Semua Bab Sang Putri Naga: Bab 31 - Bab 40
84 Bab
Execution
"Sebagai anak, apa kau setuju?"Felice nampak menunduk sendu, "Beliau bukan ayah yang baik, saya akui itu. Tapi bagaimanapun juga beliau tetap ayah saya yang mulia. Tentu ada sedikit rasa tidak rela di hati saya, namun saya bisa apa? Anda sudah berusaha memohon pada kaisar untuk tidak menghukum saya dan kakak saya juga, dan saya sudah sangat bersyukur untuk itu. Alangkah tidak tahu dirinya diri saya jika saya juga meminta anda untuk mengampuni ayah saya yang mulia" ucap Felice.Isandra tersenyum lembut, tangannya terangkat meraih tangan Felice dan menggenggamnya hangat. "Jika kau membutuhkan apapun, kau bisa mengandalkanku" ucap Isandra.Felice membelalak terkejut namun sekian detik kemudian ia membalas senyuman Isandra, "Terima kasih yang mulia" ucapnya menunduk hormat."Benar, itulah gunanya teman" lanjut Marrie yang sedari tadi diam. Mereka pun tertawa bersama menikmati siang hari yang hendak hujan itu.Siang yang mendung, awan kelabu
Baca selengkapnya
Party
Seluruh perhatian tamu undangan terpusat pada pintu masuk aula saat pengawal mengumumkan ketibaan keluarga kaisar. Galen masuk dengan ketiga anaknya yang mengiringi dari belakang. Evan dan Percy berjalan di kanan dan kiri Isandra.Mereka berjalan beriringan menuruni tangga, Galen mengulurkan tangannya pada Isandra saat ia lebih dulu menuruni anak tangga terakhir. Isandra mengamit uluran tangan Galen seraya tersenyum lembut. Mereka berempat berjalan menuju kursi yang sudah disediakan. Kini Galen berjalan dengan Isandra yang menggandeng tangannya sedangkan Evan dan percy di belakang mereka.Galen nampak tampil gagah dengan jubah kebesarannya, kombinasi warna putih, emas dan merah sangat cocok dengan fisiknya. Sedang Evan dan Percy menggunakan setelan dengan jubah yang tidak terlalu panjang yang hampir sama, hanya berbeda kombinasi warnanya saja. Milik Evan merah, hitam dan emas, sedangkan Percy biru, putih dan emas. Isandra? Oh jangan ditanya lagi. Ia sudah
Baca selengkapnya
Young Duke
Isandra melirik ke kanan ke kiri, mencari cara untuk keluar dari dekapan maut Ely. Ah ketemu, nampak Marrie dan Felice juga beberapa Lady lain yang tengah mengobrol ria. Ia pun perlahan melepas pelukan Ely, dan meminta izin pada Galen untuk pergi."Ayah, Isandra ke sana ya, ada Marrie dan Felice" ucap Isandra."Ya, baiklah. Raiya, kawal putriku" perintah Galen. Raiya yang hendak menyuap kue ke dalam mulutnya pun seketika terhenti dan menatap datar Galen. Astaga kaisar satu ini, di saat pesta begini pun Raiya tidak bisa bersantai."Hihihi sudah ayah, biarkan Sir Raiya menikmati pestanya. Isandra bisa kesana sendiri" ucap Isandra."Tidak, tidak boleh. Hei kalian" panggil Galen pada si kembar Crinossio.Jayden dan Jason menatap Galen bingung seraya menunjuk diri mereka sendiri, "kami?" ucap mereka membeo. "Iya kalian, kau juga kepala hijau papermint, kawal putriku" perintah Galen pada trio cumi-cumi."Siap yang mulia" jawa
Baca selengkapnya
Ruby
"Salam Lord Zargan, silahkan angkat kepalamu" ucap Galen.Zargan pun mengangkat kepalanya, "Di hari yang berbahagia ini, saya selaku perwakilan dari negara tetangga, ingin menyampaikan rasa bersuka cita saya dan juga dari yang mulia Raja. Beliau juga mengirimkan beberapa hadiah yang diambil langsung dari sumbernya, khusus untuk kekaisaran ini sebagai bentuk ikatan persahabatan" ucap Zargan.Galen mengangguk, "Baiklah, aku terima hadiah dari kerajaan kalian. ucapkan rasa terima kasihku pada raja kalian. Silahkan nikmati pestanya lord Zargan" ucap Galen.Zargan kembali menunduk hormat, "Akan saya sampaikan yang mulia" ucapnya kemudian berbalik berbaur dengan keramaian.Pesta pun berlanjut, para bangsawan menikmati waktu bersama mereka dengan hangat. Zargan juga sudah mulai berbaur dengan bangsawan lainnya. Walau sesekali ia melirik ke arah Isandra, karena tujuannya kemari adalah janji yang waktu itu dibuat antara Azel dan Flammedra.Ya, ia
Baca selengkapnya
Library 2
ceklekPintu berukiran indah itu terbuka, menampilkan setumpuk buku yang dibawa oleh seorang gadis pirang dengan sempoyongan karena tidak bisa menjaga keseimbangan."Eh eh eh?" Isandra bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menyeimbangkan pegangannya pada buku-buku itu. "Fiuuuhhh" ia bernafas lega saat semuanya tidak jadi jatuh bebas ke lantai dan memberantakkan istana Lily."Yang mulia, anda yakin tidak memerlukan bantuan?" tanya Marrie yang tengah berdiri di belakang Isandra. Felice hari ini tidak datang karena ia harus menyiapkan pesta ulang tahunnya yang akan diadakan dua hari lagi."Tidak apa-apa Marrie, aku bisa" ucap Isandra. Ia kemudian melangkahkan kakinya ke depan, hendak berjalan menuju perpustakaan istana. Namun sayang, karena kecerobohannya Isandra malah tersandung kakinya sendiri dan, "Kya!"grep"Eh?" ia tidak terjatuh, ada yang menahan buku-bukunya tepat setelah ia tersandung, jati tubuhnya tidak limbung. Sekian deti
Baca selengkapnya
Invitation
Arsen pun berjalan dengan Isandra di gendongannya. Saat mereka keluar dari sisi rak, Raiya dan Daniel pun melihat pemandangan yang tidak biasa itu.Dengan cepat Raiya berjalan menghampiri mereka, "Ada apa?" tanyanya datar meski tatapan khawatir itu begitu jelas di matanya. Isandra membuka mulutnya hendak menjawab pertanyaan Raiya, dengan dusta tentunya. Namun-"Tuan putri terkilir, saya ingin mengantarnya ke istana Lily agar bisa segera dirawat" ucap Arsen lebih dulu.'Lelaki ini juga menyebalkan' batin Isandra menatap Arsen kesal.Bukannya menjawab, Raiya malah mengulurkan tangannya hendak mengambil alih gendongan Isandra. Namun dengan cepat Arsen mengelak, "Saya sendiri yang akan mengantar tuan putri" ucap Arsen tersenyum sarkastik. "Saya pengawalnya" ucap Raiya kemudian kembali mencoba merebut Isandra dari gendongan Arsen. Isandra menoleh ke arah Arsen dan Raiya bergantian, "Cukup" ucapnya. Kalau dibiarkan bisa sampai malam.
Baca selengkapnya
Shannel Party
"Besok aku akan menghadiri acara ulang tahun temanku, dan aku ingin mencari gaun untukku dan Marrie" ucap Isandra seraya merangkul Marrie, membuat sang empu merona malu."Baik, mohon ikuti saya yang mulia" ucap pelayan itu.Mereka pun berjalan ke arah dalam butik, Isandra semakin terpukau melihat desain-desain gaun yang sangat cantik, elegan namun sederhana. Semuanya terkesan modern, ia semakin bertanya-tanya sebenarnya siapa permaisuri ini?“Silahkan duduk yang mulia, mohon tunggu sebentar sementara saya akan panggilkan baron” ucap pelayan itu membungkuk hormat.Setelah beberapa saat menunggu, “Oh astaga, betapa beruntungnya saya bisa menyambut kedatangan anda yang mulia putri”Mereka bertiga menoleh saat suara seorang lelaki terdengan dari depan mereka, lelaki bersurai coklat dengan perawakan berisi dan kumis tebal menunduk hormat di depan Isandra.Dengan cepat Isandra berdiri, diikuti oleh Marrie dan Raiya. “Salam baron O’Brien, silahkan angkat kepala anda. Mohon maaf jika saya me
Baca selengkapnya
Trap
Beberapa jam sebelumnya,"Marrie, kau cantik sekali" ucap Isandra memuji Marrie yang tampil cantik dengan gaun putihnya. Marrie seketika bersemu malu, "A-anda jauh lebih cantik Yang Mulia" ucap Marrie gugup.Isandra hanya tersenyum menanggapi ucapan Marrie, karena ia tidak sepenuhnya salah. Isandra memang sengaja berdandan untuk acara malam ini. Namun tidak berlebihan, Isandra sadar bahwa ia tidak boleh terlalu mencolok atau orang-orang akan mulai membuat gosip baru yang tidak berdasar."Apa semuanya sudah siap?"Mereka berdua menoleh saat suara baritone itu terdengar dari arah pintu, menampilkan Evan dengan setelan yang juga berwarna putih. Karena malam ini, ia akan menjadi pasangan Marrie."Waahh kakak tampan sekali, apa kakak sengaja berdandan untuk Marrie?" ucap Isandra menggoda Evan seraya menaik turunkan alisnya.Seketika Evan gugup dengan sedikit semburat merah di wajahnya, "T-tidak" cicitnya seraya mel
Baca selengkapnya
Sneak Out
Setelah kereta itu berhenti, Isandra langsung turun dengan melompat dan berlari memasukki istana. "Mana ayahku?" tanya Isandra pada pengawal yang berpapasan dengannya."Beliau tengah berada di ruang kerjanya Yang Mulia" ucap salah satu penjaga itu.Dengan cepat Isandra berlari menuju ruang kerja Galen yang terletak di lantai tiga."Yang Mulia hati-hati" ucap Arsen yang berlari di belakang Isandra, ia setia mengikuti dengan tangannya menenteng sepatu Isandra yang tadi ia lepaskan di koridor istana.BrukIsandra mendongak menatap orang yang baru saja ia tabrak, orang itu menatap bingung wajah panik Isandra. "Isandra? Ada apa? Kenapa kau panik begini?" tanya Percy."Huff huff aku tidak punya waktu untuk menjelaskan kak, huff kita harus ke ruangan ayah sekarang" ucap Isandra kemudian melanjutkan larinya menuju ruangan Galen.Tatapan Percy beralih pada Arsen, "Apa yang terjadi?" tanyanya penuh selidik."Yan
Baca selengkapnya
Found
Isandra melirik ke bawah dari balkonnya, nampak beberapa prajurit yang sedang berpatroli berjalan melewati balkon kamar Isandra. Saat sudah dirasa aman, ia menjatuhkan ikatan sprei dan selimut yang sudah ia siapkan dan melompat dari balkon lantai dua istana Lily.Syuuutttttt BrukPendaratan mulus oleh Isandra, ia kembali menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan bahwa tidak ada orang. Ia menutup kepalanya dengan tudung jubah dan berjalan menuju kandang kuda. Tidak mungkin ia pergi dengan berlari.Setelah Isandra pergi, sepasang kaki dibalut sepatu boots turun menapak tanah drngan mulusnya karena menggunakan sihir. Pemilik kaki itu menatap kepergian Isandra dengan kening mengkerut."Dasar, merepotkan saja. Aku mengikutimu hanya karena khawatir pada mana naga itu, cih"ucapnya kesal kemudian berjalan santai menyusul Isandra dengan tangan yang dimasukkan ke kantung celananya.Nampak beberapa penjaga yang ia lewati tidak menyadari keb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status