All Chapters of Jerat Cinta Sang Duda: Chapter 21 - Chapter 30
132 Chapters
BAB 21 Ayah Tidak Berbohong
Dara terbelalak kaget dengan pertanyaan Brian, bukankah itu terlalu mendadak untuknya. Menjadi seorang ibu sambung mungkin nantinya tidaklah mudah untuk dirinya. Dia harus menyesuaikan diri dengan keluarga baru.“Jangan bercanda, Brian,” ucap Dara sembari menghembuskan nafasnya.“Bagaimana jika aku tidak bercanda?” tanya Brian.Jantung Dara menjadi berdetak semakin kuat, jika menolak dia pasti akan merasa canggung kedepannya. Bima akhirnya menengahi percakapan itu.“Brian, biarkan Tante Dara berpikir dahulu,” ucap Bima sembari membelai rambut anaknya.“Ta-pi,” ucap Brian terbata lalu tertunduk lesu.“Brian, ayahmu benar, bagaimana kalau memberikan waktu pada Tante Dara untuk menjawab pertanyaanmu,” balas Dara lembut.“Tante janji nggak marah dan menghindar dari Brian?” tanya Brian.Dara menggelengkan kepalanya, itu menandakan dia tidak menghindar sama sekali. Dia harus menyelesaikan tugas di kantor lebih dulu untuk berhenti kerja dan menemani Brian secara penuh di rumah, mulai dari me
Read more
Bab 22 Tanya Saja pada Ayah.
Apapun yang Bima dan Nyonya Handoko lakukan tidak membuahkan hasil. Brian semakin beringas dan membanting semua yang ada di sekitarnya."Aku tidak mau sekolah!" seru Brian lalu berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu."Bima, apa anak itu dibully di sekolah?" tanya Nyonya Handoko sambil menangis."Aku juga tak paham," jawab Bima.Bima mondar mandir depan kamar Brian. Sedangkan Nyonya Handoko terus menangis karena Brian tak kunjung mau membuka pintu kamarnya."Brian, tolong buka pintunya ayah mau bicara," ucap Bima sambil mengetuk pintu."Pergilah bekerja!" bentak Brian dari dalam kamarnya.Bima ingin mendobrak kamar anaknya, tapi kalau dipaksa pasti anak itu semakin tak karuan ngambeknya. Bima merasa serba salah dibuatnya."Ayo kita ke sekolah Brian, kita tanyakan apakah ada yang membuly anak itu sehingga tak mau sekolah," ajak Nyonya Handoko."Tunggu Ma, ada cara lain untuk membujuk anak itu agar mau bicara," balas Bima."Apa itu?" tanya Nyonya Handoko."Aku akan meminta Dara untuk
Read more
BAB 23 Bagaimana kalau Tante Menemaniku?
Bima melihat ke arah mamanya, dia sungguh tidak tahu sesuatu tentang Brian dan sekolahnya. Dia mempercayakan semua pada mamanya selama ini, setiap pulang kerja dia hanya memastikan anaknya baik-baik saja lalu membacakan cerita saat akan tidur.“Ma, apa ada?” tanya Bima pada mamanya.“Acara kekompakan orang tua dan anak, ya,” jawab Nyonya Handoko.“Tahun lalu kamu tidak menemani Brian acara itu, mama dan papa yang datang, mungkin Brian iri melihat orang tua temannya pada kompak,” imbuh Nyonya Handoko.Bima mengangguk pelan, dia mengerti sekarang. Mungkin Brian ngambek ingin mempunyai orang tua yang utuh untuk memeriahkan acara di sekolahnya itu.“Apa aku telpon ibunya Brian saja, ya,” ucap Bima sambil menganggukkan kepalanya. Dia ingin membuat anaknya bahagia untuk sekali saja.“Ehemm … sepertinya itu tidak perlu,” balas Nyonya Handoko yang memberi isyarat bahwa di sini ada Dara dan tidak perlu wanita lain untuk menemani Bima di acara sekolah anaknya.Bima menjadi tak enak hati pada Da
Read more
Bab 24 Kamu Hanya Baby Sitter?
Bima duduk di samping Brian dan memeluknya. Dia merasa bersalah karena selama ini sibuk bekerja. "Maafkan ayah," ucap Bima."Ayah akan mencoba untuk menyesuaikan jadwal kerja ayah agar bisa menemanimu menghadiri acara sekolah," imbuh Bima."Ayah harus hadir," balas Brian."Tidak bisa janji nanti kamu kecewa," ucap Bima.Brian melepaskan pelukan ayahnya. Dia kecewa karena sang ayah belum memastikan apakah bisa hadir diacara sekolahnya atau tidak. Dia terlihat marah dan lari keluar rumah. "Brian mau kemana?" teriak Nyonya Handoko. Anak itu tak mengindahkan teriakan sang nenek dan terus berlari."Biar aku yang membujuknya," ucap Dara."Dara aku minta tolong padamu, selama ini tak pernah ada yang dia dengarkan," pinta Bima."Aku mengerti," balas Dara lalu mengejar Brian.Brian sampai di gerbang, karena dia tidak bisa membuka gerbang itu dia marah pada satpam. Tapi akhirnya Dara yang sudah sampai gerbang mengangguk kepada satpam pertanda gerbang boleh dibuka."Apa kamu mau membuat kami d
Read more
BAB 25 Apa Kamu Ingat?
Dara hanya mengangguk, tapi tidak menjelaskan dengan detail siapa wanita yang mereka temui saat ini. Toh mereka mungkin hanya sekali bertemu dan tidak akan bertemu lagi dengannya dikemudian hari. “Kenal tapi tidak akrab,” ucap Dara. “Tapi dia menghina Tante,” balas Brian. “Biarkan saja, kalau kita membalas kejahatan apa bedanya kita dengan dia,” ucap Dara. Setelah selesai berbelanja mereka langsung membayar belanjaan lalu pulang ke rumah. Seperti biasa Dara langsung ke dapur dan memasak spageti yang tadi dibeli dari minimarkert setelah jalan-jalan ke taman bersama Brian. Anak kecil itu sedang menonton kartun kesukaannya di ruang tengah. Lalu Nyonya Handoko mengahmpiri Dara yang sedang di dapur.***"Kamu benar-benar hebat, bisa membujuk anak itu," puji Nyonya Handoko."Mungkin hanya kebetulan saat aku datang hatinya sudah melunak," ucap Dara sambil mengaduk saus spageti."Dia nyaman berada di dekatmu," balas Nyonya Handoko sambil tersenyum.Dara hanya tertawa kecil menyiapkan spa
Read more
BAB 26 Wanita Menjengkelkan.
Dara menggelengkan kepalanya, tidak ada yang ketinggalan barang miliknya di dalam mobil Bima. Yang akan Dara bahas adalah tentang Brian.“Bisakah kamu hadir di acara sekolah Brian besok sekitar pukul sepuluh pagi?” tanya Dara.“Aku akan usahakan,” jawab Bima.“Terima kasih, tolong berikan dia ingatan yang indah dimasa kecilnya,” balas Dara.Bima mengangguk, Dara benar juga. Walau orang tua Brian tidak utuh, seharusnya Brian mendapatkan kenangan masa kecil yang indah dari Bima sebagai ayah kandungnya.“Aku akan mengusahakannya, tolong ingatkan aku,” pinta Bima.“Siap, selamat malam,” balas Dara.Dara melambaikan tangan ke arah Bima yang sudah melajukan lagi mobilnya. Bima sangat senang mendapatkan teguran tentang anaknya dari Dara. Kenapa tidak dari dulu mereka bertemu lagi, kenapa harus sekarang saat semuanya telah berbeda. Bima tidak akan menyia-nyiakan Dara yang telah hadir kembali di hidupnya.“Dara kali ini aku tidak akan melepaskanmu,” gumam Bima sambil menyetir mobilnya. Dia jug
Read more
BAB 27 Insiden Di Sekolah
“Tidak penting siapa suamimu, yang penting di sini adalah sopan sama orang tua!” gertak Nyonya Handoko.Siapa sebenarnya wanita menyebalkan ini, membuat Nyonya Handoko dan Brian geram melihatnya. Brian tampak tidak menyuakainya dia menatap penuh kebencian terhadap wanita itu.“Tante, apa perlu ayah bertindak?” tanya Brian.“Anak kecil sepertimu berani saja mengancamku, katakan pada ayahmu aku tidak takut,” balas Wanita itu.“Dara siapa sih dia?” ucap Nyonya Handoko sewot.Wanita itu tertawa geli, dia menertawakan Nyonya Handoko karena tidak tahu siapa dia. Dia bahkan seolah merendahkan mereka semua. Seakan hanya dia yang kaya di sekolah ini, bahkan dia bersikap arogan.“Dia adalah kakak sepupuku, juga teman Irma,” jawab Dara.“Kakak sepupu macam apa dia itu,” ledek Nyonya Handoko.“Dara, kamu kalau jatuh miskin, kerja juga harus lihat-lihat, rendahan sekali menjadi baby sitter di keluarga kaya tanggung,” ledek wanita itu.“Lasmi, jaga mulutmu. Bahkan suamimu bukan tandingan keluarga i
Read more
BAB 28 Kenapa Dia Bisa Terluka
Tali bakiak yang digunakan oleh Brian dan Dara putus. Padahal tali bakiak itu sangat tebal kenapa bisa putus saat digunakan oleh mereka berdua. Semakin kuat mereka berjalan semakin rusak tali bakiak itu dan akhirnya mereka hampir terjatuh, Dara berhasil meraih Brian agar tak jatuh dan satu tangan lagi memegang tanah."Syukurlah kamu tidak apa-apa, Brian," ucap Dara."Tante, apa kita kalah?" tanya Brian."Belum, ayo kita berdiri la-," belum sempat melanjutkan bicaranya Dara terjatuh dengan posisi tangan tertindih."Ya, ampun Dara. Brian," teriak Nyonya Handoko.Lasmi dan Lukas menambah penderitaan mereka dengan sengaja menendang satu tangan Dara sehingga mereka benar-benar jatuh ke tanah. "Aahhh," teriak Dara yang tersungkur ke tanah rumput itu.Dia merasakan sakit yang amat sangat pada tangannya. Melihat Dara meringis kesakitan Lasmi tersenyum senang. Jaman dulu dia tidak bisa menyentuh Dara. Tapi kali ini posisi dia jauh di atas Dara sehingga dia merasa menang melawan Dara."Panggil
Read more
Bab 28 Dia seorang Duda
Lasmi masih tidak percaya kalau Dara bekerja pasa Bima. Dia mendekat ke Dara mencengkram kedua pundaknya dengan emosi."Katakan, kamu bekerja pada siapa?" tanya Lasmi."Jangan diam saja. Cepat katakan siapa majikanmu!" lanjut Lasmi."Auuu Sakit," rintih Dara merasakan sakit pada tangannya. Cengkraman Lasmi terlalu kuat karena emosi."Jangan pura-pura, dasar jalang," ucap Lasmi.Bima yang tak suka dengan itu mendadak mendidih darahnya. Dia sangat kesal dengan apa yang dilakukan Lasmi hingga dia memukul tangannya lalu mendorongnya jauh dari Dara."Apa yang kamu lakukan terhadap calon istriku!" seru Bima."A-pa?" teriak Lasmi."Kepala sekolah apa telingaku tidak salah dengar?" ucapnya kemudian."Ti-dak, aku mendengarnya dengan sangat jelas kalau wanita ini adalah calon istri Pak Bima," ucap Kepala sekolah terbata.Nyonya Handoko yang sejak tadi tak suka dengan Lasmi langsung melayangkan tamparan padanya. Berani sekali sejak awal dia menyakiti calon menantunya."Bima, dia selalu mengunggu
Read more
Bab 29 Karena Ayah Datang Terlambat
"Kamu pikir, nyawa calon menantuku bisa diganti dengan sejumlah uang?" bentak Tuan Handoko.Dia meradang karena anak dari pesaing bisnisnya itu menggunakan uang untuk bernegosiasi dengannya. Apa dia lupa kalau Pak Handoko sendiri tak kekurangan uang. "Ta-pi bagaimana saya bisa mendapatkan maaf dari Pak Handoko?" tanya Pria itu."Kita bicara saja dipengadilan. Aku akan mengirim surat itu pada alamat istri sahmu dan juga keluarga besarmu. Biar mereka semua tahu kalau kamu memelihara wanita tak berpendidikan di belakang keluargamu!" ucap Pak Handoko penuh emosi.Lasmi sangat terpukul dengan insiden ini, dia sama sekali tak menduga akan hal ini. Yanh dia pikirkan saat ini adalah bagaimana kalau suaminya akan meninggalkan dia atas desakan keluarga besarnya. "Ini tidak boleh terjadi, aku melahirkan anakmu jadi kamu tidak bisa meninggalkan aku begitu saja," ucap Lasmi."Diam, ini semua salahmu. Kalau perusahaanku sampai bangkrut kamu harus bertanggung jawab!" jawab suami Lasmi.Lasmi berge
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status