All Chapters of Crazy Rich Baby: Chapter 111 - Chapter 120
305 Chapters
Bab 111 : (Part 2) Kasmaran
​​Tak berselang lama, Zie keluar. Ia langsung meraih Ken dari gendongan dan meminta Sean untuk mandi. Zie buru-buru keluar dari kamar karena merasa tak enak jika harus berada di sana, mereka jelas belum menjadi pasangan sah kembali.Zie menggendong Ken dengan satu tangan, menuruni anak tangga ingin mengambil camilan untuk mengganjal perutnya yang lapar. Mantan Wali kota yang menjabat hanya sehari itu menyapa Gia dengan senyuman lebar, tak sadar wanita itu sedang gundah memikirkan hubungannya dan Sean.“Zie, bagaimana bisa kamu pergi dengan Surya pulang dengan Sean?” Gia tak bisa membendung rasa penasaran yang bercokol di dada, jika tidak diungkapkan dia tidak akan tidur tenang malam ini.Gia tak percaya, putri kesayangannya itu malah tertawa. Zie duduk di kursi makan lalu membuka belahan piyamanya untuk menyusui Ken sambil menyantap kue yang dia temukan di kulkas.“Karena Sean ikut, dan Surya meninggalkanku,”jawab Zie dengan enteng. Dikecupnya kening Ken setelah itu dia memasukkan ku
Read more
Bab 112 : Rencana Sean
“Apa kamu benar mau tahu sifat jelekmu yang aku benci? Kamu siap mendengarnya?”“Hem… tentu saja aku siap, katakan! aku tidak ingin hubungan kita diawali dengan sesuatu yang ditutupi,”kata Sean.Zie mengerjap, dia tak tahu kenapa semua kejelekan Sean yang ada di kepalanya seketika menguap. Zie merasa menjadi wanita bodoh lagi karena tidak bisa mengungkapkan tentang hal yang tak dia sukai dari pria ini. Padahal saat Sean membuat dirinya nelangsa, semua keburukannya mengisi kepala.“Aku benci karena kamu sangat mudah untuk dicintai,”ucap Zie pada akhirnya.Sean kaget, dia tidak menyangka Zie akan mengatakan hal seperti ini. Ia malah merasa bersalah karena terus saja membuat Zie susah hati. Sean mendekat, tanpa berkata-kata dipeluknya tubuh Zie dengan sangat erat.“Zie, seandainya saat itu kita menjadi sepasang kekasih, apa menurutmu hubungan kita akan langgeng?” bisik Sean.“Entah, yang pasti aku sudah tidak ingin menoleh ke belakang lagi, aku ingin menjalani hidup dengan bahagia,” jawa
Read more
Bab 113 : Permen Kapas
“Itu sudah pasti, seperti yang aku bilang dia ditumbalkan oleh Joni,”kata Sean. “Zie, apa kamu tidak ingin kembali menjadi direktur LPA?”tanyanya kemudian.“Tidak Sean, untuk apa? aku punya anak yang super kaya raya, bahkan dengan hanya ongkang-ongkang kaki saja aku bisa hidup,”jawab Zie jemawa. Ia tidak sadar kalau ucapannya barusan bisa menjadi boomerang, karena tak berselang lama Sean menggoda-“Lalu untuk apa kamu bekerja? Selain punya anak yang super kaya, apa kamu tidak melihat siapa yang berdiri di depanmu sekarang?” Sean menyombongkan diri, dia menaikkan dagu lantas bersedekap dada.“Siapa yang ada di depanku? Maksudmu dia?” tunjuk Zie ke Sean. “Ini manusia gelato, bukan pohon uang.”Sean yang gemas pun sengaja hendak menggigit jari Zie, beruntung wanita itu menjauhkannya lebih dulu, mereka tertawa renyah, tak sadar membuat Gia dan Airlangga yang sejak tadi berdiri di ambang pintu terperangah.“Apa dulu kita begitu? Merasa dunia hanya milik berdua saat jatuh cinta?” tanya Gia.
Read more
Bab 114 : Tidak Bisa Ditolak
​​Marsha ikut bahagia mendengar Sean ingin melamar Zie, tentu saja dia tidak akan keberatan, di ulangtahun pernikahannya nanti akan menjadi hari di mana sang sahabat juga mendapatkan cinta sejati. Marsha mematikan panggilan dan tak terasa air matanya menetes ke pipi. Bagus yang melihatnya pun merasa heran, tapi dia tidak cemas. Marsha terlihat tersenyum sambil menghapus sudut mata, tandanya wanita itu menangis karena haru bukan karena sedih.Bagus mendekat, dia tak bisa menyembunyikan rasa pensarannya dan bertanya apa sesuatu yang baik baru saja terjadi.Marsha mengangguk cepat dan berkata,”Seandainya kamu tahu bagaimana rumitnya hubungan Sean dan Zie.”“Mereka saling mencintai tapi tak bisa mengungkapkan isi hati, begitu ‘kan?” tebak Bagus.“Hem … dan kamu tahu? aku terkadang merasa semua ini berkatmu juga, untung masih ada gigolo mata duitan sepertimu tapi baik hati,”ucap Marsha tanpa sedikitpun rasa sungkan.Mata Bagus mendelik, dia menggertak Marsha tanpa bersuara karena mulut wan
Read more
Bab 115 : Lamaran
Zie keluar sambil menggendong Ken menuju halaman rumah Marsha yang sudah disulap menjadi tempat diadakannya pesta. Memang sedikit aneh pesta ulangtahun bocah disatukan di hari yang sama dengan ulangtahun pernikahan orangtuanya.Namun, bukan Marsha namanya jika pikirannya sama dengan orang pada umumnya. Acara ulangtahun Serafina sudah dimulai, para orangtua duduk di ruang tamu terutama bapak-bapak - yang merasa tidak mungkin ikut berdiri di antara tamu anak-anak kecil, yang sedang dihibur oleh badut sulap. Zie nampak berdiri dan mencari-cari sosok Sean, dia sedikit kecewa tak melihat mantan suaminya itu berada di sana, meski begitu Zie tetap ceria, menggendong Ken yang sejatinya belum mengerti apa itu pesta. Bayi itu tertawa bahkan cekikikan kala orangtua teman Serafina menyapa dan mengajaknya bercanda. Siapa yang tidak kenal dengan Zie, Sean dan juga bayi mereka. Ken ternyata diam-diam masuk nominasi bayi terkaya versi sebuah majalah bisnis. Zie bahkan tidak mendengar tentang hal itu
Read more
Bab 116 : Pernikahan Ke Dua
"Sudah siap?" Gia masuk ke dalam kamar tipe presiden suit yang ditempati putrinya. Di sana ada Zie yang sedang duduk, dan Marsha yang berdiri di depannya. Dengan balutan kebaya modern, Zie nampak sangat anggun, dia sudah siap untuk duduk bersanding dengan Sean di depan penghulu. "Tidak perlu grogi! seperti perawan yang baru pertama kali mau nikah aja." Cibiran Marsha membuat Zie gemas dan mengayunkan tangan memukul lengan sang sahabat. Marsha sama sekali tak berubah, dia tetap ceplas-ceplos meski sudah memiliki dua orang anak. "Ayo sudah saatnya keluar, jangan membuat Sean menunggu lama." Gia sejak pagi juga tak kalah grogi, dia berdoa bahkan berpuasa sebelum acara hari ini digelar. Tujuannya hanya satu, berharap Tuhan melancarkan pernikahan sang putri. Zie mengangguk, dia membuang napas kasar dari mulut sebelum berdiri dan keluar menuju ballroom di mana akad dan resepsi pernikahannya dengan Sean akan digelar tanpa jeda waktu. Persiapan yang sangat singkat, tak menjadi masalah b
Read more
Bab 117 : Pengantin Baru Rasa Lama
Zie dan Sean menerima banyak doa dan hadiah, setelah pesta mereka selesai dan saat semua keluarga sudah pergi dari ballroom itu, keduanya masih betah di sana. Zie dan Sean berdiri memandang pelaminan sambil bergandengan tangan. Ghea dan Daniel membawa Keenan ke rumah, meski tadi sempat berebut dengan Gia dan Airlangga.“Zie, apa ini pernikahan impianmu?” tanya Sean.“Tentu, menikah dengan orang yang mencintaiku adalah mimpiku.”Sean menoleh Zie yang masih menatap lurus ke depan, hingga wanita itu sadar lantas memalingkan muka. Tatapan mata kedua mahkluk yang sedang mabuk cinta itu pun bersirobok, Sean kembali membelai pipi Zie, dan perlahan menyatukan daging tak bertulang mereka. Sean menyesap dalam-dalam bibir wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya lagi. Ia tak sungkan menelusupkan lidah, menggelitiki rongga mulut Zie dan membuat wanita itu merasa geli.Zie hampir menjauhkan wajah agar tautan bibir mereka terlepas, tapi Sean malah semakin menekan, hingga Zie pun hanya bisa pasra
Read more
Bab 118 : Bukan Malam Pertama
Zie melangkah masuk, memutar tubuhnya agar Sean bisa membantu meloloskan gaun yang melekat di badannya. Ia diam-diam membuang napas dari mulut untuk meredam perasaan grogi yang mendera, Zie menelan ludah. Ia merasakan Sean mengecup pundaknya dengan sangat lembut. “Zie, kamu mungkin mengira aku menggombal, tapi aku benar-benar menyukai aroma tubuhmu.” Sean memutar pelan tubuh Zie, dia menarik tangan istrinya berjalan meninggalkan gaun yang kini teronggok di lantai. Sean membelai kembali pipi dan mencium bibir wanita itu penuh kasih, Sebelum tangannya mulai bermain ke bagian dada wanita itu, lalu mengalihkannya ke paha karena takut asupan gizi Ken menetes keluar. Zie mendesah, gelenyar aneh kini mulai menguasai tubuhnya. Ia tak bisa mengendalikan libido yang kian membuncah dan secara impulsif meremas inti tubuh Sean di bawa sana. Keduanya saling memberikan rasa nyaman, hingga hasrat tak lagi terbendung. Sean mengajak Zie masuk ke dalam jacuzzi yang penuh air hangat setelah melucuti se
Read more
Bab 119 : Ada Yang Aneh
Sean rasanya masih enggan melepaskan pelukannya ke Zie, dia menghirup aroma tubuh istrinya itu dalam-dalam, sambil sesekali menciumi puncak kepala dan pipi. "Sean, aku lelah. Aku juga mengantuk, aku tadi bangun untuk memompa ASI lagi untuk Ken." Suara lengket Zie membuat Sean merasa kasihan. Dia akhirnya membiarkan sang istri istirahat dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Zie yang hanya berbalut piyama satin tipis. "Tidurlah! Aku tidak ingin kalau kamu sampai sakit," bisik Sean. Ia yakin sudah membuat sang istri kehilangan banyak energi karena meladeninya semalaman. Zie bahkan berkata lututnya hampir copot tadi. Sean tersenyum mengingat ucapan itu, dikecupnya kening Zie sebelum turun dari atas ranjang menuju kamar mandi. Pria itu membersihkan tubuhnya yang lengket karena servis memuaskan dari sang istri. Ia membalut bagian bawah tubuhnya dengan handuk sambil mematut diri di depan cermin. "Sean, berjanjilah! kamu harus menjadi suami dan ayah yang baik mulai saat ini," ucapnya.
Read more
Bab 120 : Permintaan Rahasia
"Tanya apa?" Perasaan Raiga berubah tak enak. Ada ketakutan yang menjalar di hatinya melihat tatapan aneh dari Zie. "Kulitmu semakin gelap. Apa kamu tidak pakai skin care?" Sean tak bisa menahan tawa mendengar ucapan istrinya. Apalagi wajah Raiga dari tegang berubah menjadi masam. Pria itu mencebik kesal, tapi lega karena setidaknya masih tidak ada orang yang curiga tentang perasan yang dia pendam sendiri. "Ken, kamu tidak merepotkan oma dan opa 'kan?" tanya Sean mengabaikan muka sang adik yang cemberut. Ia mendekat ke Zie untuk menggoda putranya. Bayi berumur enam bulan itu tertawa dan mengulurkan tangan seolah ingin digendong sang papa. Namun, lagi-lagi Sean merasakan kepalanya seperti dihantam palu. Dia limbung sampai Raiga harus menahan tubuhnya. "Sean!" teriak Zie panik. Pembantu dan Ghea yang hendak turun ke lantai bawah juga ikut terkejut. Mereka buru-buru mendekat untuk memastikan apa yang terjadi sampai ibunda Keenan itu berteriak seperti tadi. "Apa kamu tidak apa-apa?
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
31
DMCA.com Protection Status