All Chapters of Sepanas Belaian Chef Jonathan : Chapter 221 - Chapter 230
342 Chapters
221. Sikap Kaluna
"Satu chicken parmigiana, tiga barbeque lamb chop, dua caecar salad dan tiga cream chiken soup," teriak Kaluna sambil menempelkan kertas pesanan di papan khusu menu."Yes, chef!" teriakkan rekan sejawat Kaluna menggema di penjuru dapur.Panas kompor dengan cepat terasa menyengat ke wajah Kaluna, dentingan suara alat dapur saat memasak, memotong dan bahkan terjatuh dari tangan para koki membuat riuh suara di dapur.Dengan cekatan Kaluna memantau kualitas makanan yang keluar dan juga masuk. Sesekali ia mencicipi saus yang ditambahkan karena stoknya sudah habis. Kaluna juga beberapa kali melap ujung-ujung piring agar terlihat lebih bersih dan cantik.Tring ....Suara bel terdengar nyaring saat Kaluna menekannya, tak berapa lama datang salah satu waitres masuk ke jendela dapur. Satu-satunya jendela yang menghubungkan antara dapur dan ruangan makan restoran Moon. "Meja 24 dan meja 35, tolong jangan sampai salah karena meja 24 menggunkan kacang dan meja 35 tanpa kacang. Aku nggak mau kala
Read more
222. Mencoba Mengenal Wanita
Tok ... tok ... tok ....Suara ketukan terdengar pelan dari pintu ruangan Raka. Raka spontan mengalihkan pandangannya dari berkas yang ada di meja ke arah pintu."Masuk," ucap Raka yang langsung melihat pintu ruanganny terbuka. Sepersekian detik kemudian Kaluna masuk ke dalam ruangannya."Maaf Pak, tadi rada lama karena ada beberapa hal yang harus saya bersihkan?" Dusta Kaluna karena ia tidak mungkin mengatakan kalau ia beradu argumen dengan Okhe perkara hubungan personalnya dengan Jonathan."Oke, masuk Kaluna ... sini duduk," pinta Raka sambil menunjuk kursi yang ada di depannya.Kaluna dengan patuh duduk di kursi itu dan melihat Raka yang sedang tersenyum pada dirinya, "Bapak manggil saya ada apa yah?" "Nggak ada apa-apa, saya cuman mau memastikan lagi, kamu yakin setelah kamu menikah dengan Jonathan kamu mau resign?" tanya Raka basa basi karena memang rencananya memang ia akan meminta Kaluna untuk mengundurkan diri dari Moon. Kaluna mengangguk, "Dari pada Bapak capek-capek nyuruh
Read more
223. Tamu Tak Diundang
Kaluna mencoba membuka kunci rumahnya saat tiba-tiba saja mendengar suara dering ponsel dari dalam tasnya. "Iya, Jo ... kenapa? Udah selesai acaranya?" tanya Kaluna sambil membuka pintu dan mengapit ponselnya di antara kuping dan leher."Udah, aku baru selesai acara. Capek banget dan lagi aku tadi ketemu untuk kedua kalinya sama artis yang bawelnya bukan main. Mana entah kenapa geli aku liat dia mepet-mepet ke aku," ungkap Jonathan dengan nada sura yang terdengar sangat lelah."Siapa?" tanya Kaluna singkat sambil menghentikan aktifitasnya. Rasanya kesal dan gondok mendenger perkataan Jonathan, siapa coba artis yang mendekati calon suaminya itu? Nggak punya otak atau nggak punya malu sampai mepet-mepet ke Jonathan. "Itu si Naomi, dia artis yang sering tampil sama Gendis. Kesel aku liatnya, cantik sih, tapi kok kelakuannya rada-rada padahal aku denger dari orang-orang katanya dia punya tunangan. Ih ... kan, merinding aku tiba-tiba," ucap Jonathan dengan suara bergetar karena mengingat
Read more
224. Adek Emma
"Siapa!""Lah, Kaluna? Kamu udah pulang?" tanya Emma yang berdiri dibelakang tubuh pria yang membuka pintu kamar Kaluna."Ibu! Om Wisnu? Astaga ... aku kira siapa," ucap Kaluna kaget sambil mengelus dadanya dan kembali berkata pada Jonathan, "Om Wisnu dan Ibu.""Kamu bikin aku overthinking aja, Yang," ucap Jonathan kesal karena ikut kaget karena mendengar suara teriakkan Kaluna."Maaf, maaf ... udah dulu, yah, nanti aku telepon kamu lagi, kamu besok jadi pulang kan?" tanya Kaluna."Iya, besok aku pulang, besok aku mau ketemu Gege juga," ucap Jonathan."Oke, sampai ketemu besok, Jo," ucap Kaluna sambil memutuskan sambungan teleponnya."Kamu udah pulang?" ulang Emma sambil mengintip di belakang tubuh Wisnu yang hampir menutupi tubuhnya."Kalau aku ada di sini yah, aku udah pulang, Bu. Masa aku ada di sini tapi, aku belum pulang. Ibu ini kadang suka ngaco," kekeh Kaluna sambil berjalan melewati Wisnu dan Emma."Ini anak yah, bisa aja jawab pertanyaan Ibunya, padahal tinggal jawab udah at
Read more
225. Ghibah! Ghibah! Ghibah!
"Sumpah yah, Lun, lo tega!" "Hah? Gimana? Siapa?" tanya Kaluna kaget setengah mati karena tiba-tiba ia di maki oleh seseorang."Elo ... elo tega sumpah, yah.""Tega gimana? Emang gue salah apa Joya?" tanya Kaluna bingung, seingatnya ia tidak pernah melakukan dosa apa pun pada Joya. Dulu pun saat mereka SMA, Kaluna tidak merasa punya hutang pada Joya sehingga harus membuat Joya semarah ini pada dirinya."Sumpah yah, ya ampun Kaluna! Aku punya salah apa sama kamu sampai kamu tega kaya gini ke aku, hei," ucap Joya kesal. Dari nada suaranya sepertinya Joya ingin memakan Kaluna hidup-hidup karena melakukan suatu tindakan yang sangat fatal pada Joya."Sumpah Joya, kamu kenapa tiba-tiba nelepon terus marah-marah kaya gini? Aku nggak pernah punya salah sama kamu perasaan, Joy. Bahkan waktu SMA aku nggak pernah bikin perkara juga ama kamu," akui Kaluna sambil menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal."Kamu punya salah." Joya berkata dengan suara melengking tinggi."Yah apa?" jawab Ka
Read more
226. Awal Mula
Kring … kring … kring ….Joya yang sedang menarik kopernya setelah sampai di bandara langsung mengangkat ponselnya yang berbunyi tanpa melihat siapa yang meneleponnya.“Halo, Joya speaking,” sapa Joya sambil terus berjalan menarik kopernya.“Hmm … hai.”Joya kaget dengan cepat ia melihat layar ponselnya dan mendapatkan nomor asing. Nomer yang baru kali pertama menelepon dirinya, dan suaranya lelaki. Siapa? Seingatnya kehidupan percintaannya sedang tidak baik-baik saja dan dihadang angin puting beliung akhir-akhir ini.“Halo?” Suara lelaki itu kembali terdengar membuat Joya menempelkan kembali ponselnya di telinga.“Iya maaf ini siapa yah? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Joya sambil menghentikan langkahnya dan melihat ke kanan dan ke kiri.“Ini sama Raka.”“Raka mana yah?” Ya Tuhan … siapa lagi Raka? Seingatnya dia tidak punya teman bernama Raka. Siapa Raka?“Oh mungkin kamu lupa kita pernah ketemu pas kamu nolongin Kaluna dan Jonathan kemarin,” ucap Raka yang mencoba mengingatkan Joy
Read more
227. Mengenal Raka.
Joya berjalan keluar bandara dan melihat sekeliling untuk mencari pria bernama Raka. Sepanjang perjalanan Medan-Jakarta ia berusaha keras untuk mengingat wajah Raka tapi, sialnya dia sangat kesulitan mengingat wajah Raka. Yang ada dipikirannya saat ini hanya wajah Kaluna yang menaris histeris dan Jonathan yang datang tergopong-gopong seperti orang gila. “Pulang sekarang, Joy.”Joya kaget saat mendengar suara di belakangnya, saat ia menoleh ia harus melihat wajah masam namun tampan Fajar, “Iya ini mau pulang, aku lagi nggak ada keinginan buat tinggal di Bandara,” sahut Joya ketus.“Ayok, aku bawa mo—““Nggak usah aku dijemput, Raka,” jawab Joya singkat sambil terus menerus mencari batang hidung Raka.“Raka? Siapa Raka? Cowo kamu? Emang ada yang mau sama perempuan nyebelin kaya kamu?” tanya Fajar yang langsung mendapatkan tatapan kesal Joya.“Ada … dan mending Kapten pulang deh,” pinta Joya kesal.“Mending kamu yang pulang sama sa—““Joya.”Sebuah teriakkan di belakang Joya membuat Joya
Read more
228. Cerita Akhir Raka
"Raka gila!" Joya melemparkan ponselnya ke arah Szasza.Szasza dengan santai melihat layar ponsel Joya lalu tertawa keras, "Nah, kan ... gila, dibilangin ini cowo pasti red flag, hmm ... udah black flag kurasa. Cowo pelit tapi pingin keuntungan dari kita mending ke laut aja, nggak usah diem di pinggir-pinggir pantai! Mending tenggelam aja, hanyut digulung ombak," kekeh Szasza yang paling tidak suka dengan tipe cowo yang nggak royal."Aku nggak nyangka kok sampai sebegitunya, pantesan dia ngitung banget duit yang dia keluarin! Ternyata dia kasih bonnya ke chat, dia tagih dong," ucap Joya sambio menunjuk ponselnya yang masih ada di tangan Szasza.Ting ....Szasza melihat layar ponsel Joya dan kembali mendapati chat baru dari Raka langsung tertawa keras, "Hahaha ... noh, dia kirim no rekeningnya. Transfer sono!" ejek Szasza sambil menyerahkan ponselnya ke tangan Joya lalu pergi meninggalkan Joya sambil berkata, "lo tuh, keluar dari lubang macan masuk ke lobang kadal! Mending si Fajar deh
Read more
229. Really Miss You
"Oke, acara selesai semuanya. Terima kasih atas partisipasinya," ucap salah satu pegawai event organizer yang bertanggung jawab di acara Jonathan.Jonathan menyimpan pisaunya dan meminta assisten chef-nya untuk membereskan semuanya. "Tolong kalau udah selesai, pisau saya disimpan dengan baik, yah," pinta Jonathan yang langsung dijawab anggukan oleh assisten chef-nya.Jonathan turun dari panggung dan beberapa kali bersalaman dan menyangupi ajakan foto bersama para ibu-ibu yang terlihat sangat bersemangat menunggu dirinya. Beberapa kali jaket chef-nya ditarik hingga terkoyak sedikit. "Ibu, sabar Bu. Ini nanti chef-nya cedera nggak bisa masak lagi gimana, dong," ucap salah satu sekuriti yang membantu Jonathan keluar dari kerumunan Ibu-ibu yang lumayan beringas. "Aduh, awas Pak. Saya mau foto sama Chef Jonathan bukan sama salah satu bahan masakannya," celetuk salah seorang ibu-ibu sambil mendorong sekeruti berbadan tegap itu hingga tangannya bisa mencolek pipi Jonathan dan mencubitnya p
Read more
230. Busted!
Kaluna baru masuk rumah saat melihat Emma sedang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya dan menatap dirinya. Tanpa sadar Kaluna mematung lalu ada rasa takut merayapi dirinya saat melihat manik mata Emma yang terlihat marah, bingung bercampur letih. Sebuah tatapan mata yang tidak pernah Kaluna dapatkan dari sosok Emma yang selalu menyayangi dirinya"I-ibu?" tanya Kaluna dengan suara terbata sambil mencoba untuk menyeret kakinya untuk masuk lebih dalam lagi ke rumahnya. Entah kenapa suasana di sana terasa lebih dingin dan mencekam. Detik itu juga Kaluna mulai berpikir apa yang sudah ia lakukan, kesalahan apa yang membuat Emma bisa semarah ini. Sialnya Kaluna bingung setengah mati karena tidak tahu apa kesalahannya sama sekali. Seingatnya dia tidak membuat ulah atau bertingkah laku yang bisa membuat Emma murka."I-ibu kenapa?" tanya Kaluna takut-takut sambil mencoba mendekati Emma dan menyentuh bahu Emma namun, Emma menepisnya sambil menatapnya sedih bercampur getir.Tuhan ... Kalu
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
35
DMCA.com Protection Status