All Chapters of Istri Lugu Presdir Dingin: Chapter 441 - Chapter 450
480 Chapters
Bab 441
"Aduh," Niko pun meringis merasakan sakit pada bagian wajahnya.Membuat Ranti pun berusaha untuk tidak membuat Niko lebih kesakitan lagi saat dia sedang mengompres lebam pada wajah Niko.Sebenarnya itu bukanlah satu masalah, lagi pula itu terjadi karena dia dengan sengaja menyerahkan diri.Tanpa perlawanan yang berarti.Demi mendapatkan perhatian dari Ranti.Sepertinya yang dia lakukan benar sang menguntungkan, lihat saja bisa diobati oleh Ranti.Niko pun tersenyum penuh kemenangan."Kalian seperti anak-anak saja," kata Ranti mengingat kejadian barusan.Meskipun awalnya Ranti juga sedikit takut, sebab belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya.Tapi Niko memilih untuk tersenyum sambil terus melihat wajah Ranti.Dia merasa perasaannya menjadi tengang saat ini.Wanita yang kini menjadi istrinya itu memang sangat baik, jangankan saat kini mereka sudah memiliki hubungan yang baik.Sebelumnya saja Ranti tetap perduli padanya saat sedang sakit, padahal waktu itu hubungannya dengan Niko
Read more
Bab 442
"Kamu apaan sih? Malu tau kalau kelihatan begini di hadapan yang lain!"Ranti tengah mengolesi bagian tengkuknya dengan foundation untuk menutupi benda berwarna merah keunguan yang cukup banyak di sana.Siapa lagi penyebabnya jika bukan Niko.Dia sudah menduga jika ini akan terjadi, justru itu dia menolak.Tapi kenyataannya walaupun menolak tetapi tidak juga Niko mengerti.Bahkan dia tetap bisa masuk ke kamar mandi dengan caranya sendiri dan Ranti pun akhirnya hanya bisa pasrah saja."Sekarang kamu bilang begitu, tadi kamu juga membiarkan," jawab Niko.Niko duduk santai sambil memainkan ponselnya dan melihat apakah ada pesan yang masuk.Dia juga tak terpancing emosi sama sekali saat Ranti terus saja mengomel dari tadi padanya tanya hentinya."Terpaksa!" kesal Ranti sambil terus melihat wajahnya pada pantulan cermin, memastikan apakah semuanya sudah tertutup."Terpaksa?" Niko tersenyum menggoda Ranti."Iya, memang!" jawab Ranti dengan ketus.Niko pun tertawa kecil mendengar jawaban Ran
Read more
Bab 443
"Ini dia pengantin barunya, ayo kita makan," Bunga pun tersenyum saat melihat Ranti dan Niko yang kini sudah bergabung dengan yang lainya."Lama sekali, hanya menunggu orang seperti mu saja aku harus kelaparan dulu!" kesal Dion.Ranti merasa tak enak hati.Tapi tidak dengan Niko yang hal seperti ini sudah biasa bagi mereka."Sudah-sudah, sebaiknya duduk dan kita makan malam," Bunga pun tersenyum pada Ranti sambil menunjuk kursi."Maaf, ya, Tante," kata Ranti merasa tak enak hati."Itu tidak masalah, lagi pula kalau mereka bicara begitu tidak usah dimasukkan ke dalam hati. Itu hanya omongan mereka saja," jelas Bunga."Iya, mereka memang begitu. Ayo kita makan," Nia juga ikut menimpali, karena memang begitu adanya jika para pria itu sudah berkumpul."Hay," Ranti pun tersenyum menyapa baby Dirga yang duduk di pangkuanku Nia.Wajah bocah itu tampak sangat lucu dan juga mengemaskan."Hay, juga, Tante," Nia pun tersenyum sambil berbicara seakan anaknya yang menyapa Ranti."Bolehkah aku meng
Read more
Bab 444
Ada rasa yang tak dapat hanya diungkapkan dengan kata-kata saja, karena sejatinya perasaan yang sudah tumbuh mekar di dada tanpa bisa untuk di cegah.Aku yang kini bahagia karena cinta yang nyata dan tak sanggup untuk melepaskan lagiAku yang telah hancur berantakan dalam kelukakaan hati yang teramat sangat dalam.Namun, saat aku benar-benar tidak bisa untuk bangkit tapi cinta pun hadir.Dia datang diwaktu yang tepat untuk menyembuhkan luka yang begitu dalam.Luka sayatan penuh dengan kesakitan yang tidak ada tandingannya.Namun, lagi-lagi cinta mu begitu dahsyat. Dalam hitungan waktu aku kini mampu untuk berdiri tegak dan meraih manis madu cinta.Seakan tak ingin layu di genggaman aku pun tidak akan memberikan siapapun masuk ke dalam kehidupan indah ini.Cukup hanya aku dan dia saja yang tinggal di dalam istana cinta kami berdua.Tanpa yang lain.Tidak ada celah untuk orang asing bisa masuk ke dalamnya, karena cintaku padanya tak akan pernah bisa goyah bagaimana pun keadaannya.Aku y
Read more
Bab 445
"Om Niko, kenapa ada malam?"Niko terus saja dibuat pusing dengan pertanyaan Dila yang yak ada habisnya.Bahkan belum juga satu pertanyaan terjawab sudah lagi ada pertanyaan lainya."Terus bukan kok cuman bersinar di malam hari? Mataharinya kemana? Kok bisa hilang?"Dila terus melihat Niko, karena satupun pertanyaannya belum mendapat jawaban sama sekali.Apakah Dila pusing karena belum mendapatkan jawaban?Tentu.Tapi Niko lebih pusing."Om Niko, jawab dong. Kok cuman diam?" kesal Dila."Jawab," kata Ranti pada Niko.Ranti masih memangku baby Dirga tapi Zaki juga duduk di sampingnya."Karena mereka sedang berantem, coba kalau akur. Sudah pasti selalu bertemu," jawab Niko.Tapi Ranti yang menahan tawa saat mendengar penjelasan Niko barusan.Mungkin suaminya itu bingung bagaimana cara tepatnya untuk menjawab dengan baik dan tak lagi membuat bocah itu bertanya dan lebih membuatnya semakin pusing."O, jadi kalau mereka pernah damai?" tanya Dila lagi.Glek!Niko pun sampai meneguk saliva m
Read more
Bab 446
"Kata, Tante juga, gas kan," kata Niko sambil tersenyum pada Ranti."Ya, ampun!" Ranti lagi-lagi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Niko yang memang sangat aneh.Tapi Ranti pun tidak merasa keberatan, karena dia juga sudah terlanjur nyaman dengan Niko.Bahkan saat berjauhan membuatnya menjadi tidak karuan.Dan jika dua orang itu sibuk dengan urusan mereka, terutama Niko yang katanya sedang mengejar target punya anak.Maka berbeda halnya dengan Raya dan juga Reza.Raya tampak bingung saat Reza datang menghampiri dirinya yang sedang berada di kamar."Apa ada, Raya di dalam?" tanya Reza setelah mengetuk pintu kamar yang ditempati oleh Raya dan juga Kiara.Keduanya tidur satu kamar, karena vila sedang dalam tahap renovasi. Jadi kamar yang tersedia pun masih begitu sedikit.Sehingga keduanya harus menepati satu kamar dan itu tidak menjadi masalah sama sekali.Sebab keduanya pun sudah menjadi teman baik."Ada," jawab Kiara yang berdiri di depan pintu yang terbuka lebar.Di
Read more
Bab 447
"Aku tidak mau lagi mengungkit sesuatu yang tak mungkin bisa dirubah, tentang Zaki yang tak pernah tahu aku adalah Ayahnya pun tidak lagi menjadi masalah. Aku sudah merelakan anak ku menjadi milik Om Dion, karena memang dia yang lebih pantas untuk disebut ayah oleh Zaki. Sebagai ucapan terima kasih ku, biar Zaki menjadi milik Om Dion. Aku tidak apa walaupun aku terluka, ini hukuman yang harus ku jalani yang sudah banyak berbuat dosa," kata Reza.Lagi-lagi Raya terdiam mendengar ucapan Reza, dia tak mampu untuk mengatakan kalimat lagi. Karena jawaban Reza yang sangat dalam maknanya."Jangan lagi mengungkit ini, aku tidak mau Zaki mendengar dan mengetahui semuanya. Biar dia bahagia merasa Om Dion adalah Ayahnya. Aku pun menjaga perasaan Om Dion yang memang sangat menyayangi Zaki," tambah Reza.Raya pun menganggukkan kepalanya karena sudah mengerti dengan keadaan ini, bahkan Reza sendiri yang memilih untuk tidak memberitahu bahwa dia adalah ayah biologis Zaki.Bagaimana pun Raya juga men
Read more
Bab 448
Reza pun tak tahu siapa wanita yang dibahas oleh Niko, tapi dia yakin bahwa Niko dan Dion hanya sedang bergurau saja.Entah seperti apa terkejutnya Reza nanti saat tahu Kiara lah wanita itu.Reza pun memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan melihat Raya yang ternyata sedang melihat dirinya.Mata Raya pun tampak berkaca-kaca bahkan saat itu malah tiba-tiba saja air mata Raya menetes.Raya juga tidak menyadarinya cepat-cepat dia pun mengusap wajahnya setelah menyadari air matanya yang menetes begitu saja.Perasaan Raya sedang tidak karuan, dia berpikir jika Reza hanya berbicara asal dan sedang mempermainkan dirinya saja.Rujuk?Raya pun berpikir bahwa dirinya begitu bodoh karena merasa Reza bersungguh-sungguh ingin memperbaiki semuanya.Ingin sama-sama berusaha untuk menjadi seorang manusia yang lebih baik."Kamu menangis?" tanya Reza yang kebingungan.Dia benar-benar bertanya-tanya mengapa Raya malah menangis.Karena sebelumnya masih tampak baik-baik saja, Reza benar-benar tak
Read more
Bab 449
"Kiara, kamu tidur di sini?" tanya Nia yang tak sengaja melihat Kiara yang tidur di sofa.Kiara pun segera melihat Nia, dia pun perlahan berdiri dan merenggangkan otot-otot tubuh yang terasa kaku.Bagaimana tidak kaku, dia tidur semalaman di sofa.Sial memang."Aku ketiduran, Bu Nia," jawab Kiara.Diapun melihat ke arah jendela, tampak cahaya matahari yang bersinar terang."Kok bisa?" tanya Nia yang semakin bingung saja.Kemudian Kiara pun mengingat kembali kejadian malam tadi."Semalam itu Raya sama Reza ngomong berdua di kamar, eh, ternyata sampai tengah malam tidak juga selesai. Dan, aku sampai ketiduran di sofa," jelas Kiara.Dia pun menggaruk tangannya, kemudian beberapa bagian badannya.Tampak ada bintik-bintik kecil akibat gigitan nyamuk di kulitnya."Kamu di gigit nyamuk.""Iya, Bu, kenapa juga ngobrol lama begitu, sungguh keterlaluan mereka," kesal Kiara.Nia pun menahan tawa melihat wajah kesal Kiara, tapi dia juga ingat obrolan di group chat keluarga tadi malam.Reza dan Ra
Read more
Bab 450
"Kasihan sekali nasib ku ini," kata Kiara yang melihat kulitnya bintik-bintik merah karena gigitan nyamuk."Lho, separah itu?" Bunga pun ikut melihat Kiara dan dia juga bingung bercampur kasihan."Iya, Nyonya Oma, belum lagi lelah perasaan ini," tambah Kiara.Kiara memasang wajah melasnya karena begitu merasa kasihan pada dirinya sendiri."Besok-besok kalau kamu menunggu di luar cari temen, biar nggak bosan," kata Nia yang ikut menimpali."Nggak ah, kapok," sahut Kiara."Hehehe, kamu ini ada-ada saja," Bunga juga sampai terkekeh karena lucu melihat Kiara, kemudian Bunga pun melihat Chandra yang baru saja ikut bergabung dengan yang lainya."Kenapa kamu lama sekali?" tanya Bunga langsung, bahkan dia juga langsung bangkit dari duduknya.Mengisi piring Chandra dengan nasi dan juga lauk kesukaan putranya tersebut."Tadi ada sedikit pembicaraan dengan Dimas, Ibu tahukan anaknya keluarga Hermawan?" tanya Chandra."Oh, iya. Mama, tahu. Dia itu pengusaha sukses dan sudah kaya dari jaman dulu,"
Read more
PREV
1
...
434445464748
DMCA.com Protection Status