Semua Bab Dinodai Sebelum Malam Pertama: Bab 131 - Bab 140
626 Bab
131. Kania mengamuk
Hari ini Darren terlihat sumringah. Alasannya karena kondisi Nuha sudah membaik setelah meminum obat-obatan dari psikiater dr . Davendra. Setelah melakukan konsultasi kemarin dr. Davendra mulai mengurangi dosis obat yang harus Nuha minum. Biasanya Nuha meminum obat dua kali dalam sehari, lalu berkurang sehari sekali dan sekarang per dua hari sekali.Kemudian Darren tertawa sendiri sembari menatap gedung-gedung tinggi ibukota dari balkon di mana dia duduk dengan santai, menikmati secangkir kopi panas.Darren teringat perkataan dr. Davendra untuk mengetes Nuha apakah dia sudah tidak trauma lagi pada sosok pria dengan menyuruh Darren untuk menggoda Nuha. Terdengar konyol tetapi perkataan dr. Davendra yang hanya sebuah gurauan ditanggapi serius oleh Darren. Darren akan menggoda Nuha dengan memakai pakaian yang sedikit terbuka. Dia akan melihat respon Nuha apakah dia terlihat tegang atau tergoda.Saat malam menjelang, Darren melihat Nuha yang tengah mengerjakan tugas kuliah yang sempat te
Baca selengkapnya
132. Sisi lain Daniel
“Hei, Kania mengacaukan pesta. Sungguh memalukan,” seru salah satu tamu yang hadir di acara pesta ulang tahun Violeta Nandini Amarendra. Salah satu mahasiswi universitas Prabu Agung Cakrabuana.“Kalau Violeta tahu, habislah dia,” Salah satu teman gadis itu mengomentari. “Panggil saja security! Seret dia keluar!”Ke dua gadis angkuh yang suka menjilat tersebut menatap jijik pada Kania Iqlima Alatas yang terlihat menyedihkan. Dress yang membalut tubuhnya terlihat basah, wajahnya kotor karena riasannya yang luntur dan rambutnya berantakan karena dia menjambak rambutnya sendiri. Mereka hanya bisa mencibir tanpa melakukan apapun padanya.“Lagian, gak bisa minum. Pake sok-sokan minum,” cibir gadis bergaun putih selutut tadi pada temannya.“Dasar gadis labil! Apa kau tak lihat, minggu yang lalu dia memakai hijab karena suka gaul sama si Nuha. Lihatlah sekarang, dia sudah melepas hijabnya! Malu-maluin agama! Mana minum alkohol lagi. Mending kayak kita, kita mah apa adanya. Gak munafik,” ucap
Baca selengkapnya
133. Pertemuan tak terduga
Saat pagi buta, saat fajar baru saja menyingsing dari ufuk timur, mansion Jonathan sudah terlihat ramai oleh para pelayan yang tengah membereskan rumah dan menyiapkan hidangan untuk sarapan. Para pelayan yang berjumlah lebih dari lima orang memiliki tugas masing-masing. Ada yang bertugas bagian dapur, pinatu, membersihkan furnitur dan tukang kebun. Hanya saja Kinan kehilangan kepala pelayan yang sudah lama bekerja di sana, Bik Sumi. Kinan merasa sangat kehilangan sosok Bik Sumi. Namun dia tidak memiliki informasi tentang tempat tinggal Bik Sumi. Oleh karena itu dia mungkin akan mencari ART baru lewat agen penyalur tenaga kerja.Kinan turun ke dapur dan melihat Tri sang koki rumah tengah memasak sarapan. Dia berjalan mendekati Tri.“Pak Tri masak apa hari ini?” tanya Kinan mengedarkan pandangannya pada alat masak yang digunakan oleh Tri.“Pak Jonathan ingin makan steak, Bu,” sahut Tri dengan terkekeh. “Kali-kali Bu, jangan dilarang terus, kasihan,”“Hem,”Kinan hanya berdehem.“Kalau
Baca selengkapnya
134. Aksi heroik yang konyol
Sore itu Kinan baru saja pulang dari arisan sosialita yang diikutinya. Dia lupa jika akan mengajak Daniel berjalan-jalan berdua bersama-samanya. Setelah turun dari mobil Mercedes Ben* keluaran terbaru, dia buru-buru berjalan dengan tergopoh-gopoh memasuki rumah dengan mengedarkan pandangannya ke segala arah. Dia takut Daniel keluar rumah dan keburu pergi. Kemudian marah padanya karena telah melanggar janjinya.“Pak Tri di mana Mas Daniel?” tanya Kinan menghampiri Tri yang sedang mencuci sayur dan buah dalam wastafel. Mendengar nyonya besar bertanya Tri menoleh setelah menarik leher keran mematikan air yang mengalir. Tri mengelap tangannya yang basah pada kain serbet yang menggantung.“Mas Daniel ada di rumah Bu. Dari tadi dia menunggu Ibu, katanya akan pergi keluar,” sahut Tri dengan terkekeh pelan. “Dia bahkan sudah menghabiskan waktunya di depan layar laptop, melukis, bermain basket dengan saya dan sekarang …”“Sekarang jadi malas keluar,” sela Daniel mengalungkan sebelah tangannya
Baca selengkapnya
135. Traktir eskrim
Salwa terkejut saat sebuah tangan menarik lengannya dari kerumunan pengunjung mall dan beberapa kru film. Sontak, dia menepis tangan itu dengan kasar.“Kau? Mister?” seru Salwa dengan melihat perubahan penampilan Daniel yang terkesan modis, mirip seorang model papan atas. Sedikit terkejut dan sedikit kagum tetapi dalam kadar yang normal.Pertama kali bertemu Daniel, Daniel terlihat sederhana dengan pakaian santai mirip seorang bule yang tengah melakukan perjalanan backpacker. Namun kali ini karena dia sedang dalam rangka ngedate dengan sang mama tercinta, dia berpenampilan istimewa dan kembali pada gaya berpakaiannya yang dulu, terkesan modis, gaul dan berkelas.“Terus aku harus mengucapkan terima kasih juga begitu?” pekik Salwa dengan mencebikkan bibirnya setelah mengusir pikirannya tentang perubahan pemuda tampan di hadapannya.Ini ke dua kalinya Daniel melihat seorang gadis yang sama sekali tidak tertarik ataupun terpesona padanya. Dia begitu mirip Mariyam Nuha, gadis pemberani dan
Baca selengkapnya
136. Kau sangat cantik
Darren dan Nuha pulang dari apartemen lebih cepat karena Nuha harus kembali pergi kuliah setelah ijin sakit selama berhari-hari. Sebelum pergi kuliah semua anggota keluarga tak terkecuali akan melakukan ritual sarapan pagi di meja makan.Suasana di meja makan yang mewah tersebut terasa lebih hangat dari biasanya karena semua anggota keluarga lengkap hadir. Jonathan, Kinan, Darren, Daniel dan Nuha menikmati hidangan yang disediakan oleh Tri dengan begitu lahap. Setelahnya mereka berbincang kecil sebelum melakukan aktifitas masing-masing.“Bagaimana pengobatan Nuha, Darren? Apa kata dr. Davendra?” tanya Jonathan menatap Darren dan Nuha bergantian. Mendengar pertanyaan sang ayah Daniel hanya bisa menelan saliva susah payah. Daniel tak pernah berpikir jika tindakannya telah membuat seorang gadis mengalami trauma yang luar biasa. Seperti halnya Nuha, Daniel pun berobat ke psikiater karena kecanduan obat-obatan terlarang. Mungkinkah Daniel pun menuai panen dari apa yang dia tuai. “Alhamdul
Baca selengkapnya
137. Tantangam dari sang MC
Pria tampan dalam balutan tuxedo berwarna putih tersebut ialah H Karim. Dia adalah sang empunya acara.“Terima kasih,” seru Aruni dengan tersenyum tipis saat mendengar pujian dari H Karim yang mengatakan bahwa dirinya cantik.“Sama-sama, Bu Runi,” jawab H Karim dengan perasaan canggung sebab tadi dia spontan memanggil Aruni dengan sebutan namanya.“Bu Runi, jangan pulang dulu. Ada doorprize, siapa tahu Bu Runi menang,” ucap H Karim menahan kepergian Aruni. “Apa Bu Runi mendapat nomor tadi saat mengambil undian?” tanya H Karim dengan sedikit gugup. Pasalnya panitia acara sempat memasukan undian dengan angka nol. Namun dia berencana akan memberi kesempatan pada tamu undangan jika mendapat undian dengan angka nol untuk mengambil kembali nomor undian yang lain. H Karim hanya ingin memastikan Aruni memenangkan hadiah istimewa yang sudah direncanakan olehnya khususnya untuk Aruni.H Karim menyukai Aruni tetapi belum bisa mengungkapkan isi hatinya langsung sebab dia masih mengumpulkan kebera
Baca selengkapnya
138. Janji yang tak ditepati
Salwa akhirnya menyetujui permintaan sang MC untuk bernyanyi.“Okay Deal!” Sang MC mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Salwa. Salwa hanya tersenyum tipis dengan mengatupkan tangannya di dada. “Salamannya via bluetooth aja,”Tawa semua orang pecah kemudian.Salwa terlihat melambaikan tangannya pada musik pengiring yang berada di sana. “Ayat-ayat cinta dua, Bang!” ucapnya membuat sang MC ketar-ketir. Sepertinya gadis itu memang pandai bernyanyi. Salwa mengambil nafas lalu menyanyikan sebuah lagu yang dipopulerkan oleh salah satu diva Indonesia.Gemuruh tepuk tangan menyambut Salwa saat Salwa benar-benar menyanyikan lagu tersebut dengan cukup baik.“Push up, push up,” teriak penonton pada akhirnya.MC pun menepati janjinya. “Karena saya bukan seorang pecundang, maka saya akan push up,” katanya membusungkan dada.Kemudian sang MC pun meminta pengantin wanita menyerahkan kunci mobil pada Salwa. Salwa turun dari panggung dengan memamerkan kunci tersebut pada para penonton yang
Baca selengkapnya
139. Sebuah kompromi
Di kedai batagor,Saat Aruni dan Naufal berbincang, Salwa dan Rasyid asik menikmati makan batagor di kursi paling depan. Mereka seperti orang kelaparan karena letih dan lapar setelah mendorong mobil si ‘legend’ cukup lama.“Teh, aku tidak menyangka suara Teteh lumayan juga,” puji Rasyid pada Salwa. Salwa hanya tersenyum pongah saat mendapat pujian dari sang adik.“Iya dong, secara aku putrinya Ustaz Hilal yang jago qiroaat,” desis Salwa membanggakan ayahnya.“Teh, tapi Teteh keterlaluan loh nyuruh si MC push up. Teteh bener-bener gilakkk!”Rasyid terkikik geli saat mengingat tingkah sang kakak di atas panggung. Salwa menerima tantangan menyanyi tetapi juga menantang balik sang MC untuk push up.“Siapa suruh dia ngerjain Teteh dulu,” sewot Salwa. “Coba kalau dia langsung ngasih kunci mobil,”“Benar juga sih, seharusnya Teteh ngehukum dia seratus kali push up,”Rasyid lagi-lagi tertawa sedangkan Salwa memutar ke dua bola matanya.“Menurut Teteh, enak batagor kuah atau kering?” tanya Ras
Baca selengkapnya
140. Perundungan
Usai sarapan pagi Darren mengantar Nuha pergi ke kampus. Setelah kejadian di ruang makan, Darren semakin memantapkan hati untuk mencari tahu kebenaran ayah kandung Nuha. Selama ini Darren tak berani mencari tahu karena kebenaran pahit tersebut merupakan rahasia yang disimpan rapat oleh mertuanya. Aruni pasti menyimpan rahasia tersebut karena suatu alasan. Namun karena sekarang Nuha istrinya, dia akan meminta klarifikasi soal kebenaran tersebut pada mama mertuanya sebelum dirinya turun langsung mencari tahu.Kini mereka telah tiba di depan kampus. Lekas Darren menepi dan memberhentikan kendaraan beroda empatnya.“Sayang, maaf ya aku tidak bisa menjemputmu pulang. Nanti kau telepon saja Pak Li agar menjemputmu. Aku ada urusan penting di kantor selain meeting. Aku harus membereskan beberapa berkas penting,” ucap Darren saat menurunkan Nuha di depan bank swasta yang terletak bersebelahan dengan gedung Prabu Agung Cakrabuana.“Tidak apa-apa, Mas. Padahal aku bisa naik kendaraan umum kok,”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
63
DMCA.com Protection Status