All Chapters of Dendam Istri Sah: Chapter 31 - Chapter 40
54 Chapters
Part 31 Kabar Hamil?
"Oke, jadi kesimpulannya kami sebagai perusahaan yang bergerak di bidang konveksi berkeinginan besar untuk melakukan merger kepada perusahaan Ibu Laila. Mohon untuk mempertimbangkan pengajuan kami ini." Tutup Re di meeting kedua belah pihak perusahaan ini."Oke kalau seperti itu, dokumen perusahaan akan kami tinjau terlebih dahulu bersama tim legal dan juga asisten saya." Aku menunjuk Tika yang berada diseberang sana tentu saja sedari tadi aku memperhatikannya yang tengah melihat suamiku dengan detail sedari tadi. Memang benar bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan mudah terlihat dengan jelas, entah darimana mereka mulai hubungannya, namun kini aku sudah mulai tidak bisa untuk bersikap baik-baik saja.Setelah forum perbincangan ini selesai, aku bertemu dengan suamiku sementara Tika terpaksa harus keluar untuk mengantar tamu eksekutif lainnya."Re, kamu pulang duluan aja. Masih ada beberapa hal yang mau aku urus dulu nih." Ujarku."Oke sayang, jangan lama ya. Ingat kali ini kita haru
Read more
Part 32 Ancaman Renald
"Kak, dimana? Sepertinya hubungan mereka sudah kelihatan di muka umum banget." Terdengar jelas suara adik tiriku yang tengah mengkhawatirkan kondisi dan situasiku saat ini."Aku lagi di rumah sakit. Nanti aku respon ya Nia..." Balasku lirih sebab benar saja perutku terasa amat sakit saat ini."Ha? Ada apa? Di rumah sakit mana?" Aku berikan ponsel ini kepada Andrew yang masih berada disampingku, sepertinya ia juga paham apa yang harus ia lakukan pada saat harus memberikan jawaban kepada adik tiriku ini tentang kondisiku yang amat tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan yang amat panjang.Aku menghela nafas, mencoba pelan-pelan mengatur hembusan nafas dengan pelan. Berusaha berpikir semuanya akan baik-baik saja meskipun nyatanya tidak ada satupun hal baik yang bisa ku terima saat ini. Kegagalan rumah tangga sudah jelas terbaca, belum lagi kabar hamil ini yang membuatku tidak bisa berpikir jernih, entahlah seolah dewi fortuna tidak pernah berpihak kepadaku sekalipun."Udah lo istir
Read more
Part 33 Orang Tua Andrew
"Gue harus segera menyelesaikan ini semua, Drew""La, lo rela kehilangan sebagian harta perusahaan ini demi keinginan lo itu?" Jelas saja si penanggung jawab perusahaan tak tinggal diam untuk kemungkinan kerugian yang akan aku buat."Gak ada pilihan, jika tidak dengan cara approval merger ini, tentu aku gak akan tahu apa yang sebenarnya Renald dan Tika mau, kan?" Seolah negosiasi antara CEO dengan pengatur perusahaan yang bisa dibilang ini adalah ide gilaku untuk menghancurkan perusahaan sendiri demi ego."Gila, gue gak akan izinin lo buat bangkrut perusahaan lo sendiri lah. Pasti ada cara lain Laila, gak harus lo mempertaruhkan nama perusahaan." Tetap saja pria ini kekeh dengan pendiriannya.Aku terdiam, sejenak berpikir dengan semua skenario gila dan nekat yang bersumbu di dalam kepala ini. Jika saja tidak ada Andrew yang begitu paham dengan aku, mungkin sudah dengan mudah aku mempertaruhkan keberadaan perusahaan ini."Dan jika bokap lo tau juga, dia gak akan diam La. Coba deh berpi
Read more
Part 34 Persetujuan Ayah
"Lo kok gak cerita sama gue kalo mau datang kesini, Drew?" Ucapku tengah mengambil jus jeruk yang berada di kulkas."Memang harus banget gue ngabarin lo?" Ia tersenyum dan menyentuh tangannya ke lenganku."Gue serius Drew, jangan bercanda!" Ucapku ketus."Ya gue juga serius Laila. Kebetulan aja tadi nyokap random ngajak ke rumah lo, yaudah gue turutin tanpa cerita panjang lebar tentang lo sekarang.""Nyokap gue kayanya kecewa banget sih tau lo udah nikah sama yang lain....." Tambahnya.Sejenak aku terdiam, entah bingung juga harus meresponnya seperti apa, sebab ya benar saja dari dulu mama Andrew begitu sayang denganku, lalu kami loss contact semenjak ia sibuk berbisnis di Amerika."Lo mau ngobrolin masalah merger ke bokap?" Andrew mengalihkan pikiranku. Seolah ia tahu persis aku bingung merespon obrolan tadi."Niat awalnya sih iya......""Lo didesak sama Renald?"Lagi dan lagi dia tahu persis apa yang tengah terjadi."Lo bisa baca pikiran gue?" Aku melalakkan mata."Laaa, bahkan oran
Read more
Part 35 Berita Buruk
"Orang tua kamu sama sekali gak bisa di video call?" Ucapku yang baru terbangun dari rasa mual semalaman."Mereka gak ngerti pakai smartphone sayang. Kan sudah sering juga telfon biasa, aku juga udah tunjukkin wajah mereka ke kamu juga." Re dengan santainya menjawab sembari mengetak ngetik gawai yang sedari tadi ada di tangannya."Hari ini ke rumah mereka ya." Pintaku masih menatap kesibukan Re."Iya, kamu bangun dulu, mandi dulu, sarapan dulu." Ia beranjak dari tempat tidurnya, meletakkan ponsel pada charger dan bergegas keluar dari kamar tidur entah menuju kemana."Sampai kapan aku terus menjadi orang bodoh baginya?" Batinku.****Perjalanan yang cukup jauh ini sebenarnya membuatku beberapa kali khawatir dengan kondisi tubuh yang kini sedang mengandung. Meskipun Re belum tau fakta sebenarnya tentang anak ini, biarlah cukup aku dan Andrew dulu saja yang tau tentang kondisiku, karna aku masih ingin melihat hal apalagi yang Re la
Read more
Part 36 Putar Fakta
"Laaaaa, ini siapa yang paparazzi gini......" Andrew dengan sigap membuka ponselnya dan melihat di laman highlight berita sudah penuh dengan pemberitaan.Seketika aku bingung, terdiam, dan menatap dengan pikiran kosong."La.... Laa.... Are you ok?" Sedikit tepukan di bahuku membuatku gelagapan."Drew, bagaimana ini?""Harga saham sudah langsung anjlok....." Ia memperlihatkan halaman lain betapa cepatnya pergerakan saham yang sudah berkurang mencapai 20%."Lo harus ke ruangan dulu..." Andrew yang dengan sigap langsung merangkulku untuk menerobos beberapa karyawan yang sedari tadi mengerumuniku terkait pemberitaaan ini."Lo aman aja kan La? Lo kasih tau gue kalo ada apa-apa..." Ia terus melangkahkan kakinya dengan merangkulku melewati beberapa koridor kantor sementara mataku tertegun kala melihat beberapa reporter sudah mulai berdatangan di seberang sana. Ku percepatkan langkah kakiku lagi menuju ruanganku."Apa yang dia lakuin bisa sampai kayak gini?!" Teriak Andrew di dalam ruangan in
Read more
Part 37 Keguguran
Tiba-tiba suasana di depan ruanganku riuh. Sebab seantero kantor mendengar teriakan Re seolah-olah kaget Andrew yang baru keluar dari ruangan aku dengan membawa tas ranselnya, hanya tas ransel. "Drew......" Aku teriak dan pandanganku amat gelap, namun aku terus berusaha jalan menuju sumber keributan di depan, hingga sampai aku merasa lemas dan tak berdaya.Plaaaakk......"Laaaaaa, Lailaaaa lo kenapaaaa?????" *****"Gue dimana ini?" Ucapku pelan sembari menggerakkan tangan yang terasa amat sakit.Aku perlahan membuka mataku, terlihat samar-samar plafon putih dan sebuah tv tertempel di dinding. Aromanya persis aroma obat."Ini di rumah sakit....." Ucapku pelan."Kaakkk, udah sadar???? Kakak kenapa??" Jelas saja terdengar khas suara Tania yang berada di sisi sebelah kananku."Apa yang terjadi Tan?""Kakak pingsan tadi di kantor. Kondisi kakak kayanya lagi drop banget ya. Sebentar aku panggil dokter dulu." Sigapnya.Selang 5 menit kemudian dokter datang dengan membawa beberapa peralatan
Read more
Part 38 Lenyap 4 Milyar
"Cepat diganti semua akunnya...." "Duh sabar Re, satu satu dulu ini..."Terlihat seorang programmer yang sedang asyik mengotak-atik komputernya."Butuh waktu berapa lama lagi?" Re yang sedari tadi tampak tergesa-gesa melihat ketukan tangan sang programmer."Oke selesai semuanya..." Seorang misterius itu memundurkan kursinya dan mengangkat tangannya."Udah semua kamu pindahin juga kan uangnya?""Iya sudah Re. Lo tuh ya sudah buat hal jahat, pake gak percayaan lagi sama gue..." Balas seorang misterius ini."Bagian komisi gue mana?" "Sebentar, gue cek dulu di rekening gue sama Tika..."Re bergegas membuka ponselnya kembali, mengetik beberapa password ponsel hingga rekening mobile bankingnya."Good Job Rehan, semua sudah masuk. Tinggal aset perusahaannya aja nih yang perlu kita alihin atas nama gue..." Re tersenyum senang karena aksinya berhasil dengan mulus."Sayang, di aku juga sudah masuk sih ini.... Aku kirim ke Rehan ya langsung?" Perempuan dengan rambut sebahunya ini menghampiri p
Read more
Part 39 Menuju Brankas
"Kunci brankas di ruangannya mana?" Re memutar kunci mobilnya hendak menyalakan mesin kendaraan roda empat tersebut."Aman sayang, sudah aku bawa ini di dalam tas..." Tika mengeluarkan sebuah kunci fancy berlapiskan emas dengan gantungan inisial huruf L."Laila gak curiga kuncinya bisa di kamu?" Re menoleh ke arah kekasihnya ini."Hahaha kamu kayaknya peduli banget ya sama Laila. Ya memang punya 2 kunci, satu di yan punya, satunya memang di aku sebagai cadangan. Dia sebegitu percayanya sama aku, karena selama ini dia selalu merasa aku adalah saudara perempuannya.""Hahahaha pasangan yang cocok banget dah kalian berdua. Memang katanya jodoh cerminan diri itu nyata ya, sama -sama partner in crime......." Hasan tertawa terbahak-bahak sembari melihat sepasang temannya yang tengah sibuk melakukan kejahatan."Ya kan lo juga dapat bagian, jadi diam aja!" Celetuk Tika."Lo berdua segini amat ya niatnya buat merebut harta keluarga konglomerat itu. Dendamnya pasti gak main-main sih." Tambah Reh
Read more
Part 40 Penyusupan Brankas
"Ini masih jauh gak sih?" Terdengar suara nafas Tika yang sudah mulai tersengal-sengal kala menaiki satu per satu anak tangga dihadapannya. "Sstttt, jangan terlalu kencang dong suaranya....." Re membalikkan badannya melihat sang kekasih yang sudah begitu kelelahan. "Iyaaa, ini aku nanya sayang, masih jauh gak sih?" Tika menghentikan langkah kakinya, mengusap wajahnya yang telah dipenuhi oleh keringat dengan baju lengan panjangnya. "Sebentar lagi, ayo cepat keburu tim securitynya sadar kalo ini kerjaan kita." Re menuruni beberapa anak tangga dan menarik tangan Tika. Setelah beberapa menit kemudian, mereka berdua sampai tepat di ruangan Tika dengan kondisi yang amat gelap dan hanya bermodalkan senter ponsel mereka. "Ini bakal ada satpam di setiap lantai gak?" Re memastikan kepada Tika. "Harusnya sih ada......." Ucap Tika dengan degupan jantung yang masih cukup kencang dan suara yang tersengal untuk menjawab pertanyaan dari Re. "Haduh, ini kalo kita nyalain senter bakal ketahuan j
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status