Semua Bab Istri Kedua Sang Billionaire : Bab 81 - Bab 90
134 Bab
BAB : 82
Beberapa hari tanpa adanya Tian karena hanya berfokus pada tugas tugas kuliah, duh rasanya saat semua itu berakhir seakan terbesit sebuah cahaya yang menghampirinya di kegelapan. Saat jam menunjukkan pukul 7 malam ... lebih tepatnya saat ia sedang nonton TV di kamar, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar. “Rhe ...” “Iya, Ma,” sahutnya saat tahu kalau itu adalah mamanya. Segera beranjak dari tempat tidur dan bergegas membuka pintu. Mendapati wanita paruh baya yang sudah berdiri di depan pintu kamar. “Ya, Ma?” “Lagi ngapain?” “Nonton.” “Ada Tian di bawah.” “Hah?” Dahi Risa berkerut saat melihat ekspressi Rhea saat tahu kalau Tian datang. Bukan apa apa hanya sedikit kaget ketika dia datang malam, bukan siang hari seperti perkataannya tadi malam. “Kenapa? Kamu nggak suka Tian datang?” Rhea tersenyum berat. Enggak suka kata mamanya. Justru ia berharap bisa bersama Tian terus. “Sana, turun,” suruh Risa. Tanpa komentar, ia turun menuju lantai bawah ... menemui Tian yang ber
Baca selengkapnya
BAB : 83
“Ini salah satu hotel milik Justin ... keren, kan.”Keren katanya? Ayolah ... tetap saja kalau sudah mendengar kata ‘hotel’ membuat pikiran pikiran melenceng itu langsung menghantui otaknya. Sudah tahu otaknya rada gercep ke arah begitu, alah mengajaknya ber-travelling ke hotel.Keduanya melangkah memasuki pintu utama. Yap ... benar kata Tian barusan. Tempat ini memang benar-benar keren. Bagian loby bawahnya saja sudah seperti berada di pertambangan kristal. Semuanya mewah.“Pasti Hana sama Om Justin nangkring di sini,” gumamnya berpikir.“Justin nggak suka tempat-tempat seperti ini. Dia lebih suka ketenangan di kamarnya,” sahut Tian.Padahal ia hanya bergumam pelan, tetap saja cowok ini mendengar.Semenjak turun dari mobil, Tian terus menggenggam tangannya ... membuat dirinya dibuat mengekor ke mana langkah kaki cowok ini melangkah.Dua orang laki-laki menghampiri keduanya yang tengah berjalan.“Bagaimana?” tanya Tian.“Semua yang Anda inginkan, sudah kami persiapkan,” ujar salah sat
Baca selengkapnya
BAB : 84
Sontak, Tian yang tadinya sudah berharap banyak, langsung kaget. Bayangkan ... saat dia yang diharapkan menerima, justru memberikan sebuah penolakan. Berasa jantung seperti sedang dihantam benda tumpul.Jadi, hubungan apa yang selama ini ia jalani dengan Rhea? Kalau dia saja tak berharap untuk lanjut. Hanya ia yang berharap terlalu jauh.Menatap ke arah Rhea yang masih berdiri dihadapannya. Tangannya gemetar, wajahnya memerah ... bahkan benda kecil berbentuk lingkaran dengan permata kecil itu ia genggam erat di tangannya. Tian bangun dari posisinya.“Apa itu jawabanmu?”Rhea mengangguk. “Aku nggak bisa ...” Semakin mendekat pada Tian dan mencium bibir cowok itu sekilas. “Aku nggak bisa menolakmu,” lanjutnya.Apa dia sedang mempermainkan dirinya? Atau, apa dirinya yang salah dengar? Tidak, bahkan ciuman barusan benar-benar terasa.“Jangan mempermainkanku semenyakitkan ini.”“Ku terima kamu jadi pendampingku,” ungkap Rhea dengan senyuman manis mengiringi perkataannya.Mendengar itu,
Baca selengkapnya
BAB : 85
Pagi hari yang biasanya ia hanya bermalas-malasan, kini malah sumringah seperti sedang stress. Semoga saja ia tak benar-benar stress. Bagaimana tidak, kejadian semalam membuatnya tak baik-baik saja. Bahkan hanya sekadra memicingkan mata saat tidur, membuat sosok Tian seakan bergentayangan di pelupuk matanya.“Ehem,” dehem Risa membuyarkan lamunan putrinya yang sedari tadi senyum-senyum nggak jelas.“Mama.” Ia arahkan pandangannya pada mamanya yang duduk di sampingnya.“Aduh, yang semalam dilamar,” sindir Risa.Dahi Rhea berkerut saat mendengar perkataan mamanya.“Loh, kok Mama tahu? Aku belum cerita apa-apa, kan, sama Mama Papa,” herannya.Semalam saja ia pulang sudah jam 10’an, itupun langsung masuk kamar saat sampai di rumah dan tak membiarkan Tian untuk hanya sekadar mampir. Tapi sekarang mamanya tahu apa yang terjadi padanya semalam.“Jangan bilang kalau Om Tian yang bilang sama Mama,” tebaknya.Risa tersenyum. “Lebih tepatnya, dia lebih dulu melamar kamu pada Mama dan Papa,” ter
Baca selengkapnya
BAB : 86
Setelah menemui Hana, Rhea dan Tian keluar dari ruangan itu.“Temenin aku makan, yuk,” ajaknya langsung merangkul Rhea dan pergi dari sana.“Om, aku ke sini mau cek keadaan Hana, bukan mau nemenin kamu makan, loh,” komentar Rhea.“Dia nggak apa-apa ... kamu udah cek barusan, kan. Lagian, ada Justin. Dan dokter juga udah bilang kalau Hana udah boleh pulang. Kamu yakin nggak mau nemenin aku makan? Perutku lapar, aku belum sarapana,” jelas Tian memeperlihatkan wajah sedihnya karena kelaparan.“Ngenes sekali dirimu,” ledek Rhea yang akhirnya mau menemani Tian.Keduanya masuk mobil, mencari suatu tempat untuk bisa menikmati makanan. Tapi dalam perjalanan, Rhea dibuat bingung.“Om, ini bukan ke arah rumahmu,” komentar Rhea. Ia tak lupa ingatan, hingga melupakan alamat rumah kekasihnya sendiri.“Masak untukku, bisa?”“Lagi laper banget, kan? Yakali mau menungguku masak dulu.”Tian membelokkan arah mobilnya pada sebuah supermarket. Kemudian berhenti di parkiran.“Aku mau makan masakanmu,” uja
Baca selengkapnya
BAB : 87
Hana hanya bisa diam dan pasrah di tempat tidur saat dokter memintanya untuk istirahat beberapa jam di rumah sakit. Padahal tadinya sudah boleh pulang, cuman yang namanya Justin, dia malah mengatakan lihat kondisi istrinya beberapa jam ke depan. Kalau dirinya baik baik saja, barulah pulang.Sungguh, rasanya benar-benar membosankan ... dtambah lagi dengan sikap Justin yang menurutnya benar-benar berlebihan. Bahkan ia saja tak dibiarkan bangun. Sekalian saja dia melarangnya bergerak. “Je, haruskah kamu menjagaku seperti ini? Aku kan nggak kenapa-kenapa. Padahal dokter juga sudah memastikan kondisiku dan kehamilanku baik baik saja, kamu malah pake minta tunggu beberapa jam ke depan. Aku bosan loh di sini,” gerutunya pada Justin.Menyebalkan, tidak? Sepanjang itu ia memberikan penjelasan, dan Justin malah hanya menerbarkan senyuman manis padanya. Apa ada kalimat lucu dari rentetan ucapannya barusan?“Justin, aku lagi bicara loh.”“Aku hanya mendengarnya, tapi nggak berniat berkomentar,”
Baca selengkapnya
BAB : 88
Tian mengantarkan Rhea kembali pulang ke rumah. Sayangnya masih berstatus pacar, kalau tidak, tentu saja akan membuat harinya lebih meyenangkan. Ini saja seharian dia bersamanya, seolah tak mengijinkan dia pulang.Tian membukakan pintu mobil untuk Rhea turun. Saat hendak berlalu begitu saja, Tian tiba-tiba menyambar tangannya ... membuat langkahnya terhenti. “Om mau masuk?” tanya Rhe.“Tentu saja,” jawab Tian malah mendahului Rhea masuk ke dalam rumah.Rhea bingung ... ini rumahnya atau rumah Tian, sih? Kenapa justru dia yang malah masuk duluan. Nggak ada akhlak ini om-om. Padahal niat hati cuman basa basi untuk menawarkan mampir, tapi dia justru antusias banget.Sampai di ruang tengah, terlihat Risa datang dari arah dapur.“Wah, ada calon mantu,” seloroh wanita paruh baya itu menghampiri Tian dengan putrinya yang mengekor.Rhea seakan ingin memeluk erat mamanya ... kenapa juga harus menggunakan panggilan ‘calon mantu’, sih. Ntar kalau sudah sebar undangan, nggak apalah pake panggil
Baca selengkapnya
BAB : 89
Kerja kerja dan kerja. Sepertinya hari-harinya ke depan akan lebih banyak berkutat dengan masalah pekerjaan. Justin akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menemani Hana yang sedang hamil. Apalagi kondisi sobatnya itu justru sering tak baik baik saja. Itu berarti hanya dirinya dan Willy yang bisa ditumbalkan untuk mengurus masalah pekerjaan.Langkah cepatnya bergegas menuju ruangan, di mana hari-harinya terus ia habiskan.Baru juga duduk, Willy tiba-tiba masuk dan meletakkan beberapa map di mejanya.“Kerjaan hari ini,” tukasnya dengan senyuman.“Wajib selesai?” Menatap tumpukan map dihadapannya dengan tatapan horor.“Tentu saja,” sahut Willy segera berlalu dari sana.Willy pun merasakan hawa hawa kesibukan sedang menghampiri dirinya dan Tian. Itu artinya nggak akan ada hari dan waktu untuk duduk-duduk santai. Tapi setidaknya ia masih berada dalam satu tempat dengan Joana, hingga tak butuh waktu khusus untuk bertemu. Tak seperti Tian dan Rhea, yang sepertinya akan merasakan dampak ja
Baca selengkapnya
BAB : 90
Sebagai seorang gadis yang bahkan seolah tak bisa jauh dari Tian, akhir akhir ini justru malah terasa jarang bisa ketemu dengan dia. Ya, rasanya nyesek. Ingin menemui, tapi takut jika dia masih sibuk. Ingin menghampiri, takut jika justru kehadirannya malah membuat dia merasa terganggu dalam pekerjaan. Kadang mau menelepon saja ia merasa ragu, karena takut menganggu dia dengan panggilannya.“Akhir-akhir ini Mama lihat Tian kok jarang ke sini, ya,” ujar Risa buka suara saat sedang duduk di ruang keluarga bersama suami dan putrinya.Mata Rhea yang tadinya fokus dengan film di layar televisi, kini mengarah pada mamanya.“Perasaan Mama aja kali,” responnya sambil tersenyum berat.“Dan kamu juga jarang jalan sama dia, kan, akhir-akhr ini?”Sandy menghembuskan napas beratnya saat mendengar perkataan istrinya.“Tian akhir akhir ini benar benar sibuk. Papa dengar Justin sedikit mengurangi jadwalnya di perusahaan, jadinya Tian yang kemungkinan menggantikan dia. Otomatis waktunya terkuras habis
Baca selengkapnya
BAB : 91
“Rhea!”“Rhea bangun!”“Rhea!”Si pemilik kamar langsung melek saat panggilan heboh itu terus saja menghantui pendengarannya, laksana sedang terjadi perang dunia. Bukan hanya itu saja, pintu kamarnya seolah jadi sasaran empuk gedoran menghebohkan.“Astaga! Ada kejadian apa, sih, di luar? Kenapa kalian semua pada heboh,” umpatnyabangun.Beranjak dari tempat tidur dan berjalan gontai menuju pintu. Pintu terbuka, ia langsung diberondongi omelan yang seperti sebuah petasan di pagi hari.“Mama kenapa, sih?”Bukan hanya mamanya, tapi ada dua orang tantenya dan yang bikin heran ... kenapa mereka berdua ada di sini? Ini masih pagi buta loh, ya. Matahari saja belum sepenuhnya memancarkan sinarnya, lah mereka semua sudah heboh. Kedua wanita paruh baya yang biasanya sibuk dengan karier, tiba-tiba sudah berada di sini di pagi buta. Oke, ini sedikit membuat bingung.“Kita udah heboh dari tadi dan kamu masih bertanya dengan santai.”“Trus?” Sambil mengangkat kedua tangannya pertanda tak tahu dan ta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status