Semua Bab Jerat Cinta Sang Duda: Bab 11 - Bab 20
132 Bab
BAB 11 - Kamu Masih Mencintainya?
Raut wajah Rizal langsung berubah ketika melihat siapa yang datang. Dara langsung berlari berlindung ke belakang tubuh tinggi tegap itu.“Tentu saja aku tahu hukum itu, tapi aku tidak mengancam orang,” ucap Rizal.“Apa kamu pikir aku ini tuli? Jelas sekali kamu menganca karyawanku!” seru Bima dengan tatapan yang tajam.Rizal menyeringai tipis, sepertinya memang ada hubungan di antara mereka berdua. Dengan begini Rizal mempunyai kesempatan untuk menekan Dara dan mendapatkan apa yang dia inginkan.“Dia hanya karyawan biasa, aku rasa Pak Bima mempunyai pekerjaan yang lebih penting daripada mengurusi karyawan rendahan seperti Dara,” ucap Rizal.Bugh!” Bima langsung memberikan bogem mentah kepada Rizal yang kurang ajar itu, mulutnya sungguh menyakiti hatinya, mengatakan Dara karyawan rendahan seolah Dara itu adalah sampah yang tidak berguna. Bukankah tujuh tahun lamanya dia berpacaran dengan Dara dan banyak keuntungan yang ia dapatkan.“Dara, ayo kembali ke kantor,” ajak Bima sembari mengg
Baca selengkapnya
bab 12 Tenanglah, Rizal.
Rizal menatap Irma dengan lembut lalu mencumbunya mesra sesaat untuk membuat Irma tetap tenang. “Aku tidak mungkin mencintai orang miskin seperti Dara,” ucap Rizal. “Syukurlah kamu menemui dia pasti hanya untuk mendapatkan kerja sama dengan Bima,” balas Irma. “Kamu kenapa melupakan hal seperti ini, buang rasa cemburumu itu,” ucap Rizal lembut. Mereka kemudian bercumbu mesra lagi karena ingin melupakan masalah sesaat yang tengah dihadapinya. Telepon terus berdering di ruangan Rizal sehingga memecah konsentrasinya bermesraan bersama Irma, membuatnya semakin sakit kepala. “Sial!” seru Rizal, “Mereka sama sekali tidak bisa membuatku tenang sedikit,” ucapnya kemudian. “Angkat telepon itu dahulu, sayang, siapa tahu itu adalah bantuan untukmu,” bujuk Irma sambil mengelus pundak Rizal. Rizal mengangkat telepon yang ada di mejanya. Tentu saja dia mendapatkan kabar yang tidak mengenakkan lagi. Banyak pelanggan yang memutuskan untuk tidak lagi menggunakan produk dari perusahaan karena isu
Baca selengkapnya
Bab 13 Cerita pada Ayah
Rizal berubah ekspresi wajahnya, lalu dia dan Irma saling tatap menertawakan Dara yang sangat percaya diri kalau Rizal masih mencintainya."Wanita rendahan sepertimu kenapa masih berharap Rizal mencintaimu," ledek Irma."Kalau tidak masih cinta seharusnya tidak menggangguku," jawab Dara."Aku menikahi seorang baby sister sepertimu? Apa kata dunia?" balas Rizal lalu dia kembali tertawa bersama Irma.Dari dalam mobil Brian memperhatikan mereka bertiga, dia melihat Dara dibully dua orang sekaligus. Dia merekam kejadian itu dan mengirim ke papanya. Brian menurunkan kaca mobil lalu lalu memanggil Dara."Tante, cepatlah. Aku sudah lapar," ucap Brian."Cepatlah pulang, majikanmu sudah memanggilmu!" seru Irma."Aku tak menyangka ternyata kamu hanya menjadi seorang baby sister," ucap Rizal.Dara tidak menggubris lagi ucapan kedua orang itu. Dia berlari menuju mobil lalu meminta sopir untuk segera meninggalkan kedua orang jahat itu ***"Tante, apa kamu dibully?" tanya Brian."Tidak sayang," ja
Baca selengkapnya
Bab 14 Mau nggak ya jadi ibuku?
Brian menceritakan apa yang terjadi pada Dara tadi siang saat menjemputnya. Dia juga mengutarakan rasa nyaman saat bersama Dara."Jangan khawatir biar Ayah yang urus," ucap Bima sembari mengelus rambut anaknya."Ayah, aku ingin diantar jemput sekolah sama Tante Dara," pinta Brian dengan wajah yang melas."Kenapa tidak minta sendiri?" tanya Bima.Brian terdiam, dia ingin mengatakan itu tapi dia takut Dara tak mau memenuhi permintaannya. Brian menatap Ayahnya tanpa bersuara."Apa kamu takut?" tanya Bima. Brian hanya mengangguk yang menandakan iya atas pertanyaan Bima. Lalu pria itu tersenyum sambil mengelus kepala anaknya."Ayah, kira-kira Tante Dara mau tidak ya jadi ibu Brian?" tanya Brian malu-malu."Itu semua tergantung kinerjamu," jawab Bima."Tergantung kinerjaku, apa kalau aku jadi anak baik Tante akan mau," balas Brian.Bima mengangguk pelan, ia mengecup kening Brian lalu memintanya untuk segera tidur. Ia menarik selimut untuk sang putra."Selamat malam anak ayah," ucap Bima.B
Baca selengkapnya
Bab 15 Melaporkan Dara ke Pak Rt
Dara kaget dengan siapa yang datang. Kenapa bisa si wanita ular itu menemukan tempat tinggalnya. "Kenapa kaget ya, lihat aku menemukan persembunyianmu?" ucap Irma dengan nada menghina.Irma mendorong Dara sehingga dia terhuyung ke belakang dan masuk ke rumah itu tanpa permisi."Siapa yang mengijinkan kamu masuk?" bentak Dara."Hmm lumayan juga tempat tinggalmu ini, sebenarnya lelaki mana yang memeliharamu," balas Irma tanpa mengindahkan pertanyaan Dara.Plak! Dara menampar wanita itu. Dia sudah tak sabar menghadapinya yang kian lama tak sopan serta ngelunjak itu.Dara juga menjambaknya karena sudah semakin kesal. Sahabat macam apa yang tega merebut tunangan juga merendahkannya sedemikian rupa itu."Dasar wanita gila, akan aku hancurkan wajahmu agar tak bisa menggoda pria kaya lagi," ucap Irma."Menggoda pria kaya? Aku rasa aku tak pernah sekalipun menggoda pria. Mereka yang datang padaku sendiri!" seru Dara.Irma gantian menjambak Dara, begitupun Dara tak mau kalah, perkelahian dua w
Baca selengkapnya
Bab 16 Brian Bertengkar di sekolah
Ada dua kamar di rumah itu, mereka menggedor setiap pintu, satu pintu kamar dapar terbuka dan kosong."Di sini tidak ada orang, ayo kita dobrak kamar satu lagi," ajak Rizal."Benar pasti mereka di dalam, jangan biarkan pasangan zina berada di lingkungan kita," balas Pak Rt.Pintu kamar di dobrak, sekeliling kamar itu tak ada orang membuat mereka semua kecewa. "Jangan jangan kalian menipu kami," bentak Pak Hansip."Kami tidak menipu," balas Irma.Dia lalu ke tengah ruangan dan memperlihatkan ada ponsel di meja, kasur yang berantakan menandakan ada seseorang di rumah itu."Ada barang di sini, lemari juga ada baju. Ada sampah bekas makanan juga," imbuh Irma."Lalu dimana orangnya?" tanya Pak Rt."Pasti mereka bersembunyi," jawab Rizal.Dia sangat mengenali ponsel milik siapa yang sedang di chas itu. Ponsel warna pink dengan logo apel itu adalah milik Dara. Hatinya semakin kesal kalau Dara ternyata merendahkan diri menjadi seorang simpanan pria kaya."Mereka ketakutan karena ada suara ba
Baca selengkapnya
BAB 17 Kapan Meresmikan Hubungan
"Tapi tidak seharusnya memukul anak saya," balas Sang Ibu dari anak yang bertengkar dengan Brian.Anak itu ngumpet dibelakang ibunya. Dara menggelengkan kepalanya kalau anak yang salah dibela kedepannya tak akan jera malah memulai kesalahan lainnya.Adu mulutpun terjadi diantara keduanya. Dara membela Brian, sedangkan mama dari teman Brian melindungi anaknya yang salah dan enggan meminta maaf karena Brian yang memukulnya. "Ibu apa tahu, efek dari sebuah bully itu?" tanya Dara."Siapa yang membully, anakmu nakal ini bukti dari kenakalannya memukul anakku sampai membekas," jawab Mama dari anak itu.Bahkan sang Mama dari anak itu mengatakan secara gamblang siapa suaminya dan ayah dari anak itu, Suaminya seorang anggota dewan di kota ini. Mungkin supaya Dara takut, meminta maaf lalu mengganti rugi."Saya tidak peduli siapa suami ibu, yang salah duluan harus minta maaf. Apa tidak bisa meminta maaf saja?" ucap Dara."Lancang sekali, orang kecil sepertimu berani melawanku, hah?!" bentak Mam
Baca selengkapnya
Bab 18 Ayah Menindasku
Bima tersedak saat mendengar pertanyaan mamanya, lalu dia mengambil air untuknya agar tidak lagi tersedak."Mama apa-apan sih," bisik Bima."Sepertinya dia memang cocok untuk jadi mama Brian dan pendampingmu," bisik Nyonya Handoko lagi.Dara mendekati Bima karena penasaran apa yang terjadi. "Kamu kenapa?" tanya Dara."Tidak apa-apa," jawab Bima singkat."Apa masakanku tidak enak?" tanya Dara lagi."Ini enak sekali," balas Bima sambil tersenyum.Dara tak melanjutkan pertanyaan lagi, dia mengajak Brian untuk segera mengerjakan PR sekolahnya. Mumpung masih siang. Kalau malam pasti dia sudah mengantuk dan banyak drama mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya.Bima menatap ke arah Dara yang sedang menemani Brian mengerjakan PR. Dia begitu telaten, sabar menghadapi Brian yang tukang ngamuk itu. "Bagaimana menurutmu. Sebelum ada orang lain yang mengambil hatinya lebih baik kamu segera menyatakan cinta," ucap Nyonya Handoko."Aku ingin perasaan kita menyatu seiring berjalannya wak
Baca selengkapnya
BAB 19 Makanan Terenak
Bima tampak memelototi Brian, seolah memberikan kode kalau tidak usah bertindak macam-macam denganya. Seorang ayah mana mungkin menindas anaknya sendiri.“Bima, apa yang kamu lakukan pada seorang anak kecil seperti Brian?!” bentak Dara lalu memeluk Brian.“Tante, aku takut,” ucap Brian.“Tidak usah takut, Tante akan melindungimu!” seru Dara.Dara mengajak Brian ke dapur untuk menemaninya memasak, daripada nanti ditindas lagi oleh Bima. Entah kesalahan apa yang dilakukan oleh Brian sehingga Bima tega melakukan itu pada anaknya sendiri. Brian menoleh ke belakang saat di gandeng Dara menuju dapur, dia melewekan lidahnya pada Bima seakan mengatakan kalau dia adalah pemenangnya.“Hais, jadi anak itu hanya ingin mendapatkan perhatian dari Dara,” gumam Bima lalu tersenyum.Bima pergi ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian karena tubuh terasa lengket oleh keringat sehabis kerja. Dia mengenakan kaos oblong biasa dan celana santai di rumah. Dia segera menuju ruang makan karena sudah tak s
Baca selengkapnya
BAB 20 Tante Jadi Mamaku saja.
Brian berharap Dara memang mau memasak untuknya setiap hari. Selain lezat kalau masakan rumahan pasti akan higienis dia jadi tak gampang sakit lagi.“Berapapun boleh,” jawab Bima.“Tante jangan ragu katakan nominalnya, ayahku uangnya banyak,” balas Brian.“Hahaha … Ayahmu uangnya banyak tapi kebutuhannya juga banyak, Brian,” ucap Dara.Brian dan Bima jadi saling pandang, kenapa Dara tidak mau menyebutkan nominal uang untuk menjadi koki di rumah Bima. Padahal dia tinggal bilang, kalau itu wanita lain mungkin sudah menyebutkan nominal yang besar.“Tante, apa tidak mau memasak untukku setiap hari?” tanya Brian yang terlihat lesu.“Aku tidak enak menyebutkan nominal gaji, aku tidak mau dibilang matre dan mencuri kesempatan mengeruk uang Bima,” balas Dara.“Kalau begitu aku akan memberikan kamu sepuluh juta sebulan, untuk memasak, menjaga dan menjadi guru les privat Brian,” ucap Bima.“Hah?!” ucap Dara terkejut dengan nominal yang disebutkan Bima.“Apa kurang banyak, uang sepuluh juta sebu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status