All Chapters of Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh: Chapter 31 - Chapter 40
113 Chapters
Anugerah Terbesar
“Maafin Abang, Yu. Abang benar-benar emosi, dia menghina Abang miskin. Abang jadi hilang kendali. Plak! Plak! Berkali-kali Andi menampar dirinya sendiri. Sudah 10 kali, tapi dia seperti tak ada niatan untuk berhenti. Sekarang mereka semua sedang menjadi hiburan menarik bagi para pengunjung pantai. Ayu merasa harga dirinya runtuh. “Aku memperlakukanmu dengan lembut, kenapa Abang malah menamparku?” Akhirnya Andi berhenti menyiksa diri. Pria itu mengambil nafas berat. “Abang salah, kumohon jangan marah. Pukul saja Abang, sebagai gantinya. Janji ini yang terakhir kalinya. Maafin, Abang,” Andi terus saja mengiba pada wanita yang sudut matanya telah basah. Dia menciumi punggung tangan istrinya. Ayu menangkap ada ketulusan di sana. Sayangnya, hatinya terlanjur lara. Apa yang lebih menyakitkan diperlakukan kasar oleh orang tersayang di muka umum. Dia yang harusnya melindungi justru menyakitinya. Tak lama Reno datang, dia langsung membantu Ayu bangkit. Kemudian,
Read more
Khawatir
“Lo bisa ikut gue, besok. Gue ngajak lo, karena gue yakin lo bisa. Apa lagi sedikit banyak paham tentang dunia itu," kata Syahru.“Itu 25 yang lalu. Sekarang gue juga udah lupa rasanya bergaya di depan kamera," jawab Andi yang merasa rendah diri. Bagaimanapun ia sudah melupakan semua hal tentang dunia model, yang ia geluti sejak masa kuliahnya. Namun, seiring waktu Andi merasa pekerjaan seperti itu tidak bisa ditebak. Ia butuh sesuatu yang pasti, untuk itu ia lebih memilih bekerja di perusahaan dari pada mengadu nasib di dunia hiburan.“Alah, enggak ada yang enggak bisa di dunia ini,” kata Syahru yakin. Pria yang masih nyaman melajang di usianya yang menginjak 36 tahun itu terus saja meyakinkan temannya. Sebagai teman tentu saja ia tak ingin melihat Andi kesusahan, tinggal di kota besar dengan tanggung 2 anak, tentu saja ia akan kalang kabut. Apa lagi Andi tinggal di perumahan kelas atas. Jelas kebutuhan mereka akan lebih banyak.Di masa
Read more
Bertahan atas Nama Anak
“Sudah berdebatnya? Mau sampai kapan sih, kalian mau kayak begini terus? Egois tahu enggak. Bertahan atas nama anak, tapi kenyataannya kalau memang sudah enggak bisa sama-sama lagi. Kenapa harus maksain sih?” Reno tak benar-benar pergi. Ia hanya menepi demi memberi ruang bagi dua orang yang sangat dia hormati itu. mendengar mereka yang terus saja berdebat di pagi hari, membuatnya jengah. Tak ada yang berani menjawab pertanyaan Reno. Hingga pemuda itu memilih pergi keluar rumah.“Reno, mau ke mana?” tanya Ayu yang khawatir, jika anak lelakinya bisa berbuat nekat karena pergi dalam keadaan emosi.“Selesaikan aja masalah kalian dulu, Mamah tenang aja pikiran aku enggak sedangkal itu. Harusnya Mamah lebih khawatir sama diri sendiri, mau sampai kapan terus-terusan menyiksa diri dengan bertahan sama rumah tangga yang terus-terusan bahagia?”“Reno cukup! Kamu itu anak kecil, tahu apa?” Andi yang mulai tersulut emosi semakin meninggikan nada suaranya.“Ren, sudah ya. Maaf karena kamu harus m
Read more
Hadiah Mahal
“Hari ini Abang enggak full di kedai, tadi ketemu Syahru dulu. Makanya baru pulang jam segini. Maaf bikin kamu khawatir.” Andi tersenyum, ia berusaha sesantai mungkin demi menghilangkan kecurigaan istrinya. Ia tahu kalimat yang diucapkan Ayu bukanlah murni pertanyaan. Itu lebih terdengar seperti sebuah tes kejujuran. Jangan kira, Andi akan terkecoh. Ia cukup mengerti Ayu, mengingat kebersamaan mereka bukanlah waktu yang sebentar. “Memangnya ada urusan apa?” “Ayu dengarkan Abang, dalam suatu rumah tangga kepercayaan adalah fondasi utamanya, kalau kamu terus begini. Selamanya kita hanya akan jalan di tempat.” “Maaf,” ucapnya singkat. “Abang tahu di masa lalu Abang pernah berkhianat, tetapi bukankah kita sudah sepakat untuk melupakannya. Ayolah kita buka lembaran baru. Bukankah Tiara juga sudah tak ada lagi di dunia ini.” Satu kesalahanku, Bang. Seharusnya aku tak senekat itu, aku bersedia menerima Rania. Aku begitu naif, berpikir dengan mengasuh anak itu, tentunya akan semakin muda
Read more
Apakah Kamu akan Tetap Bangga
“Bang untuk edisi bulan ini kita ada beberapa baju couple, jadi nanti Abang akan dipasangkan sama Alea.” Akhirnya apa yang Andi khawatirkan terjadi juga. “Loh, berpasangan?” tanya Andi sedikit terkejut. “Kenapa? Abang takut istrinya cemburu ya?” Anwar tersenyum mengejek, kemudian ia memutar kursi ke belakang tangannya bergerak lantas berbalik dan menyerahkan dokumen yang tempo hari Andi tanda tangani. “Di sini sudah tertulis jelas, memangnya Abang enggak baca dulu? Kalau ke depannya Abang setuju kalau ada adegan yang mengharuskan Abang berpasangan.” Lembar demi lembar ia buka, hingga berhenti di poin ke 18. Pihak kedua setuju melakukan sesi foto bersama model lain yang ditentukan oleh pihak pertama. “Sudahlah, tidak akan ada adegan macam-macam bukan?” “Tenanglah, Abang tegang banget kayak mau main film biru aja.” Bukan begitu, ada hati yang harus kujaga. Membohonginya dengan kembali ke dunia modeling saja aku sudah sangat merasa bersalah. “Oh, ya Bang setengah jam lagi sudah s
Read more
Kejar Impianmu
“Apa yang akan kamu lakukan kalau ternyata Abang sudah kembali terjun ke dunia itu lagi.” “Aku mungkin akan pergi dari rumah,” ucap Ayu datar. Sungguh aku benar-benar takut jika ia benar-benar melakukan apa yang dia katakan. “Aku membenci seseorang yang berbohong, tetapi aku akan bersimpati pada orang yang jujur meski itu begitu menyakitkan.” Aku benar-benar bingung mengapa Ayu seakan tahu apa yang telah kulakukan di belakangnya. “Abang capek banget, hmm tidurlah Dek besok bangunkan Abang salat subuh.” “Hmm.” Dia tersenyum lagi. Kurasa akhir-akhir ini dia menjadi lebih banyak tersenyum. Kau tahu aku selalu mencurigai sesuatu yang dilakukan secara berlebihan dan berulang-ulang. Hanya satu yang kutakutkan dia tahu dari mana aku mendapatkan uang yang jumlahnya tentu lebih banyak dari biasanya. Aku masih berusaha memejamkan mata, sayangnya tak kunjung terlelap jua. Entah berapa kali aku membolak-balikkan tubuhku. Untung saja hal itu tak membuat Ay
Read more
Sebuah Foto
“Mana bisa kamu mundur begitu aja. Aku begini juga demi kamu, demi Ilham dan Rania yang butuh uang untuk masuk ke sekolah terbaik,” ucapku.“Demi anak-anak atau demi impianmu, Bang?” Ayu menatapku nanar. Meski dia tetap merendahkan suaranya aku bisa tahu ada kemarahan yang memancar dari netranya yang memerah, juga setiap embusan nafas yang dia keluarkan dengan perlahan.“Ayu, tolonglah mengerti aku! Apa salah kalau aku punya impian punya kehidupan yang lebih baik? Aku berani bersumpah, kami hanya sebatas profesionalitas. Enggak ada yang lain.” Ayu hanya diam saja, tak ada kata yang terucap darinya. Dia malah memalingkan wajahnya ke arah lain.“Semua orang punya impian begitu pun aku, tapi apa enggak ada cara lain sehingga kamu menghalalkan cara yang salah?”“Aku tidak selingkuh, Ayu.”“Aku tahu.”“Lalu, apa masalahnya aku hanya bekerja.”“Abang p
Read more
Serasi
 PoV Ayu “Mamah, kenapa banyak orang yang narik-narik Papah? Aku takut mereka bawa Papah pergi. Ayo balik lagi. Biar kita pulang sama Papah. Ayo Mah, jangan diam aja. Aku enggak suka kalau Papah di foto sama orang lain. Papah cuma boleh foto sama Mamah.”“Mamah ayo, ke sana. Jangan diem aja!” Ilham masih saja menarikku.“Mamah ‘kan yang bilang kalau kita dilarang berdekatan dengan seseorang yang bukan mahramnya. Kenapa Mamah membiarkan Papah begitu?”“Mah?”“Kita pulang saja ya, Nak.”“Mah, tapi Papah berdosa. Kita harus tegur Papah biar mau pulang.”Tapi, bagaimana jika Papahmu sendiri yang tak mau diingatkan. Dia yang sudah berani mengingkari Tuhan dan nuraninya. Apa lagi yang bisa kita lakukan. Harta telah membuatnya kembali pada titik awal.“Kaka, Mamahnya mau nangis,” kata Rania sambil menar
Read more
Semua, karena Kontrak
“Aku tahu hatimu sakit, tapi jangan biarkan kezaliman yang menang.” Dian masih saja mencoba meyakinkanku untuk melakukan hal yang sama dengan yang baru saja Bu Siti perbuat pada selingkuhan suaminya. Dia seolah menganggap bahwa wajar bagi seorang istri untuk bertindak seperti itu.“Kamu tahu Dian, sebanyak apa pun kamu menjelaskan, aku tidak mungkin melakukannya. Untuk apa memperebutkan seorang pengkhianat sampai melupakan fitrahku sebagai perempuan. Aku tak mungkin meninggikan suaraku hanya untuk menunjukkan aku lebih kuat, lebih berhak atas suamiku. Sedangkan, hatinya jelas telah berpaling dariku.”“Mbak bagaimana kamu bisa seikhlas itu, dia mengambil suamimu loh?” Tidak ada yang benar-benar ikhlas, aku hanya mencoba menutupinya darimu.Ketika rasa cinta pada Rabbnya semakin memudar, bukan tidak mungkin perlahan imannya akan semakin terkikis. Jika telah hilang sepenuhnya. Bagaimana aku bisa bergantung pada imam
Read more
Bukan untuk direndahkan
 Ayu tersenyum kecut, menyaksikan bagaimana egoisnya Andi yang menginginkan dirinya selalu berada di sisi, tapi senang sekali menyakiti. Pria itu masih menatap tajam ke arahnya. Nafasnya yang memburu menjadi pertanda bahwa ia bersungguh-sungguh kalau yang ia katakan adalah sebuah keputusan mutlak yang tak boleh dilanggar.“Oke aku beri kamu waktu sampai kontrak itu selesai, tapi dengan satu syarat.”“Apa.”“Aku ingin mulai sekarang kita melakukan pemisahan harta.” Pria itu membelalak, tak menyangka jika Ayu yang sejak dulu tak pernah peduli soal harta, tiba-tiba berubah. Andi justru terkekeh pelan.“Sekarang siapa yang berubah? Aku atau kamu, siapa di dunia ini yang tidak butuh uang. Kalau kamu saja ingin melakukan pemisahan harta. Bukankah berarti kamu sama denganku? Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa uang, hahaha.”“Aku hanya ingin meminta hakku, bukan datang
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status