All Chapters of Si Gendut Penakluk Bos : Chapter 31 - Chapter 40
118 Chapters
Terima Kasih, Mat!
“Mat ….”“Hm?” jawab Matteo tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop, dia masih harus bekerja dengan beberapa berkas yang harus ia selesaikan malam ini karena seharian sebelumnya ia sibuk mengurusi urusan Falisha dan Ameera.“Apa benar nggak masalah kalau kayak gini?” ucap Falisha lagi, ragu-ragu mengeluarkan unek-unek yang mengganjal di hatinya, “maksudku … mengambil kembali Ameera dengan cara seperti itu?”Sekarang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Matteo juga menginap semalam lagi di Rumah Sakit Glory ini demi menemani Falisha dan Ameera yang masih harus dirawat. Di luar ruang rawat inap ini juga ada bodyguard sewaan Matteo yang berjaga agar peristiwa tadi pagi tidak berulang.Sudah lewat lebih dari tiga jam yang lalu sejak Junaidi datang mewakili pihak rumah sakit untuk menyampaikan permintaan maaf dan Falisha memaafkan mereka meski menyayangkan kelalaian tersebut.Riana sendiri juga sudah pulang setelah memastikan kondisi si Ibu dan Anak ini dalam keadaan baik-baik s
Read more
Kesepakatan Pra Nikah
“Terima kasih, Mat! Terima kasih atas semua bantuannya!” ucap Falisha mantap, diulasnya senyum kecil untuk Matteo lalu meneruskan kalimatnya, “Aku akan menikah denganmu … tolong bantu Aku lagi ya.”Sungguh, ada kelegaan tersendiri yang menyebar di hati Matteo saat mendengar kesediaan Falisha secara langsung dan dalam keadaan sadar seperti sekarang ini, bukan dalam keadaan terdesak serta berdarah-darah.Matteo tidak mau ambil pusing alasan apa yang menjadi dasar Falisha mengambil keputusan itu, apapun terserahlah. Satu yang pasti, masalah yang menghimpitnya juga akan terselesaikan.Dengan adanya pernikahan ini, yang akan segera dilakukan begitu Falisha resmi bercerai, maka akan aman pula harta juga kekuasaan keluarga Taslim terutama untuk Matteo secara pribadi.Persetan dengan restu atau penilaian keluarga besarnya terhadap pilihannya yaitu Falisha, Matteo sudah bertekad tidak akan peduli akan hal tersebut. Toh bagi mereka, kebahagiaannya tidaklah lebih penting dari kesenangan duniawi
Read more
Pindah
“Sudah semua? Itu aja barangmu?” tanya Matteo sambil memerhatikan sekeliling, mengecek sekilas ruangan itu sekali lagi untuk berjaga-jaga, barangkali saja ada barang yang tertinggal.Tiga paperbag berisikan pakaian bersih dan kotor dan sejumlah makanan ada di tangan Satrio yang bertugas menjadi supir dadakan dengan menjemput calon keluarga kecil itu siang ini, sebuah tas selempang berisikan obat-obatan serta barang-barang pribadi sudah melingkar di tubuh Falisha dan memang hanya itu saja yang menjadi bawaan mereka yang katanya akan pindah rumah sakit ini.“Ck!” decak Falisha spontan, “Kamu ini nyindir apa gimana sih, Mat? Tahu sendiri kalau Aku keluar dari sana cuma bawa diri sama Ameera, gimana mungkin barang bisa banyak kayak orang pindahan! Tampol juga nih,” lanjutnya bercerocos tanpa sungkan bahkan disertai dengan pelototan mata meski kalimat terakhirnya tadi tidaklah serius.Matteo langsung tertawa kecil hingga membuat Ameera yang berada di gendongannya menatap keheranan juga seo
Read more
Poin Kesepakatan
"Kamu hutang penjelasan untukku, Mamat!" ucap Falisha penuh kesengajaan menggunakan suara cukup keras karena jarak yang terbentang antaranya dan Matteo.Falisha sedang berada di salah satu dari tiga kamar yang ada di unit apartemen Alton Tower lantai delapan nomor satu ini, pintunya tidak dia tutup karena masih mengeloni Ameera yang akan tidur siang sedangkan Matteo sedang berada di ruang tamu, tentu saja berkutat dengan pekerjaannya yang tertunda.Sementara Satrio sendiri sudah kembali ke kantor untuk menghandle pekerjaan-pekerjaan Matteo karena atasannya itu sedang sibuk dengan urusan pribadinya.Matteo yang mendengar perkataan itu sontak terkekeh ringan. Falisha ini entah mengapa selalu bisa membuat moodnya meningkat, ada saja kalimat wanita itu yang menurutnya lucu.“Kamu mau dengar penjelasan yang mana dulu?” ucap Matteo malah balik bertanya, lagi-lagi memberikan pilihan untuk Falisha.Falisha yang tengah menepuk-nepuk bokong Ameera nyaris menghentikan gerakannya, “Dulu? Memangny
Read more
Penjelasan Versi Matteo
“Sha?” panggil Matteo dengan sengaja beberapa menit setelah ia mencuri lihat kelakuan Falisha di dapur.Matteo memanggil dari jarak yang cukup jauh untuk menghindari kecurigaan Falisha dan berada dalam lakonnya.“Eh, Micin! Kamu dimana? Katanya mau ngomong? Kalau nggak jadi, Aku balik kerja nih mumpung Pak Ali belum datang ngerecokin!” sambungnya sambil melangkah mendekat tapi tetap memberikan jeda jarak untuk tidak sampai ke dapur.Mendengar suara Matteo yang memanggil namanya langsung membuat kesadaran Falisha ditarik paksa ke dunia nyata untuk lepas dari sisi menyedihkan itu sementara waktu.Cepat-cepat Falisha mengelap pipinya yang basah dengan lengan pakaiannya lalu kemudian berseru, “Dapur!”Menyadari suaranya yang sedikit serak, segera Falisha meneguk sisa air yang ada di gelas lalu memasang wajah seolah tidak terjadi apapun sembari membereskan obat-obatannya.Padahal sesungguhnya apa yang dilakukan itu sia-sia karena Matteo sudah mengetahui perihal tersebut lebih dulu.“Ngapai
Read more
Provokasi Matteo
“Menurut Satrio yang berusaha mengorek keterangan dari mereka kemarin, mereka sengaja datang pagi-pagi untuk menghindari petugas medis dan melarikan Ameera agar tidak keluar uang untuk biaya perawatan!” papar Matteo sedikit menggebu.Tercengang Falisha tidak mampu mengendalikan ekspresi keterkejutannya karena apa yang baru saja Matteo katakan. Alasan uang menjadi latar belakang dari tindakan keji keluarga kecil itu yang bahkan tanpa sungkan melukai.Luka yang berada di kepala Falisha adalah bukti paling nyata. Luka ini masih menganga, masih berdenyut nyeri ketika efek obatnya hilang.Sungguh, Falisha tidak ingin percaya tapi sama sekali tidak melihat kebohongan dari sorot mata Matteo yang kini tengah menatapnya lekat.Keterdiaman Falisha bukannya membuat Matteo bungkam justru pria itu malah mengutarakan opini yang ada di kepalanya."Come on, Sha … apalagi yang Kamu harapkan dari pria brengsek seperti itu? Perselingkuhan di depan mata, sudah! Dia mengusir Kamu serta Ameera dan memilih
Read more
Keributan
Beberapa puluh kilometer dari Alton Tower, apartemen di mana Falisha dan Ameera sekarang tinggal, sesuatu yang tidak biasa terjadi di rumah lama mereka.Berbeda dengan suasana apartemen yang adem ayem, tenang dan damai, keributan yang terasa semakin lama semakin panas berlangsung di kediaman Bramantyo.“Ini semua gara-gara Kamu, Bram! Pokoknya Mama nggak mau tahu, Kamu cari cara biar Papamu segera bebas!” sembur Reni berapi-api dengan sebelah tangan menuding ke arah putra kesayangannya.Bukan tanpa alasan Reni mendadak murka seperti ini, semua karena Bramantyo pulang seorang diri dan tidak membawa serta ayahnya. Padahal mereka ditangkap polisi secara bersamaan."Nggak semudah itu, Ma! Bram bukannya nggak mau ngeluarin Papa, tapi nggak bisa!" sahut Bramantyo mencoba untuk membela diri dengan tidak menaikkan nada bicaranya, "kasus Bram dan kasus Papa dua hal yang berbeda. Bram dituntut oleh pihak rumah sakit sementara Papa terjerat karena melakukan penganiayaan terhadap Lisha. Ada bukti
Read more
Perpecahan Dari Dalam
Detik itu juga Reni memelototkan matanya karena mendengar penolakan Bramantyo.Bukan Bramantyo ingin bersikap durhaka dengan tidak menolong ayahnya sendiri tetapi memang sudah karakter pria itu seperti ini. Jika sudah berurusan dengan yang namanya uang, Bramantyo pelitnya luar biasa. Dia tidak sembarangan ingin mengeluarkan uang pribadinya, meskipun itu untuk orang tuanya sendiri.Untuk menghidupi Falisha dan Ameera saja, selama ini ia menjatah uang bulanan kepada mereka. Cukup tidak cukup harus dicukup-cukupkan, Bramantyo tidak pernah memberikan lebih kecuali dalam keadaan yang memang benar-benar mendesak.Apa yang dikatakan Bramantyo mengenai uangnya tinggal sedikit dan cukup untuk biaya bulanan saja sebenarnya hanya merupakan alibi saja untuk mengelak dari keinginan Reni. Tabungan pribadi Bramantyo masih di angka ratusan juga, belum termasuk rumah, mobil dan aset lainnya yang cukup untuk menyewa lima pengacara sekaligus untuk Benny bahkan membayar uang jaminannya. “Bisa-bisanya Ka
Read more
Sidang Cerai Pertama
“Ibu, ada lagi yang bisa Bibik bantu? Semuanya sudah beres,” tegur seorang wanita paruh baya yang dikenal Falisha dengan nama Juminten itu.Falisha yang tengah sibuk dengan ponselnya langsung menolehkan kepala ke arah sumber suara.“Nggak ada, Bik … Bik Jum istirahat aja, nanti kalau butuh sesuatu akan Aku panggil kok!” jawab Falisha cepat sambil melemparkan senyumnya.“Ya sudah, Bibik ke kamar dulu ya, Bu …,” balas Juminten lalu bergerak menuju kamar samping dapur yang telah di tempatinya selama tiga terakhir ini.Waktu berlalu bagaikan kedipan mata, hari ini genap tiga hari Falisha dan Ameera tinggal di apartemen milik Matteo di temani dengan Juminten yang datang di sore hari pertama mereka keluar dari Rumah Sakit Glory Falisha tidak mampu menolak kehadiran Juminten karena paksaan Matteo, alasan kesehatan ibu dan anak itu menjadi dasar kuat agar ia menerimanya.Selama ini pun, Falisha tidak pernah menggunakan jasa asisten rumah tangga meskipun sebenarnya Bramantyo mampu untuk memba
Read more
Menginap
"Boleh, Aku memang lapar soalnya dari kantor langsung buru-buru ke sini," balas Matteo ringan, "sekalian Aku nginap ya, besok pagi-pagi Aku ada pertemuan sama klien. Kalau balik ke apartemen ku yang lain, kejauhan. Disini aja, lebih dekat," lanjutnya santai tanpa beban tanpa sadar jika Falisha membatu mendengar kata 'nginap'.Meski ada kesepakatan pra nikah di antara mereka, meski Falisha sangat yakin jika dirinya yang penuh timbunan lemak ini bukan tipe wanita idaman Matteo, tapi mendengar ada pria yang bukan suaminya ingin menginap tetap saja menyemburkan gundah di hati Falisha.“Nginap? Kamu yakin, Mat?” tanya Falisha memastikan kembali jika dirinya tidak salah mendengar setelah berhasil menguasai diri dalam tempo sepersekian detik.Matteo yang sudah beranjak lebih dulu itu sama sekali tidak menyadari adanya perubahan pada ekspresi wajah Falisha karena memang posisinya sudah memunggungi wanita itu sekarang.“Yakin, biar besok nggak terlambat mau ketemu klien. Nanti Aku tidur di kam
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status