All Chapters of Si Gendut Penakluk Bos : Chapter 21 - Chapter 30
118 Chapters
Aku Bersedia
“Sha! Apa yang terjadi?”Secercah harapan langsung menyergap hati Falisha tatkala menyadari suara familiar kawan lamanya itu.“Ameera, Mat … Ameera!” lirih Falisha mencoba untuk menjelaskan tapi yang terlontar hanya tiga kata itu sebab rasa sakit berdenyut di kepalanya telah mengambil alih fokusnya.Oleh Matteo, pria ini tidak memedulikan racauan yang dikeluarkan oleh Falisha. Dia sudah bisa menduga ada sesuatu yang terjadi dengan Ameera sebab anak itu berada di gendongan pria asing tadi.Dalam tempo sepersekian detik diputuskan Matteo untuk berkonsentrasi kepada Falisha terlebih dahulu ketimbang Ameera. Harapan tipis Matteo menggiring mengambil keputusan itu dengan berpegang pada perdebatan rombongan kecil tersebut dengan pihak petugas medis rumah sakit ini. Matteo berharap rombongan itu tertahan jalan keluarnya karena peraturan yang berlaku.Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, dengan satu gerakan cepat Matteo meraih Falisha dan membopongnya. Terima kasih untuk latihan rutin di g
Read more
Usaha Pertama Matteo
“Sudah siap semua, Rio?” tanya Matteo pada sekretaris sekaligus asisten pribadinya, Satrio.“Sudah, Bos!” sahut Satrio cepat, sigap dalam segala urusan yang diinginkan Matteo untuk segera diselesaikan.Matteo mengangguk kecil sebagai responnya untuk jawaban Satrio, lantas ia melirik Falisha yang masih terbaring di atas brankar. Wanita yang sekarang berstatus sebagai calon istrinya itu kini sedang terlelap karena pengaruh obat yang dikonsumsinya.Tatapan netra biru Matteo singgah beberapa detik pada Falisha, simpati membungkus dirinya penuh karena peristiwa bertubi-tubi yang menimpa wanita bertubuh tambun itu.Setelahnya baru Matteo berpaling seorang wanita yang duduk di sisi ujung brankar Falisha."Riana … Saya tinggal dulu, tolong jaga kan Falisha sebentar. Saya akan mengurus Ameera sesuai permintaannya tadi," ucap Matteo pada salah seorang sahabat Falisha, yang dimintanya datang untuk menemani wanita yang belum sadarkan diri itu.Benar, mengambil kembali Ameera dari tangan Bramantyo
Read more
Serangan Tegas Matteo
“Rio … nanti Kamu hubungi Direktur PT. Gema Sentosa ini, suruh dia pecat si Brengsek itu dalam satu kali dua puluh empat jam dan pastikan dia di blacklist dari semua perusahaan yang berhubungan dengan Taslim Grup dalam dan luar negeri!” titah Matteo seusai membaca file berisikan informasi tersebut di gawai kerjanya.“Siap, Bos! Laksanakan!” balas Satrio dari balik kemudi, telinganya tetap menanggapi perintah dengan baik tanpa mengganggu konsentrasinya yang tengah mengemudi.Meski demikian, Satrio tetap menyimpan keheranan di dalam hati. Pasalnya dia tidak menyangka Matteo akan mengambil tindakan super tegas ini terhadap mantan suami Falisha. Karena memang, Satrio tidak tahu cerita detail tentang Falisha, hanya Matteo yang mengetahuinya.Hanya memerlukan waktu setengah jam berkendara dengan menggunakan kendaraan mewahnya, Matteo dan Satrio sudah tiba di kediaman yang diyakini sebagai rumah milik Bramantyo Satya.Dalam setengah jam ini, segala informasi milik Bramantyo pun sudah dikanto
Read more
Pukulan Telak
Satrio menjadi ujung tombak rombongan kecil badai untuk keluarga Satya. Pria itu yang pertama mencapai pintu lebih dulu lalu menekan bel dengan santainya.Dua petugas kepolisian, perwakilan dari Rumah Sakit Glory, Ali si Pengacara dan Matteo sang CEO berdiri di belakang Satrio. Semuanya siap di posisi masing-masing, mengerti porsi tugas mereka dan siap mengeksekusi pihak yang telah menyakiti Falisha dan Ameera itu.Ting Tong!Suara bel pintu nyata terdengar oleh dua pasang anak manusia yang tengah menikmati kudapan dalam rangka perayaan kecil-kecilan mereka.Hanya mereka berempat yang tahu alasan sebenarnya dari perebutan paksa seorang anak usia tujuh tahun yang terjadi beberapa jam lalu itu."Aku aja yang buka," ucap Hera berinisiatif duluan, dia tetap dalam topeng dan lakonnya sebagai seorang Hera yang manis, lemah lembut dan anggun. Hera yang menempatkan Bramantyo di atas segalanya, yang selalu tampil sempurna sebagai istri yang baik sekaligus menantu kesayangan mertua."Nggak usah
Read more
Penangkapan
Pria berkemeja putih maju selangkah tapi tetap berada di belakang Gunawan, lalu menyela percakapan yang ada, “Maaf Pak Bramantyo, Saya Junaidi … perwakilan dari Rumah Sakit Glory. Pihak kami menuntut Bapak atas tindakan yang Bapak lakukan tadi pagi, membawa lari pasien kami, melanggar kode etik rumah sakit dan undang-undang kesehatan serta perlindungan anak di bawah umur!”Tertegun Bramantyo mendengarkan apa yang baru saja dikatakan oleh pria yang menyebut nama sebagai Junaidi tadi. Seakan dia tidak cukup terkejut dengan perkataan Junaidi, pria berkacamata yang sedari awal hanya diam kini maju selangkah dan ikut-ikutan buka suara.“Saya Ali Prayuda, kuasa hukum Ibu Falisha. Selain menuntut Anda di pengadilan untuk kasus perceraian kalian, Ibu Falisha juga melaporkan Anda dan Pak Benny Satya atas tuduhan penganiayaan, perbuatan tidak menyenangkan, perampasan hak milik dan beberapa delik hukum lainnya yang sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian!” ucap Ali dengan lantangnya, menatap ke
Read more
Ameera Yang Malang
“Saya tidak akan basa-basi,” ucap Satrio penuh ketenangan, “Dimana kalian sembunyikan Ameera?”Memang kedengarannya licik, tapi seperti inilah rencana awal Matteo. Mencari keberadaan Ameera setelah mengamankan Bramantyo dan Benny terlebih dahulu sebab para wanita ini pasti tidak akan mampu melawan intimidasi mereka sehingga gadis kecil itu bisa dengan lebih leluasa kembali ke tangannya tanpa harus mengeluarkan effort lebih banyak.Tiga orang pria dengan ketenangan luar biasa juga percaya diri yang besar melawan dua wanita dalam keadaan shock berat. Tanpa harus diperjelas, angin kemenangan jelas bertiup ke arah Matteo, mereka beberapa langkah lebih maju ketimbang Hera dan Reni karena persiapan yang matang.Apa yang diinginkan oleh Matteo jelas terbukti dengan bertambah puncaknya wajah Hera dan Reni ketika Satrio menyebutkan Ameera dengan begitu jelasnya.Matteo maju mensejajarkan dirinya dengan Satrio, netra biru langsung beredar menatap sekeliling ruangan dengan pandangan mata ingin t
Read more
Malaikat Penolong
Nyatanya, Ameera tidak tertidur atau pingsan seperti perkiraan awal Matteo. Begitu ia mendekat dan hanya berjarak beberapa langkah, tiba-tiba Ameera membuka matanya.Matteo menghentikan langkah tatkala menyadari tatapan mata Ameera yang sarat akan ketakutan itu. Kontan, Matteo langsung teringat pertemuan terakhirnya dengan Ameera.Matteo bisa melihat ketakutan yang sama bahkan lebih besar lagi ada pada netra Ameera saat ini. Insting Matteo bekerja baik, selaras dengan akalnya dan keduanya memberitahukannya jika ada yang tidak beres dengan Ameera.Matteo merasa seakan dia seorang monster karena dipandang sedemikian rupa oleh Ameera, gadis itu sangat ketakutan dengan kepala yang menggeleng-geleng dan jeritan yang tertahan.Tidak habis akal, Matteo mengangkat kedua tangannya ke atas lalu kemudian berkata, “Aku … tidak … akan … menyakitimu …,” lambat-lambat dan jelas ia mengeluarkan kalimatnya dengan kaki yang melangkah super lambat.Matteo sungguh berharap jika gadis kecil yang tidak mam
Read more
Kembali Ke Pelukan
Sekiranya setengah jam sejak kepergian Matteo dari Rumah Sakit Glory, kesadaran mulai kembali menggelayuti Falisha seiring memudarnya pengaruh obat yang disuntikkan pada tubuhnya.Pening menggerogoti kepala tapi Falisha tetap memaksakan matanya membuka karena ingatan tentang Ameera yang direngut paksa darinya muncul ke permukaan tanpa bisa dicegah.“Enggg …,” erang Falisha refleks karena pening yang menderanya.“Sha … Lisha …?”Suara teguran yang sangat familiar menyapa telinga Falisha. Wanita ini kemudian mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali untuk menyesuaikan pencahayaan dan didapatinya sosok Riana yang berdiri tepat di sampingnya. Tentu saja wajah cantik itu sarat akan kecemasan, Falisha bisa menilainya sendiri.Sadar jika masih berada di rumah sakit dan dua kali berturut-turut sadarkan diri di tempat ini membuat hati Falisha bergejolak tidak karuan, terlebih ia kehilangan Ameera sekarang.“Sha … are you ok?” tegur Riana was-was karena Falisha tidak kunjung merespon panggilan
Read more
Hasil Usaha
Entah sudah berapa kali Matteo melirik sosok kecil yang duduk di samping kursi pengemudi itu. Seolah tidak ada kata bosan, Matteo selalu melakukannya setiap kali ada kesempatan sepanjang perjalanan kembali ke Rumah Sakit Glory ini.Tidak ada percakapan yang terjadi antara Matteo dan Ameera, itu jelas saja sebab tidak ada dari mereka yang memulai terlebih dahulu. Pun Matteo merasa sulit mengajak Ameera berinteraksi jika sedang menyetir seperti ini.Ada rasa bangga yang menyusup di relung hati Matteo saat melihat Ameera yang sedang duduk sambil memandang keluar jendela itu sebab usahanya sangat sukses.Hanya dalam hitungan jam saja Matteo telah berhasil mengambil kembali buah hati Falisha dan dengan ini terikat sudah wanita itu akan hutang budi. Akumulasi dari apa yang telah diperbuatnya ini tentu mempermudah jalan untuk menuju pernikahan yang diinginkan.Lebih tepatnya lagi, pernikahan yang diinginkan keluarga besar Taslim untuk mempertahankan harta dan kekuasaan mereka.Kurang lebih b
Read more
Ibu dan Anak
Si Gendut - Bab 30 Ibu Dan AnakGelisah seolah tidak ingin pergi, semakin lama semakin menggerogoti hati Falisha.Waktu sudah berlalu beberapa jam sejak Ameera diambil paksa tapi kesayangannya itu belum juga kembali. Tentu hal ini sudah pasti menambah kecemasan dan mengikis kesabaran Falisha.“Sabar … paling sebentar lagi datang,” ucap Riana mencoba membesarkan hati Falisha. Riana sadar jika Falisha semakin dilanda kekhawatiran sekarang, pun dia sendiri juga demikian adanya.Falisha sudah tidak lagi bisa menyembunyikan ekspresi tenangnya yang palsu, topeng itu telah lepas sejak beberapa puluh menit lalu.“Tapi … gimana kalau nggak datang, Rin? Jujur, Aku takut … Mas Bram itu tipe yang menghalalkan segala cara untuk mempertahankan miliknya. Ameera anaknya, anak kandungnya, dia punya hak atas Ameera … sementara Mamat … bukan siapa-siapa …,” ujar Falisha akhirnya mengungkapkan juga kegundahan yang bercokol di hatinya.Riana terdiam dengan lidah kelu ketika mencerna kalimat Falisha. Riana
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status