All Chapters of Karena Bau Terasi : Chapter 21 - Chapter 30
81 Chapters
kaget
"Jam 7. Buruan bangun, atau kita akan terlambat, Bee."Lyan tersenyum. Mendegar nama panggilan Almira, mengingatkan dirinya pada seseorang yang penting dalam hidupnya. "Suaka dah bangun?" tanya Lyan seraya bangun."Sudah dari tadi, sedang minum kopi. Mas Lyan mau kopi?""Mas Lyan?" tanya Lyan tak suka."Bee mau kopi?" ulang Almira."Nggak. Bikinkan saya susu.""Oke."Almira membereskan kamar tidur sambil menunggu Lyan selesai mandi. Mempersiapkan baju yang hendak Lyan pakai hari ini. Almira cukup pandai memadupadankan pakaian yang cocok untuk dipakai.Ponsel Almira bergetar. Nomor Zidan masuk menghubunginya. "Assalamualaikum.""Waalikumsalam," jawab Zidan ketus. "Aku nggak ada banyak waktu berbicara denganmu. Nadine sakit. Kamu diminta Ibu untuk datang. Nanti aku kirim alamat rumah sakitnya."Hati Almira hancur mendengar kabar Nadine sakit. Pantas saja tidurnya tak lelap beberapa malam ini. "Nadine sakit apa, Mas?" isak Almira."Tak perlu banyak tanya. Kamu bersiap saja ke sana,
Read more
duka
"Assalamualaikum," salam Almira. Semua memandang ke arah Almira yang datang ditemani Suaka dengan tatapan kagetnya, termasuk Zidan yang juga baru datang. Almira berlari ke arah Nadine dan menciumnya berulang kali."Ini Mama, Nadine sayang. Bu, Nadine sakit apa?" tanya Almira sambil terisak karena melihat Nadine yang terbaring lemah sambil menutup matanya."Semalam demam," jawab Lilis ketus. Diciumnya sang anak yang sama sekali tak merespon itu. Nadin bergerak namun kali ini lebih ke kejang-kejang. Suaka yang melihatnya spontan melihat keadaan Nadine."Cepat panggil dokter!" teriak Suaka yang lebih ke membentak Zidan. "Jangan berbicara keras di depan anakku!" sentak Lilis namun tak dipedulikan Suaka. Almira yang panik karena melihat keadaan Nadine, mendadak lemas. "Nadine, Mama sudah datang, Nak. Bangun! Ada Dokter Suaka yang akan membawa kita pulang," isak Almira. Dokter yang memeriksa Nadine datang setelah Zidan memanggilnya. Semua menyaksikan bagaimana Nadine berjuang hidup.
Read more
pasti
*happy Reading guys.Pasca meninggalnya Nadine, Zidan hanya meminta libur dua hari. Selepas itu dia kembali bekerja. Tuntutan pekerjaan yang kian menggunung, membuat Zidan merasa badannya lebih capek dari biasanya. Bahkan tadi malam ia begadang demi memenuhi tugas yang sudah dua hari tak ia kerjakan. Sebagai manajer akuntansi, tentunya banyak tanggung jawab yang menunggu diselesaikan jika ia libur."Argh! Kenapa kepalaku berat sekali," rintih Zidan saat hendak bangun tidur. Sejak dua hari ini ia demam dan tidak enak badan. Dia menelpon Zaskia agar mau datang membantunya mengurus rumah, tetapi selalu saja ada alasan saat itu.Zidan menelpon Aldi. Memintanya agar mau menolongnya membawa ke rumah sakit. Obat yang kemarin Aldi berikan sama sekali tidak mempan baginya."Halo, Al. Kamu di mana?" tanya Zidan."Di rumah Kenapa emangnya?""Tolong ke rumahku ya. Please, kepalaku bertambah berat," ucap Zidan memohon."Bukankah hari ini kita ada rapat?" tanya Aldi."Tapi rasanya kepalaku berat s
Read more
silahkan
"Mey, aku mau pulang."Almira sudah 5 hari dirawat di rumah sakit. Dia drop parah dan harus menginap di rumah sakit. Selain sakit Gonore yang dia derita, ia juga shock berat akan meninggalnya Nadine."Nanti ya. Nunggu dokter periksa kamu," lirih Meysila."Aku nggak enak ngerepotin kamu terus.""Nggak enak ya di enakin aja. Aku aja santai. Nggak usah mikirin kerjaanku. Aku dah mutusin istirahat jadi model.""Kok bisa?""Raffi dah lamar aku kemarin sepulang dari Bali. Tapi ya … masih lama sih untuk menuju halal. Tapi setidaknya, orang tua aku dah lega anak gadisnya dipinang orang."Emang Raffi minta waktu berapa bulan?""2 tahun paling lama. Sempat keberatan sih. Tapi alasannya bikin nyokap bokap ngeiyain.""ALasannya?""Nunggu kakaknya yang di Ausy nikah tahun ini. Dia nggak mau ngelangkahin kakak perempuannya. Keluarga Raffi juga bilang, mereka nggak bakalan main-main dengan lamaran ini. Ya kamu tahu sendiri, bukan? Aku dan Raffi memang sibuk. Tapi kemarin aku sama managerku lagi menc
Read more
belum terdaftar
"Mey, makasih udah nungguin aku sampai satu minggu lebih di rumah sakit ini. Aku nggak enak, sungguh," ucap Almira. Selama seminggu di rumah sakit, hanya Meysila yang tak pernah absen menemaninya. "Nggak apa. Gimana rasanya mau pulang?" tanya Meysila."Aku nggak tahu, Mey. Rasanya aku masih nggak nyangka Nadine …." Kembali Almira mengingat Nadine dan membuatnya seakan bosan untuk melanjutkan hidupnya. Berulang kali juga Lyan dan Meysila memberitahu dan menguatkan Meysila agar ikhlas dan sabar."Ra, semua ini sudah takdir. Kita pulang sekarang. Lyan sedang mengurus administrasi," ucap Meysila. Lima menit, Lyan kembali dari ruang administrasi. Dia membantu Almira untuk pulang ke rumah Meysila dan mendorong kursi roda hingga sampai ke mobil."Satu bulan ini kamu full istirahat. Ponsel masih saya simpan sampai kamu benar-benar sembuh, Ai."Setelah kejadian malam itu, Almira sengaja memberikan ponselnya saat Lyan meminta. Alasan Lyan yang masuk akal membuat Almira menyetujui keinginan L
Read more
mengajak
"Yah, Mey pengen buka usaha butik deh. Kira-kira Ayah dukung nggak? Mey bosan jadi pengangguran, Yah," rengek Meysila. "Emang kamu dah nggak ada jadwal pemotretan?""Mesila dah mundur dari pekerjaannya, Yah. Dia mau jadi anak rumahan katanya," sahut Vivian."Urus butik itu nggak mudah. Tapi … kalau kamu kerja sama Almira, Ayah oke. Dia bisa Ayah percaya mengurus keuangan butik. Lah kamu, dikasih uang sejuta aja sehari abis," omel Gemal."Jadi kalau sama Almira boleh. Yah?""Bisa jadi boleh dan bisa jadi enggak. Tergantung kamu bisa Ayah percaya atau enggak.""Percaya aja deh. AYah cukup belikan satu ruko di mall kota untukku dan Almira. Kalau bisa yang tinggal masukin barangnya.""Kamu ini, mauny aja cepet-cepet nanti kalau dah jadi, ditinggal, awas, ya?" desak Gemal."Nggak lah.""Nanti Ayah coba tanyakan sama rekan Ayah yang ada toko juga di mall Explore Indah. Ngomong-ngomong Almira sudah sembuh?""Belum, Yah. Tapi Ayah cari rukonya sekarang aja. Biar nanti pas Amira dah sembuh
Read more
tawaran
....."Hai," sapa Lyan.Almira tersenyum lalu duduk di samping Raffi. "Hai, Ra. Gimana kabarmu?" tanya Raffi."Alhamdulillah. Meysila sebentar lagi selesai mandi. Mau ngajak jalan dia?" tanya Almira lirih."Ya, ajak kalian berdua. Kita sengaja break syuting demi ajak kamu sama ayangku jalan. Hehehe," ucap Raffi sambil tersenyum."Tapi saya nggak bisa ikut. Saya masih nggak enak badan," tolak Almira."Iyakah? Kamu masih sakit, Ai?" tanya Lyan tampak khawatir. Almira tersenyum sambil menggeleng. "Saya tak apa. Hanya belum bisa pergi untuk sekarang ini. Maaf," terang Almira."Yah, sayang sekali. Padahal kita dah sewa satu tenda buat acara kita," dusta Raffi."Iya, Ra. Kamu ikut, ya? Temani aku. Masa iya aku pergi sendiri. Kasihan Lyan nanti jadi obat nyamuk kita, ya, ngga, A?" sela Meysila yang baru saja selesai mandi."Kamu ajak teman yang lain ya, Mey. Aku nggak bisa ikut. Takutnya aku di sana malah ngerepotin kalian," terang Almira."Teman terbaikku hanya kamu. Masa iya ajak Bunda?
Read more
datang
...."Gila! Seru banget hari ini, Ra. Kamu lihat Aa Raffi tadi kena lempar bola anak gendut yang di samping aku? Mukanya gini dia." Meysila memperagakan muka Raffi yang kesal karena kena lempar bola saat sedang bersama Meysila tadi."Nggak usah rese deh, Yank. Anak itu tuh nyebelin banget. Pengen aku hiih," sungut Raffi memperagakan dengan tangannya."Sabar, Yank. Orang sabar disayang aku," ucap Meysila sok perhatian."Mey, kita pulang saja ya? Nggak enak liburan sampe nginep segala. Ini nggak baik," ucap Almira. Baru saja mereka selesai menonton bioskop bersama."Yah. Padahal asik loh lihat pemandangan pantai di malam hari dari hotel tempat kita menginap nanti."Lain kali aja, ya? Kalau kalian sudah sah, pasti bisa tuh ke sini lagi. Ya? Aku nggak enak sama Bunda pergi lama-lama," ucap Almira."Ah, nggak asik nih. Gimana, Yank?" tanya Meysila pada Raffi."Suruh Lyan yang anter ALmira pulang. Kita di sini aja," ucap Raffi."Eh, mana bisa begitu. Kita satu paket dari rumah. Harus pergi
Read more
harus
........."Kenapa datang ke sini?" tanya Almira lirih. "Ra, aku mau minta maaf. Kenapa ponselmu tak aktif dan tak bisa dihubungi?" tanya Zidan sendu."Ponselku mati,""Oh, kita beli ponsel baru, ya?" ZIdan mencoba meraih tangan Almira tapi dengan segera Almira menangkisnya."Jangan lancang, Mas!" sentak Almira."Lancang? Aku ini suamimu, Tolong, kembalilah! Aku sakit," ucap Zidan dengan wajah memelasnya."Begitu sakit baru ingat? Mungkin itu balasan karena sudah memperlakukan aku layaknya sampah sampai seperti yang kamu tuduhkan! Sudahlah! Di antara kita sudah selesai sejak kamu ucapkan talak. Besok aku yang akan mengurus perceraian kita. Jika tahu kamu sengaja mengulur waktu begini, aku pasti sudah ke pengadilan agama tanpa harus mengorbankan Nadine karena kecerobohan kamu! Ingat kalau kamu sekarang itu hanya sebatas mantan suami di mataku!" seru Almira.Almira tak habis pikir kenapa Zidan nekat mencarinya hingga datang ke rumah sahabatnya itu. Meski ada sedikit rasa iba melihat
Read more
permintaan
"Almira, kamu nampak sudah sehat?" tanya Vivian saat baru melihat Almira turun dari kamarnya."Iya, Bun. Alhamdulillah, udah istirahat lama. Waktunya menampakkan diri ke permukaan," ucap Almira seraya ikut bergabung membantu Vivian memasak.Satu minggu pasca pendaftarannya ke pengadilan, Almira benar-benar hanya berada di rumah Meysila. Tanpa ponsel dan sama sekali tak boleh melihat siaran televisi. Almira ikut membantu meringankan tugas Lyan dengan tidak melakukan apapun yang ia tidak diperbolehkan."Mey belum bangun, Bun?" tanya Almira."Belum. Dia bangunnya siang. Bangunin gih! Tadi dah Bunda bangunin buat sholat subuh. Coba kamu cek, biasanya dia tidur lagi,""Iya, Bun."Almira mencuci tangannya, lalu gegas ke kamar Meysila. Ia melihat pintu kamar Meysila terbuka dan ternyata Meysila sedang berbincang melalui telepon di balkon kamarnya. "Mey."Meysila menengok ke arah Almira yang memanggilnya lalu tersenyum dan memasukkan ponsel ke dalam sakunya."Eh, Ra. Sejak kapan di situ?" ta
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status