Semua Bab Sepanas Belaian Chef Jonathan : Bab 211 - Bab 220
342 Bab
211. Tamu Panas Untuk Kaluna
"Kamu, kamu kenapa ada di sini? Bukannya kamu mau ke tempat pertemuan apalah tadi?" tanya Kaluna kaget karena ia melihat Jonathan sedang berdiri di belakangnya."Kamu rese makanya aku ke sini," ucap Jonathan sambil melangkahkan kakinya mendekati badan Kaluna hingga mau tidak mau Kaluna melangkah mundur hingga wanita itu terhalang tembok dan tidak bisa lagi bergerak ke mana-mana karena berdiri di antara Jonathan dan tembok."Aku rese apa?" tanya Kaluna bingung seraya mengangkat tangan yang sedang memegang surat-surat yang harus ia berikan ke Gege, "aku udah bawa ini surat-surat kamu dan mau aku kasih ke Gege, awas Jo, aku mau pergi ini.""Kamu tuh rese," ulang Jonathan sambil mengambil surat-surat di tangan Kaluna dan melemparkannya ke sembarang arah."Lah, kok dilempar? Kamu kenapa sih? Kamu tau nggak nyari surat-surat itu susah banget ditambah aku harus denger ocehan Ibu," ungkap Kaluna sambil menujuk surat-surat yang saat ini ada di bawah kakinya dengan kesal.Kaluna menahan napasny
Baca selengkapnya
212. Entah Apa!
"Terima kasih semuanya dan sampai jumpa di acara memasak bersama Chef Jonathan yang disponsori oleh T-fal Indonesia." Suara MC yang mengakhiri acara terdengar membahana di seluruh ruangan, beberapa orang ada yang langsung bertepuk tangan meriah bahkan ada yang dengan cekatannya berdiri dan berjalan ke arah panggung.Jonathan tersenyum dan menjabat tangan MC dan beberapa orang yang ada di sana, bahkan ia sempat berphoto dengan salah satu bintang tamu yang bersama dengan dirinya mengisi acara."Aku nggak nyangka kamu lebih tampan kalau ketemu langsung."Jonathan hanya tersenyum bisnis sambil mengangguk, dia bingun harus menjawab apa karena tidak mungkin dia menjawab 'Oh, saya memang sudah ganteng dari orok' bisa habis dia dibully sebagai pria penuh kesombongan seIndonesia raya."Kamu, emang nggak mau main film atau jadi artis sinetron?" tanya wanita itu lagi."Nggak, saya masih suka jadi chef dan lagi saya nggak butuh-butuh amat duit sampai harus kerja jadi pemain film atau artis sinetr
Baca selengkapnya
213. Hukuman Dari Wanita Nakal
“Jangan bergerak.”Jonathan terdiam dan terpaku saat mendengar suara feminim di belakang badannya. Tiba-tiba tanpa ada aba-aba apa pun ia merasakan belaian di belakang tengkuknya. Tangan bersuhu sejuk itu membelainya dengan gerakkan yang membuat tubuhnya terpacu gairah. “Ngapain?” tanya Jonathan yang yakin seratus persen dengan siapa wanita yang ada di belakangnya itu tanpa harus menolek ke belakang. Ia sangat familiar dengan wangi tubuh wanita itu dan dia sangat hapal dengan sentuhan tangan wanita itu.Jonathan merasakan hembusan napas dibagian tengkuknya, tubuhnya makin terpecut gairahnya saat kedua tangan itu bergerak ke punggungnya dan terus bergerak secara erotis ke arah dadanya. Dengan cekatan jemari itu membuka satu demi satu kancing kemeja sambil sesekali mengusa dada bidang Jonathan.Belaian jemari wanita itu terasa sangat manis dan makin membuat birahi Jonathan tercambuk, celananya makin sesak bukan main. Jonathan makin menggemeretakkan giginya saat merasakan gesekkan di bag
Baca selengkapnya
214. Put Your Body On Me
"Damn Kaluna!" Jonathan hanya mampu manahan ledakan birahinya sendiri saat kejantanannya terbungkus kehangatan bibir Kaluna yang terlihat sangat penuh dan sensual. Mata Jonathan seolah disiksa dengan pemandangan erotis saat bibir Kaluna yang mungil itu bergerak menenggelamkan kejantanannya di dalam bibirnya yang mungil dan sensual.Tanpa sadar Jonatan mengepalkan kedua tangannya yang tidak bisa ia gerakkan sama sekali, bahkan tanpa ada rasa malu Jonathan berkali-kali mengerang memanggil nama Kaluna dan sesekali ia memaki dalam bahasa inggris saat lidah Kaluna bergerak liar di bagian ujung kejantanan miliknya dan mengecupnya seolah itu adalah hal paling nikmat yang pernah Kaluna cicipi di dunia ini.Anak-anak rambut Kaluna yang bebas bergerak seirima dengan gerakkan kepala Kaluna yang naik dan turun, memberikan rasa geli nan nikmat yang menghantam Jonathan dan menenggelamkan dirinya dalam kenikmatan duniawi yang tidak ingin Jonathan tinggalkan.Seinci demi seinci Kaluna mengecupi kejan
Baca selengkapnya
215. Deep Talk With You
Kaluna tertawa kecil saat merasakan kecupan-kecupan kecil di bahu dan tengkuknya, rasa geli dengan cepat menjalar dari leher hingga sekujur tubuhnya hingga membuat ia gemetar. "Geli, Jo," bisik Kaluna sambil menangkap tangan Jonathan yang menggerayangi tubuhnya dari tadi dan terhenti di payudaranya. Tangan Jonathan yang hangat itu membelai puting payudaranya lalu mencengkeramnya seolah payudaranya adalah benda paling menggemaskan yang pernah ia pegang."Aku nggak abis pikir kenapa kamu bisa ada di dalam kamar," bisik Jonathan sambil mengecup bagian belakang rambut Kaluna, seketika itu juga ia mencium wangi shampoo Kaluna yang lembut, "wangi ... aku suka wangi rambut kamu dari dulu, Yang," bisik Jonathan."Kamu tuh, mau aku wangi atau bau dapur sekali pun tetep lengket kaya permen karet, nempel mulu susah buat lepas," kekeh Kaluna sambil mengambil tangan Jonathan dan mengecupnya pelan."Karena wangi kamu itu khas dan bikin aku candu, mau badan kamu abis lari sekali pun wangi badan kam
Baca selengkapnya
216. Dunia Milik Berdua Yang Lain Ngontrak.
"Udah mandinya?" tanya Jonathan yang saat ini sedang duduk dan melihat Kaluna baru saja keluar dari kamar mandi. Kaluna mengangguk sambil berjalan ke arah Jonathan dan mengecup bibir Jonathan, "Udah, kamu nggak mandi?" tanya Kaluna sambil melepaskan handuk yang membungkus kepalanya."Nanti, sebentar lagi. Aku lagi ngerjain ini," ucap Jonathan sambil menunjukkan layar ipad-nya, "Aku lagi baca surat perjanjian yang dikirim ke email aku.""Perjanjian apa lagi? Kamu mau ditawarin jadi BA apa lagi?" tanya Kaluna sambil berdiri di depan kaca besar lalu mulai mengambil skincare miliknya. "Nggak tau, ini kaya cream soup gitu. Jadi, merek koyco mau mengeluarkan cream soup varian truffle dan dia mau aku yang jadi bintang iklannya. Jadi, aku lagi baca ini perjanjiannya," terang Jonathan sambil menggaruk kepalanya."Kamu mau ambil?" tanya Kaluna."Nggak tau, pusing aku. Awal aku kerja jadi chef nggak pernah kepikiran bisa jadi bintang iklan atau jadi Brand Ambassador perlengkapan dapur atau pun
Baca selengkapnya
217. Ronde Dua
Bibir Kaluna saling memanggut dengan Jonathan, ia mengalungkan tangannya ke leher Jonathan dan terus menekan kepala kekasihnya itu agar bisa terus mengecupi dan saling membalas ciumannya panasnya.Kaluna mendesah saat merasakan kedua tangan Jonathan yang mengelus garis tubuh Kaluna hingga membuat wanita itu bergerak tak tentu arah seolah menikmati dan meminta lebih dari Jonathan.Kaki Kaluna terus bergerak menggesek kejantanan Jonathan hingga membuat pria itu menggemeretakkan giginya dan mencengkeram pinggul Kaluna.“Yang, bisa nggak di gesek terus?” tanya Jonathan di sela-sela ciumannya, kepalanya pusing bukan main karena menahan gairahnya sendiri. Jonathan takut bila Kaluna menggesek terus meneruh kejantanan miliknya, ia tidak bisa menahan pelepasannya. Dia tidak mau kalah dari Kaluna apa pun yang terjadi.“Kenapa? Nggak suka?” bisik Kaluna sambil mengecup bibir Jonathan beberapa kali dan mencondongkan dadanya hingga menggenai dada Jonathan. Tanpa sadar Kaluna mendesah karena merasa
Baca selengkapnya
218. Bertemu Dengan Seseorang
Kaluna memicingkan matanya saat menerima cahaya matahari pagi yang mengenai wajahnya, sesekali ia mengucek salah satu matanya pelan. Ia berusaha untuk menutupi wajahnya dengan tangan kanannya.Sret ...."Ah, silau," pekik Kaluna keras sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, mencoba untuk menghalau sinar matahari pagi. Kaluna bukan orang yang suka bangun pagi, menurutnya bangun pagi hanya harus dilakukan bila ada yang harus ia lakukan di pagi hari, namun, bila tidak ada sesuatu yang penting rasanya tidak berguna bila Kaluna bangun pagi. Ngantuk!"Bangun, Yang ... udah pagi ini, malu sama ayam," ajak Jonathan sambil menarik badan Kaluna agar kekasihnya itu bisa banguna tau setidaknya mengubah posisi dari rebahan menjadi duduk."Ngapain malu sama ayam? Mana sini ayamnya! Aku jadiin opor," maki Kaluna sambil terus menutup matanya yang terasa seperti di tempeli lem sehingga sulit untuk di buka."Aku yakin opor buatan kamu enak, tapi, aku minta kamu bangun dan temenin aku buat ke t
Baca selengkapnya
219. Penyesalan Seorang Pria
"Cakra!""Iya, wangi badan kamu setelah mandi itu selalu sama, dan kamu selalu pakai kemeja ...." Lelaki itu melirik ke arah dada Kaluna yang terlihat dengan jelas karena Kaluna lebih pendek dari dirinya.Tiba-tiba saja ada rasa ngilu yang ia rasakan saat melihat dada Kaluna yang penuh dengan bukti kepemilikan. Ia kembali ingat dulu dialah yang menorehkan bukti kepemilikan disekujur tubuh Kaluna dan selalu kemeja miliknya yang Kaluna kenakan bila wanita itu sudah menginap dengan dirinya.Sekarang ... Cakra menelan ludahnya membayangkan Jonathan yang sudah menorehkan bukti kepemilikan di sana dan Cakra yakin seratus persen kalau kemeja yang Kaluna pakai saat ini adalah kemeja milik Jonathan."Kamu ngapain di sini?" tanya Kaluna kaget sambil bergerak ke samping, memberikan jarak antara dirinya dan Cakra."Turun ke bawah, Lun ... ini kan, lift dan fungsinya buat membawa penumpang naik dan turun," ucap Cakra sambil menunjuk sekeliling lift dengan santai."Iya, tahu ... ampun, deh kamu Cak
Baca selengkapnya
220. Penolakan Tegas
"Sialnya nggak bisa, Lun."Kaluna spontan memundurkan badannya lebih jauh dari Cakra, dia tidak menyangka Cakra mengatakan kalimat itu. Sebuah kalimat yang tidak Kaluna sukai karena akan membuat ia kesal. Kaluna langsung mengubah posisinya menjadi menghadap pintu lift, matanya memandang lurus ke depan dan seolah tidak mempedulikan keadaan Cakra. Cakra menghela napas keras seolah mencari perhatian dari Kaluna, "Kenapa? Kamu nggak suka aku nggak bisa lupain kamu?""Kamu suami orang, Cakra ... kamu harusnya malu ngomong kaya gitu," ucap Kaluna ketus sambil menyilangkan kedua tangan di dada dan terus melihat ke depan. Kaluna mamaki di dalam hati karena lift yang ia tumpangi terasa sangat lambat. Ia sudah tidak nyaman berada di sana, ia ingin pergi secepatnya dari sana meninggalkan Cakra. "Iya, harusnya aku malu. Aku harusnya malu masih ingat sama kamu padahal aku sudah menikah." Tanpa sadar Cakra melihat cincin pernihakan miliknya yang melingkar di jari manis tangannya. Cincin itu sang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
35
DMCA.com Protection Status