Semua Bab Sang Putri Naga: Bab 21 - Bab 30
84 Bab
Family
Tok tok tok"Masuk" ucap pria bersurai putih yang tengah fokus dengan dokumen-dokumen menumpuk di kantornya, Galen.CeklekIa menoleh ke arah pintu yang tengah dibuka, senyum manis terbit di wajah tampannya saat melihat duplikat sang istri tengah berjalan masuk dengan nampan berisi teh di tangannya.Isandra tersenyum menatap ayahnya, "Selamat pagi ayah, Isandra bawakan teh untuk ayah" ucapnya sembari meletakkan nampan itu di atas meja kecil di samping meja kerja Galen kemudian menuangkan teh itu ke dalam cangkir.Ini memang sudah menjadi kebiasaan Isandra sejak minggu lalu. Ia merasa menjadi anak tidak berguna jika hanya diam saja di dalam istana saat ayah dan kakak-kakaknya sibuk mengurus kekaisaran.Galen tersenyum sembari menerima cangkir teh dari puterinya, "Terima kasih putriku" ucap Galen kemudian menyesap sedikit teh seduhan Isandra."Hmmm menenangkan sekali" ucap Galen seraya matanya terpejam menghayati kenikmatan teh herbal itu.Isandra tersenyum senang, "Syukurlah jika ayah
Baca selengkapnya
Friends
KrieetttPintu itu terbuka, Isandra berdecak kagum melihat isi ruangan itu. Berbagai macam gaun dengan motif dan model yang begitu cantik dan elegan. Sebuah baju zirah khusus wanita, berbagai perhiasan dengan model yang sederhana namun indah. Namun pandangan Isandra terpaku pada sebuah lukisan besar yang digantung di dinging ruangan itu, berhadapan langsung dengan pintu."Cantik sekali" ucapnya tanpa sadar. "Benar, ayah tidak pernah bosan memandangnya" ucap Galen yang juga tengah menatap kagum lukisan di depannya."Wajar saja grand duke Aquillio tergila-gila hahaha" ucap Isandra dengan nada bercanda."Asal kau tau saja ya, semua Lady di kekaisaran ini dulu mengincar grand duke" ucap Galen membela diri."Hmmm sayangnya grand duke sekarang sudah tua hahahah" Galen membelalak tidak terima, "Enak saja, ayah masih muda. Lihat wajah tampan ini" ucapnya lagi."Hmmm ya ya ya tampan sekali" ucap Isandra sarkastik.
Baca selengkapnya
Poisoned
BrukIsandra membelalak kaget saat Felice tiba-tiba bersujud di hadapannya, "Yang mulia, saya bersumpah akan memertaruhkan nyawa saya untuk anda. Saya akan mengabdikan hidup saya untuk anda Yang Mulia" ucapnya.Isandra sontak berjongkok kemudian meraih kedua  pundak Felice, "Felice, bangkitlah. Jangan begini" ucapnya panik. Ia benar-benar tidak suka disujudkan seperti ini.Felice pun menurut kemudian mengangkat kepalanya, "Hiks bahkan nyawa saya sekalipun tidak bisa membalas kebaikkan anda yang mulia" ucapnya terisak."Apa yang kau katakan? Aku tidak menginginkan nyawamu Felice, hiduplah untuk dirimu sendiri. Cukup kau menjadi sahabatku saja" ucap Isandra.Felice pun semakin terisak namun kemudian mengangguk seraya mengusap air matanya, "Hiks saya akan menjadi teman yang baik untuk anda Yang Mulia" ucapnya.Isandra pun tersenyum lembut menatapnya, tangannya terulur merangkul tubuh Felice yang ukurannya tidak jauh beda dengan mili
Baca selengkapnya
Ruckus
"Bagaimana?" ucap seorang pria duduk di kursi kerjanya dengan menghadap keluar jendela. "Berhasil tuan, putri pagi ini dikabarkan jatuh pingsan. Racunnya berhasil bekerja" ucap seorang pria berusia sekitar 30 tahunan yang menggunakan seragam pelayan dengan tahillat di pipi kirinya.Kursi besar itu berputar, menampilkan pria paruh baya berkumis tebal dengan surai ungu gelapnya. "Bagus, ini imbalanmu" ucapnya seraya melempar sekantong koin emas pada pelayan itu.Si pelayan menangkap kantong emas itu, "T-terima kasih tuan" ucapnya seraya berbalik hendak keluar dari ruangan itu. Namun belum sempat tangannya meraih gagang pintu,FWOOSSHH jleb"Aaakkhhhh" pria itu mengerang kesakitan saat panah tajam itu menebus jantungnya. Pria paruh baya yang dipanggil 'tuan' tadi berjalan pelan mendekati pelayan itu dengan crossbow yang ia gunakan untuk menembak anak panah tadi."Bodoh, kau pikir aku akan meninggalkan bukti begitu saja?" ucapnya se
Baca selengkapnya
Ruckus 2
Felice berbalik, menghadap ke arah barisan para pelayan yang masih berada di sana. "Apa kalian mengenal seorang pelayan dengan tahilalat di pipi kiri dan berjanggut tipis?!" tanya Felice pada mereka.Para pelayan itu berbisik-bisik saat mendengar rincian ciri fisik yang disebutkan Felice.Tahilalat di pipi kiri? Si Jordy?Iya sepertinya JordyJordy berjanggut tipis kan?Iya benar Jordy"N-namanya Jordy nona, dia baru sekitar seminggu bekerja di sini sebagai pelayan. Ciri-cirinya sama dengan yang disebutkan nona tadi" ucap salah satu pelayan itu pada Felice."Apa kalian mengenalnya? Seperti tempat ia tinggal atau keluarganya begitu" tanya Felice lagi.Seorang maid mengangkat tangannya, "S-saya tahu alamat rumahnya nona kami bertetangga. Dia menghidupi keluarganya sendirian karena ayahnya telah tiada. Dia memiliki tiga adik yang masih kecil dan ibunya sakit keras nona" ucap maid itu.Evan, Jayden, Marrie dan Felice sali
Baca selengkapnya
Culprit
Ayah Matthew dulunya adalah pewaris sah nama Marquis Crinossio, namun pamannya iri dan ingin merebut kedudukan Marquis dari ayah Matthew. Pamannya gelap mata, ia membunuh ayah dan ibu Matthew dengan bantuan seorang penyihir hitam. Matthew yang juga hampir dibunuh tidak memiliki pilihan lain selain kabur, ia berlari entah kemana kakinya membawanya. Berhari-hari ia terlantar tidak makan atau minum sedikutpun, hingga akhirnya ia bertemu Aaron. Dan ikut menjadi preman bersamanya. Ia bisa merebut kembali kedudukan Marquis dari pamannya, semua ini berkat Lucy. Ya, saat itu paman Matthew nekad hendak menjadikan puterinya sebagai permaisuri dan menikahkannya dengan adik Lucy, putera mahkota Alardo. Namun ia tidak menggunakan cara yang benar, melainkan menggunakan sihir hitam untuk mengendalikan pikiran seseorang dengan bantuan dari ketua menara penyihir yang berkhianat. Tidak hanya itu, paman Matthew juga merupakan dalang dari kebakaran yang menewaskan permaisu
Baca selengkapnya
Cure
"Hey bocah""Hm?" Isandra menyahut dengan berdehem saat Flammedra memanggilnya. Ya, selama Isandra tidak sadarkan diri, dia berada di alam Flammedra."Kuperhatikan kau semakin dekat saja dengan mereka" ucapnya.Isandra menunduk tersenyum kecil, namun nampak sendu. "Ya, begitulah" ucapnya."Dan kuperhatikan juga, mereka semua sangat menyayangimu"Isandra tidak menjawab, ia malah tersenyum sendu. Menyayangi ya? Seandainya semua itu nyata. Yang mereka sayangi adalah Isandra, bukan dirinya. Ia hanya seorang yatim yang terjebak di dalam tubuh Isandra."Apa yang akan kau lakukan seandainya kau tidak selamat dari racun itu?"Isandra mendongak menatap naga emas di depannya, ia tersenyum manis sekarang. "Tidak apa-apa, aku ikhlas" ucap Isandra tulus."Kenapa?"Isandra nampak bingung, "Maksudmu?" tanyanya."Kenapa kau ikhlas? Bukankah selama ini kau menginginkan keluarga?"Isandra menunduk sedih
Baca selengkapnya
Woke up
Keesokkan harinya,"Apa?! Jadi semua ini ulah duke Shannel?!" Suasana ruang rapat itu terasa mencekam. Galen, Evan, Percy, Noah, Aaron dan Matthew kini berkumpul untuk mendiskusikan dalang di balik racun puteri Isandra.Evan pulang sangat larut malam tadi, jadi ia memutuskan untuk membahas perihal ini keesokkan harinya. Mereka semua bernafas lega saat mengetahui bahwa Isandra sudah sembuh dan tinggal menunggu pulih saja."Benar ayah, saat kami datang ke rumah orang itu. Ibunya mengatakan bahwa dia bekerja di kediaman duke, bukan di istana" ucap Evan.Rahang Galen mengeras, iris emas itu berkilat tajam seraya tangannya mengepal. "Kita ke kediamannya sekarang juga" ucap Galen seram."Tunggu, yang mulia. Kita tidak memiliki bukti yang kuat, ini bisa menjadi fitnah" ucap Aaron menahan Galen.Galen tersenyum miring, "Tentu saja aku punya cara untuk mengungkapnya" ucap Galen membuat mereka yang berada di sana saling menatap d
Baca selengkapnya
Sarhan
Mereka berempat kompak menoleh saat pintu itu diketuk, pelukan itu perlahan melonggar. "Masuk" ucap Galen kesal. Mengganggu momen keluarga saja.KriieeeetttPintu besar itu terbuka, kaki jenjang berbalut celana bahan berwarna hitam itu melangkah masuk, menampilkan seorang pria seumuran Galen dengan rambut merahnya, Marquis Crinossio.Isandra sudah dapat menebak siapa orang di hadapannya ini, tentu saja karena ia sangat mirip dengan pemuda yang sering mengganggu Isandra."Matthew, ada apa?" tanya Galen datar.Matthew tersenyum tanpa dosa, "Tidak ada, saya hanya ingin melihat tuan putri" ucapnya tersenyum manis tanpa dosa.Bibir Isandra berkedut saat menatap Matthew yang tingkahnya sangat mirip dengan Jayden. 'Jiplakan ya?' batin Isandra.GrepIsandra seketika membelalak terkejut saat Galen tiba-tiba menenggelamkan wajah Isandra di dadanya. "Tidak boleh, cepat katakan urusanmu, kalau tidak ada pergi dari sini" uca
Baca selengkapnya
Accept?
"Kakak...""Hm?" "Apa harus sampai begini?""Ck kau sudah menanyakan itu sebanyak empat kali, sekali lagi kau bertanya kakak hadiahkan piring cantik" Isandra mengembungkan pipi putihnya, bagaimana tidak? Evan sulit sekali diajak kompromi. Kalian bayangkan saja, ia hanya bilang ingin jalan-jalan ke taman untuk mencari udara segar dan Evan malah memerintahkan sepuluh penjaga untuk mengawal mereka. Ya, tidak apa jika para penjaga itu hanya berjalan di belakang mereka. Masalahnya para penjaga ini membuat formasi melingkari Isandra. Ditambah lagi dengan tandu seperti ondel-ondel yang digunakan untuk mengangkatnya, astaga Isandra malu sekali. Marrie dan Felice? Mereka tidak membantu, mana berani mereka melawan Evan yang notabenenya adalah seorang putera mahkota. Bisa-bisa kepala mereka terlepas juga hari ini.Ah ngomong-ngomong soal kepala terlepas, Felice nampak tidak bereaksi apa-apa mengenai ayahnya. Ya, duke Shannel sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status