada Radit.Radit memukul pria bertubuh besar itu dengan kalap. Rangga yang juga berada di sana ikut membantu Radit melumpuhkan pria itu.Saat seseorang di dalam mobil mencoba kabur, Rangga mencegahnya. Dia buka pintu mobil dan menyeret seseorang yang memakai hoodie hitam dan juga masker yang menutupi wajahnya.Rangga membuka paksa masker orang itu dan menarik penutup kepalanya. Rangga tercengang, ternyata pelakunya adalah Risa, istrinya."Risa?" seru Rangga kaget.Risa menatap suaminya dengan nyalang, tak ada rasa ketakutan di matanya yang tajam."Iya, ini aku, Mas. Kamu terkejut?" tanya Risa dengan senyum menyeringai.Radit menenangkan Kinan yang ketakutan, pria itu berhasil dilumpuhkan. Mereka berdua menatap Risa dengan pandangan tak percaya."Ini kejahatan yang tak bisa dibiarkan, kamu mencoba melakukan penculikan, Ris," ucap Radit geram.Radit mengenali Risa yang pernah mendatanginya di klinik. Kini Radit tahu kenapa perempuan itu mencoba menyakiti K
Read more
Tak Bisa Jujur
Pagi itu Kinan akan berangkat pagi untuk bekerja meskipun semalam dia hanya bisa tidur beberapa jam saja.Dia tak ingin mengecewakan orang yang sudah memberinya kepercayaan. Karena memang sebenarnya dia masuk shift pagi dan bertukar hanya karena ada keperluan."Kinan, kamu mau berangkat kerja?" tanya Ranti tak percaya."Iya, Mbak. Memangnya kenapa?" tanya Kinan."Apa semalam Ibu tak memberitahumu bahwa hari ini keluarga Bagas akan ke sini untuk melamarku?" tanya Ranti seraya bersedekap.Bu Rina yang baru keluar dari dapur ikut nimbrung pembicaraan mereka."Tadi malam Kinan pulang larut sekali, Ran. Mungkin karena kecapekan dia ketiduran, Ibu belam sempat memberitahunya," ucap Bu Rina."Dadakan sekali, Mbak. Maaf hari ini aku tidak bisa libur, gak enak kalau bentar-bentar ambil libur," ucap Kinan."Bilang saja kamu tak sanggup melihat Bagas melamarku," sahut Ranti sinis."Sudahlah, Ranti! Jangan terus-terusan berpikiran buruk pada adikmu. Dia sudah ikhlas melepaskan Bagas, harusnya ka
Read more
Radit atau Rangga?
"Bener karena itu, Mas?" sahut Kinan."Iya karena itu," jawab Radit lirih.Hatinya mencelos merutuki kebodohannya yang tak bisa berkata jujur pada Kinan.Radit takut jika dia menyatakan perasaannya akan berakibat buruk pada persahabatan mereka."Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku, Mas. Selama ini cuma kamu pria yang tulus baik padaku," ucap Kinan serius.Radit menatap Kinan haru, ingin sekali berkata jujur tentang perasaannya tapi bibirnya terasa kelu.Setibanya di klinik, Kinan langsung turun dan berpamitan pada Radit untuk menuju tempat kerjanya.Radit benar-benar menyesal dengan kebodohannya, dia pukul stir kemudi berkali-kali merutuki diri."Bodoh banget kamu, Radit!!" gumam Radit.****Sementara Bu Rina disibukkan dengan persiapan menyambut tamu dari keluarga Bagas.Bu Rina menyiapkan hidangan bersama dengan Dinda. Sementara Ranti menjaga Caca di kamarnya, dia memang tak terbiasa di dapur jadi lebih memilih menjaga bocah kecil itu.Lewat tengah hari kelurga Bu Nur datang, Ind
Read more
Ungkapan Hati Radit
Radit merasa geram melihat Rangga berdiri di sana. Dia yakin jika pria itu ingin menjemput Kinan."Ngapain kamu di sini?" tanya Radit ketus."Mau jemput Kinan." sahut Rangga cuek.Radit memasang tampang tak suka. Dia tak ingin rencananya mengajak Kinan makan di luar sekaligus menyatakan perasaannya gagal begitu saja."Kinan pulang bareng aku, kami mau mampir dulu buat makan," ucap Radit."Baiklah, aku ikut kalian," ucap Rangga terlihat santai.Radit sudah tak dapat menahan diri lagi, rahangnya mengeras menahan emosi melihat Rangga yang bersikeras mengganggu rencananya."G*la kamu ya? Pergilah dan jangan membuatku terpancing emosi karenamu," ucap Radit penuh tekanan.Kinan tampak berjalan keluar dari dalam kilinik. Dahinya mengernyit kala melihat Radit dan Rangga sedang berbicara berdua."Mas Rangga?" ucap Kinan."Iya, Kinan. Sengaja aku datang ke sini untuk menjemputmu," ucap Rangga penuh harap."Tapi aku ada janji sama Mas Radit, kami mau makan di luar," jawab Kinan."Kinan, kamu gak
Read more
Kabar Buruk
Kinan pulang saat senja sudah menyingsing, Ranti menyambutnya dengan tersenyum sinis."Tumben baru pulang, sengaja ya mau menghindar," cibir Ranti."Oh iya, tadi sekalian mampir diajak Mas Radit makan di luar," jawab Kinan mengelak tuduhan kakaknya."Alasan saja!! Tapi gak apa-apa sih, ada berita baik yang harus aku sampaikan," ucap Ranti."Berita baik? Apa itu, Mbak?" tanya Kinan."Pernikahanku dan Mas Bagas akan diadakan sebulan lagi dan dia akan tinggal di sini setelah menikah nanti," ucap Ranti tersenyum puas."Apa?! Kamu gak salah, Mbak?! Kenapa kalian tidak tinggal di rumah Mas Bagas saja atau ngontrak, kek?" tanya Kinan tak percaya."Kamu mengusirku? Ini rumah Ibu bukan rumah Bapakmu jadi jangan sok deh kamu," ujar Ranti sengit."Bukan begitu, Mbak. Aku dan Mas Bagas pernah menjadi suami istri, aku takut jika—," ucapan Kinan terpotong oleh Ranti."Apa?! Kamu takut jika Mas Bagas akan tergoda lagi denganmu, begitu? Jangan ngimpi deh kamu ... justru Mas Bagas memikirkan kebaikan
Read more
Di Rumah Sakit
"Bu, kami minta tanda tangan untuk prosedur yang akan dijalani," ucap seorang perawat pada Kinan.Segera dihapusnya matanya yang masih basah. Kinan bingung dengan perkataan perawat itu, dia merasa tak punya hak untuk mengambil keputusan."Saya bukan anggota keluarganya, Sus. Tapi saya akan menghubungi istrinya agar bisa segera datang ke sini," ucap Kinan."Baiklah, Bu. Kami tunggu kabar secepatnya ya agar pasien bisa segera ditindaklanjuti," ucap perawat itu."Iya, Sus." sahut Kinan.Perawat itu kemudian masuk ke dalam dan keluar lagi membawa ponsel milik Rangga."Bu, ini ponsel milik pasien. Saya minta tolong Ibu menyimpannya karena barusan ada telepon masuk tapi kami belum sempat mengangkatnya," ucap perawat itu.Benar saja tak lama perawat itu pergi, ponsel itu kembali berdering dan Kinan langsung mengangkatnya."Nak, kenapa teleponnya tak diangkat? Dari tadi Ibu menghubungimu, perasaan Ibu tidak enak takut terjadi sesuatu sama kamu," ucap seorang perempuan di seberang sebelum Kina
Read more
Bertambah Khawatir
Bu Yuni dan suaminya membawa Andika-anak Rangga dan Risa-ke rumah sakit di mana Rangga dirawat.Risa menunggu kedatangan putranya itu dengan jantung berdebar. Belum hilang rasa khawatirnya terhadap Rangga kini ditambah putranya yang kondisinya semakin buruk."Ris, kalau bukan karena kamu yang memaksa Mama, males Mama bawa Andika ke rumah sakit. Sakit panas doang kasih obat warung juga sembuh, kemayu banget jadi orang." gerutu Bu Yuni setibanya di rumah sakit."Bu, sakit panas yang tak kunjung sembuh bisa ada indikasi penyakit lain yang belum terdeteksi, Bu," ucap Bu Lina menyahut.Bu Yuni yang tak menyadari keberadaan Bu Lina-besannya-menoleh kaget. "Eh, ada besan di sini? Gimana keadaan Rangga? Nanti kalau Rangga sudah sembuh, suruh balikan aja sama Risa, kasihan sama Andika. Mungkin anak itu sakit karena memikirkan orangtuanya," cerocos Bu Yuni."Soal itu kita pikirkan nanti saja, Bu. Yang terpenting sekarang Dika segera mendapatkan pertolongan dari Dokter agar diketahu penyebab sa
Read more
Menjenguk Rangga
Malam ini Kinan tak dapat tidur. Bayangan Rangga seakan tak berhenti berkelebat di alam pikirannya. Rasa khawatir dan cemas masih jelas tergambar di wajah ayunya.Bu Rina mengamati putrinya dalam kegelisahan. "Kenapa, Kinan? Masih mikirin Rangga?" tanya Bu Rina."Iya, Bu. Eh eng-enggak," sahut Kinan mencoba berkilah.Bu Rina tersenyum dengan gelagat putrinya, dia tahu apa yang saat ini ada di dalam pikiran Kinan."Wajahmu itu tidak bisa berbohong. Kamu khawatir dan kamu masih cinta dengan Rangga meskipun kamu mencoba untuk menutupinya." ucap Bu Rina."Iya, Bu. Itu benar tapi aku dilema dengan perasaanku. Mas Radit juga menyatakan cintanya kepadaku. Tapi yang terpenting saat ini adalah kesembuhan Mas Rangga," tutur Kinan.Bu Rina tak merasa heran karena dia tahu dengan hanya melihat perhatian Radit selama ini kepada Kinan.****Pagi itu Kinan masuk kerja seperti biasanya, namun dia tak bisa sepenuhnya berkonsentrasi.Kinan tak menyadari Radit mengamatinya saat sedang menyiapkan obat.
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status