Semua Bab Jerat Cinta Sang Duda: Bab 31 - Bab 40
132 Bab
BAB 30 Hore Tante akan tinggal di sini
Dara masih menangis sesenggukan, sudah lama dia tidak merasakan ada yang memperhatikannya saat sakit seperti ini. Saat dia terpuruk hanya Bima dan keluarganya yang mau menerimanya seperti keluarga.“Terima kasih, sudah mau menampung saya,” ucap Dara.“Jadi kamu menangis bukan karena tanganmu sakit?” tanya Bima.“Bukan, aku terharu karena kalian semua menerimaku sebagai keluarga,” jawab Dara.Dara merasa tidak punya keluarga ataupun teman saat ayahnya mengumumkan kebangkrutan kala itu. Bahkan sepupunya, Lasmi. Tega melakukan fitnah padanya, tidak hanya omongan yang menyakiti hatinya tapi juga hal yang mencelakai tubuhnya.“Dara, ingatlah. Kami semua adalah keluargamu sekarang,” ucap Nyonya Handoko.“Kami yang akan melindungi dan merawatmu sekarang,” balas Bima.“Tante, aku akan melindungi Tante jika ada orang yang jahat pada Tante,” imbuh Brian.Dara mengusap air matanya lalu tersenyum pada mereka semua, hatinya lega telah menemukan keluarga yang mau menerima apa adanya.“Terima kasih,
Baca selengkapnya
Bab 31 Tidak Seperti Masakan Tante Dara.
Bima menjadi salah tingkah lagi, kenapa harus Dara. Jadi yang dimaksud ayahnya adalah Dara."Ayah bisa aja," ucap Bima yang wajahnya memerah."Kalau begitu kamu harus berusaha," balas Pak Handoko."Ayah merestuinya? Jadi ayah tidak akan mencarikan aku jodoh lagi 'kan?" tanya Bima."Ayah hanya ingin bilang. Jangan tunjukan kelemahanmu terlalu jelas," jawab Pak Handoko.Sejatinya kalau Bima terlalu mencolok memperhatikan Dara. Selalu menolong Dara kalau tertimpa masalah. Semua musuhnya akan tahu kelemahannya dimana. Jadi mereka akan mengincar Dara untuk melawan, menghancurkan Bima."Aku paham, ayah," ucap Bima lalu terlihat wajahnya menjadi sendu."Jangan sampai kelemahanmu diketahui oleh lawan. Itu saja pesan ayah," balas Pak Handoko.Tak lama kemudian Nyonya Handoko keluar dari kamarnya. Dia ikut nimbrung dengan suami dan anaknya."Wah sepertinya obrolannya seru sekali," ucap Nyonya Handoko lalu memberikan kopi pada suaminya."Terima kasih istriku, aku hanya menasehati anak kita saja.
Baca selengkapnya
Bab 32 Lagi lagi aku terlambat
Bima menjadi malu sendiri, dia tak menyangka kalau ucapan pelannya akan terdengar oleh Brian. "Maksud ayah, orang itu," jawab Bima sambil menunjuk seseorang yang ada di ujung ruangan."Siapa orang itu?" tanya Brian sambil menoleh ke arah yang ditunjuk ayahnya."Orang yang berdiri itu memakai baju kurang bahan," Jawab Bima. "Ayah juga tak tahu siapa dia. Yang jelas dia salah telah berdiri sekarang karena ayah tak sengaja melihatnya," imbuh Bima.Dara menertawakan Bima karena melihat wanita berpakaian sexy memperlihatkan asetnya yang berharga itu. Mungkin saat ini badannya menjadi panas dingin karena melihat hal yang segar seperti itu."Tidak dilihat mubazir, dilihat dosa," ledek Dara sambil tertawa."Mata Kakek jadi ternoda. Tapi tubuh wanita itu sangat bagus," balas Pak Handoko."Apa yang kamu bilang, sudah tua mata jangan jelalatan," ucap Nyonya Handoko sewot. Dia juga menjewer telinga suaminya seperti memarahi anak kecil. Tentu saja Pak Handoko mengaduh sambil memegangi telinganya.
Baca selengkapnya
BAB 33 Kenapa Tidak Memakai Baju
Mendengar nada bicara Bima yang tidak seperti biasanya, Romi mengerti kalau Bima mungkin sedang tidak enak hati sekarang. Bisa jadi dia marah karena terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui.“Katakan saja Bim,” ucap Romi.“Sebelum itu bagaimana tugas yang aku berikan?” tanya Bima.“Aku sudah mengirim bukti-bukti kepada istri sah kalau Lasmi adalah istri simpanan suaminya,” jawab Romi.Romi menjelaskan secara detail kalau sang istri sah dan keluarganya langsung mendatangi keluarga Lasmi, terjadi keributan di perumahan keluarga Lasmi. Bahkan mereka mengusir keluarga Lasmi dengan paksa. Mereka membawa ketua RT dan sesepuh setempat kalau rumah yang mereka tempati itu adalah milik keluarga istri sah. Akhirnya keluarga Lasmi menjadi buah bibir warga setempat kalau anaknya seorang pelakor yang tidak malu menempati rumah milik istri sah.“Kerja bagus, lalu aku ada tugas satu lagi untukmu,” balas Bima.“Aku baru saja mengerjakan satu tugas, kamu sudah memberiku satu tugas lagi, kapan aku istirah
Baca selengkapnya
BAB 34 Dasar Narsis
Bima tersenyum melihat ekspresi Dara yang berlebihan itu, ya tentu saja dia selesai mandi makanya tidak memakai baju hanya melipatkan handuk di bagian bawah pusarnya saja. Dia mendekati Dara dan meraih tangan Dara yang dipakai untuk menutup matanya.“Tubuhku rela dilihat sampai puas olehmu,” ucap Bima.“Ti-dak, kamu mesum sekali,” balas Dara.“Ilermu itu membuktikan kalau kamu menikmati tubuhku yang indah ini,” ucap Bima sambil tersenyum.Dara segera mengelap mulutnya, dia menjadi sangat malu karen insiden ini. Bima meraih tangan Dara lagi dan menaruhnya di perut yang ototnya terbentu itu. Dara merasakan tangannya menyentuh kulit dan tubuh yang kenyal.“Eh kenapa kamu melakukan ini,” ucap Dara.“Aku rasa kamu cukup menyukai otot perutku ini jadinya aku sengaja meletakkan tanganmu di perutku,” balas Bima sambil tersenyum.“Dasar narsis, cepat pakai bajumu,” balas Dara lalu melepas tangan dari perut Bima.Bima tersenyum puas bisa menggoda Dara sejak pagi tadi dan tidak ada yang menggang
Baca selengkapnya
BAB 35 Firasatku Tidak Mengatakan Itu
Irma mengejar Romi yang sudah meninggalkan tempat kerjanya. Sampai depan gerbang dia melongok ke kanan dan kiri, Romi masih berada di sana tapi saat Irma memanggilnya Romi sudah masuk mobil dan melajukan mobilnya.“Ah sial, kenapa aku lupa menanyakan jam ngedatenya,” umpat Irma.“Tapi tidak apa-apa, setelah ini aku akan upload di semua media sosial kalau aku dekat dengan Bima,” ucap Irma lalu tertawa.Irma ingin membuat semua perempuan iri padanya karena bisa dekat dengan seorang Bima. Bos muda yang digandrungi oleh banyak kaum wanita.“Aku harus ke salon sekarang,” ucap Irma.Irma meminta ijin pada atasannya dengan alasan ada kerabat yang datang dari jauh. Padahal dia pergi ke salon untuk perawatan wajah agar terlihat kinclong saat bertemu Bima nanti.***“Irma, apa kamu sungguh akan bertemu dengan Bima?” tanya Lasmi.“Tentu saja, asisten Romi yang datang menemuiku tadi,” jawab Irma yang rambutnya sedang di catok oleh pegawai salon.“Tapi Irma, firasatku tidak mengatakan itu. Dia ter
Baca selengkapnya
Bab 36 Wanita Itu Menggunakan Pelet
Rizal menyendok makanannya dia sepertinya ogah mendengar kabar tentang Dara. Mungkin karena kini Dara menjadi miskin dan tak bisa diandalkan seperti dulu."Aku dengar dia patah tangannya," ucap Irma."Patah?" tanya Rizal penasara."Iya patah saat menghadiri acara sekolah anak yang dia asuh," jawab Irma."Apa majikannya langsung memecat wanita itu?" tanya Rizal."Tidak," balas Irma singkat lalu dia menyendok makanannya. Irma masih kesal dengan peristiwa itu Dara dibela oleh keluarga Bima. Tapi kini mungkin sudah dibuang karena Bima mengajak kencan Irma."Huh, aku yakin wanita itu menggunakan pelet," balas Rizal."Atau mungkin dia sudah naik ranjang majikannya menggunakan wajah cantiknya," balas Irma.Kedua orang itu terus menjelekkan Dara. Mereka tak sadar kalau Bima berada di dekat mereka dan mendengar apa yang mereka bicarakan dengan jelas."Aku dengar dia juga mencari gara gara sama Lasmi," ucap Irma."Kok bisa?" tanya Rizal."Anak Lasmi satu sekolah sama anak majikan Dara. Wanita i
Baca selengkapnya
BAB 38 Tak Sudi Bertaruh Denganmu
Rizal sangat menyayangi perusahaannya daripada seorang wanita. Dengan modal dari Bima berarti dia bisa menjadi mitra bisnisnya dan perusahaan akan berkembang. Membela Irma hanya akan membuat masalah hidupnya bertambah."Aku setuju, aku akan menjadi saksi kejahatannya," balas Rizal memantapkan diri."Rizal kamu bilang mencintaiku. Tapi kamu mengkhianatiku," ucap Irma."Aku membelamu maka aku akan kehilangan hartaku," balas Rizal.Terjadi adu mulut diantara keduanya. Lalu salah satu pegawai menegur mereka agar tidak berisik. Bima meminta Romi membawa Irma ke kantor polisi untuk mengakui kesalahannya.***"Aku tak bersalah. Memangnya kalian ada bukti aku melakukan perbuatan keji itu?" ucap Irma saat berhadapan dengan polisi."Aku yang jadi saksi," ucap Rizal."Saksi saja tak ada bukti tak bisa membuat aku dihukum," balas Irma.Bima mengelurkan sebuah alat perekam dan memutar rekaman itu. Semua orang mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Irma. WanIta jahat itu menjadi lemas karena tak
Baca selengkapnya
BAB 39 Jauhi Dara
Bima mengeluarkan cek, lalu dia melemparnya ke wajah Rizal dia sangat kesal dengan lelaki itu. Tentu saja Bima tidak akan memberikan begitu saja modal pada Rizal.“Akhirnya aku punya modal juga,” ucap Rizal seraya memungut cek itu.“Aku memberikan itu tidak gratis, harus ada syarat yang harus kamu lakukan lagi,” ucap Bima.“Katakan saja, aku akan turuti,” balas Rizal.Bima mendekati Rizal, menepuk pundaknya lalu membisikkan kalimat, “Jauhi Dara, kamu tidak boleh menginginkan dia kembali apalagi sekedar membayangkannya,”Bima kembali ke posisinya lalu menatap tajam wajah Rizal yang senang mendapatkan cek bertuliskan sejumlah uang itu.“Tidak masalah, wanita ada banyak dan bukan dia seorang,” balas Rizal.Pria itu hanya peduli pada uang, uang dan uang. Asal ada yang memberinya uang untuk meninggalkan Dara dia sudah pasti akan menurutinya.“Bagus, kalau begitu aku akan pergi dulu,” ucap Bima.“Pergilah dan kamu temui wanita itu, kamu bercumbu sampai kakimu patah juga aku tidak peduli,” b
Baca selengkapnya
Bab 40 Bangun Kaget
"Aaaahh," Dara menjerit takkala pintu kamar mandi sudah terbuka. Dia sangat kaget dan malu tubuhnya dilihat oleh Bima. Mereka menjadi canggung lalu Bima segera menghadap kedepan."Maafkan aku," ucapnya."Hais, kenapa tiba tiba mendobrak pintu," ucap Dara ketika selesai memperbaiki bajunya.Bima menjelaskan segalanya kalau dia trauma akan ada yang menjahati Dara. Maka dia langsung mendobrak pintu kamar mandi ketika ada sesuatu yang terjatuh dari dalam."Itu adalah sabun yang terjatuh," ucap Dara."Kenapa aku panggil tak menjawab?" tanya Bima."Aku menyalakan air jadi tak mendengar ada suara," jawab Dara.Bima menepuk jidatnya dia merasa seperti orang bodoh yang melakukan segala sesuatu tak terkendali. Semua itu adalah karena rasa cintanya pada Dara."Hahaha ... Jadi aku bertindak seperti orang bodoh!" seru Bima."Jangan berkata kalau diri sendiri adalah orang bodoh tak boleh seperti itu," balas Dara."Ayo aku bantu berjalan ke ranjangmu," ucap Bima.Dara sudah kembali ke ranjangnya. M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status