All Chapters of Menantu Hina Yang Dihormati: Chapter 71 - Chapter 80
188 Chapters
BAB 71
"Kenapa kau ingin statusmu dirahasiakan? Harusnya kau berbangga diri bisa menjadi ahli waris Arthur Grup," tanya Tuan Arthur pada cucunya."Bukannya aku tak bersyukur dengan apa yang akan aku dapatkan, aku tak bisa menjelaskan tujuanku padamu, aku mohon, Kek," mohon Austin.Ada satu tujuan yang ingin ia capai meski tanpa memiliki harta, ia ingin mengenal arti hidup dan kasih sayang yang seutuhnya tanpa memandang kasta dan harta yang ia miliki.Tuan tua Arthur mengerutkan kening, hingga terpampang nyata kerutan tua yang menghiasi keningnya. Matanya pun terus menyorot ke arah Austin dengan pandangan penuh pertanyaan. Tapi begitu lama ini berpikir, akhirnya Tuan Arthur paham apa yang diinginkan cucunya."Baiklah jika begitu, kau gunakanlah kartu ini. Kartu ini dapat kau gunakan di bank manapun dan memiliki limit yang tak terbatas. Datanglah jika kau sudah siap menerima kenyataan ini," ucap Tuan Arthur sambil memberikan kartu hitam dengan hiasan emas di pinggirnya.Kartu yang menunjukkan
Read more
BAB 72
"Cepat panggil dokter Edo ke sini!" teriak Tuan Arthur panik.Wajah Austin sudah memucat, busa keluar dari mulutnya. Napas terasa mencekik, hingga wajah memerah menahan sesak. Kepanikan yang dirasakan Tuan Arthur begitu menyiksa dirinya, ia tak ingin keluarga yang baru saja ia temukan pergi begitu saja meninggalkannya.Para pengawal membantu Tuan Arhur membawa tubuh Austin ke dalam kamar. "Kau harus bertahan, demi aku, aku mohon," pinta Tuan Arthur begitu Austin sudah direbahkan di kasur.Tak ada waktu jika membawa Austin ke rumah sakit. Beruntung Tuan Arthur memiliki dokter pribadi yang siap tinggal di rumahnya, Dokter Edo tinggal di paviliun belakang. Edo adalah dokter yang diperkerjakan oleh Tuan Arthur untuk mengobati dirinya dan juga semua yang bekerja dengannya.Tak hanya Edo, Tuan Arthur pun menyediakan perlengkapan medis tak kalah lengkap dengan peralatan yang ada di rumah sakit. Lima perawat pun ia sediakan untuk membantu Edo.Tak berselang lama dokter datang dan memeriksa Au
Read more
BAB 73
"Tak ada hal buruk, hanya saja temanku mengalami sedikit masalah dan aku tak tega meninggalkannya begitu saja," balas Austin berbohong.Perhatian kecil yang diberikan Kenny sangat menyentuh hati, Austin pikir tak ada yang menantikan kepulangannya. Sebenarnya tubuh masih terasa lemah, tapi Austin memaksakan diri pulang ke rumah meski sudah mendapat penolakan dari Tuan Arthur.Wajah pucat itu disadari oleh Kenny, hingga ia menanyakan kondisi suaminya meski tak mendapatkan jawaban pasti dari Austin."Sungguh tak ada hal buruk yang terjadi padamu? Tapi wajahmu pucat sekali," tanya Kenny lagi masih menaruh curiga dengan kesehatan Austin.Austin tersenyum sambil menggelengkan kepala pelan. "Tak ada, mungkin karena aku hanya kelelahan saja," balas Austin.Setelah mendengar jawaban Austin, Kenny meninggalkannya begitu saja tanpa berucap lagi. Sedangkan Austin melihat punggung yang menjauh dengan penuh tanya di benaknya. Pertanyaan itu tak akan bisa ia suarakan saat ini, hanya mampu berdiam di
Read more
BAB 74
"A-aku sebenarnya, sebenarnya...."Austin masih menggantung ucapannya, ia tak berani mengatakan pada Kenny bahwa ia memiliki kekuatan di dalam tubuh. Rasa takut kehilangan begitu mendominan di hati, hingga lidah keluh untuk melanjutkan ucapannya."Sebenarnya apa? Siapa kau?" tanya Kenny lagi dengan perasaan takut yang luar biasa.Kenny pun menangkap kegugupan Austin hingga ia berdiri dan siap pergi dari hadapan Austin. Pergerakan Kenny membuat Austin merasa bingung, ia bimbang dengan apa yang ingin ia lakukan. Austin mendekati Kenny, tapi Kenny mendorong tubuh Austin agar menjauh darinya. Kenny keluar dari kamar dengan berlari, tangannya pun setia memegangi lengan yang baru saja Austin obati. Austin melihat ketakutan itu, ia mengembuskan napas melihat kepergian Kenny. "Sepertinya aku harus bersiap pergi dari rumah ini," gumamnya putus asa.Austin pun keluar kamar mencari keberadaan Kenny. Deru mesin mobil mengema di telingan hingga ia berlari hendak menahan kepergian Kenny. Austin a
Read more
BAB 75
"Ya, aku masih hiduP! Kau gagal membunuhku," balas Austin.Austin masuk ke dalam gedung terbengkalai, ia melihat Kenny terikat di kursi dengan mata yang sudah ditutup, juga mulut yang sudah disumpal dengan kain agar tak bersuara. Tatapanya tajam menghunus lawan bak pedang. Tangan mengepal menahan amarah karena perlakuannya pada Kenny."Monster sepetimu ternyata sulit sekali dihabisi," ucap Robert.Ya, yang menculik Kenny adalah Robert, pamannya sendiri. Tak ada kasih di hati sang paman, yang ada hanyalah kebencian dan dendam yang tak akan pernah habis."Lepaskan dia, atau kau tahu sendiri apa yang mampu aku lakukan pada kalian!" pinta Austin.Robert tertawa terbahak-bahak mendengar ancaman yang dikeluarkan bibir Austin. "Lakukan saja, kita mati bersama di sini bersama dengan istrimu."Tak ada pergerakan di tubuh Kenny hingga Austin menaruh curiga pada Robert. "Kau apakan istriku?""Tenang saja, ia sudah aku berikan obat tidur, aku pun tak ingin wanita sialan ini tahu kalau kau keturun
Read more
BAB 76
"Kalian bawa wanita itu ke rumah sakit," ucap Tuan Arthur.Tuan Arthur sengaja datang ke kediaman Thomson karena ada hal yang ingin ia bahas dengan Tuan Thomson. Tapi ia mendapatkan kabar buruk dan bergegas menyelematkan Kenny Juga Austin.Ledakan yang barusan terjadi adalah ulah Tuan Arthur, ia melindungi Austin dari ledakan itu dengan pusaran angin yang mengelilinginya hingga api tak mengenai mereka.Austin mendapat dua tembakan di bagian lengan dan dadanya. Kesadarannya telah hilang, dan membuat Tuan Arthur merasa cemas. Beruntung Tuan Arthur datang sebelum kekuatan Austin keluar, jika kekuatannya keluar maka Austin tak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri.Robert sengaja menjebak Austin ke gedung penyimpanan minyak, ia paham dengan kekuatan Austin. Kenny yang berada di luar berteriak histeris saat mengetahui Austin berada dalam bahaya. Kesadarannya pun hilang dan tubuh tergeletak di samping mobil Austin."Baik, Tuan," balas salah satu pengawal Arthur.Mereka membawa Austin dan
Read more
BAB 77
"Bagaimana dengan keadaan Austin?" tanya Kenny begitu ia sadarkan diri. "Dia masih di ruang operasi, kau sebaiknya tak usah memikirkan dia, pria pembawa sial sepertinya tak perlu kau khawatirkan," balas Julie yang masih tak menyukai Austin. Kenny tak mendengarkan perkataan ibunya, ia melepas jarum infus di tangan dan berjalan keluar mencari keberadaan Austin. Rasa cemas melingkupi hati, ia tak memperdulikan tubuh lemahnya, ia sangat mengkhawatiran keadaan Austin. "Mengapa kau berlari seperti itu?" Tanya Tuan Thomson saat melihat sang cucu berlari medekatinya. "Bagaimana keadaannya, Kek?" tanya Kenny cemas. "Masih belum ada kabar, ia masih di dalam. Lebih baik kau kembali ke kamarmu, biar kami yang menunggunya di sini," balas Tuan Thomson. Kenny menggelengkan kepala tak ingin menuruti perintah sang Kakek, ia ingin menunggu Austin dan mendengar sendiri bagaimana keadaannya. Austin terluka karena menolongnya, hatinya tersentuh dengan apa yang Austin lakukan padanya. Tak ada yang
Read more
BAB 78
"Maaf, aku tak sengaja," ucap Kenny sambil menarik tangannya.Austin tersenyum dan memunim air yang ada di tangannya, Kenny pun merasa salah tingkah berhadapan dengan Austin. Tanpa mereka sadari Tuan Thomson dan Tuan Arthur melihat interaksi mereka dari luar jendela, mereka terkekeh melihat tingkah lucu para cucunya."Mereka mengingatkanku saat muda dulu," ucap Tuan Arthur.Tuan Thomson terkekeh. "Baru kali ini aku melihat mereka bersikap aneh, semoga sudah ada cinta di hati mereka dan memberikan cucu untukku," ucap Tuan Thomson."Aku perhatikan wajahmu terlihat lelah sekali, apakah ada hal buruk yang terjadi?" tanya Tuan Arthur."Hanya masalah perusahaan biasa, bukan masalah besar," balas Tuan Thomson."Jika kau mengalami kesulitan kabari aku, aku akan dengan senang hati membantumu." Tuan Arthur merangkul pundak Tuan Thomson.Belum ada seminggu Austin sudah dua kali masuk rumah sakit, dan itu membuat Tuan Arthur memutuskan tinggal di Racoon City untuk sementara waktu. Ia menginap di
Read more
BAB 79
"Apakah aku harus mengenalmu?" tanya Tuan Arthur sambil tertawa.Ia merasa Robert sangatt bodoh karena tak menyadari situasinya saat ini. Tuan Arthur menggenggam nyawa Robert di tangannya, ia sudah mengunci semua pergerakan Robert, baik kehidupan pribadi maupun perusahaannya."Apa yang kau inginkan?" tanya Robert tanpa berbasa-basi."Aku tertarik untuk bekerjasama denganmu, aku yakin kau pasti tak akan menolaknya," ucap Tuan Arthur sambil memandang remeh Robert."Wah ... Bagus sekali caramu mengajak kerjasama denganku! Kau pikir kau siapa bisa mengacaukan perusahaanku?!" Robert tak terima dengan apa yang dilakukan Tuan Arthur."Kau sungguh tak mengenalku?" tanya Tuan Arthur sambil menghampiri Robert dan merangkul pundaknya.Sontak tubuh Robert bergetar karena aura yang dikeluarkan Tuan Arthur. Ia sungguh tak mengenal siapa Tuan Arthur karena memang beliau tak pernah menampakkan wajahnya pada media. Robert pun tak mengikuti perkembangan berita, ia sibuk mengurusi Austin dengan niat mem
Read more
BAB 80
"Apakah pria bodoh itu sudah pergi?" tanya Tuan Arthur pada asistennya."Sudah Tuan. Dia tak menyadari jika kita sedang menjebaknya," balas Ramon, asisten kepercayaan Tuan Arthur."Biarkan saja, aku ingin bermain-main dengannya dulu, kau terus awasi pergerakannya. Aku yakin jika ia mengetahui Austin masih hidup pasti ia akan membuat rencana lainnya untuk membinasakannya."***"Kenapa kau terlihat senang sekali?" tanya Lois saat mengunjungi kediaman Jacob."Tentu saja aku senang, aku baru saja menandatangani perjanjianku dengan Arthur Company. Sebentar lagi Jacob Company akan melebarkan sayap dan menjadi penguasa prekonimian di dunia," balas Robert sambil tertawa bahagia."Bodoh! Sudah berapa kali aku bilang jangan berurusan dengannya, kau tak tahu siapa Arthur sebenarnya, kau sedang dalam bahaya," ucap Lois cemas."Kau salah, justru ia memberikanku banyak keuntungan. Aku tak percaya jika pria berwibawa sepertinya mampu menipuku. Lagi pula untuk apa dia menipuku? Aku tak pernah memilik
Read more
PREV
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status