All Chapters of Sang Putri Naga: Chapter 71 - Chapter 80
84 Chapters
Resolved
Layla roboh, Isandra menatap nanar bola hitam yang ia ambil dari dada Layla. Itu adalah emosi negatif, hal yang selama ini bersarang di hati Layla.KrakIsandra mengancurkan bola hitam itu menjadi butiran halus. "Jujur, aku kasihan padanya" ucap Isandra menatap Layla nanar.Azel pun melangkah maju meraih pinggul Isandra, ia turut menatap Layla namun dengan tatapan yang berbeda. "Tapi tidak ada kasihan untuk orang yang telah menipu raja, apalagi hampir menyelakaimu" ucap Azel.BughPukulan keras Isandra layangkan pada Azel, membuat raja muda itu pun terhuyung ke belakang karena tidak siap diserang."Sebaiknya kau memiliki penjelasan mengenai kejadian pagi tadi Damian.Azazel.Lucretius.De.Erebos" ucap Isandra. Hohoho kode merah, Isandra sudah menyebut nama lengkap Azel dengan raut gelapnya.Letty, Zargan dan Pipi pun langsung berjalan mengendap-endap hendak keluar dari sana dengan dua penjaga yang barusan dipanggil untuk me
Read more
Twisted
Isandra bernafas lega, ia pikir ia bisa hidup dengan tenang sekarang. Menikah dengan Azel dan memiliki keluarga kecilnya sendiri.Tanpa sadar ia malah tersenyum sendiri, dan hal itu tidak luput dari pandangan Azel."Apa yang kau pikirkan Isandra? Tidak ingin membaginya denganku?" tanya Azel.Isandra mendongak, "Ah aku hanya memikirkan anak kita nanti akan terlihat sepertimu. Surai hitamnya, manik indah seperti permata ruby, dia akan berlarian dan memanggilku ibu. Hahaha, aku benar-benar berpikir terla-"Isandra terdiam saat melihat raut merona Azel yang membeku menatapnya. "Eum.. Luke? Kau baik-baik saja?" tanya Isandra menyadarkan lamunan Azel."Oh, ah iya aku baik haha" ucapnya tertawa canggung seraya menutupi wajah merona malu itu. Tidak ia sangka ia akan membicarakan keluarga dengan Isandra. Oh mimpi apa ia semalam?"A-apa ucapanku tadi menyinggungmu? Jika iya, maafkan aku" ucap Isandra memelas. Ia baru ingat bahwa
Read more
Bitter truth
Keesokkan harinya,Siang yang terik, seluruh penduduk ibukota Erebos berkumpul di alun-alun untuk menyaksikan eksekusi mati salah satu petinggi kerajaan, Lord Nameer dan putrinya.Isandra, yang duduk di bawah teduhan payung berdampingan dengan Azel, melihat ke kanan ke kiri. Mencari keberadaan sahabat dekatnya."Luke" panggilnya pada Azel.Azel pun menoleh, "Ya?" "Eum mana Aleeyah? Aku tidak melihat keberadaannya sedari tadi, apa dia sedang ada urusan mendadak hingga tidak bisa hadir?" tanya Isandra.Aleeyah adalah putri dari salah satu lord, tidak mungkin gadis itu tidak hadir di acara penting ini.Azel terdiam, ia memalingkan wajahnya dari Isandra dengan ekspresi datar. Kemudian memberi kode pada prajurit di sebrang sana untuk memulai eksekusinya.Isandra menatap bingung Azel yang tidak menjawab pertanyaannya. Namun semuanya seolah mengejutkan bagi Isandra yang melihat Aleeyah, dengan tangan dan kak
Read more
Together
Seminggu kemudian, "Kau menelannya?"Isandra mengangguk, "Mhm""Semuanya?" tanya Azel lagi."Iya, aaahhh" Isandra membuka mulutnya menunjukkan bahwa sudah tidak ada cairan apapun lagi di dalam sana."Bagus, tidak kusangka kau malah demam setelah malam tadi" ucap Azel seraya menutup botol obat itu dan meletakkannya di atas nakas.Ia mau saja memanggil tabib, tapi Isandra menolak. Isandra sedang tidak suka keramaian apalagi disentuh-sentuh. Entah kenapa ia sensitif sekali belakangan ini."Sekarang istirahat" ucap Azel seraya membaringkan Isandra dan menyelimutinya. Ia mencium singkat kening Isandra dan beranjak hendak pergi, urusan negara masih menumpuk dan tak mungkin ditelantarkan."Ah Luke kau mau kemana?" tanya Isandra dengan suara manjanya.Sekedar informasi, entah kenapa Isandra saat ini menjadi manja dan ingin selalu menempel dengan Azel. Ya, bukannya Azel keberatan, ia memiliki pekerjaa
Read more
Back Together
Azel menatap panik Isandra yang meledakkan begitu besar mana naga dengan tidak terkendali. Jika sudah begini, hanya satu hal yang bisa mereka lakukan. Menunggu.Berharap jika Isandra dapat membujuk Flammedra untuk bekerja sama dan membiarkan Isandra mengambil alih kesadarannya."Isandra, kau pasti bisa"SRIINGGGGCahaya membutakan mata menggantikan mana yang Isandra keluarkan, Azel menutup matanya karena tidak sanggup akan cahaya yang Isandra keluarkan.Semua orang yang masih hidup disana langsung melihat sumber cahaya yang tiba-tiba muncul di atas langit."Ugh apa itu?" Evan yang sedang menarik gerobak berisi makanan kuda pun berhenti saat cahaya menyilaukan itu menyita perhatiannya."Evan!"Evan berbalik saat suara itu memanggilnya, Percy dan yang lainnya berlari ke arah Evan."Cahaya apa itu?" tanya Percy.Evan menunjuk ke atas langit, dimana cahaya tadi berasal berada."I
Read more
Mother
"AAARRRGGGHHHHH" Jerit Atlan mengerahkan seluruh kekuatannya, awan hitam di langit membentuk pusaran seraya Atlan mengangkat kedua tangannya.Sebuah lubang besar berwarna hitam muncul di atas langit, "Dengan ini, semua sihir di dunia akan menjadi milikku!" seru Atlan.Dengan cepat Isandra membentuk perisai untuk melindungi Azel dan keluarganya, jika tidak maka sihir di dalam tubuh mereka akan terhisap.FWOOOSSSHHIsandra melihatnya, mana sihir yang ada di sekitar kini tersedot habis ke dalam lubang itu, dan itu artinya Atlan akan semakin kuat karenanya.Hingga akhirnya lubang itu mengecil dan menghilang. Menyisakan Atlan, yang kini berwujud bagai bayangan hitam yang memenuhi tubuhnya. Kegelapan telah mencemari jiwanya."Dengan kekuatan sedahsyat itu, dia bahkan masih menginginkan mana nagamu" ucap Galen.Isandra hanya diam menatap tajam ke arah Atlan, perlahan ia membuka perisai pelindung itu. "Apa ya
Read more
Threat
Isandra pun menautkan kedua alisnya, "Kenapa? Ibu ikut saja denganku, kita bertemu ayah dan kakak. Ibu juga harus berkenalan dengan Luke" ucap Isandra.Lucy tersenyum sendu, "Sayang..." tangan lentik itu terangkat mengelus wajah yang merupakan duplikatnya itu. "Tempat ibu sudah bukan di dunia. Tapi disini..." ia menunjuk dada kiri Isandra, "...di hatimu, di hati ayah dan kakak-kakakmu, di hati kalian semua yang masih mengingat ibu" ucapnya.Isandra menunduk sendu, "Suatu saat kita akan bertemu lagi kan bu?" Lucy tersenyum manis, "Tentu saja sayang, kita semua akan bertemu dan bersama lagi. Ibu janji" ucapnya.Isandra pun ikut tersenyum, dan dengan cepat memeluk Lucy erat. Lucy membalas pelukan Isandra seraya berkas cahaya mulai menerangi tubuhnya. Membuatnya hilang bagai debu ditelan cahaya itu."Terima kasih, putriku" TesAir mata itu mengalir seraya sang empu membuka matanya. 'Ibu?' batinnya. "Isandra kenap
Read more
Chance
CeklekPintu besar itu terbuka, ruang gelap itu nampak diterangi seberkas cahaya saat kaki jenjang itu melangkah masuk.Galen, dengan sebuah lentera kecil di tangannya, masuk ke satu-satunya ruangan dimana lukisan Lucy berada."Hai Lucy, lama tidak berjumpa" ucap Galen menyapa, walau tentu saja tidak ada jawaban dari lukisan itu."Aku merindukanmu, kami semua merindukanmu. Tidak seharipun hati ini tidak menyebut namamu, berharap kau sudah tenang disana" lanjut Galen seraya mendaratkan bokongnya di lantai, duduk memeluk lututnya seraya menghadap lukisan besar mendiang sang istri."Hari ini... Isandra pulang ke Eleino, namun ia tidak sendirian. Ia datang bersama raja Erebos, dalam keadaan mengandung anaknya" ucap Galen menunduk dengan ekspresi rumit."Awalnya aku merasa gagal sebagai ayah karena tidak mampu menjaga putriku, dia hilang dan malah pulang dalam keadaan berbadan dua. Namun aku seolah tertampar saat dia mengatakan bahwa
Read more
Nailed It
Masih di pagi yang sama, setelah Azel menerima perintah untuk membantu pembangunan Eleino dari Galen, ia langsung menjalankan tugasnya dan turun ke lapangan bersama para pangeran.Berbeda dengan Galen yang kini tengah berjalan menelusuri koridor istana, koridor yang penuh dengan kenangan antara dirinya dan sang isteri. Bahkan sejak mereka masih kecil.Dulu, Galen kecil yang sering disiksa oleh ibu tirinya kerap kali menyelinap kabur menuju hutan yang membatasi antara mansion Aquillio dan istana. Di hutan itulah pertama kali ia bertemu dengan Lucy, hutan Antex.Di saat itu, Lucy yang tidak mengetahui identitas Galen pun mengajaknya menemui sang ibu yang sedang piknik kecil bersama adiknya di dekat sana.Permaisuri terdahulu, yang tentu saja mengenali surai putih dan iris emas milik Galen pun langsung mengerti setelah melihat kondisi Galen yang tidak baik-baik saja.Pakaian kotor dan lusuh, lebam dan luka di tubuhnya, bahkan badannya begitu
Read more
Let Go
Keduanya pun melangkah pergi, menyisakan Isandra dan Arsen dalam keheningan. "Silahkan duduk, Duke" ucap Isandra."Ah, iya terima kasih" ucap Arsen mengambil posisi duduk di depan Isandra. Hening, tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya canggung yang tercium di setiap sudut. "Jadi, anda akan menikah Yang Mulia?" tanya Arsen langsung pada intinya.Isandra tersenyum kecil seraya mengangguk, "Benar, Duke" jawabnya singkat."Saya ingin meminta maaf karena waktu itu tidak membela anda di pesta debutante" ucapnya.Isandra kembali mengangguk, "Tidak apa, Duke. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, yang terpenting sekarang semuanya sudah baik-baik saja" Arsen mendongak menatap Isandra, ia tersenyum manis namun nampak seperti ingin menangis. "Namun ada satu hal disini yang tidak baik-baik saja Yang Mulia" ucap Arsen sendu seraya menunjuk ke dada kirinya.Isandra tertegun, ia tahu betul apa yang Arsen maksud.
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status