All Chapters of Menantu Hina Yang Dihormati: Chapter 91 - Chapter 100
188 Chapters
BAB 91
"Apakah dia anakmu?" tanya Tuan Arthur.Pandangannya tak lepas menatap wajah mungil Aurel yang sedang bergelayut manja di kaki Austin. Austin pun dengan antusias mengangkat tubuh mungil itu dan memangkunya. "Bukan, Tuan. Gadis kecil ini adalah anak Lea, temanku. Dia telah kehilangan seorang Ayah dan menganggapku sebagai ayahnya sendiri," balas Austin sambil menjawil hidung Aurel.Gadis kecil yang ada di pangkuannya itupun terkekeh dengan apa yang dilakukan Austin padanya. Tuan Arthur bernapas lega karena mengetahui Austin tak memiliki anak dari wanita lain. Kehadiran Lea pun disambut oleh mereka semua, tak terkecuali Kenny. Tapi wanita berstatus istri sah Austin itu mengepalkan tangannya di bawah meja, meski begitu ia terus memaksakan senyumnya pada sang sahabat.Entah rasa cemburu atau bukan, hanya Kenny sendiri yang mengetahuinya. Matanya terus memandang Austin yang tengah bergurau dengan Aurel. Mereka nampak seperti Ayah dan anak pada umumnya. "Hai, aku tak menyangka kau masih h
Read more
BAB 92
"Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau terlihat takut?" tanya Lois."Tidak, hanya saja kekuatan yang dimiliki Tuan Arthur sangat luar biasa. Sepertinya akan sulit untuk membunuh Austin," balas Robert.Robert nampak gelisah, ia sedang memikirkan cara menguasai semua kekayaan Jacob untuk dirinya sendiri. Penghalang terbesarnya adalah Austin, Robert telah mengetahui jika Tuan tua Jacob telah membagi sebagian hartanya untuk Austin.Ia tak ingin pria tua yang tak lain adalah ayahnya sendiri itu mengetahui jika Austin masih hidup. Rencana yang telah ia susun semua sudah berantakan. Robert pun tak ingin kehancuran menghampirinya."Apakah kakekmu sudah melihat berita hari ini?" tanya Robert pada putranya, Wilson."Sepertinya belum, Dad. Akan aku alihkan perhatiannya, agar Kakek tak melihat berita itu," balas Wilson.Wilson hendak pergi menemui sang Kakek, tapi langkahnya terhenti saat Robert memanggilnya."Ada apa, Dad?" tanya Wilson."Kau campurkan ini ke dalam minumannya, obat ini yang akan mem
Read more
BAB 93
"Nanti juga kau tahu, sekarang kita masuk dan lumpuhkan para penjaga tanpa mengeluarkan suara sedikit pun," balas Austin.Tanpa banyak bertanya Peter mengikuti langkah Austin dengan mengendap-endap. Mereka melumpuhkan satu per satu pengawal tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Peter dengan keahlian beladirinya mampu melumpuhkan musuh tanpa menimbulkan kegaduhan.Tak berbeda dengan Austin, pria muda itu juga tak kalah hebat dalam mengintai. Austin terus menuntun jalan di depan, sedangkan Peter membuntutinya dari belakang. Langkahnya tiba di kamar yang sedari tadi dituju. Kamar itu memiliki pengawalan yang sangat ketat. Terdapat empat pengawal dengan senapan laras panjang di tangannya. Kali ini Austin menempelkan salah satu jari telunjuknya di bibir, memberi kode pada Peter untuk diam. Austin mencari cara, bagaimana para pengawal itu dapat dilumpuhkan tanpa menimbulkan kecurigaan sang pemilik mansion?Matanya mengintai setempat, ia melihat pot bunga dengan kerikil-kerikil kecil di da
Read more
BAB 94
"Kau tenang saja, nanti aku akan menyusulmu. Yang terpenting bawa kakekmu keluar lebih dulu," balas Peter.Meski ragu Austin mendorong kursi roda Tuan Jacob dengan seluruh kekuatannya. Peter menembaki pengawal yang menghalangi jalan Austin. peluru di dalam pistolnya habis, ia segera melumpuhkan lawan dan merebut senjata di tangan mereka. Kegaduhan yang terjadi di kediaman Jacob terdengar di telinga Robert. Kemarahan nampak di wajahnya saat tahu Tuan Jacob dibawa oleh Austin. Ia tak akan membiarkan Tuan tua Jacob dibawa begitu saja sebelum dia menguasai seluruh kerajaan bisnis Jacob."Berengsek! Melawan dua orang saja kalian tidak bisa!" maki Robert. "Cepat kirim banyak pengawal ke mansion, dan tangkap mereka semua hidup-hidup," sambung Robert.Austin berhasil keluar dari kediaman Jacob bersama dengan sang Kakek. Tapi matanya membola begitu melihat Peter dikepung oleh pengawal Robert. Otaknya pun memberikan perintah untuk menelpon Tuan Arthur, meminta bantuan sang Kakek untuk menyel
Read more
BAB 95
"Sadarlah, Tuan. Anda harus cepat membawa teman anda ke rumah sakit." salah satu pengawal Arthur memberanikan diri menepuk pundak Austin dari belakang, untuk menyadarkannya. Tepukan itupun menyadarkan Austin dari kemarahannya. Kekuatannya masuk begitu saja ke dalam telapak tangannya. Ia pun menoleh, melihat keadaan Peter yang sedang terbaring di lantai. "Kalian urus mereka!" perintah Austin.Tanpa membuang waktu, Austin membawa Peter. Para pengawal Arthur memberikan akses jalan untuknya. Tak membutuhkan banyak tenaga, semua pengawal Robert menyingkir dengan sendirinya saat pemuda pemilik kekuatan besar itu melintas."Aku tak boleh tertangkap." Lois kabur begitu pengawal Arthur lengah.Ia berlari tunggang langgang, merasa dirinya terancam jika masih berada di tempat. Para bawahannya pun mengikuti langkahnya, hanya beberapa anak buah Robert saja yang mampu di tangkap oleh pengawal Arthur."Bertahanlah, aku akan segera membawamu ke rumah sakit," ucap Austin sambil menahan luka tembak P
Read more
BAB 96
"Nanti akan aku ceritakan begitu aku sampai di sana, kakek ikutlah dengan mereka. Tuan Arthur akan menyambut kakek di sana," balas Austin.Tak ada balasan lagi dari Tuan Jacob, beliau menutup sambungan telpon dan mengikuti pengawal Arthur dengan patuh. Kakinya telah lumpuh, ia tak bisa ke manapun tanpa bantuan kursi roda dan orang lain.Sedangkan Austin, pria itu merebahkan tubuh berharap semua akan baik-baik saja begitu kakek sudah berada di tangannya. Pandangannya menoleh, menatap Peter yang masih tak sadarkan diri. "Sampai kapan pun aku tak akan pernah melupakan kebaikanmu," gumam Austin. Lambat laun mata semakin memberat, ia pun menjemput alam mimpi dengan damai. Malam berlalu begitu saja, Peter terbangun lebih dulu. Pria berhati baik itu merasa bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup. Ia pun teringat dengan keluarganya di Madripoor City. "Pasti mereka cemas karena aku tak memberi kabar," gumamnya. Dengan menahan sakit di dada, tangannya turulur mengambil ponsel
Read more
BAB 97
"Aku tak tahu jika ponselmu berdering, kau lihat saja waktu panggilannya. Sebelum naik pesawat ponselmu sudah mati," balas Peter.Baru juga Austin ingin menelpon Kenny, ponsel yang ada di tangannya kehabisan daya. Mau tak mau ia meminjam ponsel Peter untuk menelpon istrinya. Ia sangat penasaran, untuk apa Kenny menelponnya sebanyak itu?"Kau benar, ponselku kehabisan daya. Boleh aku pinjam ponselmu, aku takut terjadi hal buruk padanya," ucap Austin."Pakailah." Peter memberikan ponsel bututnya, ia hanya memiliki ponsel pengeluaran lama. Tanpa menunggu lama lagi, Austin menekan nomor ponsel Kenny yang sudah dihapalnya. Rasa cemas itu tak bisa ia tutupi, hingga Peter menatap heran dengan kecemasan yang dirasakan sahabatnya."Tenanglah, semoga bukan hal buruk," ucap Peter menenangkan.Berkali-kali Austin memanggil Kenny, tapi tak ada jawaban darinya. Rasa cemas itu semakin menghantuinya. Ia menelpon Nyonya Thomson untuk menanyakan keadaan di Madripoor City.Tak menunggu lama, dering ket
Read more
Bab 98
"Apakah kau tak menceritakan siapa dirimu yang sebenarnya pada sahabatmu?" tanya Tuan Arthur pada Peter.Peter menunduk dan hanya menggelengkan kepala. Sebenarnya ia adalah salah satu agen rahasia yang sangat kompeten, tapi kecerobohannya membuat musuh mengetahui keberadaannya, bahkan keluarganya.Beruntung saat naas dulu Tuan Jacob menolongnya karena kebetulan musuh yang sedang dihadapinya memiliki konflik dengan Tuan Jacob. "Mungkin ia tak ingin membuka luka lama, sebenarnya dia adalah salah satu agen rahasia negera. Tapi ia lebih memilih mengundurkan diri dan menjadi rakyat biasa untuk melindungi keluarganya," balas Tuan Arthur sambil menepuk-nepuk pundak Peter. Peter tersenyum kecut saat mengingat kebodohannya dulu. Ia pun mengangkat kepala dan menyetujui permintaan Tuan Arthur untuk menjadi bayangan Austin."Tuan, aku menyetujui permintaanmu untuk menjadi prisai Austin. Tapi aku mohon, apapun yang terjadi nanti, tolong lindungilah keluargaku," pinta Peter.Bukan tanpa alasan ia
Read more
BAB 99
"Kau duluan saja, aku akan ke rumah Lea sebentar," ucap Austin sambil berlari memasuki mobil."Hati-hati!" teriak Peter.Austin memutuskan untuk melihat Aurel terlebih dulu, ia kasihan dengan anak kecil yang sudah menganggapnya sebagai daddynya. Pria itu memang mencemaskan Kenny, tapi ia pikir Kenny bisa menunggunya sejenak. "Mana Aurel?" tanya Austin memburu begitu Lea membuka pintu rumahnya.Ia ingin cepat menenangkan Aurel dan pulang menemui Kenny. Ia pun masuk ke kamar gadis mungil itu, Aurel berlari, lalu memeluk Austin begitu melihat kehadirannya di kamar."Daddy...." ucap Aurel dengan isak tangisnya.Austin merasakan suhu tubuh Aurel, ia merasa kasihan dengan anak cantik yang ada digendongannya. "Kenapa kau sakit, hem? Apakah kau tak makan dengan teratur?" tanya Austin. Aurel tertunduk, ia tak menjawab ucapan Austin. Pertanyaan yang dilontarkan Austin membuatnya tak ingin berbohong. "Aku merindukanmu, Dad. Tapi kau tak pernah datang menemuiku, Mommy bilang kau sedang keluar
Read more
BAB 100
"Apa yang kau katakan?! Tidak, aku tidak menyetujinya," timpal Nyonya Thomson yang sedari tadi mendengar pertengkaran Julie dengan Austin. "Kenapa Mommy terus membela pria tak berguna ini? Lebih baik mereka bercerai, tak ada cinta juga di pernikahan mereka," balas Julie dengan keras kepala. "Aku akan menerima perceraian jika Kenny sendiri yang memintaku meninggalkannya. Aku memang pria miskin, tak memiliki apapun. Tapi aku yakin bisa membahagiakan Kenny tanpa kekayaan keluarga Thomson," timpal Austin dengan berani.Ucapan Austin terdengar hingga ke dalam ruangan. Kenny yang tadi memunggungi pintu masuk kini merubah posisinya. Matanya berkaca-kaca mendengar keyakinan yang dilontarkan Austin pada ibunya. "Apakah benar ia ingin mempertahankan pernikahan ini? Apakah yang dikatakan Mommy adalah kebohongan kalau Austin berselingkuh dengan Lea?" gumam Kenny sambil memandang ke arah pintu yang tertutup.Ia berusaha turun meski dokter melarangnya menggunakan kaki yang terluka. Entah apa yan
Read more
PREV
1
...
89101112
...
19
DMCA.com Protection Status