Semua Bab Crazy Rich Baby: Bab 71 - Bab 80
305 Bab
Bab 71 : Ceraikan Saja Dia!
Di rumah, Sean dan Gani masih duduk bersisian untuk merenung. Mereka sama-sama merasa bersalah ke Airlangga, tapi terlalu angkuh untuk lebih dulu mengucapkan kata maaf.Merasa tidak ada yang perlu dia katakan ke Gani, Sean pun bangun. Namun, bersamaan dengan itu sang adik ipar buka suara, Gani meminta hal yang sama seperti apa yang Airlangga minta. Awalnya dia pikir ucapan Airlangga itu salah, tapi diam sejenak membuatnya bisa memikirkan apa yang sang papa inginkan.“Ceraikan kakak setelah bayinya lahir, dia akan jauh lebih bahagia karena kamu adalah alasan terbesar rasa sakit hati yang dia rasakan.”“Jangan memberi perintah padaku! Kamu hanya bocah ingusan yang tidak tahu apa-apa,” jawab Sean tak kalah ketus.“Apa salah kak Zie?” Gani berdiri, tangannya mengepal kuat di sisi badan. Remaja itu sedang berusaha untuk menahan emosi yang masih ada di dalam dada. “Siapa kamu sampai membuat kak Zie seperti itu?”“Aku suaminya!” tegas Sean. “Tapi itu tidak bisa kamu jadikan alasan membuatny
Baca selengkapnya
Bab 72 : Aku Bisa Sayang Anakmu
“Sean jangan bodoh! mana mungkin aku melukaimu? Apa kamu ingin aku masuk penjara?”Zie takut, dia malah berpikir Sean sudah gila dengan meminta hal nyleneh itu kepadanya. Ia bahkan menduga ada sesuatu yang dikatakan Airlangga ke Sean tadi, sampai pria ini ingin dipukul menggunakan guci.“Siapa tahu ingatanku kembali, aku benar-benar tidak mau seperti ini Zie. Apa kamu pikir aku tidak bingung?” Sean malah mencurahkan isi hati. “Siapa yang harus aku percaya? Aaera? Mama? Papa? Kamu?”“Percaya pada hatimu! Itu hal yang paling mudah dilakukan.”“Sudah, makanya aku menolongmu memberi klarifikasi,”potong Sean cepat.“Lalu kenapa kamu begini?” Zie meraih guci dari tangan Sean. Merasa akan jauh lebih aman jika benda itu berada di tangannya.Namun, tak Zie sangka. Sean tiba-tiba mendekat dan menyentuh pinggangnya, pria itu secara sadar mengadu bibir mereka. Terang saja Zie syok, ini membuat guci di tangannya terlepas dan pecah berserakan. Mereka sama-sama kaget dan mundur ke belakang. Zie mera
Baca selengkapnya
Bab 73 : Gadis Itu
“Rai.”Zie sampai tak bisa berkata-kata, semua orang terdiam di tempatnya begitu juga dengan Sean, dia bingung perasaan apa yang sedang dirasakannya saat ini. Dadanya terasa panas mendengar Raiga menawarkan cinta untuk istrinya.“Rai jangan bercanda, tidak lucu tahu!” Ghea mencoba mencairkan suasana, dengan senyum yang sedikit dipaksakan dia menepuk sungkan paha Gia.“Aku tidak bercanda, aku menyukai Zie. Sejak dulu aku menyukainya, tapi dia tidak pernah membuka hatinya karena Sean.” Tatapan mata Raiga penuh kebencian, dia mencoba terus memancing sang kakak agar mengingat siapa Zie di dalam hidupnya.Benar, Sean terpancing. Tak lama dia mendekat untuk menyambar kunci mobil Ghea yang berada di atas meja. Sean meraih pergelangan tangan Zie. Ia melotot ke sang adik seolah sedang menantang .Tinggi badan mereka yang hanya selisih dua senti membuat mata keduanya bersirobok.“Ayo kita pergi, bukankah kamu bilang ada yang ingin dibicarakan?” Sean menggelandang sang istri keluar. Doni yang bel
Baca selengkapnya
Bab 74 : Terbongkar
Raiga tak tinggal diam, dia mendekat lantas mencengkeram erat kerah kemeja Doni. Raiga nyaris mencekik pria itu. Tatapan matanya penuh amarah hingga siapapun yang melihat pasti akan sangat ketakutan.Gia dan Ghea sama-sama tak berniat melerai karena merasa Doni layak mendapat perlakuan seperti itu. Keduanya menerima ponsel pemberian Raiga untuk melihat siapa orang yang memerintah Doni sampai membuat Raiga kehilangan kesabaran. Mereka tak bisa berkata-kata karena orang itu ternyata adalah Aaera.“Bukankah dia?”Gia tahu Ghea juga sangat terkejut dengan kenyataan ini. Ia tak menyangka Aaera melakukan perbuatan jahat itu ke putranya. Mungkinkah karena tak bisa mendapatkan Sean lantas gadis itu ingin mencelakai sang putra?“Ini tidak bisa dibiarkan, Aaera kriminal. Aku harus memberitahu Daniel agar Mauren tahu kelakuan putrinya.”Doni tak berkutik, kini dia hanya bisa menerima akibat dari perbuatannya karena keluarga Tyaga jelas tidak akan dengan mudah melepaskannya.☘️☘️Daniel sendiri d
Baca selengkapnya
Bab 75 : Meski Hanya Sebentar
Doni yang memiliki badan kekar, ternyata takut dengan ancaman Raiga, hingga melirik Aaera dan Sean secara bergantian. Semua orang di sana pun menunggu cerita versi Doni.Sean mendengarkan dengan seksama, hingga tak menyangka jika Aaera benar-benar melakukan perbuatan gila itu. Awalnya Sean ragu dengan cerita Raiga, tapi dengan adanya bukti dan saksi, membuat Sean diam seribu bahasa.“Ra, kenapa kamu begitu jahat hingga ingin membuatku celaka?” tanya Sean menatap Aaera dengan rasa tidak percaya.Zie yang kembali ke ruang tamu hanya bisa mendengarkan, dia sendiri memalingkan wajah saat melihat tatapan Sean ke Aaera yang membuatnya sedikit tidak nyaman.Aaera menunduk mendengar pertanyaan Sean, hingga kedua pundaknya bergetar dan buliran kristal bening mulai luruh dari kelopak matanya. “Aku minta maaf, Sean. Aku khilaf,” ucapnya penuh penyesalan.“Tapi kenapa? Kenapa kamu setega ini kepadaku?” tanya Sean mencoba mencari tahu alasan Aaera melakukan hal kejam seperti itu.“Aku benar-benar
Baca selengkapnya
Bab 76 : Keras Kepala
Siang itu, suasana di lapangan golf terlihat sepi dan sunyi, angin berembus pelan membuat pepohonan yang berjajar di sisi lapangan bergoyang pelan. Terik matahari tidak mengurungkan niat beberapa pemain golf yang datang ke sana untuk bermain, termasuk Daniel dan Sean.Daniel memang sengaja mengajak putra sulungnya bertemu dan bermain golf bersama siang itu. Kini mereka sudah berjalan menuju lapangan sambil sesekali berbincang.“Maaf kalau Papa tidak memperbolehkanmu pulang,” ucap Daniel.Ditatapnya Sean yang berdiri di sampingnya, sebelum beralih menatap bola dan mulai memukul. “Papa mungkin terlalu kekanak-kanakan karena kesal denga tingkahmu.”Sean menatap sang papa yang baru saja selesai bicara, dia kemudian tersenyum dan berkata, “Papa tidak usah cemas! Meski kurang nyaman tapi aku masih bisa bertahan di rumah Zie. Dan sebenarnya aku juga sudah membeli rumah.”Daniel menoleh ke Sean, matanya menyipit karena sinar matahari yang begitu terik menyilaukan mata. Dia merasa heran karena
Baca selengkapnya
Bab 77 : Detak Jantungnya Lemah
Di tempat lain, Ghea ternyata sedang mengajak Zie untuk pergi ke sebuah toko pakaian bayi. Di toko yang memiliki ukuran cukup besar dengan banyaknya jenis pakaian, sepatu, hingga stroller bayi itu, Ghea dan Zie berjalan untuk melihat barang.“Kamu pilih saja, mana yang kamu suka, Zie.” Ghea meminta Zie untuk memilih apa yang diperlukan untuk persiapan kelahiran bayinya nanti.Zie tersenyum mendapatkan penawaran dari Ghea, hingga kemudian berkata, “Tidak, Ma. Katanya pantang membeli perlengkapan bayi sebelum kandungan berusia tujuh bulan.”Ghea terdiam mendengar penolakan Zie, dia juga tahu mitos itu dan dulu juga dia sama seperti Zie—takut. Sebenarnya Ghea mengajak Zie keluar bukan hanya karena ingin bertemu dengan menantunya saja, melainkan dia juga ingin membujuk Zie agar mengurungkan niat untuk bercerai dari sang putra.Zie memandang Ghea yang hanya diam, hingga bisa menebak jelas maksud ibu mertuanya itu mengajaknya bertemu.“Apa Mama meminta bertemu untuk membahas soal Sean?” tan
Baca selengkapnya
Bab 78 : Begitu Menderita
“Apa yang ingin kamu bicarakan? Kita tidak dalam kondisi baik hingga bisa melakukan hal romantis.”Zie menghindar, seolah takut apa yang akan dilakukan Sean membangkitkan kembali rasa yang sebenarnya sudah dia kubur. Dia sudah merelakan Sean yang melupakannya, jadi jangan sampai harapan semu kembali lagi mengisi kekosongan di dalam hati.“Itu bukan hal romantis Zie, hanya bonding ayah ke anaknya. Meski hubungan kita seperti ini, tapi anak itu jelas butuh perhatian.”“Bijak sekali dirimu,”sindir Zie. “Datang saja! aku juga belum pindah dari rumah papa.”Zie menutup panggilan tanpa banyak bicara. Dia menunggu apakah Sean akan benar-benar datang untuk berbicara dengan bayi mereka.Namun, hingga malam semakin larut, Sean tidak juga menampakkan batang hidung di rumah Airlangga. Hal ini membuat Zie kecewa, dia menyesal sudah berharap pria itu akan datang untuk mengusap perut dan bicara kepada bayi di dalam kandungannya.“Selesai! aku tidak bisa lagi!” Zie mencengkeram erat bagian depan piy
Baca selengkapnya
Bab 79 : Berujung Perpisahan
Satu bulan kemudianZie memakai setelan rapi hari itu, dengan semangat baru dia ingin menghadapi apa yang terjadi di depan matanya. Semua persoalan yang terjadi sudah dia selesaikan satu persatu, hingga masalah terakhir yang harus dia selesaikan hari itu adalah mendengarkan keputusan sidang perceraiannya dan Sean.Semua terasa ringan, beban di pundak Zie terasa luruh dan hilang. Benar jika mengikhlaskan itu memang sulit, tapi setelah hati sudah berdamai dengan keadaan maka segalanya menjadi terasa lebih ringan.“Sean, terima kasih untuk beberapa bulan ini, seperti kesepakatan kita tentang bayi ini, aku harap semuanya berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.”Zie mengulurkan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya memegang map berisi akta perceraiannya dan Sean. Pria itu tak langsung menyambut uluran tangan Zie, Sean hanya memandanginya beberapa saat dan meraihnya tepat saat Zie ingin menarik tangan. Ia tidak bisa mengatakan apa-apa, karena semua ini juga sudah dia setujui.“Raig
Baca selengkapnya
Bab 80 : Nama Untuk Anak Itu
‘Jangan lupa aku akan menjemputmu jam tiga’Zie membaca pesan dari Sean, ini bulan ke dua di mana pria itu akan mengajaknya pergi memeriksakan kandungan. Seperti janjinya, Sean benar-benar ingat kapan harus mengajak Zie ke rumah sakit. Sementara itu, orang-orang di T group dibuat heran karena Sean meminta pindah ruang ke lantai tiga. Ia bahkan memersilahkan karyawannya untuk memakai eskalator yang dulu biasa dia pakai. Banyak orang yang merasakan perubahan sikap Sean semenjak dia kehilangan ingatan, tak terkecuali sekretarisnya. Agita merasa sang atasan juga lebih ramah dan tak dingin seperti sebelumnya.“Aku pulang awal hari ini, jadi tinggalkan saja berkas yang butuh aku tandatangani di meja, aku akan selesaikan nanti,”ucap Sean tanpa memandang gadis yang berdiri di depan meja kerjanya ini.Meski sifatnya berubah menjadi sedikit ramah, tapi Sean tetap menjaga jarak. Entahlah, setelah bercerai dengan Zie, dia tidak memiliki rasa ingin menjalin kisah cinta lagi. Sean seolah ingin men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
31
DMCA.com Protection Status