All Chapters of Jerat Cinta Sang Duda: Chapter 41 - Chapter 50
132 Chapters
BAB 41 Semenjak Kehadiran Dara.
“Kondisinya sudah pulih, tapi tidak boleh melakukan hal yang berat dulu,” jawab Dokter. Bima mengangguk tapi memang Dara tidak pernah bekerja berat, sebelumnya ayahnya pengusaha besar tidak mungkin dia bekerja kasar di rumah. Di rumah Bima dia juga hanya memasak dan menjaga Brian saja selebihnya dikerjakan oleh pelayan. “Saya mengerti, Dok,” balas Bima. “Kalau begitu setelah mengurus adminitrasi bisa pulang,” ucap Dokter. “Terima kasih banyak,” balas Bima. Brian yang paling senang ketika Dara diperbolehkan pulang ke rumah. Karena dia masih punya banyak waktu untuk bermain dan belajar bersama Dara. Anak itu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya dengan berita bahagia ini. “Tante, akhirnya kita boleh pulang,” ucap Brian. “Iya, sayangku,” balas Dara sambil mengelus rambutnya. “Tunggu di sini ya, ayah akan mengurus adminitrasi rumah sakit dulu,” pinta Bima. Brian hanya mengangguk dia lebih suka mengobrol dengan Dara daripada Ayahnya sendiri. Sosok ibu dalam rumah tangga memang
Read more
BAB 42 Malu-Malu Kucing
Bima memang sengaja melakukan ini, dia sangat senang bisa mengekpresikan kebahagiaannya bersama Dara. Dilihat banyak orang seperti ini memang tujuannya agar semua tahu kalau Bima sangat mencintai Dara.“Aku malu, tahu tidak,” bisik Dara.“Kenapa harus malu, aku saja senang sekali,” balas Bima.“Kamu jahat,” ucap Dara lalu mendorong tubuh Bima. Dia segara berlari ke kamarnya.“Alah malu-malu kucing,” ledek Bima.Brian melotot ke arah ayahnya. Dia tidak terima Dara menjadi lari ke kamar mengunci pintu, dia berpikir kalau Dara sedang sedih karena ulah anaknya. Brian paling tidak suka kalau Dara sedih, dia seperti ingin bertempur dengan Ayahnya saat ini.“Ayah!” seru Brian.“Ada apa?” tanya Bima.“Aku benci ayah,” jawab Brian sambil berkacak pinggang.“Kenapa bisa kamu benci ayah,” balas Bima.“Karena Ayah membuat Tante Dara jadi sedih,” bentak Brian.Bima menyunggingkan senyuman, tampaknya Brian mulai agresif dan tidak bisa melihat Dara sedih atau ada yang melukainya. Bima sangat senang
Read more
BAB 43 Mimpi Basah
Tiba-tiba Bima tersadar saat menyebut nama Dara, bagaimana nanti kalau Brian atau yang lainnya memergoki mereka yang semalam tidur bersama. Bima langsung melek matanya, tapi saat dia sudah sadar kamarnya rapi. Tidak ada Dara di sampingnya, dia juga melihat baju yang Ia kenakan semalam masih menempel di badannya yang berarti tidak terjadi apapun semalam.“Apa semalam aku bermimpi?” gumam Bima.“Ya Tuhan, aku sampai bermimpi seperti itu dengan Dara,” imbuh Bima sambil menggelengkan kepalanya.Bima turun dari ranjangnya, dia segera mandi berganti pakaian dan menuju meja makan. Dia bergabung dengan keluarganya yang lain. Saat dia menatap Dara dia merasa malu dan menundukkan kepalanya.“Jantungku berdetak kencang banget,” gumam Bima.“Ini semua gara-gara mimpi semalam,” Imbuhnya yang masih serba salah dalam bertingkah pagi ini.“Kamu kenapa, apa sakit?” tanya Dara.“Ti-dak,” jawabnya terbata.“Sarapanlah sebelum berangkat kerja,” ucap Dara lalu menyendokkan nasi untuk Bima.Menatap Dara ya
Read more
BAB 44 Bagaimana Aku Menjelaskannya
“Bagaimana caraku menjelaskan kepada mereka,” gumam Bima dalam hatinya.Bima menghela nafasnya kasar, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini. Alhasil dia langsung saja mengajak Dara dan Brian pergi makan siang.“Ayah, beneran tidak mau ke Dokter?” tanya Brian.“Tidak, ayah hanya lapar lalu butuh istirahat,” jawab Bima.“Tapi kalau besok pagi masih demam, kamu harus ke rumah sakit,” pinta Dara.Bima mengangguk pelan lalu dia berdiri melambaikan tangannya mengajak Brian dan Dara juga meninggalkan perusahaan untuk makan siang di Restoran makan siang.***“Lihat, itu bos dan wanita itu keluar dari kantornya,” bisik karyawan yang melihat.“Mereka tampak serasi sekali,” ucap Karyawan satu.“Dasar bodoh. Wanita itu telah menggoda bos kita,” balas Karyawan dua.“Aku rasa mereka memang berjodoh,” sahut karyawan satu lagi.Banyak pasang mata menyorot ketiganya, mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia. Orang tua yang utuh dengan satu anak yang sangat ceria. Sungguh pasangan y
Read more
Bab 45 Naluri untuk Bercinta
Dara sudah sangat khawatir sama Bima yang sejak pagi tadi menunjukkan gejala sakit. Sore ini yang paling parah dia sampai mengeluarkan keringat dingin seperti itu."Jelaskan apa lagi. Cepat kamu antar ke Dokter," bentak Dara yang khawatir."Tolong tenang," balas Romi."Bagaiamana aku bisa tenang. Bima sedang sakit dan masih bekerja. Aku tak bisa tenang kalau belum dia dibawa ke Dokter!" seru Dara.Romi tersenyum gembira melihat Dara khawatir kepada Bima. Itu menunjukkan kalau Dara peduli dan ada rasa pada Bima dilihat dari sikapnya yang resah tak menentu."Kalian bisa bicara berdua saja," ucap Romi."Jangan bercanda Romi. Kita butuh ke Dokter bukan bicara saja," sahut Dara kesal.Romi langsung menggendong Brian untuk meninggalkan Dara dan Bima sendirian. Mereka butuh bicara dan keterbukaan satu sama lain. "Brian, ikut om sebentar," bisik Romi."Tidak mau, lepaskan aku!" seru Brian dalam gendongan Romi.Romi tetap menggendong Brian dan keluar ruangan kerja Bima. Membiarkan pasangan se
Read more
BAB 46 Belanja Di Supermarket.
Bima menghampiri anaknya, dia duduk didepan Brian agar sama tinggi dengannya. Bagaimana harus menjelaskan kepada anak kecil tentang apa yang mereka bicarakan tadi.“Maafkan ayah, yang mengobrol cukup lama,” ucap Bima.“Memangnya kalian mengobrol apa?” tanya Brian.“Membicarakan tentang masalah orang dewasa,” jawab Bima.Brian mengangguk lalu dia berlari ke arah Dara dan langsung memeluknya. Dia membisikkan kata kepada Dara, “Tante ayo kita belanja,”“Kamu mau belanja apa?” tanya Dara.“Aku ingin berbelanja dengan Ayah dan Tante Dara,” jawab Brian.“Kemana?” tanya Dara lagi.“Ke supermarket,” jawab Brian.Dara melihat ke arah Bima mengodenya meminta persetujuan. Apakah dia bisa menemani mereka berdua berbelanja atau tidak. Kalau misal Bima tidak menyetujuinya ya sudah tidak apa-apa mungkin bisa lain kali. Bima juga capek seharian bekerja tidak mungkin juga memaksanya untuk menuruti permintaan Brian.“Itu ide yang bagus, sekalian saja kita refresing,” balas Bima.“Apa kamu serius?” tany
Read more
BAB 47 Ibuku Hanya Tante Dara
Sedang sibuk antre di kasir tiba-tiba ada seseorang yang sepertinya kenal dengan Bima. Seorang wanita bertubuh tinggi, berpenampilan sexy, menepuk pundak Bima. Mata Bima langsung melotot melihat sosok wanita itu. Jantungnya menjadi berdebar kencang saat berpapasan dengannya, bukan karena jatuh cinta tapi karena mengingat kejadian yang tidak ingin dia ingat.“Apa kabar?” sapa Wanita itu.“Ayah, wanita itu siapa. Jangan bermain mata, ya,” ucap Brian mengingatkan.“Ayah, tidak bermain mata,” jawab Bima gelagapan.Wanita itu tersenyum memandang Brian yang sudah besar, tampan juga seperti ayahnya. Gayanya yang cool juga mirip seperti sang ayah tapi warna bola matanya mirip dengan ibunya.“Kenapa menatapku seperti itu?” tegur Brian.“Kamu sudah besar, ya. Padahal aku merasa kamu baru aku lahirkan kemarin sore,” ucap Wanita itu.“Hah?!” ucap Brian tidak percaya apa yang diucapkan wanita itu.Bima mendekati Brian lalu duduk di sebelahnya agar sama tinggi. Dia menatap wanita itu sekali lagi, s
Read more
BAB 48 Ibu Brian Ingin Bertemu
Sudah menganggu makan malam bersama keluarganya. Kini suasana hati Bima menjadi tidak karuan karena tiba-tiba seseorang menelponnya saat lagi hangat-hangatnya bersama keluarga kecilnya.“Mau apa kamu?” tanya Bima dengan nada dingin.“Kita sudah lama tidak berjumpa, tentu saja aku ingin bertemu denganmu,” jawab Seseorang yang jauh di sana.“Kita sudah tidak punya hal untuk dibahas,” ucap Bima.“Jangan lupa kita masih punya Brian. Apa kamu takut kekasihmu cemburu?” ledek Wanita itu.“Sela jangan usik hidupku lagi,” bentak Bima.Wanita bernama Sela adalah ibu biologis dari Brian dan mantan istri Bima. Dia wanita yang licik dan mau menang sendiri. Kenapa baru saja dia mendapatkan kebahagiaan bersama Dara wanita itu muncul lagi. Sungguh waktu yang tidak tepat, dahulu dia memilih meninggalkan Bima dan anaknya yang baru saja dilahirkan. Sekarang Brian sudah lima tahun dan dia sudah menemukan kebahagiaannya sendiri kenapa dia harus kembali untuk mengusik hidupnya.“Aku hanya ingin bertemu ana
Read more
BAB 49 Kenapa Dia harus muncul lagi
Bima menggelengkan kepalanya, dia sebenarnya juga tidak tahu kapan akan bertemu dengan ibunya Brian. Tadi wanita itu hanya menelpon jika ingin bertemu saja, hati Bima merasakan ada yang aneh setelah sekian lama kenapa baru saat ini.“Kita tunggu kabar saja dari dia,” jawab Bima.“Ayah, bagaimana kalau dia menculikku?” tanya Brian ketakutan.“Untuk apa dia menculikmu. Tidak mungkin akan seperti itu sayang,” jawab Bima.“Tidak ada yang tidak mungkin ayah. Aku takut dia akan menculikku dan meminta tebusan pada ayah,” ucap Brian.Bima mengelus rambut Brian dengan lembut, dia menenangkan anak itu agar tidak panik ataupun takut. Karena ketakutan dan kepanikan hanya akan membuat pikiran menjadi semrawut dan membuat badan jadi sakit.“Ayah akan melindungimu,” ucap Bima.“Kamu tidak perlu takut karena walau bagaimanapun dia adalah ibumu. Dia hanya rindu padamu,” imbuh Dara.“Tante Dara, apakah Tante akan menyerahkan aku pada wanita itu?” tanya Brian sambil matanya berkaca-kaca.Dara tersenyum,
Read more
Bab 50 Biar mama yang menemuinya
Bima tersenyum kecut mendengar pertanyaan itu. Tentu saja dia merasa kalau Dara belum tidur jam segini, dia merasa kalau perasaan dia nyambung satu sama lain."Aku tidak bisa tidur," ucap Bima."Kok sama sih," balas Dara."Hah, kamu tak bisa tidur juga sama denganku?" tanya Bima."Jadi kita sehati dong," lanjut Bima."Percaya diri sekali," keluh Dara.Dara senang kalau ternyata mereka berdua ternyata sama-sama tidak bisa tidur karena sesuatu hal. Dara berharap kalau bima tak bisa tidur karena memikirkan untuk apa mantan istri menghubungi dia lagi."Ehem, sekarang katakan kenapa kamu tak lekas tidur. Apa sedang menonton drakor?" tanya Bima."E-e benar, aku sedang menonton drakor," jawab Dara."Kenapa nggak ada suara berisik dari televisi," gumam Bima."Ah aku memakai hearsed," jawab Dara.Dara masih tak mau mengakui kalau dia kepikiran mantan istri Bima. Dia tak rela kalau sampai mereka harus balikan karena ada anak."Dara, aku harap kamu jujur isi hatimu," ucap Bima."Tentang apa, aku
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status