All Chapters of Cinta Lama Kembali Setelah Pernikahannya Usai: Chapter 71 - Chapter 80
85 Chapters
Saya Ingin Taaruf Dengan Khansa
“Oh, ada Mas Uki,” ucap Khansa, wanita yang berada di balik pintu rumah Asma. “Assalamualaikum, Mas.”Sapaan Khansa membuat Uki tersadar dari rasa terkejut dan kaget dengan kedatangan seseorang yang menarik hatinya.“Eh.. Iya. Silakan masuk, Mbak Khansa,” ucap Uki dan segera membuka pintu dengan lebar.Khansa pun masuk ke dalam rumah Asma. “Kemana Asma, Mas? Randi sepertinya sudah terlelap itu?” ucap Khansa yang sudah duduk di ruang tamu.Uki menengok ke arah sang keponakan yang berada di gendongan. “Loh, sudah tidur tho. Padahal, tadi masih ngoceh,” ujar Uki.“Bayi akan cepat terlelap di gendongan orang yang membuatnya nyaman. Randi berarti sudah merasa nyaman tuh sama Mas Uki,” ucap Khansa seraya tersenyum.Uki balas tersenyum. “Aku mau menidurkan Randi di kamarnya dulu ya, Mbak. Asma sedang di dapur, Mbak Khansa langsung ke dapur saja.”“Baik, Mas.” Khansa mengikuti Uki yang berdiri dari tempat duduknya.Uki menuju ke kamar Asma, sedangkan Khansa menuju ke dapur. Dia pun mengucapka
Read more
Menunggu Keputusan Khansa
“Maaf, kalau ucapan saya terkesan lancang. Saya juga masuk ke dalam rumah orang tanpa salam dan langsung menyahut ucapan bapak dan ibu,” ujar Uki lagi saat melihat ketiga orang yang berada di ruang tamu itu terdiam dengan kedatangan dirinya yang tiba-tiba.Ummi Halwa yang tersadar terlebih dahulu dari rasa terkejutnya. Dia pun segera mempersilakan Uki untuk duduk bersama di ruang tamu.“Sekali lagi maafkan saya, Pak, Bu, kalau apa yang saya lakukan tidak sopan,” ujar Uki yang merasa malu dengan tindakan spontanitasnya saat tidak sengaja mendengar obrolan Khansa dan kedua orang tuanya.Uki memang sengaja pergi ke rumah Khansa untuk memberikan ponsel Khansa yang tertinggal di rumah Asma. Tadinya, sang adik yang akan mengembalikan, tetapi dicegah oleh Uki.“Tidak apa-apa, Mas....” Abah Muksin menggantung ucapannya karena tidak mengetahui nama Uki. Mereka memang baru saja bertemu.“Uki, Pak.”“Oh ya, Mas Uki. Kami memang terkejut dengan kedatangan Mas Uki dan juga ucapan Mas Uki yang tiba
Read more
Asumsi Orang Lain
Pagi-pagi Asma sudah berkutat di dapur. Dia menata kue-kue yang akan dibawa oleh anak-anak panti. Uki juga membantu Asma membawa kue-kue yang sudah tertata ke etalase kecil.Tidak lama kemudian, datanglah anak-anak panti untuk mengambil kue-kue yang akan dijual.“Mbak Asma, hari ini bisa ditambah nggak kuenya?” tanya Ambar ketika sudah menerima boks kue.“Kenapa minta tambah? Yang kemarin punya Ambar habis?” tanya Asma.“Kemarin 'kan habis, Mbak. Malah ada yang tidak kebagian,” jawab Ambar.Kemarin dagangan Ambar memang habis. Sehingga, dia bersemangat untuk menambah barang dagangan.Asma tersenyum pada anak panti yang duduk di bangku SMP itu. Dia memahami mengapa Ambar meminta tambahan kue.“Alhamdulillah kalau kemarin habis padahal baru awal berarti mereka suka dengan kue buatanku. Tapi, maaf ya, Ambar, mbak belum bisa menambahnya. Jangan tergesa-gesa, kita juga baru mengawali. Kita lihat dulu perkembangannya ya. Jangan terburu-buru,” ucap Asma seraya tersenyum.“Tuh benar kan, Mbak
Read more
Keraguan
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Kue-kue yang dijual Asma sudah habis terjual, hanya tinggal beberapa untuk konsumsi sendiri. Asma menutup rolling door tokonya sebelum mengemasi bread living case dan juga loyang-loyang kue yang berada di showcase kue miliknya.Tok! Tok! Tok!Terdengar ketukan pintu dari arah pintu ruang tamu saat Asma sedang merapikan showcase kue dan membersihkan bread living case.Dia pun segera menuju ke arah pintu rumah yang berada di sebelah tokonya.Ceklek!Pintu rumah Asma terbuka, sosok ibu paruh baya tersenyum di balik pintu.“Masya Allah, Ibu,” panggil Asma pada wanita itu. Sosok itu adalah ibu Intan, ibu kandung Arya yang sudah seperti ibu untuk Asma. Asma segera menyalami tangan Ibu Intan.“Bagaimana kabarnya, Nak Asma?” tanya Ibu Intan dengan tersenyum lembut.“Alhamdulillah baik, Bu. Silakan masuk, Bu.” Asma mempersilakan ibu Intan.Ibu Intan masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu yang ada di samping Asma.“Sebentar ya, Bu,” ucap Asma u
Read more
Masih Harus Berjuang
"Nak Uki, ibu memahami perasaanmu sebagai kakak. Kami ingin yang terbaik untuk adikmu. Apalagi, dia pernah gagal berumah tangga,” ucap Ibu Intan.“Berbeda dengan Arya. Dia juga sudah duda, tetapi bukan orang ketiga penyebabnya, tetapi takdir Allah yang memisahkan mereka dengan maut,” lanjutnya.Uki mendengarkan setiap kata yang keluar dari Ibu Intan.“Tapi, yakinlah Nak Uki pada Arya dan pada keluarga kami. Sebenarnya ada yang setuju atau tidak setuju dengan pernikahan Arya nantinya, itu tidak akan berlaku bagi mempelai laki-laki yang memang tidak membutuhkan persetujuan dari anggota keluarga besar. Yang penting, saya sebagai ibunya, merestui Arya untuk menikahi Asma.”“Terima kasih, Bu. Sebenarnya saya tenang jika Asma berada di tangan Arya. Saya sudah mengenal Arya sejak dulu,” ujar Uki.Ketika mereka sedang mengobrol, datanglah Arya untuk menjemput sang ibu.“Assalamualaikum,” salam Arya.“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Intan dan Uki.Arya pun menyalami Uki dan ibunya.“Loh, Randinya t
Read more
Sikap Asma
Di meja makan milik Asma, kali ini terlihat lebih ramai dari biasanya. Karena makan siang kali ini, Asma tidak hanya berdua dengan Uki ataupun Laila. Kini, ada Arya dan ibunya yang ikut makan siang di rumahnya.“Asma, semua makanan ini kamu sendiri yang masak?” tanya Arya membuka obrolan disela-sela aktivitas mengunyah makanan yang berada di mulutnya.“Kalau bukan Asma, siapa lagi yang akan memasak ini semua. Tidak mungkin Uki ataupun ibu ‘kan. Kenapa? Pengen dimasakin tiap hari? Halalin dulu!” sahut Ibu Intan terhadap pertanyaan putranya dan juga menggodanya.Bukan saja Arya yang malu dengan ucapan ibu Intan, Asma juga merasa malu. Tetapi, senyuman tipis menghiasi wajah Arya. Dia melirik ke arah Asma yang masih terdiam dengan makanan yang belum tersentuh olehnya.“Jangan membayangkan dulu,” bisik Uki yang duduk di samping Arya.Arya menengok ke arah Uki yang sudah tersenyum memandang dirinya.“Hanya membayangkan saja kok. Semoga suatu saat menjadi kenyataan. Tetapi untuk saat ini, me
Read more
Kabar dari Desa
Kabar Dari Desa“Mas, apa yang harus aku lakukan dengan harapan Ibu Intan? Dia memang tidak memaksaku untuk menerima Arya, tetapi secara tersirat dia berharap aku bisa menjadi menantunya,” ujar Asma pada Uki saat Ibu Intan dan Arya sudah pergi meninggalkan rumahnya.Setelah melaksanakan shalat Zuhur, Arya dan ibu Intan berpamitan pada Asma dan Uki. Mereka akan berkunjung ke panti asuhan terlebih dahulu.Asma dan Uki sedang duduk di atas kasur yang ada di ruang tengah sambil menjaga Randi yang sedang bermain.“Ibu Intan dan Arya adalah orang yang baik. Mereka sudah mengenalmu dengan baik juga. Kamu juga sudah dekat dengan mereka sejak dulu. Kami akan merasa tenang jika kamu bersama dengan orang yang tepat dan salah satunya Arya. Tetapi, kami tidak akan memaksamu untuk mengambil keputusan dalam waktu dekat. Kami hanya minta untukmu agar jangan sampai kegagalanmu dalam rumah tangga, membuatmu trauma untuk menikah kembali. Bagaimanapun Randi tetap butuh sosok ayah yang menemaninya sehari-
Read more
Bantuan Arya
"Mas, apa yang harus aku lakukan?” tanya Asma pada Uki setelah mengakhiri panggilan videonya dengan ibunya.“Tenang, Asma. Apa kamu ingin memenuhi panggilan itu? Setahu aku, proses perceraian akan cepat jika yang bersangkutan tidak hadir. Apalagi Tanto belum mengetahui keberadaanmu,” ucap Uki yang melihat kesedihan di wajah Asma.Asma tidak menjawab pertanyaan Uki. Dia sendiri masih bingung dengan dirinya. Jika diantara mereka tidak ada Randi, mungkin dia akan langsung menyetujui perceraian ini.“Asma, apakah di dalam benakmu ada keinginan untuk bersatu kembali dengan Tanto?” tanya Uki dengan memperhatikan Asma yang tertunduk.Melihat gelagat Asma, Uki sudah bisa menyimpulkannya. “Astagfirullah, Asma! Kamu itu sudah diselingkuhi. Bahkan perselingkuhannya dilakukan secara terang-terangan. Jika masih ada bersitan untuk kembali dengannya, akal sehatmu mana?” tanya Uki dengan geram.“Mas, aku sudah kecewa dengannya. Hatiku mungkin sudah mati untuknya. Tetapi, nasib Randi bagaimana? Dia ju
Read more
Datangnya Bantuan Untuk Asma
“Assalamualaikum,” salam Laila sambil membuka pintu yang sudah tidak terkunci.Laila meletakkan barang bawaannya yang berupa kardus dan juga plastik besar di meja ruang tamu.“Waalaikumsalam,” jawab Asma dan Uki yang masih berada di dapur.Uki sedang membantu menata kue-kue ke tempatnya sebelum di bawa ke toko yang berada di bagian depan rumah.Laila sudah muncul di depan Asma dan Uki sebelum mereka menghampiri Laila ke ruang tamu.“Loh, La! Kamu kok sudah balik ke sini? Katanya liburnya sampai besok pagi?” tanya Asma ketika melihat Laila yang datang.Laila menyalami kedua kakak sepupunya.“Bakda Zuhur nanti, aku harus mengisi kajian remaja putri di salah satu masjid,” jawab Laila sambil menggeser kursi yang ada di ruang makan untuk didudukinya.“Jam segini sudah sampai di kota, memangnya kamu dari desa jam berapa, La?” tanya Uki yang melihat jam dinding di dapur masih menunjukkan pukul 5.30.“Bakda Subuh langsung berangkat. Bus berangkat paling pagi kan bakda subuh,” jawab Laila samb
Read more
Panasnya Hati Asma
"Perkenalkan, saya Arif, pengacara yang diminta mendampingi proses perceraian Mbak Asma,” ujar Arif mengenalkan diri dan menjabat tangan Uki.“Uki, kakak dari Asma,” balas Uki.Mereka pun duduk berhadapan di ruang tamu.“Terima kasih Pak Arif mau membantu mengurus perceraian adik saya,” ujar Uki membuka obrolan mereka.“Sama-sama. Tapi sebelumnya, panggil saja Arif, Mas. Saya masih terlalu muda untuk dipanggil pak,” ucap Arif dengan tersenyum lebar.“Mas Arif kali ya. Mungkin saya yang sudah terlihat tua ya, Mas,” seloroh Uki sambil tersenyum.“Mas Uki belum terlalu tua untuk ukuran laki-laki yang sudah mempunyai anak satu,” balas Arif.Mendengar ucapan Arif, Uki bengong sesaat.“Anak? Bagaimana saya bisa punya anak, Mas. Nikah saja belum,” ujar Uki sambil terkekeh.Kini giliran Arif yang bengong. “Loh, tadi bukan anak dan istri Mas Uki?” tanyanya memastikan.“Bukan Mas Arif. Perempuan tadi adik sepupu saya, sedangkan bayi tadi ponakan saya, anaknya Asma,” jawab Uki.“Syukurlah!” ucap
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status