Semua Bab Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam: Bab 21 - Bab 30
109 Bab
Pisahkan Mereka
“Leo, pisahkan kamar wanita itu dengan putrinya!” titah Morgan pada Leo dengan penuh ketegasan.“Baik, Tuan Muda.” Leo menjawab dengan sangat patuh.“Jangan lupa, pastikan bahwa anak kecil itu tidak pernah melihat keadaan ibunya mulai hari ini. Tapi, kau juga harus menjamin bahwa dia akan tetap hidup dengan baik dengan dunia anak-anaknya,” ucap Morgan lagi sesaat sebelum Leo memutar tubuhnya untuk pergi dari ruangan kerja Morgan itu.“Siap, Tuan Muda. Aku akan memastikan Cleo menjalani hari-harinya dengan sangat baik.”“Jangan sebut nama bocah itu di depanku!”“Maaf, Tuan Muda. Aku tidak bermaksud untuk hal itu.”“Pergi lah! Jangan datang sebelum kau selesai memisahkan kedua orang itu. Aku yakin bocah itu dan ibunya akan menolak untuk dipisahkan. Meski hanya pisah kamar saja. Kau harus berjuang keras, Leo,” ujar Morgan pada Leo dengan penuh keyakinan karena sudah bisa dipastikan hal itu akan terjadi.“Baik, Tuan Muda. Aku permisi,” ucap Leo dan menundukkan sedikit badannya ke arah Mor
Baca selengkapnya
Pergi Terlebih Dulu
Mendengar hal yang diucapkan Leo padanya, hati Vallen menjadi sangat bimbang. Ia tidak berpikir untuk terus membiarkan Cleo berada dalam kamar ini dan tentu saja memungkinkan Cleo untuk menyaksikan apa saja yang dilakukan oleh Morgan padanya. Vallen tidak mau Cleo melihat semua perlakuan kasar dan kejam Morgan padanya itu.“Mami … aku tidak akan apa-apa. Paman baik hanya akan membawaku bermain keluar dan aku memang sangat bosan di sini sepanjang hari,” ucap Cleo seperti mengerti kegundahan hati Vallen saat ini.“Tapi sayang … Mami takut kau terluka di luar dan Mami tidak bersamamu,” balas Vallen menyertakan alasannya pada Cleo.“Aku akan menjaganya dengan sangat baik, Nona Muda.” Leo menyela pembicaraan ibu dan anak itu dengan sopan.“Kau berani menjamin keselamatannya, Leo?” tanya Vallen seperti ingin memastikan hal itu dari Leo.“Tentu saja, Nona Muda. Aku akan menjaga dan mengawasi Nona Kecil bermain dan sampai kembali ke kamar!” jawab Leo dengan penuh rasa percaya diri dan keyakin
Baca selengkapnya
Buq!
Entah karena dasar apa dan berasal dari perihal apa, Cleo seakan meyakini bahwa Morgan adalah ayah kandungnya. Meski Morgan bersikap tidak baik padanya dan tidak menganggapnya sebagai anak, akan tetapi Cleo masih merasakan ikatan batin antara dirinya dengan Morgan.Walaupun begitu, Cleo tetap enggan untuk menunjukkan sikap baiknya pada Morgan karena Morgan pun selalu berkata kasar padanya. jadi, Cleo pun bersikap keras kepala sama seperti yang dilakukan oleh Morgan. Cleo memiliki IQ di atas rata-rata dan tidak ada yang tahu dengan jelas tentang semua itu kecuali Vallen. Mereka memang menyembunyikan semua itu dari semua orang karena tidak ingin Cleo mendapatkan masalah karena itu.“Paman, kenapa kau masih betah bekerja dengan orang seperti tuanmu itu?” tanya Cleo sambil menyuapi kangkung ke mulut kelinci berwarna coklat yang sangat gemuk dan berbulu lebat di depannya.Ada banyak kelinci di taman ini. Mungkin, ada sekitar tiga puluh ekor yang dipelihara oleh Morgan. Entah mengapa ia ing
Baca selengkapnya
Maukah menggandengku?
Dengan sedikit ragu, Cleo menegakkan kepalanya dan menatap lurus pada wajah tampan yang kini sedang menunduk untuk menatapnya. Tinggi Cleo tidak berbeda jauh dari pria tampan itu. “Aku hampir menyamai tinggi badannya. Apa mungkin ini salah satu gen darinya yang turun padaku?” tanya Cleo dalam hatinya sambil terus menatap lekat pada wajah pria yang tak lain adalah Morgan itu.“Apa kau terluka, gadis nakal?” tanya Morgan pada Cleo.Cleo sempat merasa tersentuh karena pertanyaan Morgan yang terdengar penuh perhatian padanya. Nada bicaranya juga sangat lembut, terdengar berbeda dari sebelumnya dan tentu saja membuat Cleo memasang tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi pada pria itu.“Aku baik-baik saja!” jawab Cleo dan segera mengatur jarak lagi dari Morgan.“Benarkah? Tapi, sepertinya kepalamu cidera ringan. Apa kau mau aku bawa ke dokter?” tanya Morgan lagi berusaha memberikan perhatian yang lebih pada Cleo.“Tidak perlu dan terimakasih. Aku tidak tahu kau memiliki sisi baik seperti itu
Baca selengkapnya
Terutama Kau, Vallen!
Sejenak Cleo merasa ragu saat mendengar Morgan berkata seperti itu padanya. Dia tidak begitu saja percaya bahwa lelaki itu sudah berubah menjadi orang yang baik saat ini. Ia memandang Morgan dengan tatapan penuh rasa curiga dan hingga membuat Morgan merasakan lelah pada tangannya yang terulur pada Cleo.“Aku bisa berjalan sendiri,” jawab Cleo pada akhirnya dan membuat Morgan sedikit merasa patah hati.“Benar kah? Tadi kau berjalan dengan bergandengan tangan bersama Leo. Apa tadi kau sedang tidak bisa berjalan sendiri?” tanya Morgan menyindir kalimat yang Cleo ucapkan padanya itu.“Itu sama sekali bukan urusanmu!” jawabnya lagi dengan ketus.Leo berusaha menahan tawanya agar tidak pecah dan tidak melukai harga diri Morgan saat ini. Morgan memang terlihat sedang mengemis perhatian pada gadis kecil itu. Namun, ia juga masih jual mahal pada harga dirinya yang tidak pernah tunduk dan takut pada siapapun. Apalagi hanya seorang anak kecil saja.“Leo! Kau ingin menertawaiku?” bentak Morgan pa
Baca selengkapnya
Tidak Sabar
“Tidak buruk!” ucap Cleo saat memandang seluruh isi kamarnya itu.“Ternyata monster kejam itu punya selera yang bagus juga,” lanjut Cleo bergumam mengatakan tentang Morgan.Cleo sangat yakin bahwa semua ini adalah hasil desain arahan dari Morgan. Siapa yang lebih berani mengatur segala sesuatunya di mantion ini kecuali pria itu? Cleo menyadari bahwa sepertinya Morgan tidak seburuk dan sekejam yang terlihat saat ini. Lelaki itu bisa bicara dengan sangat lembut dan baik padanya sewaktu-waktu.“Aku akan mencoba patuh padanya, dan semoga dengan hal itu bisa meluluhkan hatinya agar tidak berlaku kasar dan kejam lagi pada Mami. Aku tahu, dia sangat mencintai Mami. Tapi, ada hal lain yang tidak aku ketahui tentang mereka berdua. sepertinya, Mami juga tidak ingin mengingatnya lagi,” gumam Cleo dan duduk di depan meja belajarnya.Karena Cleo tahu ruangan ini penuh dengan CCTV, itu sebabnya dia hanya bisa bergumam. Jika ia berkata dengan nada jelas, pria itu bisa mengetahui maksud dan rencanany
Baca selengkapnya
Kau Biadab, Mo!
Vallen masih menahan napasnya saat lidah Morgan mulai memaksa masuk ke dalam mulutnya. Ia masih ingin bertahan agar tidak bisa diperlakukan dengan semena-mena oleh lelaki itu. Ia tidak bisa lagi menerima perlakuan Morgan yang seperti itu padanya.Harga diri Vallen merasa sangat terluka oleh sikap pria yang sangat kejam itu. Ia diperlakukan layakny seorang pelacur sejak menit pertama masuk ke dalam mantion ini. Bahkan, lebih hina dan rendah dari seorang pelacur, karena Morgan melakukannya dengan pemaksaan dan bahkan tidak berbelas kasih sedikit pun. Tentu saja, tidak ada bayaran dalam hal ini.“Kau tadi sangat tidak sabar ingin segera memulainya. Kenapa sekarang malah bersikap jual mahal?” tanya Morgan yang kesal dengan sikap Vallen.Tanpa disadari, Vallen bertahan agar bibirnya bisa tetap tertutup sampai bibir itu terluka dan berdarah oleh gigi Morgan yang akhirnya merasa kesal dan marah.Vallen bahkan tidak peduli pada luka yang menimbulkan bau anyir dari cairan kental berwarna merah
Baca selengkapnya
Melakukannya Sendiri
Morgan menghentikan apa yang sedang dilakukannya pada Vallen, dan kemudian menjarakkan dirinya dari tubuh telanjang wanita itu. Melihat kesempatan itu, Vallen langsung menarik selimut dan menutupi tubuhnya yang sudah tidak mengenakan sehelai benang pun saat ini. Ia merasa tidak percaya dengan setiap pelecehan dan penghinaan yang diterimanya dari Morgan sejak awal ia datang ke mantion ini.Namun, belum sempat Vallen menarik napas lega lebih lama, cengkraman tangan Morgan sudah kembali mendarat di rahangnya.“Sakiit …,” keluh Vallen dengan suara yang tidak terlalu jelas karena mulutnya tercekat oleh cengkraman tangan Morgan itu.“Kau panggil apa tadi padaku?” tanya Morgan menuntut sesuatu yang Vallen tidak ingat sama sekali.“Ava? Vecundang!” umpat Vallen dengan bahasanya yang aneh karena cengkraman itu semakin terasa kencang.Morgan menghempaskan rahang itu saat ia melepaskan cengkraman tangannya. Ia meludah di wajah Vallen dengan bengis. “Aku tahu, kau tidak benar-benar melupakanku, V
Baca selengkapnya
Bantu aku, Bibi.
“Aku harus bagaimana agar bisa keluar dari kamar ini? Aku sangat merindukan mami,” gumam Cleo sambil menatap handle pintu yang tidak bisa ia buka tadi.Setelah berhari-hari di dalam kamar itu, tentu saja Cleo merasa bosan. Leo hanya sesekali mengajaknya bermain ke taman belakang mantion. Memberikan makan kelinci dan burung merpati yang berjumlah ratusan itu. Cleo sangat menyukai merpati kipas dan sering kali meminta Leo untuk menangkapnya dan kemudian ia berfoto bersama burung itu.Kehidupan Cleo di dalam kamar itu memang bisa dikatakan sangat mewah. Semua yang ia inginkan sudah tersedia di sana dan kemudian, Leo tidak pernah sekali pun membuatnya bersedih. Leo selalu memuji apapun yang ia buat pada kertas putih itu dan mendengarkan semua hasil dari buku yang ia baca dan pelajari.Namun, sudah sejak ia berada di kamar ini pula, Cleo tidak bertemu dengan ibunya. Tentu saja dia sangat merindukan wanita itu teramat sangat. Morgan juga hanya sekali saja datang mengunjunginya ke kamar ini.
Baca selengkapnya
Ibunya!
“Bagaimana rencana kerja samamu dengan Morgan?” tanya tuan Zang pada Cristian penuh dengan tatapan menelisik.“Aku sedang mengatur jadwal ulang dengannya, Dad. Kemarin, dia membatalkan karena satu hal tak terduga,” jawab Cristian dan menunduk pada tuan Zang.“Intinya, merendah saja di depannya. Apapun yang dia katakan, jangan membantahnya. Bagaimanapun, kita pernah bersalah padanya di masa lampau,” ucap tuan Zang lagi seakan mengingatkan Cristian tentang peristiwa sepuluh tahun silam.“Baik, Dad. Aku akan menuruti semua yang dia minta. Bahkan, jika dia menginginkan nyawaku sebagai pertukaran kerja sama ini,” terang Cristian dengan nada sedikit menyindir.Tentu saja tuan Zang paham betul maksud dari ucapan Cristian padanya itu. Selama ini memang Cristian mengerti sebatas apa kasih sayang ayah sambungnya itu padanya. Tuan Zang tidak pernah benar-benar mencintai Cristian seperti anaknya sendiri. Meski pada kenyataannya Cristian sudah berada dalam pengawasan dan pengasuhannya selama belas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status