Semua Bab Jerat Cinta Sang Duda: Bab 51 - Bab 60
132 Bab
BAB 51 Untuk Apa Mendekati Bima
Nyonya Handoko merasa khawatir karena Dara tak kunjung datang ke rumah Bima. Dia takut sesuatu terjadi padanya seperti tempo hari, seseorang mencelakainya.“Ponselnya tidak aktif,” ucap Bima.“Apa kamu bilang?” tanya Nyonya Handoko yang semakin tidak karuan khawatirnya.“Ponselnya tidak aktif, Mama,” jawab Bima.Bima juga sebenarnya khawatir kalau terjadi sesuatu pada Dara tapi dia menyembunyikan kekhawatiran itu. Brian tiba-tiba turun dari tempat duduknya dan berlari keluar ruang makan, hal ini membuat Bima semakin khawatir dan mengejarnya.“Brian mau kemana kamu?” tanya Bima.“Aduh kamu membuat nenek semakin khawatir saja,” ucap Nyonya Handoko lalu menyusul mereka berdua.“Aku mau ke rumah Tante Dara,” jawab Brian.Bima menghadangnya karena Brian masih kecil dan pasti akan sangat merepotkan kalau mengurus dua hal secara bersamaan. Brian tidak mau mengalah dia ingin keluar rumah, tapi Bima lebih kuat dari Brian sehingga dia hanya bisa marah pada ayahnya.“Kalau sampai terjadi sesuatu
Baca selengkapnya
Bab 52 Jauhi Bima
Dara menyipitkan matanya dia sama sekali tak ingat pernah bertemu dengan wanita itu. Dia memperhatikan sekali lagi wajah wanita yang berdiri di depannya ini."Maaf, aku tak mendekati Bima duluan," ucap Dara."Halah, perempuan dari keluarga bangkrut sepertimu mana tidak ada maksud mendekati pria kaya," balas Wanita itu.Dara semakin tak mengerti kenapa wanita itu terus menekannya seperti itu, kenal saja tidak kenapa harus memaki seperti ini."Maaf aku masih banyak kerjaan jadi tak bisa menemanimu mengobrol," ucap Dara."Aku belum selesai bicara denganmu!" seru Wanita itu sambil menggenggam tangan Dara.Dara berhenti, sebenarnya dia malas meladeni tapi kenapa wanita itu tak melepaskannya untuk pergi, membuang waktu berharga untuk memasak saja."Katakan saja intinya aku banyak kerjaan," ucap Dara."Jauhi Bima, apa kamu bersedia?" tanya Wanita itu.Dara menghembuskan nafasnya dia masih penasaran siapa wanita itu kenapa memperingatkan Dara untuk menjauhi Bima. Padahal selama ini sepertinya
Baca selengkapnya
Bab 53 Jadi Kamu Menerima Cintaku?
"Pensilku ketinggalan di mobil," ucap Brian."Lain kali cukup telpon Tante saja," balas Dara sambil mengusap rambut anak itu. Dara sudah membaik lalu dia berpamitan akan segera pulang karena hari sudah siang. Dia juga mengambil pensil di mobil sebelum pulang."Belajar yang rajin ya sayang," ucap Dara."Terima kasih Tante," balas Brian lalu masuk ke kelasnya.Brian menatap kepergian Dara lalu dia ke ruang guru meminta ijin untuk menelpon ayahnya.***"Ada apa?" tanya Bima saat Brian menelpon."Ada yang menyakiti Tante Dara," jawab Brian."Apa katamu?!" tegas Bima.Semua orang di ruang rapat jadi gemetar melihat Bima yang terlihat tegang. Mereka akan kena dampaknya kalau Bima sampai tidak nyaman atau suasana hatinya buruk."Rapat cukup sampai disini, kita lanjutkan sore nanti," ucap Bima sambil menggertakkan giginya."Baik, Pak," balas semua peserta rapat.Bima pulang ke rumah untuk melihat kondisi Dara dia segera menuju dapur saat mencium aroma masakan yang menggiurkan.Bima tak tahan
Baca selengkapnya
Bab 54 Kita Tumbuh Bersama Kala itu.
Dara menghentikan aktivitasnya dia menatap lekat-lekat Bima. "Menurutmu wanita itu datang lagi karena apa," sahut Dara."Mana aku tahu, yang jelas dia punya maksud tersembunyi," balas Bima.Dara menundukkan pandangannya, dia tak tahu harus bagaimana yang jelas hatinya sangat resah."Dara percayalah, aku dan wanita itu tak ada hubungan apapun," ucap Bima."Sekarang memang tak ada. Tapi dulu kalian menikah juga pernah melakukan hubungan itu," balas Dara.Bima memeluk Dara waktu itu dia menikah karena terpaksa. Lalu dia mencoba untuk mengakrabkan diri agar pernikahan yang dijodohkan itu berjalan sebagaimana mestinya. Tapi ternyata keadaan berkata lain, dia memang tidak berjodoh dengan mantan istrinya. Sela memilih untuk pergi karena tidak mencintai Bima."Apa kamu kira aku berhubungan karena suka sama suka. Aku melakukan itu karena kewajibanku sebagai suami," ucap Bima lirih."Aku tidak tahu masa lalumu," balas Dara."Kamu memang tidak tahu masa laluku saat menjadi suami orang. Tapi kam
Baca selengkapnya
BAB 55 Janji Sela
“Kalian harus segera menikah!” jawab Nyonya Handoko.“Apa?” tanya Dara kaget.Dara menggelengkan kepalanya, menikah bukan soal segera atau tidak. Ini bukan solusi, Dara memang ingin bersama dengan Bima tapi kalau harus menikah mendadak dan menjadi burung dalam sangkar Dara tidak mau seperti itu. Dia harus menjadi istri sekaligus ibu yang baik bagi Brian juga anaknya sendiri kelak.“Ide yang bagus, aku juga ingin segera menikah,” ucap Bima.“Dara, apa yang kamu pikirkan lagi. Brian sudah cocok denganmu,” ucap Nyonya Handoko.“A-ku,” ucap Dara terbata dia tidak bisa mengatkan isi hatinya secara langsung.Tiba-tiba seorang datang dan membuat suasana menjadi tegang lagi. Nyonya Handoko juga semakin darah tinggi melihat kedatangan wanita itu.“Aku tidak setuju dengan pernikahan kalian!” seru Sela.“Siapa yang mengijinkanmu masuk?!” bentak Bima.“Memangnya siapa kamu berani sekali menentang pernikahan anakku!” hardik Nyonya Handoko.“Aku ibunya Brian, dan aku tidak ingin anakku diasuh oleh
Baca selengkapnya
Bab 56 Nona Masih Perawan.
Nyonya Handoko tersenyum, dia langsung mengambil ponselnya untuk segera mendatangkan Dokter langganan."Tunggulah di sini, Dokter akan segera datang," ucap Nyonya Handoko."Dokter untuk apa?" tanya Sela."Kamu cantik dan dari keluarga kaya tapi kenapa bodoh," jawab Nyonya Handoko.Sela kesal dikatai bodoh bahkan dia menyindir kalau Nyonya Handoko dulu senang dengannya karena dari keluarga kaya. Dia yang menjodohkan kenapa sekarang ada orang baru dia mencemoohnya."Nenek lampir tidak tahu diri. Kamu menjodohkan anakmu denganku waktu itu karena hartaku banyak 'kan?" ucapnya kesal."Itu dulu, sebelum aku tahu dirimu yang sebenarnya!" seru Nyonya Handoko.Sela mengepalkan tangannya kesal dia menatap Nyonya Handoko penuh kebencian. "Ingat Sela setelah Dokter memeriksaku. Kamu harus menepati janjimu," ucap Dara."Aku tidak akan lupa janjiku. Tapi aku tak percaya kamu dan Rizal belum pernah melakukan itu," balas Sela.Sela melengos lalu duduk di sofa memainkan ponselnya. Dia tak sabar menun
Baca selengkapnya
Bab 57 Harus Mendekatkan Diri
Bima tersenyum ssnang, dia benar-benar bahagia mendengar hal ini, bukan karena Dara masih perawan tapi karena dia bisa menyingkirkan Sela dari hubungannya bersama Dara."Kamu apa tuli. Dokter bilang Dara masih perawan," ucap Bima penuh penekanan."Kamu pasti menyuap Dokter Richat," balas Sela."Aku ini seorang Dokter punya kode etik. Apa itu suap?" ucap Dokter Richat."Jangan banyak cakap lagi, kamu harus menepatu janjimu," imbuh Dara.Sela menggertakkan giginya karena kesal. Dia tidak menerima kenyatakan kalau Dara masih perawan. Padahal dia bertunangan dengan Rizal tidak mungkin kalau dahulu tak pernah disentuhnya."Kamu menyebut Rizal melulu apa kamu juga berhubungan dengan pria itu saat kami masih bertunangan?" tanya Dara."Kamu saja yang bodoh. Mempunyai tunangan tapi tidak diurus dengan baik," balas Sela sambil melengos."Jawab saja yang pasti tak usah bertele-tele," ucap Dara.sela memandang wanita itu penuh kebencian. Dia sedang memikirkan cara lagi agar Brian tak mempunyai ib
Baca selengkapnya
Bab 58 Pelakor
"Wanita itu semakin membuatku muak!" seru Sela.Sela menunjuk ke arah Dara dan Bima yang terlihat bahagia saat menggandeng Brian. "Sejak kapan Bima mempunyai banyak waktu luang. Dia itu seorang pecinta kerja," ucap Sela."Lalu kamu mau diam saja melihat mereka bahagia?" tanya Irma yang mempunyai kesempatan untuk membuat mereka berkelahi."Aku tidak akan tinggal diam," jawab Sela lalu dia turun dari mobil menghampiri Dara dan Bima. Dia menjambak Dara dari belakang dan mendorongnya."Tante," teriak Brian lalu membantunya berdiri."Apa kamu sudah gila!" seru Bima."Pelakor!" teriak Sela.Semua orang melihat ke arah teriakan Sela. Dia terus mengumpat dan memaki Dara sebagai seorang pelakor dan perusak hubungan orang."Hei siapa yang pelakor. Kamu hanya orang di masa lalu Bima," ucap Dara."Satu sekolah ini sudah tahu kalau aku adalah calon istri Bima," imbuh Dara.Banyak orang melihat sekilas perdebatan itu tapi langsung mengabaikan karena sudah tahu siapa yang berkelahi. Mereka sudah p
Baca selengkapnya
BAB 59 Rasa ini Muncul Lagi
Sela tentu saja tidak ingin dihina terus-terusan seperti ini, apalagi dia sudah mengingatkan Dara untuk menjauhi Bima tapi tidak diindahkan. Di mata Sela dia semakin sombong karena anak dan mantan suaminya berada dipihaknya.“Tentu saja, aku akan membalas Dara berkali-kali lipat,” ucap Sela sembari mengepalkan tangannya.“Aku akan membantumu,” bisik Irma.“Irma, kamu jangan berpikir menggunakan tanganku untuk membalas dendam padaku,” balas Sela.“Aku membantumu bukan memanfaatkanmu.” Sahut Irma.Mereka berdua berjabat tangan lalu menyeringati tipis, mereka tampak senang ketika merencanakan kejahatan pada Dara yang mereka anggap sebagai musuh.***Saat menyetir Bima tampak kaget ketika melihat dua orang itu. Dia menghentikan mobil sejenak untuk memastikan.“Apa yang kamu lihat, Bima?” tanya Dara.“Tidak ada,” jawab Bima lalu melanjutkan menyetir mobilnya.“Aku kira ada hal yang mengejutkanmu,” balas Dara.“Aku hanya kepikiran pekerjaan saja,” ucap Bima.“Setelah mengantar kami, kamu ke
Baca selengkapnya
BAB 60 Kamar empat, lima, nol
“Dokter,” Jawab Romi menyeringai tipis. Dia sebenarnya membohongi Bima yang dia telpon bukanlah Dokter sungguhan.“Cepat pesankan hotel,” perintah Bima.Romi segera memesan hotel terdekat di perusahaannya. Dia memesan presiden suit agar Bima bisa beristirahat dengan tenang. Romi juga sudah menyiapkan air dingin untuk Bima berendam di sana.“Hais, sepertinya Bima harus segera menikah,” gumam Romi.“Apa yang kamu lakukan, kembalilah ke perusahaan dan urus semuanya untukku,” perintah Bima.“Baiklah, Bos,” jawab Romi.Romi pergi meninggalkan kamar itu, dia menyeringai tipis lagi sambil bergumam, “Pertunjukan bagus akan segera terjadi,” lalu dia melanjutkan perjalannnya.Sampai lantai bawah dia bertemu dengan Sera, wanita itu tentu saja tahu kalau ada Romi pasti ada Bima. Dia terus mencecar Romi dimana keberadaan Bima.“Kalau ditambah bumbu sedikit, mungkin akan lebih seru,” gumam Romi dalam hatinya.“Kamu jangan menipuku, dimana Bima sekarang?” tanya Sela.“Di kamar nomor empat, lima, nol
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status