Semua Bab MENJADI ISTRI KEPONAKAN MAMAKU: Bab 61 - Bab 70
151 Bab
Menerima Lamaran
Seseorang mempersilahkan Dirja memasuki sebuah suite room hotel. Di sana sudah ada pria tegap yang menyambutnya, menundukan kepala dan memberi hormat pada Dirja.“Silahkan duduk, Pak! Mohon maaf jika harus menunggu sebentar,” ujar pria itu.“Oh baiklah” tukas Dirja tidak mempermasalahkannya dan mengambil duduk di kursi. Diraihnya majalah bisnis dan property yang ada di sofa sampingnya.Tidak berapa lama akhirnya yang ditunggu pun muncul. Dirja berdiri menghormati kedatangannya. Setelah saling berjabat tangan keduanya duduk kembali.“Menunggunya lama, Om?” tukas pria itu pada Dirja. Dirja terkejut dipanggil dengan sebutan OM. Bukan karena tidak suka, tapi karena merasa tidak sedekat itu dengan presiden direktur di perusahaannya.“Ah, Pak Wisnu. saya jadi tersanjung dipanggil Om,” tukas Dirja sungkan.“Oh, maaf! Astaga, saya kepikiran Om saya jadi sampai memanggil OM ke Pak Dirja.” “Ahaha, apa kabarnya Pak Purwa? Beliau sehat?” Dirja jadi menyinggung tentang Purwa.“Sehat, Alhamdulill
Baca selengkapnya
Calon Suami
Hari ini Amanda berencana menanyakan tentang kesehatan Moana langsung pada dokter yang memeriksanya . Sekalian menanyakan apa saja yang harus dilakukannya untuk proses penyembuhan mamanya.Saat ini dia sedang mencari-cari kartu berobat yang biasanya dipakai Moana periksa. Setelah ketemu dia langsung pamit keluar menggunakan matic-nya. Tidak sampai setengah jam dia sudah sampai di rumah sakit umum tempat mamanya periksa.Sekarang dia sudah ada di ruang dokter yang biasanya memeriksa mamanya.“Tidak perlu terlalu dicemaskan, asalkan Bu Moana rutin mengkonsumsi obatnya, makan-makanan yang sehat, tidak stress dan tidak capek, dia akan baik-baik saja” ujar Dokter Ramon spesialis penyakit dalam yang biasanya memeriksa Moana.“Bagaimana agar mamaku bisa sembuh, Dok?”Dokter itu menggeleng. “Tidak bisa sembuh tapi hanya bisa diobati untuk menghentikan kerusakan jaringan”Amanda melangkah gontai dan membutuhkan kursi untuk duduk menenangkan dirinya. Perasaannya ini sudah tidak bisa di gambar
Baca selengkapnya
Ketemuan
Amanda mencari-cari kartu nama yang diberikan Dirja kemarin padanya. Dia lupa menaruhnya di mana. Padahal rencananya dia mau menghubungi pria itu untuk membahas pertemuan mereka malam ini. Mana dia juga belum membaca nama pria itu lagi!Papanya lebih sering menyebutnya dengan bahasa lebih formal. Beliau, pria pilihan papa itu, bos saya itu, dan sebutan lain yang bukan nama. Sehingga Amanda belum tahu siapa sebenarnya nama pria itu.Ting!Bunyi notifikasi di HP Amanda. Dia kemudian melihat ada nomor asing yang mengirimkan pesan.[Kata Pak Dirja besok kita harus ketemu, di mana?]Amanda membaca pesan dan menduga pasti dari pria itu. Amanda bingung bagaimana membalasnya. Ahirnya dia cari aman dengan membalas kata-kata pendek saja.[Ya, terserah anda][Hotel Esther, jam 19.00, apa butuh dijemput?][Tidak terima kasih][Oke, selamat malam!]Amanda berpikir lagi, Bagaimana nanti dia harus mencari pria itu jika dia sendiri tidak tahu namanya. Akhirnya dia pun mengetikan pesan lagi.[Maaf, a
Baca selengkapnya
Kemarahan Dirja
Amanda mengikuti pria itu masuk ke dalam lift kemudian melihatnya memencet tombol lantai 20. Itu lantai tertinggi di hotel ini. Amanda tahu karena hotel ini tidak terlalu jauh dari rumahnya. Dan hotel ini adalah gedung tertinggi di kotanya.“Nona, silahkan masuk, anda sudah ditunggu di dalam,” ujar Abim membuka pintuAmanda mengangguk sopan dan kemudian masuk ke dalam ruangan itu. Sebuah ruangan yang sangat luas. Dari tempat itu Amanda juga bisa melihat pemandangan di bawah sana yang tentunya sangat memukau. Kota Batu adalah daerah pegunungan. Dan sekarang ada di sebuah gedung dengan lantai yang paling tinggi tentu bisa membuatnya melihat hamparan pemandangan yang jauh di bawah sana dengan berhias gemerlap lampu.Saat seperti ini justru pikirannya melayang pada seseorang nun jauh di sana. Tidak tahu apakah seseorang itu akan merindukannya atau tidak. Hatinya pedih memikirkan jalan cintanya yang harus kandas begitu saja. kisah singkat yang begitu indah untuk dilupakan. Cinta sesaat yan
Baca selengkapnya
Konsekuensi
Marina memperbaiki letak jarum infus di tangan Moana kemudian mengelus-elusnya lembut. Perlahan mata itu terbuka lemas.“Di mana Amanda, Na?” tanya Moana lemah.“Amanda semalaman tidak tidur menunggui Kakak, sekarang aku minta dia pulang untuk beristirahat dulu. Kasihan dia!”“Iya, Na. Kasihan dia,” tukas Moana menitikan air di sudut matanya. Terkenang bagaimana sedihnya Amanda kemarin.“Gak usah dipikirin dulu, Kak! Kakak kan tidak boleh stress!”“Bang Dirja marah besar pada Amanda.” Moana tidak bisa melepaskan begitu saja pikirannya. Tentu hal yang menyangkut Amanda akan membuatnya selalu kepikiran.Dirja masuk ke dalam ruang perawatan Moana. Wanita itu menatapnya dengan penuh pertanyaan dan harapan. Dirja tahu apa yang sedang dipikirkan mantan istrinya itu, lalu dia duduk di samping ranjang pasien.Marina meninggalkan ruangan agar keduanya bisa berbicara mengenai putri mereka.“Sudah tidak usah dipikirkan!” ucap Dirja tersenyum.Moana tahu Dirja hanya bersikap seperti itu karena ti
Baca selengkapnya
Penjelasan Wisnu
Saat menerima pesan terakhir itu Amanda menjadi lemas. HP itu terlepas dari genggamannya. Kemudian setelah berpikir lama dia pun memungut HP itu. Masih terpampang pesan yang belum dibalasnya. Lantas, dia pun membalasnya. [Saya setuju, tapi bisakah anda memberikan waktu setidaknya sampai mamaku sembuh] Wisnu membaca pesan itu saat sore harinya setelah mengadakan meeting daring dengan perusahaan di Singapura. Urusan ini benar-benar membuatnya tidak sabar. [Aku tidak bisa menunggu, Lusa kita menikah. Aku tahu, mamamu akan sembuh segera] Wisnu tahu hal itu karena sudah meminta asistennya memastikan kesehatan Moana. Diam-diam dia meminta dokter rumah sakit memberikan perawatan terbaik untuk mama dari gadis yang di cintainya itu. Amanda membaca pesan itu dan merasa pria ini sok bossy dan juga sok tahu. Dia jadi teringat dengan Wisnu, si pria kejam itu. Sekarang, dia merasa sudah tidak bisa mengelak lagi. Kasihan papanya--jika sekali lagi dia mengingkari apa yang sudah diucapkannya—pas
Baca selengkapnya
Sad Moment
Tik! Tik! Tik! Suara jarum jam berdetik di sela heningnya malam yang dingin. Amanda terjaga dan melihat jam baru pukul 03.00 dini hari. Dia hendak memejamkan mata lagi tapi tidak bisa. Akhirnya dia mempermainkan HP-nya. Mengusap layar dan tak sengaja melihat Lesti masih online. Mungkin Lesti ada lembur. Lalu dia mencoba menghubunginya. Tuuut! Tuuut! Tuuut! “Halo? Belum tidur, Say?” terdengar suara Lesti saat penggilan tersambung. “Ini kejaga dan gak bisa tidur lagi!” jawab Amanda dengan suara bantalnya. “Ada apa? Tante sehat kan?” “Iya!” “Gimana ending cerita kamu dan pria yang dijodohkan Om Dirja itu?” “Ya nikahlah, gimana lagi?” “Ups, serius? Kapan?” “Besok?!” “O--ow…” Hening lagi, tidak ada percakapan beberapa saat. Lesti sampai speakless mendengar sahabatnya akan menikah besok. Tapi dia harus menyemangati Amanda dan tidak membuatnya sedih. “Ehem, kamu pengennya aku kasih selamat atau tidak nih?” “Serah deh, Les!” “Mau kado apa ini? Tar aku paketin saja ya?” “Pengen
Baca selengkapnya
Menikah
Wisnu sudah bersiap dan masih mencoba menghubungi Purwa melalui video call. Saat terhubung dia sedang merapikan dasinya. “Halo Om?” Ujar Wisnu berbinar binar. “Coba kau bilang sekali lagi, hari ini kau benar benar mau menikah?” Purwa terdengar nampak marah. “Iya Om, keponakanmu ini akan segera menikah,” tukas Wisnu tersenyum tak peduli kemarahan Purwa. “Anak nakal, tak tahu diri, dari kecil aku membesarkanmu, sekarang mau menikah tanpa ada aku di sana? Kau pikir aku sudah jadi bangkai sampai kau mau menikah tanpa kehadiranku?!” Purwa tak henti hentinya memarahi Wisnu. “Astaga! Om sudah pikun ya? Kan Om bilang sendiri tidak akan pulang kalau aku belum menikah!” Wisnu tersenyum penuh kemenangan. Dia merasa sudah membalas sikap kekanakan Purwa dengan menikah tanpa memberitahunya dulu. “Kurang ajar!” runtuk Purwa masih kesal. Tapi beberapa saat kemudian dia mulai tampak sentimental. “Ya sudah, aku senang akhirnya kau serius menikah hari ini. Tadi Tio sudah memvidiokan semua persiap
Baca selengkapnya
Setelah Akad
Wisnu melihat Amanda berjalan ke arahnya dalam balutan kebaya putih yang indah. Gadis itu tampak cantik dan anggun. Hatinya bergetar mengingat betapa perasaannya ini sangat kuat pada Amanda, hingga tidak perlu menunggu lama untuk merasa bahwa dialah pelabuhan cinta terakhirnya. Wisnu sudah letih dan ingin menikmati hari-hari dalam hidupnya dengan malaikat cantiknya ini.Sampai Amanda berdiri di tempat di mana tangan Wisnu bisa menjangkaunya, dia langsung mengulurkan tangan untuk memeluk Amanda. Di dada pria yang sudah membuatnya menderita karena cintanya ini, Amanda kembali mengucurkan airmatanya. Bahunya sampai bergetar dan Wisnu hanya mengelusnya lembut untuk menenangkannya. Dia tahu, Amanda sudah mengalami hari-hari yang tidak mudah, dan akan memastikan di masa depan tidak ingin melihatnya menangis lagi.Dirja, Moana dan Marina tidak sadar menitikan airmata. Mereka terharu akan ketulusan hati putrinya itu yang sebenarnya hanya ingin membuat mereka bahagia. Dan Tuhan memberikan bala
Baca selengkapnya
Saling Merindukan**
Amanda merasa geli dan malu karena tak sengaja harus menyentuh sesuatu itu. Pria ini apa tidak malu melakukan hal seperti itu.“Coba lihat dirimu, menendang suaminya sendiri di hari pernikahan!”“Aku kan lupa kalau sudah menikah!” Amanda beralasan. “Lagian Mas Wisnu sih pakai curi-curi cium pas aku tidur!”“Ya udah sana mandi, udah mau magrib lho!” tukas Wisnu.Amanda kesulitan bangkit karena masih menggenakan kebaya. Kakinya ribet oleh kain hingga terjatuh ke pelukan Wisnu.“Sabarlah sayang! Jangan terburu-buru. Aku tahu kau masih tampak lelah sekali” tukas Wisnu menahan tubuh Amanda.“Enggak, kok! Aku tersandung kebaya saja tadi.” Amanda seolah tidak terima disangka menginginkan hal itu. Kesannya dia sudah gatel saja. Ish, pria ini!“Haha, gak perlu jaim! Kita ini sudah menikah kok sayang. Sini aku bantu lepas kebayanya biar tidak ribet” tukas Wisnu menahan senyuman melihat wajah Amanda yang kemerahan.Wisnu membuka resleting di punggung Amanda turun sampai kepinggangnya hingga ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status