All Chapters of Crazy Rich Baby: Chapter 91 - Chapter 100
305 Chapters
Bab 91 : Berebut Menantu
"Sean, ayo duduk di sana! Kamu sepertinya sakit," ujar Zie. Dia akhirnya dibantu pemilik warung untuk memapah Sean ke tempat yang lebih teduh. "Maaf ya Mba, anak sini memang suka ugal-ugalan naik motor, sudah nggak pakai helm, haduh!" Pemilik warung mencoba menjelaskan kebiasaan anak muda di sana. Ia menyodorkan segelas air ke Sean dengan mimik heran, karena Zie yang nyaris tertabrak, tapi muka Sean yang pucat pasi. "Aku tidak apa-apa, ayo kita kembali, Ken mungkin saja sudah bangun," kata Sean. ☘️☘️☘️Seperti apa yang dikatakannya pada Daniel kemarin, Ghea tak ingin berhenti sebelum berusaha. Awalnya dia memang merasa tak ada harapan saat mendengar cerita Daniel dan melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sikap Zie. Namun, mendapati hari ini anak dan mantan menantunya pergi piknik bersama, Ghea pun yakin masih ada kesempatan baginya menyatukan orangtua cucu pertamanya itu. Ghea tahu, dia tidak mungkin langsung mendekati ibunda Surya di klub memasak yang sudah lama diiku
Read more
Bab 92 : Tidak Ada Kemajuan
Sean tak banyak bicara lagi seperti semula, bahkan Zie yang ingin mengucapkan selamat ulang tahun padanya pun lagi-lagi dibuat sungkan. Mereka kembali ke rumah setelah acara piknik itu selesai sore harinya. Sepanjang perjalanan kembali Sean meminta Zie memberikan Ken padanya. Dia tidak ingin lagi disebut pria tak pengertian oleh mantan istrinya itu. Selama perjalanan, Zie yang nampaknya lelah pun tertidur. Diam-diam Sean memandangi wanita itu dan tak peduli Marsha sejak tadi menatap heran. "Sean, selamat ulang tahun." Jeremy menoleh, begitu juga Sean yang tak menyangka akan mendapat ucapan selamat ulang tahun dengan nada seperti orang yang ingin mengajak tawuran, tak ada manis-manisnya sama sekali. Sean tentu heran, mustahil Marsha mengingat tanggal ulang tahunnya. Maka dari itu, bukannya berterima kasih, Sean malah bertanya-“Bagaimana kamu bisa ingat ini hari ulang tahunku?”Dengan dagunya Marsha menunjuk Zie yang tertidur. Ia berdecak sebelum membalas ucapan sang sepupu, “Dari
Read more
Bab 93 : Kue Ulang Tahun
“Kenapa ke rumah? Mobilku masih di rumah Zie.”Sean kaget saat van yang disewa sepupunya masuk ke halaman rumah sang papa. Meski sudah membeli rumah sendiri, tapi Sean terkadang masih tinggal di sana, karena kesepian adalah hal yang paling Sean benci. Ia pun turun disusul oleh Zie, penuh perhatian Sean memegang lengan wanita itu, memastikan Ken yang ada di gendongan aman.“Terima kasih,”ucap Zie sungkan. Ia juga heran kenapa Marsha dan Jeremy malah membawa mereka ke sana. Belum juga hilang rasa penasaran di hati, Zie terpaksa tersenyum karena Ghea mendekat dengan raut semringah. Wanita itu langsung mengambil alih Ken, menciumi cucunya itu sambil mengajak bercanda.“Em … Ken … Ken, belum mandi, bau acem. Tapi Oma suka.”Zie dan Sean tertawa, bukankah di dunia ini tidak ada yang lebih indah dari pada senyuman orangtua kita?“Ayo masuk!” titah Ghea. Ia berjalan cepat menghampiri Daniel yang senang melihat cucunya datang.“Keenan, kamu habis jalan-jalan ke mana?”Zie tertawa, sepertinya
Read more
Bab 94 : Kenangan
“Tidak sia-sia kamu bekerja selama tiga tahun di keluarga Tyaga, akhirnya aku bisa membuat pria itu ketakutan karena putra kesayangannya menghilang.”Sean yang masih berumur delapan tahun bingung karena sang pembantu tiba-tiba membawanya masuk ke mobil orang tak dikenal. Sepulang sekolah dia diajak ke sebuah apartemen yang terbilang kumuh. Sean yang masih duduk di kelas dua sekolah dasar itu pun bingung, dia berniat meraih tangan Asri pembantunya tapi ditepis dengan sangat kasar.“Bibi!” rengek Sean dengan mata yang sudah merambang.Asri melempar tas sekolah Sean begitu saja. Tatapan wanita itu terlihat sinis dan sadis, membuatnya ketakutan. “Bibi, aku mau pulang!”Sean gemetaran, tapi Asri tak peduli. Ia malah menarik sudut bibir hingga wajahnya nampak seram. Sean jatuh terduduk, apa lagi dua pria tinggi besar yang membawanya menatap tajam dengan seringai jahat.“Apa anak ini putra Daniel Tyaga? Kita apakan dia? Melemparnya dari rooftop? Atau membuangnya ke tengah hutan belantara?”
Read more
Bab 95 : Masa Lalu
Sementara itu, Daniel dan Ghea yang baru saja kembali dari ruang dokter nampak bingung karena kamar perawatan putranya kosong. Apa lagi ada noda darah di dekat ranjang dan depan pintu kamar.Ghea sudah hampir menangis, tapi seketika lega melihat Zie dan Sean berjalan mendekat. Ia yang sudah setengah berlari tiba-tiba berhenti. Ghea bingung karena Sean terlihat pucat sedangkan mata Zie sembab.“Apa yang terjadi?” Zie diam, dia hanya memberikan kode lewat tatapan mata semoga Ghea paham. Mantan mertuanya itu memilih untuk tak bertanya lagi dan bergegas membantu sang anak kembali ke ranjang.Sean langsung mendapat penanganan dari perawat, dia diminta untuk tidak sembarangan mencabut jarum infus lagi.Setelah terlihat tenang, Zie pun duduk di samping pria itu. Tatapan matanya yang penuh kekhawatiran membuat Ghea dan Daniel menduga ada hal yang terjadi di antara keduanya, apalagi Zie perlahan meraih tangan Sean yang duduk diam di atas ranjang.“Sean, apa kamu butuh sesuatu? Katakan!” Zie b
Read more
Bab 96 : Pura-pura
“Tapi ada yang harus Mama lakukan dulu untukku, aku ingin Zie ke sini. Aku mau pura-pura sangat sakit, jadi bantu aku!”Ghea mengerjapkan mata, dia tak percaya Sean memintanya melakukan kebohongan seperti itu. Mungkinkah sang putra sulung ingin membuat hati Zie luluh dengan berpura-pura lemah?“Sean, apa kamu yakin?”“Hem … aku yakin, Ma.”Sean memandang dengan tatapan penuh keyakinan, dia bahkan menaikturunkan alis mata dengan genit, sampai Ghea mengulurkan tangan untuk meraba kening. “Sean, kamu tidak demam ‘kan?” “Tidak Ma, hanya jatuh cinta lagi,”jawab Sean.Ghea pun keluar dari kamar sambil memegang dada, dia tertegun di depan pintu dan sedikit melirik ke dalam. Wanita itu bingung kenapa putranya berubah seratus delapan puluh derajat. Apa mungkin ingatan yang sudah kembali mempengaruhi psikologis Sean?Tidak-tidak. Ghea menggeleng menepis pikiran negatif yang mulai muncul, seharusnya dia merasa senang karena Sean malah jauh lebih manusiawi dibanding kemarin. Namun, bukannya me
Read more
Bab 97 : Jatuh Cinta Lagi
​​Zie panik, dia berlari meninggalkan Surya di belakang setibanya di rumah sakit. Pikirannya hanya tertuju pada Sean, dia ingin melihat kondisi ayah dari putranya itu sesegera mungkin.Sementara di dalam kamar, Ghea heran dengan sikap putranya yang terlihat menuruni bakat akting yang dia miliki. Sean berbaring, memintanya untuk menaikkan selimut lalu melempar senyum.“Terima kasih bantuan Mama, aku sayang Mama.”Meski terheran-heran, Ghea mengangguk dan memulas senyum. Ia biarkan Sean memejamkan mata dan tak lama pintu kamar terbuka. Ghea sudah melempar tatapan sendu, tapi seketika kaget melihat sang mantan mantu tak sendirian datang ke sana.“Zi …. Zie,”ucapnya. Ghea bingung harus bagaimana, di satu sisi dia harus terus berpura-pura sedih, tapi di sisi lain dia penasaran kenapa Zie datang bersama si pria matahari, julukan yang diberikan oleh Sean untuk Surya.“Sean, dia kenapa, Ma?” tanya Zie. Ia mendekat ke ranjang lalu memandangi wajah Sean, dipindainya tubuh pria itu dari kepala
Read more
Bab 98 : Bagaimana Kalau Poliandri?
Airlangga dan Gia memutuskan untuk tidak memberitahu Zie saat itu juga karena hari sudah malam. Mereka takut kesehatan sang putri terganggu. Baik Airlangga dan Gia tahu beberapa hari ini Zie banyak pekerjaan dan pikiran, jadi memberi kabar seperti ini bisa-bisa membuat gadis itu tidak tidur semalaman.Namun, meski ke esokan harinya tak mereka sangka hasilnya sama saja. Zie malah marah dan panik karena hari itu adalah hari di mana Airlangga mengizinkan keluarga Sean dan Surya datang.“Kenapa Papa baru memberitahuku sekarang?” Zie menjambak sisi rambutnya gemas, dia yang sudah bersiap berangkat kerja melempar balik tasnya ke sofa.“Sebenarnya Papa ingin memberitahumu kemarin, tapi hari sudah malam. Mana tega Papa mengganggu istirahatmu?”Airlangga melirik Gia yang menimang Ken, sedangkan pembantu yang biasa menjaga anak itu menelinga sambil mengurut-ngurut dada. Ia berpikir kekacauan sebentar lagi pasti akan terjadi.“Lalu telepon mereka, beri alasan apapun agar mereka mengurungkan niat
Read more
Bab 99 : Sean VS Surya
​​Zie masih mengurung diri di kamar, dia menyalakan pendingin ruangan dan mengatur suhu dua tingkat lebih dingin dari biasanya. Zie merasa sangat grogi sehingga takut banyak mengeluarkan keringat, tak lucu juga jika dia terlihat kusut di depan orang-orang yang akan datang meminangnya.Zie masih mematut diri di depan cermin, tak pernah merasa setakut ini di dalam hidupnya, hingga tiba-tiba pintu kamar diketuk dan suara Gia terdengar memanggil namanya.“Zie, ayo turun!”Jantung Zie hampir melompat keluar dari rongga dada, dia mengusapnya pelan dan berdoa semoga tidak akan terjadi huru-hara. Wanita itu bahkan merapal doa. Berbelok terlebih dulu ke kamar tamu yang dipakai sang pembantu untuk menjaga putranya. Mendapati Ken sudah ganteng dan anteng, Zie pun berpesan ke pembantu untuk menjaga Ken selama yang dia bisa.Mengayunkan langkah ke ruang tamu, Zie belum melihat seorangpun datang. Yang dia lihat hanya Gia dan Airlangga, mamanya itu membetulkan kerah kemeja papanya dengan sangat mes
Read more
Bab 100 : Menjawab Lamaran
Aroma-aroma perselisihan sudah tercium meski dua pria itu masih berdiri di luar. Zie gamang, tubuhnya gemetar memikirkan apa yang harus dilakukan. Cinta? Sepertinya masih ada untuk Sean, tapi statusnya kini sedang berkencan dengan Surya, benar-benar duo S yang membuatnya kelimpungan. Zie bingung, dia takut Sean hanya gegabah dalam mengambil tindakan, sama halnya dengan Surya yang ingin mengikatnya hanya untuk sebuah nafsu sesaat saja.Zie masih memandangi dua pria itu, hingga Airlangga bangun mendekat ke pintu lalu memanggil dua pria yang salah satunya bisa dipastikan akan menjadi calon mantunya itu.“Sean, Surya, ayo masuk!”“Dengar, papa Air bahkan menyebut namaku lebih dulu dari pada namamu,”cibir Sean dengan seringai nakal. “Itu sudah menjadi tanda kalau dia lebih menginginkan aku menjadi menantu.”“Surya, Sean. Apa kalian tidak lelah berdiri terus?”Kali ini Surya yang menyeringai. Pria itu membalas Sean dengan ucapan yang hampir sama,” Dengar! Om Airlangga bahkan lebih mencemask
Read more
PREV
1
...
89101112
...
31
DMCA.com Protection Status